Anda di halaman 1dari 22

Berikut ini adalah beberapa contoh safety slogan atau motto K3 yang bisa kita gunakan di tempat kerja

kita. Namun, tentu perlu diperhatikan relevansi motto K3 yang digunakan dengan kondisi K3 di tempat
kerja kita.

1. Utamakan keselamatan

2. Jangan biarkan kecelakaan menghentikan kita

3. Bekerjalah dengan aman karena keluarga anda menunggu di rumah

4. Datang selamat, bekerja selamat dan pulang dengan selamat

5. Keselamatan adalah prioritas utama kami

6. Pikirkan keselamatan anda, sebelum mengambil tindakan apapun

7. Kecerobohan adalah upaya tercepat menuju kecelakaan

8. Anda lelah, beristirahatlah sejenak

9. Tidak ada kesuksesan tanpa keselamatan

10. Bekerja dengan aman adalah budaya kami

11. Safety berarti nihil kecelakaan

12. Jangan pernah lupakan keselamatan

13. Hindari kecelakaan, sebelum ia menghentikan kita

14. Keselamatan dan kesuksesan tidak dapat dipisahkan

15. Ikuti prosedur, taati aturan keselamatan kita akan sukses

16. Kami bisa, karena kami mengutamakan keselamatan

17. Bekerja dengan aman adalah cara bekerja yang terbaik

18. Keselamatan adalah gerbang kesuksesan

19. Ingatlah selalu, tanpa persiapan berarti tidak aman

20. Anda tidak akan bisa pulang tanpa bekerja dengan aman

21. Belajarlah dari kesalahan orang lain, jangan biarkan orang lain belajar dari kelalaian kita

22. Bekerjalah dengan selamat hari ini dan selamanya


sumber:

Jangan khawatir, anda bisa gunakan yang di bawah ini.

Hari ini + kerja selamat = Hari Esok

Tidak ada hari libur untuk keselamatan kerja

Aturan keselamatan kerja adalah alat kerja terbaik. Maka patuhilah!

Safety dipilih, sukses diraih

Keselamatan kerja adalah prioritas utama kami

Kerja selamat, pilihan paling tepat

Kecerobohan adalah jalan tercepat menuju rumah sakit. Maka berhati-hatilah ketika bekerja.

Ngebut, selangkah menuju maut

Tiada hari tanpa keselamatan kerja

Berpikir berulangkali lebih baik dari pada celaka

Keselamatan dan kerja tidak dapat dipisahkan

Berhati-hatilah dalam bekerja, karena penyesalan selalu datang kemudian

Mau pulang selamat? Utamakan keselamatan kerja

Berhati-hatilah dalam bekerja karena keluarga menunggu di rumah.

Utamakan keselamatan bukan kecepatan

Safety dimulai dari saya.

Safety bukan hanya slogan, tapi tindakan nyata.

Tidak memakai Alat Pelindung Diri sama saja dengan merelakan diri anda untuk celaka.

Anda lelah, beristirahatlah.

Lebih mudah mengingatkan rekan kerja daripada membawanya ke rumah sakit.

Jangan hilangkan kebahagian anda dengan bekerja ceroboh.


Waspada hari ini, bahagia esok.

Hentikan kecelakaan, sebelum ia menghentikan kita

Jadikan hari ini sebagai hari terbaik, dengan bekerja selamat

Safety adalah gerbang utama menuju kesuksesan

Nah, berikut dibawah ini penjelasan dari masing-masing simbol yang ada digambar di atas tersebut.

1. Animal Hazard

Animal hazard yaitu bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin aja, hewan itu beracun karena udah
disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau bisa menggigit dan mencakar kamu.

2. Sharp Instrument Hazard

Sharp instrument hazard yaitu bahaya yang berasal dari benda-benda tajam. Benda itu kalo gak dipakai
dengan benar, maka akan melukai kamu saat melakukan pekerjaan di laboratorium.

3. Heat Hazard

Heat hazard yaitu bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan kamu akan kepanasan, kalo
menyentuk benda tersebut dalam keadaan benda tersebut aktif atau menyala.

4. Glassware Hazard
Glassware hazard yaitu bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah. Biasanya benda tersebut
berupa gelas kimia.

5. Chemical Hazard

Chemical hazard merupakan bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa aja bahan kimia itu bisa
membuat kulit kamu gatal-gatal dan iritasi.

6. Electrical Hazard

Electrical hazard merupakan bahaya yang berasal dari benda-benda yang mengeluarkan listrik. Hati-hati
dalam memakainya, supaya gak tersengat listrik.

7. Eye dan Face Hazard

Eye dan face hazard merupakan bahaya yang berasal dari benda-benda yang bisa membuat iritasi pada
mata dan wajah. Makanya, kamu pakai masker atau pelindung wajah sebelum memakai bahan tersebut.

8. Fire Hazard

Fire hazard merupakan bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar. Contohnya, seperti
kerosin (minyak tanah) dan spiritus.
9. Biohazard

Biohazard merupakan bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa menyebabkan
penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya, seperti tempat pembuangan jarum suntik.

10. Laser Radiation Hazard

Laser radiation hazard merupakan suatu jenis bahaya yang berasal dari sinar laser yang ada di suatu
laboratorium.

11. Radioactive Hazard

Radioactive hazard merupakan bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini bisa mengeluarkan
radiasi dan kalo terpapar terlalu lama maka akan menyebabkan kanker.

12. Explosive Hazard

Explosive hazard merupakan suatu jenis bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak. Maka
dari itu, kamu harus menjauhkan benda tersebut dari api.

Industri
Langkah yang dilakukan untuk mengenali peluang bahaya serta dampak bisa berupa:

Konsultasi dengan faksi Human Safety and Risk Manajement – departemen yang bertanggungjawab atas
pengendalian dampak serta keselamatan kerja.

Konsultasi dengan pekerja – tidak menutup peluang bahwa beberapa pekerja lah yang paham secara
detail bahaya serta resiko suatu alat atau pekerjaan tertentu.

Lakukan peninjauan ruangan kerja – ini adalah langkah reguler yang bisa dikerjakan seseorang untuk
pelajari beberapa peluang bahaya dan dampak kerja.

Pelajari dokumen yang berisi catatan kecelakaan – ini akan berguna untuk mengantisipasi peluang
terjadinya kecelakaan serupa kembali dan mempelajari proses penanggulangannya dengan empiris.

Ikuti perkembangan berita sekitar ruangan kerja – jika berlangsung suatu kecelakaan atau kesalahan di
suatu ruang kerja khusus, proses penanggulangan akan bisa dengan cepat dikerjakan.

Menurut OSHA, unsur penting dalam setiap program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang efektif
adalah melaksanakan identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang proaktif dan berkelanjutan.

Identifikasi bahaya dan penilaian risiko merupakan salah satu tahap perencanaan dalam sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang diwajibkan dalam standar ISO 45001:2018
maupun standar PP No.50 Tahun 2012 terkait SMK3.

Identifikasi bahaya adalah upaya untuk mengetahui, mengenal, dan memperkirakan adanya bahaya
pada suatu sistem, seperti peralatan, tempat kerja, proses kerja, prosedur, dll.

Penilaian risiko adalah proses penilaian suatu risiko dengan membandingkan tingkat/kriteria risiko yang
telah ditetapkan untuk menentukan prioritas pengendalian bahaya yang sudah diidentifikasi.
Sesuai ISO 45001:2018, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan pengurus dan pekerja dalam
melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko di tempat kerja, di antaranya:

Aktivitas rutin dan non-rutin di tempat kerja

Aktivitas semua pihak yang memasuki tempat kerja termasuk kontraktor, pemasok, pengunjung, dan
tamu

Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor manusia lainnya

Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja

Bahaya yang timbul di tempat kerja, meliputi:

Semuaaaaaa

Safety Sign Indonesia - Rambu K3, Lalu Lintas, Exit & Emegency , Label B3 Login

Register

Search

Index Berita6 Langkah Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Sesuai Standar OSHA

6 Langkah Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Risiko Sesuai Standar OSHA

31 Juli 2018

Salah satu "penyebab utama" kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja adalah kegagalan untuk
mengidentifikasi atau mengenali bahaya yang ada, atau bahaya yang sebenarnya dapat dicegah di
tempat kerja.─ Occupational Safety and Health Administration (OSHA)
Menurut OSHA, unsur penting dalam setiap program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang efektif
adalah melaksanakan identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang proaktif dan berkelanjutan.

Identifikasi bahaya dan penilaian risiko merupakan salah satu tahap perencanaan dalam sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang diwajibkan dalam standar ISO 45001:2018
maupun standar PP No.50 Tahun 2012 terkait SMK3.

Identifikasi bahaya adalah upaya untuk mengetahui, mengenal, dan memperkirakan adanya bahaya
pada suatu sistem, seperti peralatan, tempat kerja, proses kerja, prosedur, dll.

Penilaian risiko adalah proses penilaian suatu risiko dengan membandingkan tingkat/kriteria risiko yang
telah ditetapkan untuk menentukan prioritas pengendalian bahaya yang sudah diidentifikasi.

Sesuai ISO 45001:2018, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan pengurus dan pekerja dalam
melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko di tempat kerja, di antaranya:

Aktivitas rutin dan non-rutin di tempat kerja

Aktivitas semua pihak yang memasuki tempat kerja termasuk kontraktor, pemasok, pengunjung, dan
tamu

Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor manusia lainnya

Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja

Bahaya yang timbul di tempat kerja, meliputi:


KATEGORI A

KATEGORI B

KATEGORI C

KATEGORI D

Potensi bahaya yang menimbulkan risiko jangka panjang pada kesehatan.

Potensi bahaya yang menimbulkan risiko langsung pada keselamatan.

Risiko terhadap kesejahteraan atau kesehatan sehari-hari.

Potensi bahaya yang menimbulkan risiko pribadi dan psikologis.

Bahaya kimia (debu, uap, gas, asap)

Bahaya biologis (penyakit dan gangguan oleh virus, bakteri, binatang dsb.)

Bahaya fisik (kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, terpeleset, tersandung, dan jatuh)

Bahaya ergonomi (posisi duduk, pekerjaan berulang-ulang, jam kerja yang lama)
Potensi bahaya lingkungan yang diakibatkan oleh polusi/limbah yang dihasilkan perusahaan.

Kebakaran

Listrik

Potensi bahaya mekanik (tidak adanya pelindung mesin)

Tata graha/ housekeeping (penataan dan perawatan buruk pada peralatan dan lingkungan kerja)

Air Minum

Toilet dan fasilitas mencuci

Ruang makan atau kantin

P3K di tempat kerja

Transportasi

Pelecehan, termasuk intimidasi dan pelecehan seksual

Terinfeksi HIV/AIDS

Kekerasan di tempat kerja

Stres

Narkoba di tempat kerja

Potensi bahaya didasarkan pada dampaknya terhadap pekerja

Sumber: ilo.org
Infrastruktur, peralatan dan material, baik yang disediakan perusahaan maupun pihak lain yang
berhubungan dengan perusahaan

Perubahan pada organisasi, aktivitas atau material yang digunakan

Perubahan pada sistem manajemen K3 termasuk perubahan yang bersifat sementara dan berdampak
terhadap operasi, proses, dan aktivitas kerja

Kewajiban perundangan-undangan terkait penilaian risiko dan tindakan pengendalian

Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur operasional, dan organisasi kerja.

Beberapa bahaya, seperti tata graha dan bahaya tersandung, harus segera dilakukan tindakan
pengendalian ketika bahaya ditemukan. Tindakan pengendalian ini bertujuan untuk meminimalkan
bahaya dan risiko di tempat kerja, serta memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang
terlibat dalam kegiatan organisasi.

Baca juga artikel ini:

ISO 45001:2018 Telah Rilis, Ini Hal-Hal Penting yang Harus Anda Ketahui!

6 Tahapan yang Tidak Boleh Diabaikan Dalam Penerapan Manajemen Risiko di Perusahaan

6 Langkah Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Sesuai Standar OSHA

Sistem manajemen K3 yang baik tidak hanya melihat salah satu bahaya dan pengendalian saja, tapi
membuat sebuah sistem atau prosedur yang tepat yang memungkinkan semua bahaya dan risiko di
tempat kerja teridentifikasi dan pengendaliannya dilaksanakan secara berkelanjutan.
Berikut langkah-langkah identifikasi bahaya dan penilaian risiko berdasarkan standar OSHA, di
antaranya:

1. Kumpulkan semua informasi mengenai bahaya yang ada di tempat kerja

Kumpulkan, atur, dan tinjau segala informasi tentang bahaya di tempat kerja untuk menentukan potensi
bahaya yang mungkin ada atau kemungkinan pekerja terpapar atau berpotensi terpapar bahaya
tersebut.

Informasi terkait bahaya yang tersedia di tempat kerja biasanya meliputi:

Panduan manual pengoperasian mesin dan peralatan

Material Safety Data Sheet (MSDS) yang disediakan oleh produsen bahan kimia

Laporan inspeksi langsung di lapangan dan laporan inspeksi dari lembaga pemerintah atau tim audit

Catatan kecelakaan dan penyakit akibat kerja sebelumnya, serta laporan investigasi kecelakaan kerja

Catatan dan laporan kompensasi pekerja yang mengalami kecelakaan atau terkena penyakit akibat kerja

Pola kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang sering terjadi

Hasil pemantauan terkait paparan, penilaian kebersihan industri (industrial hygiene), dan rekam medis
pekerja

Program K3 yang ada mencakup lockout/tagout, ruang terbatas, proses manajemen keselamatan, alat
pelindung diri (APD) dll.
Saran dan masukan dari pekerja, termasuk survei atau notulen pada pertemuan komite K3

Hasil analisis Job Hazard Analysis (JHA), juga dikenal sebagai Job Safety Analysis (JSA).

2. Lakukan inspeksi secara langsung untuk menemukan potensi bahaya yang ada di tempat kerja

Kemungkinan besar bahaya akan muncul seiring dengan adanya perubahan area/proses kerja, mesin
atau peralatan tidak memadai, pengabaian tindakan pemeliharaan/perbaikan, atau tata graha yang
tidak terlaksana dengan baik.

Meluangkan waktu untuk memeriksa area kerja secara langsung dan berkala dapat membantu Anda
mengidentifikasi adanya bahaya baru atau bahaya yang timbul berulang kali, untuk segera dilakukan
pengendalian sebelum terjadi kecelakaan kerja.

Lakukan inspeksi rutin terhadap semua operasi kerja, peralatan, area kerja, dan segala fasilitas yang
terdapat di area kerja

Libatkan pekerja untuk ikut berpartisipasi dalam inspeksi dan lakukan diskusi dengan para pekerja
tentang bahaya apa saja yang mereka temukan di tempat kerja atau yang mereka laporkan

Dokumentasikan setiap inspeksi yang dilakukan untuk mempermudah verifikasi bahaya yang sudah
dikendalikan atau diperbaiki. Hasil dokumentasi dapat berupa form, foto atau video pada area kerja
yang terdapat potensi bahaya

Inspeksi yang dilakukan mencakup semua bidang dan kegiatan, seperti penyimpanan dan pergudangan,
pemeliharaan fasilitas dan peralatan, dan kegiatan kontraktor, subkontraktor dan pekerja sementara di
tempat kerja

Periksa alat-alat berat/ transportasi yang digunakan secara rutin

Gunakan formulir inspeksi potensi bahaya yang telah disediakan. Inspeksi biasanya mencakup potensi
bahaya yang sering terjadi di area kerja, di antaranya:

- Tata graha secara umum

- Terpeleset, tersandung, dan jatuh

- Bahaya listrik
- Bahaya dari peralatan

- Kebakaran dan ledakan

- Bahaya dari proses/praktik kerja

- Kekerasan di tempat kerja

- Ergonomi

- Prosedur tanggap darurat yang tidak memadai atau bahkan tidak tersedia.

Sebelum mengubah operasi, lokasi kerja, atau alur kerja; membuat perubahan besar pada organisasi;
atau memperkenalkan peralatan, material, atau proses kerja yang baru, sebaiknya diskusikan dengan
pekerja dan lakukan evaluasi perubahan yang direncanakan dengan mempertimbangkan bahaya dan
risiko terkait.

Catatan:

Banyak bahaya yang dapat diidentifikasi menggunakan metode sederhana. Pekerja dapat menjadi
sumber informasi utama dan sangat berguna dalam identifikasi bahaya, terutama jika mereka dilatih
tentang cara mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko.

Bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
atau cedera pada manusia, kerusakan atau gangguan lainnya.

Risiko adalah kombinasi atau konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya
kejadian tersebut.

3. Lakukan identifikasi bahaya terhadap kesehatan kerja


Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila seseorang kontak dengan sesuatu yang dapat mengakibatkan
gangguan/kerusakan bagi tubuh ketika terjadi paparan yang berlebihan. Bahaya kesehatan dapat
menimbulkan penyakit yang diakibatkan oleh paparan suatu sumber bahaya di tempat kerja.

Potensi bahaya kesehatan tersebut mencakup faktor kimia (pelarut, perekat, cat, debu beracun, dll.),
faktor fisik (kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, dll.), bahaya biologis (penyakit menular), dan
faktor ergonomi (tugas monoton/berulang, postur canggung, angkat berat, dll.).

Meninjau rekam medis pekerja dapat membantu Anda dalam mengidentifikasi bahaya kesehatan yang
terkait dengan paparan di tempat kerja.

Identifikasi bahaya kimia. Lakukan peninjauan pada MSDS dan label produk untuk mengidentifikasi
bahaya bahan kimia yang digunakan di tempat kerja Anda

Identifikasi seluruh aktivitas yang dapat mengakibatkan luka pada kulit akibat paparan bahan kimia
berbahaya/ bahan kimia masuk ke dalam tubuh melalui penyerapan pada kulit

Identifikasi bahaya fisik. Mengidentifikasi paparan kebisingan yang berlebihan (di atas 85dB), suhu
ekstrem (dalam atau luar ruangan), atau sumber radiasi (bahan radioaktif, sinar-X, atau radiasi frekuensi
radio)

Identifikasi bahaya biologis. Perhatikan apakah pekerja berpotensi terkena sumber-sumber penyakit
menular, jamur, bersumber dari hewan (bulu atau kotoran) yang mampu menimbulkan reaksi alergi
atau asma akibat kerja

Identifikasi bahaya ergonomi. Memeriksa seluruh tahapan aktivitas kerja yang membutuhkan
pengangkatan berat, pengangkatan manual, gerakan berulang, atau tugas yang berpotensi
menimbulkan getaran yang signifikan

Lakukan penilaian paparan secara kuantitatif. Bila memungkinkan, gunakan pemantauan dan
pengukuran paparan secara langsung menggunakan alat khusus

Lakukan peninjauan rekam medis untuk mengidentifikasi kasus cedera pada muskuloskeletal, iritasi kulit
atau dermatitis, gangguan pendengaran akibat bising (GPAB), atau penyakit paru-paru yang terkait
dengan paparan di tempat kerja.
4. Lakukan investigasi pada setiap insiden yang terjadi

Insiden di tempat kerja ─ termasuk kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, near-misses dan laporan
tentang bahaya lainnya ─ memberikan indikasi yang jelas tentang di mana bahaya berada.

Dengan menyelidiki insiden dan membuat laporan secara menyeluruh, Anda akan dengan mudah
mengidentifikasi bahaya yang kemungkinan besar akan mengakibatkan sesuatu yang fatal di masa
mendatang. Tujuan investigasi adalah untuk menemukan akar penyebab insiden atau faktor-faktor yang
memengaruhi bahaya, agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Kembangkan rencana dan prosedur yang jelas untuk melakukan investigasi insiden, sehingga
penyelidikan dapat dimulai dengan segera ketika terjadi insiden. Rencana-rencana tersebut harus
mencakup ha-hal seperti:

- Siapa yang akan terlibat

- Bagaimana alur komunikasinya

- Bahan, peralatan, dan perlengkapan apa saja yang dibutuhkan

- Bagaimana dengan formulir dan template laporan investigasinya

Latih tim investigasi tentang teknik investigasi insiden, pemahaman yang menekankan objektivitas, dan
keterbukaan pikiran selama proses penyelidikan

Lakukan investigasi bersama dengan tim yang kompeten, mencakup perwakilan dari manajemen dan
pekerja

Lakukan investigasi pada setiap near-misses atau kejadian hampir celaka yang terjadi

Identifikasi dan analisis akar penyebab untuk mengetahui kelemahan program K3 yang menjadi dasar
kemungkinan terjadinya insiden

Komunikasikan hasil investigasi kepada manajer, supervisor, dan pekerja untuk mencegah kejadian
serupa terulang kembali
Investigasi insiden yang efektif tidak berhenti pada identifikasi satu faktor pemicu insiden saja. Tim
investigasi biasanya akan mengajukan pertanyaan, "Kenapa?" dan "Apa yang menjadi penyebab
insiden?".

Misalnya jika ditemukan akar penyebab kecelakaan ada pada peralatan, penyelidikan yang baik tentu
akan menimbulkan pertanyaan: "Mengapa peralatan tidak memadai?", "Apakah peralatan dipelihara
dengan baik?" dan "Bagaimana kecelakaan serupa seharusnya dapat dicegah?"

Demikian pula, investigasi kecelakaan yang baik bukan mencari siapa yang salah dalam insiden, tetapi
bagaimana memperbaiki kesalahan tersebut agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Catatan:

Sesuai regulasi PERMENAKER No. PER.03/MEN/1998 tentang tata cara pelaporan dan pemeriksaan
kecelakaan, laporan kecelakaan kerja dari pimpinan unit perusahaan selanjutnya disampaikan kepada
Departemen Tenaga Kerja setempat dalam waktu 2x24 jam. Dapat disampaikan secara lisan sebelum
dilaporkan secara tertulis.

5. Lakukan identifikasi bahaya yang terkait dengan situasi darurat dan aktivitas non-rutin

Perlu Anda pahami, keadaan darurat dapat menghadirkan bahaya yang bisa menimbulkan risiko serius
bagi pekerja. Aktivitas non-rutin, seperti inspeksi, pemeliharaan, atau perbaikan juga dapat
menghadirkan potensi bahaya. Rencana dan prosedur perlu dikembangkan untuk merespons secara
tepat dan aman terhadap bahaya yang dapat diduga terkait dengan keadaan darurat dan aktivitas non-
rutin.
Identifikasi kemungkinan bahaya yang dapat timbul dari setiap tahapan aktivitas ketika keadaan darurat
dan aktivitas non-rutin, dengan mempertimbangkan jenis material dan peralatan yang digunakan serta
lokasi kerjanya. Potensi bahaya biasanya timbul ketika:

- Kebakaran dan ledakan

- Penggunaan bahan kimia berbahaya

- Tumpahan bahan kimia berbahaya

- Start up (menghidupkan mesin) setelah shut down (mematikan mesin) yang direncanakan atau tidak
direncanakan

- Aktivitas-aktivitas non-rutin, seperti jarang melakukan aktivitas pemeliharaan

- Wabah penyakit

- Keadaan darurat akibat cuaca atau bencana alam

- Darurat medis

- Kekerasan di tempat kerja.

6. Kelompokkan sifat bahaya yang teridentifikasi, tentukan langkah-langkah pengendalian sementara,


dan tentukan prioritas bahaya yang perlu pengendalian secara permanen

Langkah berikutnya adalah menilai dan memahami bahaya yang teridentifikasi dan jenis-jenis
kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang dapat timbul akibat bahaya tersebut. Informasi ini dapat
digunakan untuk mengembangkan tindakan pengendalian sementara dan menentukan prioritas bahaya
mana saja yang butuh tindakan pengendalian permanen.

Evaluasi setiap bahaya dengan mempertimbangkan tingkat keparahan. Perhatikan apa saja dampak dari
paparan bahaya dan jumlah pekerja yang mungkin terpapar

Gunakan tindakan pengendalian sementara untuk melindungi pekerja sampai program pencegahan dan
pengendalian bahaya secara permanen dapat diimplementasikan
Perhatikan tingkat kemungkinan dan tingkat keparahan bahaya untuk memprioritaskan bahaya atau
risiko mana yang harus ditangani terlebih dahulu. Dalam hal ini, pengurus memiliki kewajiban untuk
mengendalikan semua bahaya yang dapat menimbulkan dampak serius dalam jangka waktu yang
panjang bagi pekerja.

Catatan:

"Risiko" adalah akibat atau konsekuensi dari bahaya dan paparan. Dengan demikian risiko dapat
dikurangi dengan mengendalikan atau menghilangkan bahaya atau dengan mengurangi paparan yang
mengenai pekerja. Penilaian risiko membantu pengurus memahami bahaya yang ada di tempat kerja
mereka dan memprioritaskan bahaya untuk segera dilakukan pengendalian secara permanen.

Semoga Bermanfaat, Salam safety!

Sumber: www.SafetySign.co.id

Baca Juga

7 Oktober 2019

Pertolongan Pertama Pada Fraktur (Patah Tulang), Perhatikan Langkah-langkah Ini!

Mengapa cedera fraktur tak boleh dianggap remeh? Simak selengkapnya!

30 September 2019

Pertolongan Pertama Tersedak (Choking), Kenali Pendekatan "Five-and-Five"


Pada tahun 2015, terdapat 5.051 kasus kematian akibat tersedak, 2.848 di antaranya adalah lansia
berusia di atas 74. Bagaimana mengantisipasinya? Simak selengkapnya!

24 September 2019

Masih Marak Terjadi, Ini 4 Hal Tentang Kebakaran Akibat Kebocoran Gas LPG yang Penting Anda
Ketahui!

Selain akibat korsleting listrik, sebagian besar kebakaran diakibatkan oleh tabung gas yang bocor .Apa
bila langkah penanggulangannya terlambat dan tidak tepat bisa mengancam keselamatan dan
kesehatan. Selengkapnya!

17 September 2019

Bagaimana Cara Memilih Flame Resistant (FR) Coverall yang Tepat?

Setiap tahun tidak sedikit pekerja yang mengalami cedera bahkan kematian akibat kecelakaan
kerja.Pasalnya, ketika pekerja berada di area yang mengandung potensi bahaya tersebut, sering kali
mereka tidak mengenakan FR coverall atau pakaian pelindung tahan api yang tepat. Simak
selengkapnya!

9 September 2019

Standar Baru Warna Safety Helmet untuk Konstruksi, Hanya Ada 4 Warna!

Semua pekerja diharuskan memakai safety helmet selama berada di area kerja, tetapi apakah Anda tahu
bahwa setiap warna safety helmet mewakili peran yang berbeda? Selengkapnya!

TENTANG KAMI

PT Safety Sign Indonesia

Ruko Maple Kav E

Jl. Raya Gunung Batu No. 201

Bandung 40175
Jawa Barat - Indonesia

Phone 1 : 022 8606 5300

Phone 2 : 022 601-0505

Mobile 1 : 0817 215 215

Mobile 2 : 0811 2257 997

Fax : 022 2003 684

Email : marketing@safetysign.co.id

fb icon Linkedin Instagram Safety Sign Indonesia

© Safety Sign Indonesia. All Rights Reserved.

PEMBAYARAN

BCA

No. Rek 777 – 0876553

An. PT SAFETY SIGN INDONESIA

INFORMATION

TENTANG KAMI

KLIEN KAMI

ASSESSMENT REQUEST

TESTIMONI

KONTAK
GRATIS

NEWSLETTER

A newsletter is a regularly distributed publication that is generally about one main topic of interest to its
subscribers.

Email Anda

Toko Online

PRODUK KAMI

TENTANG KAMI

KLIEN KAMI

ASSESSMENT REQUEST

TESTIMONI

KONTAK

GRATIS

Anda mungkin juga menyukai