Disusun oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada klien paliatif dengan masalah sistem
pernapasan (Ca. Paru)?
C. Tujuan
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien paliatif dengan masalah
sistem pernapasan (Ca. Paru).
4
BAB II
PEMBAHASAN
C. Etiologi
Seperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru
belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat
10
E. Manifestasi Klinik
Seseorang yang termasuk ke dalam golongan risiko tinggi jika mempunyai
keluhan napas, seperti batuk, sesak napas, atau nyeri dada sebaiknya segera
memeriksakan diri ke dokter spesialis paru. Gejala-gejala tersebut membutuhkan
waktu bertahun-tahun untuk dapat diketahui sebagai gejala kanker paru karena
sering terkecoh dengan gejalah sakit pada umumnya. Berikut gejala kanker paru.
1. Terjadi sesak napas.
2. Batuk yang tak kunjung sembuh (lebih dari 2 minggu).
3. Bunyi menciut-ciut saat bernafas tetapi bukan penderita asma.
4. Batuk berdarah.
5. Perubahan pada warna dahak dan peningkatan jumlah dahak.
6. Perubahan suara,menjadi serak atau kasar saat bernafas.
7. Kelelahan kronis dan penururnan berat badan secara drastis.
8. Bengkak di bagian leher dan wajah. (Tim CancerHelps, 2010 : 64)
pilihan tindakan pengobatan pada NSCLC dan dibatasi pada satu bagian paru-
paru hingga stadium IIIA.
Berikut beberapa jenis pembedahan yang mungkin dilakukan untuk
mengobati NSCLC.
a. Reseksi baji, yaitu pengangkatan sebagian kecil lobus dari paru-paru.
b. Lobektomi, yaitu pengangkatan beberapa lobus dari paru-paru.
c. Pneumonectomi, yaitu pengangkatan seluruh bagian paru-paru.
2. Kemoterapi
Penderita SCLC terutama diobati dengan kemoterapi dan radiasi karena
tindakan pembedahan biasanya tidak terpengaruh
besar terhadapsurvival (kelangsungan hidup). Kemoterapi primer biasanya
juga diberikan paada kasus NSCLC yang sudah bermetastasis atau menyebar.
Penggunaan kombinasi obat-obatan kemoterapi pada jenis tumor yang
diderita. Pada penderita NSCLC biasanya diobati dengan cisplatin atau
carboplatin yang dikombinasikan dengan gemcitabine, paclitaxel, docetaxel,
etoposide, atau vinorelbine. Sedangkan pada penderita SCLC, sering
digunakan obat cisplatin dan etoposide. Ataupun dikombinasikan dengan
carboplatin, gemcitabine, paclitaxel, vinorelbine, topotecan, dan irinotecan
juga digunakan.
3. Radioterapi
Radiasi kadang-kadang digunakan sebagai pengobatan utama kanker paru-
paru. Mungkin digunakan untuk orang yang tidak cukup sehat untuk
menjalani operasi. Untuk pasien kanker lainnya, radiasi dilakukan untuk
mengecilkan kankernya (dilakukan sebelum operasi). Pada kasus kanker
stadium lanjut, radiasi juga dapat digunakan untuk meredakan gejala seperti
nyeri, perdarahan, dan kesulitan menelan. Seringkali dilakukan terapi
Fotodinamik (PDT) untuk mengobati kanker paru-paru yang dapat dioperasi.
Dan berpotensi untuk mengobati tumor yang tersembunyi dan tidak terlihat
pada pemeriksaan X—ray dada.
Efek samping radiasi, termasuk diantaranya: problem kulit, mual, muntah,
dan kelelahan. Radiasi pada dada dapat juga menyebabkan kerusakan paru-
paru dan kesulitan bernapas atau menelan. Efek samping dari terapi radiasi
14
pada (kanker paru yang telah menyebar ke) otak biasanya menjadi serius
setelah1 atau 2 tahun pengobatan, yang mencakup: kehilangan memori, sakit
kepala, masalah dengan pemikiran, dan kurang gairah seksual.
4. Target Terapi
Target terapi biasanya dilakuka untuk pengobatan kanker paru-paru pada
stadium III dan IV yang tidak merespon pengobatan lain. Ada dua macam
target terapi yang paling umum digunakan, sebagai berikut:
a. Erlotinib (Tarceva)
Sel-sel kanker ditutupi oleh protein yang disebut EGFR (Epidermal
Growth Factor Receptor) yang membantu sel-sel kanker untuk
membelah. Tarceva bekerja dengan tidak mengizinkan EGFR untuk
menginstruksikan sel-sel kanker untuk tumbuh. Tarceva dapat diberikan
pada pasien NSCLC untuk memperpanjang harapan hidupnya. Tarceva
bekerja lebih baik pada pasien bukan perokok atau wanita usia lebih
muda (sebelum menopause). Dan mudah dikonsumsi setiap hari karena
berbentuk pil.
b. Bevacizumab (Avastin)
Bevacizumad merupakan antibodi yang ditujukan untuk melawan protein
untuk membantu sel tumor membentuk pembuluh darah baru. Obat ini
mampu memperpanjang kelangsungan hidup pasien NSCLC stadium
lanjut, dan biasanya diberikan sebagai kombinasi dengan kemoterapi
kombinasi carboplatin & paclitaxel. Bevacizumab biasa diberikan
melalui intravena infus dan umumnya memiliki efek samping berupa
perdarahan pada paru-paru.
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama (Inisial) : Tn. B
Jenis kelamin : Laki - laki
Umur : (45 tahun)
Status Perkawinan : Sudah menikah
Agama : Katholik
Spiritual
Ds : pasien mengatakan sudah lama sekali tidak ke gereja atau
bertemu komunitasnya, dan ibadah sudah tidak ada gunanya lagi,
mungkin tuhan sudah terlanjur marah terhadap saya. ia percaya
tuhan itu ada, dan surga itu ada.
Do : tidak ingin beribadah karna ia beranggapan bahwa tuhan itu
marah kepadanya.
Psikologis
Do : pasien mengatakan meminta bantuan perawat untuk BAK dan
BAB dan kebutuhan lainnya, karena tidak tampak keluarga yang
mendampinginya.
Dan pasien mengatakan ia berbohong pada keluarganya di
kampung halaman bahwa ia bekerja dan tidak berani mengatakan
pada siapapun kalau ia sakit.
Ds : -
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas (air way)
2. Nyeri
3. Intoleransi aktifitas
4. Gangguan mobilitas fisik
5. Distress spiritual
D. Intervensi
1. DIAGNOSA : Gangguan pertukaran gas (air way)
MONITORING : mengobservasi tanda-tanda vital.
2. DIAGNOSA : nyeri
MONITORING : mengkaji sekala nyeri yaitu 7 dari 10.
INTERVENSI MANDIRI : massage hipnotherapy
KOLABORASI : morfin mg/4 jam dan tramadol 2x100mg
EDUKASI : menganjurkan untuk posisi tidur senyaman mungkin untuk
mengurangi rasa nyeri tersebut.
INTERVENSI MANDIRI : -
KOLABORASI : penggunaan pispot,pispot sodok(BAB)
EDUKASI : bantu pasien untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai
dengan kemampuan fisik, psiko & sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengobatan paliatif merupakan suatu studi dan penanganan
terhadap pasien pasien dengan penyakit yang aktif, progresif dan lama
yang mana prognosisnya terbatas dan fokus perawatannya adalah pada
kualitas hidup.
Tujuan perawatan paliatif adalah untuk mencapai kualitas hidup
maksimal bagi penderita dan keluarga. Perawatan paliatf tidak hanya
diberikan bagi penderita menjelang akhir hayatnya, namun sudah dapat
dimulai segera setelah diagnosis penyakit (kanker) di tegakkan, dan
dilaksanakan bersama dengan pengobatan kuratif.
B. Saran
Sebagai perawat yang berjiwa caring, dalam melakukan asuhan
keperawatan paliatif tidak hanya diberikan pelayanan secara medis saja
tetapi kita juga harus memberikan asuhan keperawatan untuk memotivasi
klien dalam mempertahankan kualitas hidup pasien dengan penyakit yang
paliatif.
23
DAFTAR PUSTAKA
Danusantoso Halim. 2013. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran
Sudoyo Aru, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta