Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah upaya mengkondisikan peserta didik agar belajar dengan


baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sudjana (2011) menyatakan bahwa
pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta didik saat
pembelajaran berlangsung dalam kelas (dalam Maulana, 2017). Dimyati & Mudjiono
(2015) menyatkan bahwa hasil belajar yag diperoleh berupa verbal, keterampilan
intelektual, keterampilan motorik, sikap positif. Salah satunya adalah keterampilan
intelektual yang merupakan kemampuan yang berfungsi untuk berhubungan dengan
lingkungan hidup serta menginformasikan konsep atau lambang (dalam Salpiani,
2018). Pembelajaran dapat pula di artikan bantuan yang diberikan pendidik kepada
peserta didik agar dapat memperoleh ilmu pengetahuan baru, mengaitkan
pengetahuan lama dengan yang baru, dan pembentukan sikap untuk meningkatkan
kualitas peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Belajar hanya dialami oleh peserta didik
itu sendiri, sehingga mereka menjadi salah satu penentu terjadi atau tidaknya kegiatan
belajar mengajar. Proses belajar didapat dari peserta didik yang memperoleh sesuatu
yang ada di sekitar lingkungannya. Belajar merupakan interaksi internal dan proses
kognitif peserta didik dengan stimulus yang diperoleh dari lingkungan. Proses
kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar (Salpiani, 2018 : 1).
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari kejadian atau gejala sekitar yang
berkaitan dengan alam yang bersifat fisik, dapat di amati secara teori maupun
eksperimen. Muzaky & Handika (2015) menyatakan bahwa pembelajaran fisika
mengarahkan peserta didik untuk lebih mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
benda yang ditinjau dari bentuk maupun fisik nya meskipun beberapa diantaranya

1
adalah berbentuk semi abstrak (dalam Maharani, 2017). Suparwoto (2007)
berpendapat bahwa ilmu fisika diajarkan melalui serangkaian pembelajaran di
sekolah melalui kegiatan yang dirancang secara efektif agar proses belajar peserta
didk yang bersifat internal (dalam Sari, 2017). Fisika merupakan ilmu pengetahuan
tentang fenomena alam, berupa kumpulan fakta, konsep, prinsip, teori, dan hukum,
serta proses yang sistematik untuk memperoleh konsep-konsep, prinsip, teori, dan
hukum yang kemudian dapat diuji kebenarannya (Erwinsyah, 2015 : 13). Beberapa
pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa fisika merupakan cabang IPA yang di
dalam nya membahas tentang fenomema yang terjadi di alam sekitar. Dengan begitu
peserta didik di haruskan mampu menunjukan berpikir kreatif, menunjukan sikap
ilmiah dan pola pikir untuk memahmi pembelajaran fisika serta meningkatkan
kreatifitas ilmiah.
Perkembangan teknologi dan inovasi pada abad 21 memberikan tantangan
tersendiri untuk menghasilkan sumber daya yang mampu mengembangkan
kreativitas, maka peserta didik perlu dibekali keterampilan dan kemampuan
kreativitas (Dawamah, Subiki, Maryani, 2018). Menurut Mokhopadhyay dan Sen
(2013 : 3) kreativitas dalam pendidikan sains, disebut sebagai kreativitas ilmiah
(scientific creativity) (dalam Dawamah, Subiki, Maryani, 2018). Kreativitas ilmiah
menurut Hu & Adey (2010) adalah suatu keampuan memproduksi atau menghasilkan
sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Kreatifitas ilmiah adalah sifat intelektual yang
berpotensi menghasilkan produk asli yang memiliki nilai sosial maupun pribadi,
dirancang dengan tujuan tertentu dan terurut dengan menggunakan informasi yang
sudah ada sebelumnya (dalam Hasanah, 2018 ). Dengan meningkatkan kreatifitas
ilmiah, pendidik mengharapkan peningkatan hasil belajar kepada peserta didik dalam
mempelajari konsep maupun prinsip fisika baik pada bidang akademik maupun pada
kehidupan sehari-hari serta menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara yang
baru dan praktis serta bisa bisa dengan mudah di aplikasikan oleh orang lain.
Kenyataannya, pada saat wawancara dengan peserta didik di SMAN 4 Bnajarmasin
mereka selalu kesulitan dalam belajar fisika di karenakan fisika di anggap pelajaran

2
yang sulit dan menggunakan model pembelajaran yang monoton. Sebagian besar dari
peserta didik juga tidak mampu menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan
bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan dan dipergunakan. Tentu saja hal
tersebut cenderung membuat peserta didik terbiasa menggunakan sebagian kecil saja
dari potensi atau kemampuan berpikirnya dan menjadikan peserta didik malas untuk
berpikir serta terbiasa malas berpikir mandiri. Hasil ini di perkuat hasil wawancara
dengan pendidik Fisika dari SMAN 4 Banjarmasin bahwa di sekolah ini masih jarang
di lakukan model pembelajaran student center atau pun praktikum secara mandiri
sehinhgga peserta didik masih belum terbiasa belajar dengan mengguunakan model
student center, dan dari hasil wawancara diketahui bahwa peserta didik SMAN 4
Banjarmasin masih belum mengenal apa itu kreativitas ilmiah di karenakan jarangnya
mereka melakukan eksperimen.
Permasalahan di atas perlu adanya model yang mengorientasikan
pembelajaran pada masalah-masalah nyata yang dapat menciptakan keterlibatan
peserta didik dalam proses pembelajaran untuk menumbuhkan, melatihkan
keterampilan kreativits berpikir dan menumbuhkan keterampilan memecahkan
masalah peserta didik. Membiasakan bekerja ilmiah diharapkan dapat menumbuhkan
kebiasaan berfikir dan bertindak yang merefleksikan penugasan pengetahuan,
keterampilan dan sikap ilmiah yang dimiliki peserta didik, sehingga dengan
sendirinya model pembelajaran itu akan mempengaruhi pada peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah peserta didik sebagai hasil belajar, akan
tetapi bahan ajar pendidik juga belum sempurna mengingat bahan ajar yang di
gunakan selalu sama sehingga kurangnya variasi dalam mengajar. Salah satu cara
agar peserta didik ikut aktif dalam pembelajaran adalah dengan cara memilih model
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pemilihan model dalam belajar sangat
mempengaruhi hasil belajar dari peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang
bisa digunakan adalah model Creative Responsibility Based Learning (CRBL). Model
CRBL merupakan model pembelajaran yang berfokus melibatkan sifat berpikir kreatif
dari peserta didik serta mampu mempertangguungjawabkan ide-ide yang diciptakan

3
nya (Arifuddin, Suyidno, Nur, & Yunita, 2018). Setiap peserta didik diharapkan
memiliki pribadi kreatif dan mampu menghasilkan produk kreatif yang bermanfaat.
Kelebihan dari model CRBL yakni untuk menggali potensi kreativitas dalam dirinya
terutama menentukan kegunaan suatu benda untuk tujuan ilmiah, tingkat kepekaan
terhadap masalah-masalah sains, meningkatkan kegunaan suatu produk secara teknis,
berimajinasi ilmiah, pemecahan masalah sains secara kreatif, dan mendesain sebuah
produk secara kreatif (Arifuddin dkk., 2018). Model CRBL ini berangkat dari evaluasi
model PBL (Problem Based Learning), LTT (Learn To Think), SCL (Student Centre
Learning) dan sejenisnya. Model ini dikembangkan berdasarkan kelemahan-
kelemahan yang ada pada model-model sebelumnya. Contohnya saja pada model
PBL peserta didik kurang dilibatkan tanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran.
Model CRBL menjawab kelemahan-kelemahan model di atas. Berikut adalah
perbaikan model yang menjadi kelebihan dari model CRBL: Fase satu guru
melibatkan tanggung jawab kreatif yang dimiliki peserta didik. Fase dua guru
mengorganisasikan kebutuhan belajar kreatif untuk peserta didik. Fase tiga guru
membimbing investigasi peserta didik dalam kelompok. Fase empat guru
memantapkan tanggung jawab peserta didik dalam menunjukkan kreativitas ilmiah.
Fase lima guru melibatkan peserta didik tanggung jawab kreatif dalam belajar
(Salpiani, 2018 : 32). Hal ini didukung hasil penelitian sebelumnya yakni (1) Wati,
Suyidno & Hasanah (2018) berdasarkan hasil pengembangan dan uji coba produk
bahwa pengembangan bahan ajar fisika SMA dengan menggunakan model CRBL
untuk melatihkan kreativitas ilmiah siswa layak digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas karena dari hasil data yang diperoleh cukup tinggi dan bahan
ajar yang dikembangkan efektif dan praktis, (2) Arifuddin, Suyidno, Nur, & Yuanita
(2018) menyatakan penerapan model CRBL dalam pembelajaran fisika terbukti
mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa prodi pendidikan sains, kimia, dan
biologi dalam menggali potensi kreativitas ilmiah sendiri terutama tingkat kepekaan
terhadap masalah-masalah sains, mendesain sebuah eksperimen kreatif dan
memecahkan masalah sains secara kreatif, serta mampu menggali masalah masalah

4
sebagai akibat perkembangan sains dan teknologi dengan membuat butir tes
kreativitas ilmiah beserta alternative soalnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperoleh rumusan masalah


“Bagaimana kelayakan bahan ajar alat optik dengan CRBL untuk meningkatkan
kreatifitas ilmiah peserta didik”. Adapun pertanyaan penelitian yang sehubungan
dengan rumusan masalah umum tersebut adalah:
1. Bagaimana validitas bahan ajar alat optik dengan CRBL untuk meningkatkan
kreativitas ilmiah peserta didik ditinjau dari validitas RPP, LKS, Materi ajar &
THB?
2. Bagaima kepraktisan bahan ajar alat optik dengan CRBL untuk meningkatkan
kreativitas ilmiah peserta didik ditinjau dari keterlaksanaan RPP?
3. Bagaima efektivitas pengembangan alat optik dengan model CRBL ditinjau dari
peningkatan kreativitas ilmiah peserta didik dan tanggung jawab peserta didik?

C. Tinjauan Penelitian
Ditinjau dari latar belakang dan rumusan masalah yang diangkat, maka tujuan
penelitian ini secara umum adalah “Mendeskripsikan kelayakan alat optik dengan
CRBL untuk meningkatkan kreatifitas ilmiah peserta didik”. Adapun tujuan penelitian
ini secara khusus adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan validitas alat optik dengan CRBL untuk meningkatkan kreativitas
ilmiah peserta didik ditinjau dari validitas RPP, LKS, Materi ajar & THB.
2. Mendeskripsikan kepraktisan alat optik dengan CRBL untuk meningkatkan
kreativitas ilmiah peserta didik ditinjau dari keterlaksanaan RPP.
3. Mendeskripsikan efektivitas pengembangan alat optik dengan model CRBL
ditinjau dari peningkatan kreativitas ilmiah peserta didik dan tanggung jawab
peserta didik.

5
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Spesifikasi produk yang dihasilkan melalui penelitian ini adalah berupa bahan
ajar sebagai berikut:
1. Buku ajar peserta didik atau buku teks yang digunakan sebagai referensi, selain
menyediakan materi juga menyediakan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
dan dalam produk teknologi sehingga pengetahuan peserta didik semakin luas.
2. RPP yang dirancang dengan menggunakan model CRBL meliputi aspek bahwa
RPP memiliki beberapa komponen yang terdiri dari: identitas sekolah yaitu nama
satuan pendidikan; identitas mata pelajaran atau tema/subtema; kelas/semester;
materi pokok; alokasi waktu; tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan
KD; kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi; metode
pembelajaran; media pembelajaran; sumber belajar; langkah-langkah
pembelajaran; penilaian hasil pembelajaran.
3. LKS harus memperjelas buku peserta didik dalam melatih kemampuan peserta
didik baik kemampuan berdiskusi antar peserta didik maupun kemampuan
kreativitas ilmiah yang berisi komponen-komponen merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, definisi variabel,serta
pemecahan masalah sains secara kreatif.
4. Lembar penilaian kreativitas ilmiah yang dikembangkan berisi soal-soal yang
memuat lima indikator kreativitas ilmiah yaitu kepekaan terhadap masalah
masalah sains, meningkatkan kegunaan produk secara kreatif, berimajinasi ilmiah
memecahkan masalah sains secara kreatif, dan mendesain produk secara kreatif.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi pendidik, pembelajaran berbasis CRBL dapat diterapkan sebagai alternatif
untuk mendukung proses belajar disekolah.

6
2. Bagi peserta didik, penelitian ini merupakan langkah alternatif yang dapat
meningkatkan kemampuan kreativitas ilmiah yang berpengaruh terhadap hasil
belajar serta mampu memecahkan permasalahan yang ada dengan cara yang baru.
3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan dapat
memberikan kontribusi terhadap perbaikan pembelajaran fisika dalam
meningkatkan mutu pendidikan peserta didik.
4. Bagi pembaca, dapat menambah pengetahuan dan dapat sebagai bahan
perbandingan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan
pembelajaran berbasis CRBL.
5. Bagi penulis, dapat pengalaman yang berharga untuk melaksanakan tugas di masa
yang akan datang.

F. Penjelasan Istilah, Asumsi dan Batasan Masalah


Agar tidak menimbulkan salah penafsiran terhadap beberapa istilah yang
digunakan dan tercipta arah pemikiran yang sama terhadap isi penelitian ini, maka
diberikan penjelasan istilah, asumsi, dan batasan masalah.
1. Penjelasan Istilah
Beberapa istilah penting yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran
terdapat dalam penelitian ini. Untuk itu perlu adanya batasan atau definisi istilah yang
sesuai dengan tujuan penelitian:
a) Pengembangan merupakan strategi atau metode penelitian yang cukup tepat
untuk memperbaiki praktik belajar mengajar (Tegeh & Kirna, 2013).
b) Bahan ajar merupakan seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang yang
digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar (Widodo & Jasmadi, 2008).
c) Kreativitas ilmiah merupakan kegiatan dalam ruang lingkup ilmiah yang mampu
menciptakan gagasan dan ide-ide untuk dapat memecahkan masalah, selanjutnya
hal tersebut diharapkan menghasilkan sesuatu yang baru melalui proses
investigasi, percobaan, dan penyelidikan (Arifuddin & Suyidno, 2015).

7
d) Model CRBL merupakan model pembelajaran yang bertujuan agar mampu
menjadikan siswa memiliki tanggung jawab kreatif (creative responsibility)
melalui pengembangan keterampilan proses sains, tanggung jawab, dan
kreativitas ilmiah dalam proses pembelajaran (Arifuddin dkk., 2018)). Setiap
orang memiliki tanggung jawab untuk menjadi kreatif dan harus menghasilkan
individu dan kelompok menjadi kreatif dan bertanggung jawab.
e) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan ketepatan dengan alat kur yang
sudah ditentukan sebelumnya (Widoyoko, 2009).
f) Kepraktisan bahan ajar dapat dikatakan mudah apabila produk yang dikelola
mudah dibuat, digunakan serta diaplikasikannya (Widoyoko, 2009).
g) Efektivitas adalah usaha untuk mendapatkan hasil atau tujuan yang diharapkan
dalam suatu pembelajaran.
2. Asumsi
Terdapat berbagai asumsi sebagai pandangan yang diajukan oleh peneliti
untuk melandasi kerangka pikir dalam penelitian ini adalah:
a) Validator bersikap profesional dalam memberikan validasi terhadap perangkat
pembelajaran yang diterapkan.
b) Peserta didik bersungguh-sungguh dan jujur dalam menyampaikan pendapat
maupun dalam mengerjakan tes hasil belajar dan mengisi LKS
c) Pengamat mengamati keterlaksanaan pembelajaran, pengamatan kemampuan
berkomunikasi ilmiah dengan sungguh-sungguh, seksama, objektif, dan mandiri
dalam menuangkan hasil pengamatannya pada instrumen lembar pengamatan.
3. Batasan Masalah
a) Bahan Ajar yang dikembangkan hanya mencakup buku ajar siswa, RPP, LKS,
dan THB.
b) Model pembelajaran yang digunakan adalah CRBL.
c) Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat optik.
d) Hasil belajar yang dilatihkan ditekankan pada kemampuan kreativitas ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai