Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak dapat disangkal bahwa dalam melaksanakan tugasnya seorang
pendidik akan senantiasa terlibat dalam masalah penilaian atau evaluasi.
Hasil penilaian itu biasanya dinyatakan dalam berbagai macam cara,
namun cara yang paling umum digunakan adalah dengan menyatakannya
dalam bentuk angka(bilangan).
Karena penilaian hasil pendidikan yang paling umum itu
menggunakan data kuantitatif, maka tidak diragukan lagi statistik memiliki
fungsi yang sangat penting. Cara penyajian data statistik pun bermacam-
macam, baik melalui tabel, ataupun grafik, sehingga muncul istilah
“Distribusi Frekuensi”. Karena banyaknya kalangan yang belum
memahami dengan benar  apa itu distribusi frekuensi, serta tabel dan grafik
distribusi frekuensi, maka kehadiran makalah ini semoga bisa membantu
kita untuk memahami.

1.2      Rumusan Masalah
a)      Apa yang dimaksud dengan Variabel, Frekuensi, dan distribusi
frekuensi?
b)      Sebutkan macam-macam tabel distribusi frekuensi?
c)      Bagaimana cara membuat tabel distribusi frekuensi?
d)     Bagaimana cara membuat tabel distribusi frekuensi grafik poligon?
e)      Bagaimana cara membuat distribusi frekuensi dalam grafik histogram?

1.3     Tujuan
a)      Memahami pengertian variabel, frekuensi, dan distribusi frekuensi
b)      Mengetahui macam-macam tabel distribusi frekuensi
c)      Mengetahui cara membuat tabel distribusi frekuensi
d)     Dapat membuat tabel distribusi frekuensi dalam bentuk grafik poligon
e)      Dapat membuat tabel distribusi frekuensi dalam bentuk grafik
histogram.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.       STATISTIK SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

Setiap kali kita melakukan kegiatan pengumpulan data statistik, maka


pada umumnya kegiatan tesebut akan menghasilkan kumpulan data angka yang
kadaannya tidak teratur, berserakan dan masih, meupakan bahan keterangan
yang sifatnya kasara dan mentah. Dikatakan “ kasar” dan “ mentah” sebab
kumpulan angka dengan kondisi seperti yang disebutkan di atas belum dapat
memberikan informasi secara ringkas dan jelas mengenai ciri atau sifat yang
dimiliki oleh kumpulan angka tersebut. Oleh kerena itu, agar data angka yang
telah berhasil dihimpun itu “dapat berbicara” dan dapat memberikan informasi
yang berarti, diperlukan adanya tidak lanjut atau langkah tertentu.
Tidak terlepas hubungannya dengan pernyataan di atas, maka salah satu
tugas dari statistik sebagai ilmu pengetahuan adalah menyajikan atau
mendeskripsikan data angka yang telah berhasil dihimpun itu secara teratur,
ringkas, mudah dimengerti, hingga dengan secara jelas dapat memberikan
gambaran yang tepat mengenai ciri atau sifat yang terkandung di dalam data
angka tersebut. Dengan diketahui ciri atau sifat yang terkandung dalam
kumpulan data angka itu berarti kumpulan data angkat tadi telah “ dapat
berbicara “ dan karenanya kita berhasil memproleh informasi – informasi yang
berguna, sejalan dengan maksud dan tujuan pengumpulan data.
Sebuah contoh yang dikemukakan berikut ini kiranya akan memperjelas
uraian di atas.

2
Dari sejumlah 80 orang mahasiswa tingkat II fakultas tarbiyah IAIN
sunan kalijaga yogyakarta, berhasil dihimpun data berupa nilai hasil ujian utama
semester i tahun akademik 1984/1985 dalam mata kuliah statistik pendidikan,
sebagai berikut :

60 55 60 67 67 67 55 55 60 55
69 55 60 80 70 70 80 80 60 55
67 55 60 69 69 69 69 69 60 55
79 79 60 75 65 65 75 80 60 80
65 67 60 75 65 65 75 80 60 80
70 67 60 75 65 65 75 80 60 80
55 67 60 75 70 70 75 80 60 80
80 67 60 75 80 80 75 80 60 80

Dapat kita saksikan dan kita rasakan bersama bahwa data yang berupa
kumpulan nilai hasil ujian semester dari 80 orang mahasiswa itu masih sangat
sulit bagi kita untuk dapat menjawab dengan cepat pertayaan yang muncul di
balik kumpulan data angka itu, seperti :
1.      Berapa banyak mahasiswa yang memiliki nilai tertinggi dalam ujian
semester tersebut ?
2.      Berapa banyak mahasiswa yang memiliki nilai terendah ?
3.      Berapa banyak mahasiswa yang memperoleh nilai di atas 60 ?
4.      Berapa banyak mahasiswa yang nilainya kurang dari 60 ?
5.      Berapa banyak mahasiswa yang nilainya berkisar antara 60 – 69 ?
6.      Berapa banyak mahasiswa yang nilainya berkisar antara 70 – 79 ?
7.      Berapa banyak mahasiswa yang memperoleh nilai yang sama ?
Dan sebagainya.
Tidak dapat disangkal bahwa dari kumpulan data angka di atas, kita
dapat memperoleh gambaran mengenai hasil ujian yang dicapai oleh 80 orang
mahasiswa tersebut, namun gambaran yang kita proleh itu pada hakikatnya
masih  besifat kasar, misalnya bahwa “ sebagian kecil dari mahasiswa tersebut
nilainya kurang dari 60” atau bahwa mahasiswa yang dapat mencapai nilai
diatas 60 banyak sekali “ gambaran yang kasar atau masih bersifat mentah itu
pun diperoleh dengan cara meneliti satu – persatu dari dretan angka yang terdiri
dari 80 buah angka itu, sehingga memakan waktu cukup lama ?

3
Untuk dapat menjawab butir-butir pertanyaan seperti telah dikemukakan
di atas, tindakan pertama yang harus kita lakukan adalah : menghitung frekuensi
yang dimiliki oleh tiap  - tiap nilai yang berada dalam deretan nilai – nilai
tersebut, dan dengan jalan menghitung frekuensi yang dimiliki oleh tiap – tiap
nilai itu maka lebih lanjut akan dapat kita ketahui distribusi frekuensi dari
nilai – nilai hasil ujian semester yang berhasil di capai oleh 80 orang mahasiswa
tadi.

B.      PENGERTIAN VARIABEL

Kata “ variabel” berasal dari bahasa inggris variable dengan


arti :”ubahan” faktor tak tetap atau gejala yang dapat diubah – ubah dalam
contoh yang telah disebutkan dimuka, nilai – nilai hasil ujian semester dari
sejumlah 80 orang mahasiswa itu kita sebut variabel. variabel pada dasarnya
bersifat kualitatif namun dilambangkan dengan angka.

“usia” gejala kualitatif =17 th, 19 th (gejala kuantitatif)


“nilai” gejala kuantitatif= 5, 6, 9 (gejala kualitatif)
Perhatikan contoh berikut. Contoh 5.1.
Nama variabel dan nilai.
username = "joni"
Nama = "Al-Khawarizmi"
Harga = 2500
HargaTotal = 34000 
Pada contoh 5.1. di atas, 'username, Nama, harga, dan HargaTotal' adalah
nama dari variabel. Sedangkan "joni", "Al-Khawarizmi", 2500, dan 34000
adalah nilai dari masing-masing variabel. Nilai-nilai ini akan tersimpan di
dalam nama variabel masing-masing sepanjang tidak kita rubah. 

C.     PENGERTIAN FREKUENSI

Kata “ frekuensi” yang dalam bahasa inggrisnya adalah frequency


berarti : “ kekerapan” “ kekeringan” atau “ jarang – kerapnya” dalam statistik, “
frekuensi” mengandung pengertian ; angka ( bilangan ) yang menunjukan
seberapa kali suatu variabel  ( yang dilambangkan dengan angka – angka itu )
berulang dalam dertan angka tersebut : atau berapa kalikah suatu variabel ( yang
dilambangkan dengan angka itu ) muncul dalam deretang angka tersebut.
4
Contoh:
Nilai yang berhasil didapat oleh 10 orang siswa dalam tes hasil belajar bidang studi
IPA adalah sebagai berikut:
 60 50 75 60 80 40 60 70 100 75
Nilai 60 muncul sebanyak 3 kali
Artinya frekuensi nilai 60 adalah 3

D.   PENGERTIAN DISTRIBUSI FREKUENSI

Distribusi  ( distribusi bahasa inggris ) berarti “ penyaluran” pembagian


atau pencaran jadi distribusi frekuensi dapat diberi arti “ penyaluran fekuensi “
pembagian frekuensi atau pencaran frekuensi “ dalam statistik, “ distribusi
frekuensi” kurang lebih mengandung pengertian suatu keadaan yang
menggambarkan bagaimana frekuensi dari gejala atau variabel yang
dilambangkan dengan angka itu, telah tersalur, terbagi, atau terpencar.
Distribusi Frekuensi adalah penyusunan data dalam kelas-kelas interval.
(Kuswanto,2006). Distribusi Frekuensi adalah membuat uraian dari suatu hasil
penelitian dan menyajikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk yang baik,
yakni bentuk stastistik popular yang sederhana sehingga kita dapat lebih mudah
mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian.(Djarwanto,1982)

E.   TABEL  DISTRIBUSI  FREKUENSI  ( PENGERTIAN DAN MACAMNYA)

5.1.Pengertian Tabel Distribusi Frekuensi.

Tabel adalah alat penyajian data statistik yang berbentuk ( dituangkan


dalam bentuk ) kolom dan bujur.
Dalam tabel distribusi frekuensi akan kita dapat : Variabel, Frekuensi dan Jumlah
Frekuensi
Tabel Distribusi frekuensi adalah suatu daftar atau tabel yang membagi data
dalam beberapa kelas. Tabel Distribusi frekuensi terdiri dari 2 macam, yaitu
distribusi frekuensicategorical dan distribusi frekuensi numerical.

1. Distribusi frekuensi categorical adalah distribusi frekuensi yang pembagian


kelas – kelasnya berdasarkan atas macam – macam data, atau golongan data
yang dilakukan secara kwalitatif. Perhatikan contoh berikut.

5
HASIL PENJUALAN TOKO TRI BHAKTI, TAHUN 2005

Macam Barang Dagangan Jumlah Penjualan (Ton)


Kacang tanah 20
Kedelai 15
Jagung 35
Beras 60

Jumlah Total Penjualan 130

2.      Distribusi frekuensi numerical adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelas


– kelasnya dinyatakan dalam angka. Perhatikan contoh berikut.

DATA USIA KARYAWAN PT. ANGIN RIBUT AMBULU

UMUR KARYAWAN JUMLAH KARYAWAN


(Tahun) ( Orang )
20 – 24.9 15
25 – 29.9 16
30 – 34.9 4
35 – 39.9 5

Jumlah 40

5.2. Pengertian Tabel Distribusi Frekuensi Dan Macamnya

Dalam dunia statistik kita mengenal berbagai macam Tabel Distribusi


Frekuensi; dalam makalah ini akan dikemukakan mengenai 4 macam Tabel

6
Distribusi Frekuensi,yaitu: Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal,Tabel
Distribusi Frekuensi Data Kelompokan,Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif,
dan Tabel Distribusi Frekuensi Relatif ( Tabel Persentase). (Sudijono
Anas.2009: 39)

5.2.1. Tabel Distibusi Frekuensi Data Tunggal

Tabel Distribusi Data Tunggal adalah salah satu jenis tabel statistik yang
di dalamnya disajikan frekuensi dari data angka ; angka yang ada itu
tidak   dikelompok-kelompokkan(ungrouped data). (Sudijono Anas.2009: 39)

Contoh : TABEL 5.2.1 Distribusi Frekuensi Nilai UAS Dalam Bidang Studi


Matematika dari 40 Orang Siswa kelas X 1 SMA Tunas Cendekia.

Nilai Frekuensi (f)


(X)
9 4
8 6
7 9
6 16
5 5
Total 40 = N

Dalam Tabel 5.2.1 itu, Nilai UAS Dalam Bidang Studi Matematika dari
sejumlah 40 orang siswa kelas X1 SMA Tunas Cendekia berbentuk Data
Tunggal,sebab nilai tersebut tidak dikelompok-kelompokkan (ungrouped data).

5.2.2. Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan

Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan adalah salah satu jenis


tabel statistik yang di dalamnya disajikan pencaran frekuensi dari data angka,di
mana angka-angka tersebut dikelompok-kelompokkan (dalam tiap unit terdapat
sekelompok angka.
Data disajikan memalui Tabel5.2.2 berbentuk Data Kelompokkan
(Grouped Data).Adapun huruf N yang terdapat pada lajur “Total” (baik yang
terdapat pada Tabel 5.2.1 maupun Tabel 5.2.2) adalah singkatan dari Number
atau Number of Gases yang berarti “jumlah frekuensi” atau “jumlah hal yang
diselidiki”,atau “jumlah individu”

7
Contoh:
TABEL 5.2.2. Distribusi Frekuensi Tentang Usia dari Sejumlah 60 orang Guru
Matematika yang Bertugas Pada Sekolah Menengah Atas Negeri.

Usia Frekuensi
(f)
49-53 5
44-48 9
39-43 8
34-38 11
29-33 12
24-28 15
Total 60    = N

5.2.3      Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif

Dimaksud dengan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif ialah salah


satu   jenis tabel statistik yang didalamnya disajikan frekuensi yang dihitung
terus meningkat atau: selalu ditambah-tambahkan , baik dari bawah ke atas
maupun dari atas ke bawah. (Sudijono Anas.2009: 41)

Contoh:
TABEL 5.2.3 Distributii Frekuensi Kumulatif Nilai-nilai Hasil THB Bidang
studi PMP Dari 40 Orang Siswa MTsN.

Nilai
(X)
8 7        40 = N 7
7 18 33 25
6 5 15 30
5 10 10 40 = N
Total :        40 = N - -

TABEL 5.2.4.
Distribusi Frekuensi Kumulatif Usia 50 Orang Guru  Matematika yang bertugas
pada Sekolah Dasar Negeri.

Usia

8
50 - 54 5        50 = N 5
44 - 49 9 45 14
39 - 43 13 36 27
34 - 38 6 23 33
29 - 33 7 17 40
24 – 28 10 10        50 = N
Total :        50 = N - -

Tabel 5.2.3 dinamakan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Data


Tunggal, sebab data yang disajikan dalam tabel ini berbentuk data yang tidak
dikelompok-kelompokkan. (lihat kolom 1). Pada kolom 2 dimuat frekuensi asli
(yakni frekuensi sebelum diperhitungkan frekuensi kumulatifnya). Kolom 3
memuat frekuensi kumulatif yang dihitung dari bawah ( ), dimana angka-angka
yang terdapat pada kolom ini diperoleh dengan langkah-langkah kerja sebagai
berikut: 10 + 5 = 15; 15 + 18 = 33; 33 + 7 = 40. Hasil penjumlahan akhir dari
frekuensi kumulatif akan selalu sama dengan N (disini N = 40). Kolom 4
memuat frekuensi Kumulatif yang dihitung dari atas  ( ), di mana angka-angka
yang terdapat pada kolom ini dieroleh dengan langkah-langkah kerja sebagai
berikut; 7 + 18 = 25; 25 + 5 = 30; 30 + 10 = 40 = N.
Adapun Tabel 5.2.4 kita namakan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Data
Kelompokan, sebab data yang disajikan dalam tabel ini berbentuk data
kelompokkan. Tentang keterangan atau penjelasan lebih lanjut pada pokoknya
sama seperti keterangan yang telah dikemukakan untuk Tabel 2.3 di atas.

5.2.4 Tabel Distribusi Frekuensi Relatif

Tabel Distribusi Frekuensi Relatif juga dinamakan Tabel Persentase.


Dikatakan “frekuensi relatif” sebab frekuensi yang disajikan di sini bukanlah
frekuensi yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk
angka persenan. (Sudijono Anas.2009: 42)

Contoh : 
9
TABEL 5.2.5. Distribusi Frekuensi Relatif (Distribusi Persentase) tentang
Nilai-nilai THB Dalam Studi PMP dari sejumlah 40 Orang Siswa MTsN.

Nilai F Persentase
(X) (p)
  8 7 17.5  
7 18 45.0
   
6 5 12.5
  5 10 25.0  
  Total:        40 = N            100.0 =  p  
   
                                                                                         

Keterangan:
Untuk memperoleh frekuensi relative (angka persenan) sebagaimana tertera
pada kolom 3 tabel 5.2.5, digunakan rumus:
P= x 100%
             = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N= Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).
p  = angka persentase.
Jadi angka persenan sebesar 17.5; itu diperoleh
dari:                                                                 
 x 100% = 17.5; sebesar 32.5 diperoleh dari:
 x 100% = 45.0; demikian seterusnya.
 Jumlah persentase (  P) harus selalu sama dengan 100.0.
                  Dengan cara yang sama seperti telah dikemukakan di atas, contoh
untuk Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan adalah sebagai berikut:

TABEL 5.2.6.Distribusi Frekuensi Kumulatif Usia 50 Orang Guru Matematika


yang bertugas pada Sekolah Dasar Negeri.

Usia Persentase
(p)
50 - 54 5 10.0
44 - 49 9 18.0
39 - 43 13 26.0
10
34 - 38 6 12.0
29 - 33 7 14.0
24 - 28 10 20.0
Total :        50 = N 100.0 = ∑ p
5.2.6.Tabel Persentase Kumulatif
Seperti halnya Tabel Distribusi Frekuensi Tabel Persentase atau
Tabel   Distribusi Frekuensi relatif pun dapat diubah ke dalam bentuk Tabel
Persentase Kumulatif (Tabel Distribusi Frekuensi relatif Kumulatif).
Contoh Tabel Persentase Kumulatif adalah Tabel 5.2.7. untuk data
tunggal,dan Tabel 5.2.8 untuk data berkelompok. Penjelasan tentang bagaimana
cara memperoleh pk(b) dan pk(a)adalah sama seperti penjelasan yang telah
dikemukakan pada Tabel 5.2.3. (Sudijono Anas.2009: 44-45)

Tabel 5.2.7. Tabel Persentase Kumulatif (Tabel Distribusi Frekuensi relatif


Kumulatif) tentang nilai hasil THB dalam bidang studi PMP dari sejumlah 40
orang siswa MTsN.

Nilai (X) P Pk(b) Pk(a)


9 10,0     100,0=  10,0
8 15,5 90,0 25,5
7 49,5 74,5 75,0
6 25,0 25,0 100,0= 
Total 100,0=  - -

Tabel 5.2.8 Tabel Persentase Kumulatif (Tabel Distribusi Frekuensi relatif


Kumulatif) tentang nilai hasil THB dalam bidang studi PMP dari sejumlah 40
orang siswa MTsN.

Nilai (X) P Pk(b) Pk(a)

11
66-70 10,0 100,0=  10,0
61-65 15,0 90,0 25,0
56-60 25,0 75,0 50,0
51-55 20,0 50,0 70,0
46-50 10,0 30,0 80,0
41-45 20,0 20,0 100,0= 
Total 100,0=  - -

F.      CARA MEMBUAT TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

Dari lima macam Tabel Distribusi Frekuensi yang telah dikemukakan


contohnya di atas,hanya dua buah saja yang dipandang perlu dibahas cara
pembuatannya, yaitu: Tabel Distribusi Data Tunggal dan Tabel Distribusi
Frekuensi Data Kelompokan.
Kedua macam tabel distribusi frekuensi tersebut perlu dipelajari prosedur
dan teknik pembuatannya,sebab pekerjaan menganalisis data statistik pada
umumnya diawali dengan pembuatan salah satu diantara dua jenis tabel
distribusi frekuensi tersebut.Sedangkan prosedur dan teknik pembuatan Tabel
Distribusi Frekuensi Kumulatif, Tabel Distribusi Frekuensi Relatif, dan Tabel
Persentase Kumulatif ;ketiga macam tabel distribusi frekuensi yang disebutkan
terakhir,dapat dibuat setelah dipersiapkan lebih dahulu Tabel Distribusi
Frekuensi Data Tunggalnya atau Tabel Distribusi Frekuensi Data
Kelompokannya. (Sudijono Anas.2009: 45-46)

6.1.Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal.


Sebelum dikemukakan mengenai cara pembuatan Tabel Distribusi
Frekuensi Data Tunggal,terlebih dahulu perlu dikemukakan bahwa Tabel
Distribusi Frekuensi Data Tunggal ada dua macam,yaitu: Tabel Distribusi
Frekuensi Data Tunggal yang semua skornya berfrekuensi 1, dan Tabel
Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang sebagian atau seluruh skornya
berfrekuensi lebih dari satu. (Sudijono Anas.2009: 46)
a.     Contoh Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang Semua
Skornya Berfrekuensi 1.

12
Misalkan dari 10 orang Mahasiswa yang menempuh Ujian Akhir
Semester  dalam mata kuliah Statistika Dasar,diperoleh nilai sebagai
berikut tabel 2.9
No. Nama Nilai
1. Aditin 87
2. Meta 88
3. Riska 75
4. Melani 80
5. Dika 72
6. Santoso 90
7. Imam 67
8. Uka 65
9. Yasmin 70
10 Zelly 50

Apabila kita perhatikan data di atas,maka dari 10 orang mahasiswa yang


menempuh ujian akhir semester tersebut,kita dapat mengatakan bahwa semua
skor atau semua nilai yang sedang kita hadapi itu masing-masing berfrekuensi
1.
Jika data di atas kita tuangkan penyajiannya dalam bentuk Tabel
Distribusi Frekuensi Data Tunggal,wujudnya adalah seperti Tabel 2.10

TABEL 6.1. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Ujian Akhir Semester Dalam


Mata Kuliah Statistika Dasar yang Diikuti 10 Orang Mahasiswa.

Nilai F
(X)
50 1
65 1
67 1
70 1
72 1
75 1
80 1
87 1
88 1
90 1
Total 10 = N

                   

Karena semua skor (nilai) hasil ujian tersebut befrekuensi 1 dan semua
skor(nilai) yang ada itu berwujud Data Tunggal maka tabel di atas dinamakan:
Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang Semua Skornya Berfrekuensi 1..

13
b.      Contoh Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang
Sebagian atau Keseluruhan Skornya Berfrekuensi Lebih dari 1

                   Misalkan dari sejumlah 40 orang murid Sekolah Menengah Pertama


yang menempuh ulangan harian dalam mata pelajaran matematika,diperoleh
nilai hasil ulangan sebagai berikut (nama murid tersebut tidak dicantumkan di
sini):

5      8      6      4      6     7     9     6     4      5
3      5      8      6      5     4     6     7     7      10
4      6      5      7      8     9     3     5     6      8
10    4      9      5      3     6     8     6     7      6

Apabila data tersebut akan kita sajikan dalam bentuk Tabel Distribusi
Frekuensi, maka langkah yang perlu ditempuh adalah:

Langkah Pertama :
Mencari Nilai Tertinggi (Skor paling tinggi (Highest Score) H) dan Nilai
Terendah (Skor paling rendah (Lowest Score) L). Ternyata H = 10 dan L = 3.
Dengan diketahuinya H dan L maka kita dapat menyusun atau mengatur
nilai hasil ulangan harian itu, dari atas ke bawah,mulai dari 10 berturut-turut ke
bawah sampai dengan 3 pada kolom 1 dari Tabel Distribusi Frekuensi yang kita
persiapkan adalah seperti yang terlihat pada Tabel 6.2.

Langkah Kedua :
Menghitung frekuensi masing-masing nilai yang ada,dengan bantuan
jari-jari (tallies); hasilnya dimasukkan dalam kolom 2 dari Tabel Distribusi
Frekuensi yang kita persiapkan ( Lihat Kolom 2 Tabel 6.2.).
Tabel 6.2.  kita sebut Tabel Distribusi Data Tunggal yang seluruhan
skornya berfrekuensi lebih dari satu, sebab di samping seluruh skor (nilai)nya
merupakan data yang tidak dikelompokkan,

maka seluruh skor yang ada itu masing-masing berfrekuensi lebih dari satu.
(Sudijono Anas.2009: 48-50)

14
6.2. Cara membuat tabel distribusi frekuensi data kelompokan.
Tabel distribusi frekuensi data kelompok digunakan untuk menyusun
data yang memiliki kuantitas yang besar dengan mengelompokkan ke dalam
interval-interval kelas yang sama panjang. Perhatikan contoh data hasil nilai
pengerjaan tugas Matematika dari 40 siswa kelas XI berikut ini.

75        70        75        60        65        60        45        55        75        70       
60        65        60        55        65        65        65        80        75        85
80        75        65        65        75        80        65        65        75        65
80        65        70        75        75        65        85        85        65        75    
   
untuk menyajikan data di atas dalam bentuk Tabel Distribusi Frekuensi maka
perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1.     Mengurutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar


2.     Menentukan banyak kelas ( n )
3.     Menghitung rentang data
caranya yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.berdasarkan tabel di atas
data terbesar = 85
data terkecil = 45
maka rentang = 85 – 45 = 40
4.  Menentukan Jumlah Klas Interval  untuk menentukan Klas Interval
ditentukan dengan rumus Sturges  K= 1 + 3,3 log  n
menjadi 7.
5.  Menghitung panjang klas
           panjang kelas = rentang di bagi jumlah kelas
           40 : 6 = 6,67 atau dibulatkan

No Kelas Interval Frekuensi


1 45 – 51 1
2 52 – 58 2
3 59 – 65 17
4 66 – 72 3
5 73 – 79 10
6 80 – 86 7
Jumlah 40
6. Menentukan batas bawah kelas pertama , diambil dari data terkecil atau data
terkecil  dikurangi 1
 7.  Menyusun Klas Interval dan memasukan data menggunakan tally

15
No
Kelas Interval Tally Frekuensi
Interval
1 45 – 51 |
2 52 – 58 ||
3 59 – 65 ||||| ||||| ||||| ||
4 66 – 72 |||
5 73 – 79 ||||| |||||
6 80 – 86 ||||| ||
Jumlah

jika frekuensi sudah di temukan, kolom tally dihilangkan saja, sehingga menjadi
tabel distribusi frekuensi.K =jumlah klas nterval
log= logaritma
n = jumlah data
karena datanya terdiri 40 siswa maka :
K = 1 + 3,3 log(40)
K = 1 + 3,3 . 1,60
K = 1 + 5,29
K = 6,29  dapat dibulatkan menjadi 6 atau 7.

G.   GRAFIK SEBAGAI ALAT PENGGAMBARAN  DISTRIBUSI FREKUENSI


Penyajian data angka lewat Tabel Distribusi Frekuensi terkadang kurang
menarik, kurang cepat dalam memberikan deskripsi data, dan kadang kurang
dimengerti. Hal ini antara lain disebabkan:
a. Penyajian data dalam bentuk deretan angka itu pada umumnya
menjemukan.
b.   Untuk memperoleh pengertian yang terkandung dalam deretan
angka-angka yang dihidangkan lewat tabel distribusi frekuensi itu,
semua angka harus dibaca (memakan waktu lama).
c.   Bagi orang yang tidak terbiasa membaca tabel distribusi frekuensi,
penyajian lewat tabel distribusi frekuensi itu kadang kurang dapat
dipahami, bahkan kadang memusingkan kepala (Sudijono, 2008:59).
Berhubung Tabel Distribusi Frekuensi memiliki banyak kelemahan, maka
statistik menyediakan cara lain dalam penyajian data angka yaitu dengan

16
membuat grafik atau diagram.Grafik atau diagram memiliki keunggulan tertentu
antara lain:
1)   Penyajian data statistik melalui grafik tampak lebih menarik daripada melalui
Tabel Distribusi Frekuensi.
2)   Grafik secara lebih cepat memperlihatkan gambaran umum dan menyeluruh
tentang sesuatu perkembangan, perubahan maupun perbandingan; tidak
demikian halnya dengan tabel.
3)   Grafik yang dibuat menurut aturan yang tepat dan benar akan terasa lebih jelas
dan lebih dimengerti orang (Sudijono, 2008:59-60).
Namun, grafik masih memiliki kekurangan antara lain:
(i)   Membuat grafik jauh lebih sukar dan memakan waktu, biaya serta alat, tidak
demikian halnya dengan tabel.
(ii)     Data yang dapat disajikan dalam grafik amatlah terbatas, sebab apabila datanya
banyak sekali maka lukisan grafiknya akan menjadi terlalu ruwet dan
memusingkan: tidak sepertinya halnya tabel.
(iii)   Grafik pada kebanyakannya bersifat kurang teliti. Dalam tabel dapat dimuat
angka sampai tingkat ketelitian yang setinggi-tingginya (misalnya: 6.343, 7001,
0.125 dan sebagainya dapat dimuat dalam tabel, namun tidak mungkin
dilakukan pada grafik).(Sudijono, 2008:60)

7.1.Pengertian grafik
Grafik tidak lain adalah alat penyajian data statistik yang tertuang dalam
bentuk lukisan, baik lukisan garis, gambar, maupun lambang. Jadi dalam
penyajian data angka melalui grafik, angka itu dituliskan dalam bentuk lukisan
garis, gambar atau lambang tertentu, dengan kata lain angka itu divisualisasikan.
Grafik adalah merupakan visualisasi table. Table yang berupa angka angka
dapat disajikan / ditampilkan ke dalam bentuk gambar.Pengertian grafik
menurut beberapa ahli :
 Murray R. Spiegel & Larry J. Stephens mengemukakan bahwa  Grafik
merupakan tampilan gambar dari hubungan di antara variabel – variable.

 Soedarso mengemukakan bahwa Grafik merupakan bentuk penyajian visual


yang dipakai untuk membandingkan jumlah data pada saat - saat yang berbeda

17
 Yudhy Wicaksono Menyatakan bahwa Grafik merupakan salah satu model
penyajian data dalam bentuk visual yang banyak digunakan di berbagai bidang
profesi

 Murray  menyatakan bahwa Grafik adalah representasi gambar dari hubungan


yang terdapat di antara variable - variabel

 Hery Sonawan mengemukakan Grafik merupakan penggambaran data - data


yang di plot dalam sebuah bidang yang menghubungkan dua variable atau lebih

 Kathleen Meehan Arias mengemukakan Grafik adalah sebuah metode yang


digunakan untuk menyajikan data kuantitatif secara visual

 J. Supranto mengemukakan bahwa Grafik merupakan gambar - gambar yang


menunjukkan secara visual data berupa angka (mungkin juga dengan simbol -
simbol) yang biasanya juga berasal dari table - tabel yang telah dibuat

7.2.Bagian – bagian utama grafik

Sebuah grafik yang lengkap pada umumnya terdiri dari 13 bagian. Ketiga belas
bagian dimaksud adalah :
a. Nomor grafik
b. Judul grafik
c. Sub judul grafik
d. Unit skala grafik
e. Angka skala grafik
f. Tanda skala grafik
g. Ordinat atau ordinal atau sumbu vertikal
h. Koordinat ( garis – garis pertolongan = garis kisi – kisi )

i. Abscis ( sumbu horisontal = sumbu mendatar = garis nol = garis awal


garis mula ).
j. Titik nol ( titik awal )
k. Lukisan grafik ( gambar grafik )
l. Kunci grafik ( keterangan grafik )
m. Sumber grafik ( sumber data )

7.3. Macam-macam grafik


18
a.       grafik balok atau grafik batang . ada 6 macam :
1.      grafik balok tunggal
2.      grafik balok ganda
3.      grafik balok terbagi
4.      grafik balok vertikal
5.      grafik balok horizontal
6.      grafik balok bilateral
b.      grafik lingkaran
c.       grafik gambar
d.      grafik peta
e.       grafik bidang
f.       grafik volume
g.      garfik garis , ada 3 macam :
1.      grafik garis tunggal
2.      grafik garis majemuk
3.      grafik poligon.
h.      Grafik ruang

Dari berbagai macam ragam grafik tersebut terdapat dua macam jenis grafik
yang sering dipergunakan , dalam kegiatan analisis ilmiah , yaitu: (1). Grafik
poligon dan (2) grafik histogram.

Yang biasanya digunakan pada analisis ilmiah adalah grafik poligon dan
grafik histogram. Sedangkan grafik lainnya biasanya digunakan untuk
kepentingan melengkapi laporan administratif.
Distribusi frekuensi dapat juga berbentuk poligon frekuensi. Cara
penggambaran poligon frekuensi umunya dilakukan dengan jalan menentukan
titik tengah pada tiap-tiap persegi panjang lalu menghubungkannya dengan garis
linier atau dengan garis putus-putus.
Pada grafik histogram , histogram acapkali grafik frekuensi
bertangga. Histogram adalah suatu bentuk grafik yang menggambarkan sebaran
(distribusi) frekuensi suatu perangkat data dalam bentuk batang. Histogram
digunakan untuk menggambarkan secara visual frekuensi data yang bersifat
19
kontinu. Untuk data yang berbentuk kategori, tampilan visual yang serupa
disebut diagram batang..

H.    CARA MELUKISKAN DISTRIBUSI FREKUENSI DALAM BENTUK


GRAFIK POLIGON ( POLYGON FREQUENCY ).

Sebelum dikemukakan tentang cara melukiskan distribusi frekuensi


dalam bentuk grafik poligon, terlebih dahulu perlu dipahami bahwa grafik
poligon dapat dibedakan menjadi dua macam :
1. Grafik poligon data tunggal
2. Gafik poligon data kelompok

8.1. Contoh cara melukiskan distribusi frekuensi dalam bentuk grafik


poligon data tunggal.

Misalkan data yang berupa nilai hasil ulangan harian dalam bidang studi
Matematika yang diikuti oleh 40 orang murid Madrasah Ibtidayah seperti tertera
pada tabel 2.11 di muka tadi, kita sajikan kembali dalam bentuk grafik poligon ,
maka langkah yang dilakukan berturut-turut adalah:

1)   Membuat sumbu horizontal dengan lambang X.


2)   Membuat sumbu vertikal dengan lambang Y.
3)   Menetapkan titik nol, yaitu perpotongan X dengan Y.
4)   Menempatkan nilai hasil ulangan umum bidang studi matematika pada absis
X, berturut-turut dari kiri ke kanan, mulai dari nilai terendah sampai nilai yang
tertinggi.
5)   Menempatkan frekuensi pada ordinal Y.
6)   Melukiskan grafik poligonnya. Hasilnya seperti pada grafik 1

Grafik 1 Poligon frekuensi tentang nilai-nilai hasil ulangan harian bidang studi
Matematika dari 40 orang murid Madrasah Ibtidayah.

20
TABEL 8.1 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil EBTA dalam Bidang Studi
Matematika dari Sejumlah 80 Orang Siswa Kelas III SMA Jurusan IPA

Interval Tanda/Jari-jari F
78-80 // 2
75-77 // 2
72-74 /// 3
69-71 //// 4
66-68 ///// 5
63-65 ///// ///// 10
60-62 ///// ///// ///// // 17
57-59 ///// ///// //// 14
54-56 ///// ///// / 11
51-53 ///// / 6
48-50 //// 4
45-47 // 2
Total 80 = N

Maka langkah yang perlu dilakukan adalah:


a.       Menyiapkan sumbu horizontal X.
b.      Menyiapkan sumbu vertikal Y.
c.       Menetapkan titik nol.
d.      Menetapkan atau mencari titik tengah masing-masing interval yang ada
(lihat table 8.2)

TABEL 8.2  Perhitungan nilai tengah untuk masing-masing interval dari data


yang tertera pada tabel 8.1

Interval Frekuensi (f) Titiktengah (X)


78-80 2 79
75-77 2 76
21
72-74 3 73
69-71 4 70
66-68 5 67
63-65 10 64
60-62 17 61
57-59 14 58
54-56 11 55
51-53 6 52
48-50 4 49
45-47 2 46
Total 80 = N -

e.       Menempatkan nilai-nilai tengah dari masing-masing interval, pada


sumbu X.
f.       Menempatkan frekuensi dari masing-masing interval, pada sumbu Y.
g.      Membuat garis pertolongan (koordinat).
h.      Melukiskan grafik poligonnya (lihat pada grafik 1).

Grafik 2. Poligon frekuensi tentang nilai hasil EBTA dalam Bidang Studi
Matematika yang diikuti oleh 80  orang siswa kelas III SMA Jurusan
IPA(Sudijono Anas.2009: 67)

I.   CARA MELUKISKAN DISTRIBUSI FREKUENSI DALAM BENTUK


GRAFIK HISTOGRAM (HISTOGRAM FREQUENCY )

Seperti halnya grafik poligon, grafik histogram juga dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu ;

9.1. Cara melukiskan distribusi frekuensi dalam grafik histogram data


tunggal
Kita ambil data berupa nilai hasil ulangan Matematika yang diikuti 40
siswa Madrasah Ibtidaiyah,jika dikehendaki data tersebut disajikan dalam
bentuk grafik histogram,maka langkah yang akan ditempuh adalah sebagai
berikut:

22
a.       Mennyiapkan sumbu horizontal atau abscis X.
b.      Menyiapkan sumbu vertikal atau ordinal Y.
c.       Menetapkan titik nol(perpotongan X dan Y.
d.      Mmenetapkan atau menghitung nilai nyata (True Value) tiap-tiap interval
yang tertera.
e.       Menetapkan nilai nyata masing-masing skor(nilai) yangada pada abscis x.
f.       Menempatkan frekuensi tiap-tiap skor(nilai) yang ada pada ordinal Y.
g.      Membuat grafik pertolongan(koordinat).
h.      Melukiskan grafik histogram.

Tabel 9.1. Perhitungan Nilai Nyata Untuk Masing-masing Skor(Nilai)

(X) F Nilai Nyata

10 2 9,50-10,50
9 3 8,50-9.50
8 5 7,50-8,50
7 5 6,50-7,50
6 10 5,50-6,50
5 7 4,50-5,50
4 5 3,50-4,50
3 3 2,50-3,50

BAB III
PENUTUP
A.         Kesimpulan
Distribusi frekuensi mengandung pengertian suatu keadaan yang
mengambarkan bagaimana frekuensi dari gejala atu variabel yang dilambangkan
dengan angka itu, telah tersalur, terbagi atau terpencar atau dapat disebut
sebagai pengelompokkan data ke dalam beberapa kategori yang menunjukkan
banyaknya data dalam setiap kategori . Adapun alat penyajian data statistik bisa
berupa tabel, yang disebut sebagai  tabel distribusi frekuensi. Data yang sudah
dikelompokkan dalam bentuk table distribusi frekuensi dapat disajikan dalam
bentuk grafik supaya menjadi lebih menarik dan informatif. Grafik pun
memiliki berbagai macan jenis dalam penyajiannya.

23
B.          Saran
Sebagai calon seorang pendidik tentunya sudah lazim jika kita akan
melakukan penelitian tentang problematika dalam proses pembelajaran dan
mencari solusinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga sudah
seharusnya kita memahami “Distribusi Frekuensi” serta pembuatan tabel dan
grafiknya sebagai penyajian data.

DAFTAR PUSTAKA

Amral Syamsu,M., Metode Statistik,jilid I dan II,Bandung:Ganaco,1963


Amudi Pasaribu,Dr.,Pengantar Statistik,Medan:Imballo,1965.
Dajan, Anto. 2000. Pengantar Metode Statistik Jilid 1. Jakarta :LP3ES
Furqon. 2004. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : ALFABETA
Harahap, B. dan ST. Negoro.1998. Ensiklopedia Matematika. Ghalia Indonesia
Subana,moersetyo Rahadi, dan Sudrajat. 2000. Statistika
pendidikan. Bandung : CV Pustaka setya
Supardi, 2017. Statistik Penelitian Pendidikan.Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT
RajaGrafindo Persada

24
Sudjana. 1996. Metode Statistika .Bandung :Tarsito
Supranto, J. 1985.Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta :Erlangga
Tejo Dwi Cahyowati, Etty dan Kusrini. 1993. Materi Pokok : Statistika
Matematika 1. Jakarta : Universitas Terbuka

25

Anda mungkin juga menyukai