Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas perkenan-Nya penulis dapat
menyelesaikan artikel yang berjudul “Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit”. Artikel ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa artikel ini masih jauh dari apa yang dikatakan
sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.
Walaupun demikian, penulis berharap bahwa artikel ini dapat diterima.
Tidak berlebihan apabila pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian artikel ini.
Dan tak lupa penulis menyampaikan banyak terima kasih serta seiring do’a atas
segala amal baik dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis.
Akhir kata semoga artikel ini dapat memenuhi syarat dan bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Aflita Anggraini
ABSTRAK
Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja
dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya.
Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam
(organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil
keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi
yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan menguntungkan.
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMR) adalah sistem komputerisasi yang memproses
dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan
koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh
informasi secara cepat, tepat dan akurat. Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis
komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak
– untuk operasional rumah sakit
PENDAHULUAN
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah sistem informasi yang
terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen Rumah Sakit,
mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk pasien, medical record, apotek, gudang
farmasi, penagihan, proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh manajemen. SIMRS
adalah sistem yang terintegrasi pada semua modul dan telah dipakai di berbagai Rumah Sakit
Pemerintah (RSUD) maupun Rumah Sakit Swasta. SIMRS ini didesain dengan teknologi
informasi terbaru dan interface yang menarik sehingga mudah digunakan. Saat ini SIMRS
telah dapat diintegrasikan dengan sistem / aplikasi BPJS.
1.2 Permasalahan
1.4 Manfaat
Bagi penulis dan pembaca dapat mengetahui bagaimana Implementasi Sistem Informasi
Manajemen dalam perusahaan dan mengetahui komponen pendukung pada Sistem
Informasi Manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
Rumah Sakit, sebagai salah satu institusi pelayan kesehatan masyarakat akan
melayani traksaksi pasien dalam kesehariannya. Pemberian layanan dan tindakan dalam
banyak hal akan mempengarui kondisi dan rasa nyaman bagi pasien. Semakin cepat akan
semakin baik karena menyangkut nyawa pasien.Semakin besar jasa layanan suatu rumah
sakit, akan semakin kompleks pula jenis tindakan dan layanan yang harus diberikan yang
kesemuanya harus tetap dalam satu koordinasi terpadu. Karena selain memberikan layanan,
rumah sakit juga harus mengelola dana untuk membiayai operasionalnya.
Melihat situasi tersebut, sudah sangatlah tepat jika rumah sakit menggunakan sisi
kemajuan komputer, baik piranti lunak maupun perangkat kerasnya dalam upanya membantu
penanganan manajemen yang sebelumnya dilakukan secara manual.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) bagi suatu rumah sakit merupakan hal yang
sangat penting untuk segera diterapkan.Hal ini mengingat semakin kompleksnya
permasalahan yang ada dalam data medik pasien maupun data-data administrasi yang ada di
rumah sakit.Namun menyediakan SIM bukanlah hal yang mudah, terutama jika dikaitkan
dengan biaya pengadaan SIM yang relatif sangat besar.
Penerapan sistem informasi pada suatu rumah sakit memerlukan suatu perencanaan
yang matang. Bila dilakukan secara tergesa-gesa tanpa melakukan perencanaan terlebih
dahulu dikhawatirkan akan memakan biaya yang mahal, kemungkinan ada biaya baru baik
untuk riset kelayakan dan lain-lain akan menambah biaya selanjutnya. Dalam penerapan
sistem informasi maka masalah finansial merupakan faktor yang sangat penting.
Sistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi
danmanajemen. Sistem adalah suatu himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel
yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu.
Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bermakna dan
bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunkannya
untuk membuat keputusan. Manajemen adalah tindakan memikirkan dan mencapai hasil-hasil
yang diinginkan melalui usaha kelompok yang terdiri dari tindakan mendayagunakan bakat-
bakat manusia dan sumber-sumber daya.Sehingga Sistem Informasi Manajemen berarti suatu
sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi maupun informasi yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Jika lebih spesifik lagi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu prosedur pemrosesan data-data baik data-
data umum Rumah Sakit maupun data-data medik pasien sehingga dapat mendukung proses
pengambilan keputusan manajemen.
Sistem Informasi Manajemen yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang telah
berbasiskan komputer untuk mengolah data-data medik pasien maupun data-data administrasi
yang dimiliki rumah sakit.Selama ini jika kita bicara tentang rumah sakit, yang paling mudah
diingat adalah pelayanannya yang tidak memuaskan ketika melakukan administrasi atau
waktu yang terlalu yang dibutuhkan oleh perawat untuk mencari data-data medik pasien.
Beberapa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak Rumah Sakit yang
disebabkan oleh system informasi yang belum dikelola dengan baik adalah pencatatan yang
berulang yang menyebabkan penduplikasian data, data yang belum terintegrasi atau masih
tersebar, pencatatan data masih dilakukan secara manual sehingga banyak terdapat kesalahan
dan informasi terlambat disebarkan. Oleh karena system informasi manajemen untuk Rumah
Sakit sangat perlu dilakukan agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat,
dapat menyajikan laporan akurat sehingga dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan
keputusan oleh pihak manajemen. Sebelum menerapkan suatu system informasi manajemen
untuk Rumah Sakit, kita harus mengetahui kelas dan status dari Rumah Sakit tersebut.
Dimana masing-masing Rumah Sakit memiliki kebutuhan system informasi berbeda-beda.
Status dan kelas Rumah Sakit dapat dibagi menjadi empat (4), yaitu :
a) Rumah Sakit Vertikal
b) Rumah Sakit Umum Daerah
c) Rumah Sakit Umum Swasta
d) Rumah Sakit specialist
Guna mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit dalam meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pelayanan kesehatan dibeberapa Rumah Sakit termasuk Rumah Sakit Siloam.
Spesifikasi nya tersusun atas beberapa system :
1. Sistem admin
2. Sistem pelayanan pasien
3. Sistem farmasi
4. Sistem penunjang medis
5. Sistem asset atau inventory
6. Sistem keuangan dan kauntansi
7. Sistem Human Resources Development (HRD)
8. Sistem manajemen
Dan terdapat 7 modul Rumah Sakit Siloam terkait dengan penerapan SIMRS yaitu :
1. Modul registrasi
2. Billing
3. Rekam medik
4. Farmasi
5. Laboratorium
6. Radiologi
7. System keuangan.
Beberapa Rumah Sakit telah menerapkan sistem informasi perawatan kesehatan, yang
dikenal dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengukur kualitas Sistem Informasi Manajemen RS yang berkaitan dengan penerimaan
pengguna dan kepuasan pengguna.
Pemanfaatan teknologi informasi sangat penting bagi rumah sakit (RS). SIMRS atau
sering juga disebut sebagai Hospital Management System (HMS) atau Hospital Information
System (HIS) merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi dan
diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi
yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan manajemen di
rumah sakit. Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama, yang
mempunyai nilai strategis dan memiliki peran penting bagi RS agar mampu memberikan
layanan terbaiknya.
A. Manfaat Umum
Setiap unit akan bekerja sesuai fungsi, tanggung jawab dan wewenangnya
a. Fungsi Pelayanan dan Informasi
b. Fungsi Perawatan (medical care)
c. Fungsi Penunjang/Supporting
d. Fungsi Administrasi dan Keuangan
e. Fungsi Pengawasan, dll
Mendukung kerja sama, keterkaitan dan koordinasi antar bagian / unit dalam rumah sakit
Contoh :
1. Unit Registrasi dengan Unit RM dalam hal Petugas RM dapat mengetahui secara real
time pasien yang mendaftar di bag Registrasi.
2. Unit Registrasi dengan Unit Rawat Jalan.
3. Koordinasi antara Unit Rawat Jalan / Rawat Inap dengan Unit Apotik/Farmasi dalam
hal Resep Online dan informasi lainnya.
4. Koordinasi antara Unit Rawat Jalan / Rawat Inap dengan Unit Laboratorium,
Radiologi, Gizi, Farmasi, dan Keuangan dan sebaliknya
5. Meningkatkan pendapatan rumah sakit.
B. Manfaat Operasional
Manfaat yang paling terasa ketika SIMRS tersebut selesai diimplementasikan adalah
kecepatan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi. Ketika dengan sistem manual
pengerjaaan tagihan kepada mitra/pihak ke-3, misalnya, memakan waktu sampai 1 bulan
sejak pasien selesai dilayani, dengan SIMRS hanya memakan waktu 1-2 hari saja. Kecepatan
ini tentu saja membuat efektifitas kerja meningkat. Pada awal pemasangan SIM, ketika aliran
kerja belum lancar, peningkatan kecepatan belum terlalu terasa. Namun ketika komitmen
seluruh unit untuk tepat waktu memasukkan data dengan akurasi entri data yang tinggi
dipenuhi, maka akan terasa sekali dampak dari SIMRS terhadap kecepatan kerja.
2. Akurasi
Hal lain yang juga terasa berubah adalah akurasi data, apabila dulu dengan sistem manual
orang harus mencek satu demi satu transaksi, namun sekarang dengan SIMRS hal tersebut
cukup dilakukan dengan membandingkan laporan antar unit yang dihasilkan oleh SIM.
SIMRS juga dapat mencegah terjadinya duplikasi data untuk transaksi-transaksi tertentu.
Misalnya, pasien yang sama diregistrasi 2 kali pada hari yang sama, maka SIMRS akan
menolaknya, SIMRS juga akan memberikan peringatan jika tindakan yang sama untuk pasien
yang sama dicatat 2 kali, hal ini menjaga agar user lebih teliti.
3. Integrasi
Hal lain yang juga terasa berpengaruh terhadap budaya kerja adalah integrasi data di
setiap unit. Bila dengan sistem manual, data pasien harus dimasukkan di setiap unit, maka
dengan SIMRS data tersebut cukup sekali dimasukkan di pendaftaran saja. Hal ini jelas
mengurangi beban kerja adminstrasi dan menjamin konsistensi data. Ilustrasi pada awal
makalah ini merupakan gambaran proses integrasi pada beberapa unit layanan di rumah sakit.
4. Peningkatan pelayanan
Pengaruh SIMRS yang dirasakan oleh pasien adalah semakin cepat dan akuratnya
pelayanan. Sekarang pasien tidak perlu menunggu lama untuk menyelesaikan
administrasinya, baik rawat inap ataupun rawat jalan. Hal yang sama juga dirasakan
perusahaan pelanggan, dimana tagihan yang dikirim cukup akurat dan detil sehingga
memudahkan analisa mereka.
5. Peningkatan Efisiensi
Pekerjaan pelaporan adalah pekerjaan yang menyita waktu namun sangat penting.
Dengan adanya SIM, proses pelaporan hanya memakan waktu dalam hitungan menit
sehingga kita dapat lebih konsentrasi untuk menganalisa laporan tersebut.
C. Manfaat Manajerial
Karena laporan-laporan yang dihasilkan SIMRS memberi gambaran dari hari ke hari
mengenai kinerja rumah sakit, maka jika ada hal-hal yang tidak normal dapat segera kita
ketahui. Hal ini membuat identifikasi potensi masalah dapat dilakukan lebih dini, sehingga
tindakan pencegahan atau penanggulangannya dapat segera disusun.
3. Kemudahan penyusunan strategi
Sejalan dengan identifikasi masalah di atas, kita pun dapat menyusun strategi ke depan
berdasarkan data populasi, bukan lagi statistik, karena SIMRS mampu memberikan data
populasi dengan selang waktu tertentu, bahkan menyajikan kecenderungan datanya kepada
kita. Ini tentu saja semakin menajamkan strategi yang kita susun.
D. Manfaat Organisasi
1. Budaya Kerja
Karena SIMRS ini mensyaratkan kedisiplinan dalam pemasukan data, baik ketepatan
waktu maupun kebenaran data, maka budaya kerja yang sebelumnya menangguhkan hal-hal
seperti itu, menjadi berubah.
Hal ini dapat terjadi karena integrasi SIMRS dengan seluruh unit layanan. Sebagai
contoh, jika unit registrasi tidak memasukkan data pasien yang akan berobat, maka unit
layanan tidak mungkin dapat memasukkan layanan kepada pasien tersebut, dan kasir pun
tidak mungkin menerima pembayaran dari pasien tersebut. Katakanlah semua unit sepakat
untuk menangguhkan pemasukan datanya, maka keesokan harinya, manajer akan melihat
penurunan trend pasien atau melihat ada pasien-pasien yang menggantung. Ada juga
pengalaman menarik yang kami temukan dalam implementasi SIMRS di suatu Rumah Sakit,
karena dasar perhitungan imbalan jasa medik untuk dokter dan perawat dihitung berdasarkan
data transaksi yang ada di SIM, maka dokter yang berkepentingan dengan data tersebut
menjadi supervisor data yang dimasukkan tanpa diminta. Implikasinya adalah, sedikit sekali
data yang salah dimasukkan.
2. Transparansi
SIMRS sebaiknya dirancang menganut kebijakan data terpusat, artinya data-data yang
digunakan oleh seluruh rumah sakit berada di bawah satu kendali. Misalnya untuk data tarif
tindakan, unit layanan tidak boleh dan tidak bisa memasukkan atau mengubah tarif yang ada,
data yang mereka masukkan hanya layanan yang diberikan kepada pasien sehingga
manipulasi tarif tidak dimungkinkan. Hal lain lagi, pendapatan setiap unit layanan terlihat
dari laporan harian yang selalu dilaporkan kepada direktur. Dengan demikian setiap orang
dapat melihat jalannya proses transaksi di rumah sakit dan secara tidak langsung juga turut
mengawasi proses tersebut.
3. Koordinasi antar unit (Team working)
Karena seringkali data yang digunakan oleh unit layanan tertentu adalah milik unit
layanan yang lain, misalnya kode perusahaan pelanggan adalah milik keuangan yang
digunakan secara intensif oleh medrec, maka ketika terjadi perubahan terhadap data tersebut,
unit yang bersangkutan akan mengkoordinasikannya dengan unit yang terpengaruh. Apabila
hal ini tidak dilakukan maka dengan sendirinya akan terjadi kekacauan data referensi.
4. Pemahaman sistem
Apabila dulu dengan sistem manual, sedikit sekali personel yang mengetahui atau
perduli dengan proses yang terjadi di unit lain, maka dengan adanya SIMRS hal tersebut
terjadi dengan sendirinya. Ini karena seringkali untuk memahami aliran data sampai datang
kepada unitnya, melibatkan berbagai unit lain. Ketika terjadi kesalahan setiap user berusaha
mencari tempat terjadinya kesalahan tersebut agar bukan unitnya yang disalahkan. Efeknya
adalah mereka menjadi paham bagaimana sistem di rumah sakit tersebut bekerja.
5. Mengurangi biaya administrasi
Pendidikan masyarakat dan akses informasi tentang kesehatan yang semakin tinggi
menyebabkan tingginya tuntutan kebutuhan kesehatan. Guna memenuhi tuntutan pelayanan
kesehatan tersebut, maka komputerisasi sangat dibutuhkan di rumah sakit untuk menghindari
kesalahan yang tidak diinginkan seperti redudansi data, unintegrated data, human eror, dan
terlambatnya informasi mengingat faktor kesehatan sangat penting bagi seseorang. Sistem
informasi rumah sakit (SIRS) secara garis besar mempunyai dua fungsi yaitu sistem informasi
pelayanan rumah sakit dan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS). Kedua fungsi
tersebut saling terkait dan saling melengkapi sehingga pada akhirnya akan membuat sistem
yang terintegrasi dan handal.
Dari semua peranan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berbasis komputer
tersebut, akan berpengaruh pada meningkatnya produktivitas kinerja tenaga medis dan staff
administrasi di rumah sakit serta meningkatkan atau memudahkan pelayanan kesehatan
sehingga kini hampir seluruh rumah sakit telah dilengkapi dengan teknologi komputerisasi
dalam sistem informasi rumah sakitnya.
Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam
lingkup manajemen pasien (front officemanagement). Lingkup ini antara lain sebagai berikut:
1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan
pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul
ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar
rawat inap. Berikut contoh sistemnya untuk Registrasi Pasien dinamakan System HOPE :
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah, anak,
obstetri dan ginekologi, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, cardiologi, radiologi,
bedah orthopedi, paru-paru, kesehatan jiwa, kulit, gizi, umum, UGD, dan lain-lain sesuai
kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar
tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien. Berikut contoh sistemnya untuk Rawat
Jalan/Poliklinik dinamakan System Larahis :
3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi
dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: EKG,
EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat
inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung
maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat
transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen
deposit dan lain-lain.
6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.
Berikut contoh sistemnya untuk System HOPE di bagian Apotik/Farmasi :
Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporan- laporan mengenai :
1. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan).
2. Penerimaan kasir secara periodik.
3. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien.
4. Rekam medis pasien.
5. Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan.
6. Data pasien rawat inap.
7. Data pasien rawat jalan.
8. Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik.
9. Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik.
10. Data penyakit khusus pasien rawat inap.
11. Grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan.
12. Data penyakit khusus pasien rawat jalan.
2.4 Mekanisme Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Mengingat kompleksnya proses bisnis pada Rumah Sakit, berikut ini gambaran arsitektur
minimal dan variabel SIMRS yang dapat mengakomodir kebutuhan informasi. Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan prosedur pemrosesan data rumah
sakit memanfaatkan teknologi informasi yang terintegrasi untuk menghasilkan informasi
yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi pihak
manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat beberapa SOP (standard operating
procedure) baru guna menunjang kelancaran penerapan SIMRS yang tertata dengan baik dan
rapi.
1. Front Office
Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan
tindakan dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah,invasive,
diagnostic non invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan dari dokter
(misalnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan sejenisnya) dan perawat.
Jadi dokter dan perawat sebagai aktor/SDM inti pada proses bisnis Rumah Sakit (seluruh
order berasal dari mereka). Karena itu kami menyebutkan inti sistem ini sebagai order
communation system. Front Office SIMRS meliputi :
a. Antrian registrasi
b. Modul appointment
c. Registrasi
d. Pelayanan informasi
e. Pengaduan
f. Pelayanan informasi
g. Publik
2. Back office
Rumah Sakit merupakan unit yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang,
mesin/alat kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor, barang habis pakai
dan sejenisnya). Walaupun proses bisnis setiap Rumah Sakit unik tapi tetap terdapat proses
umum, diantaranya perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory,
pengelolaan Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan
lainnya).
Proses back office ini berhubungan/link dengan proses pada front office, digambarkan
berikut ini.
1. Komuniasi dan Kolaborasi
a. Komunikasi
One Medic – One Solutions for Health Information System merupakan suatu aplikasi
piranti lunak yang telah dikembangkan sejak tahun 2008. Protocol komunikasi yang tersedia
telah dilengkapi dengan system keamanan sehingga dapat menekan berbagai tindakan cyber
crime oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Desain aplikasi SIMRS One Medic berbasis Web dimana pengguna dapat melakukan
integrasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal secara online’. Manfaat Intergasi
secara Online bertujuan untuk mengantisipasi pengulangan pekerjaan administrasi
yang dapat memicu terjadinya human error sehingga potensi kerugian Rumah Sakit dapat
ditekan. Fitur-fitur SIMRS One Medic sebagai solusi untuk menjawab tantangan masa depan
industri pelayanan medik:
- Security system: modul ini dapat mengatur informasi dan data yang diperbolehkan
untuk diaksesbaik oleh pihak internal maupun eksternal. Pengaturan tersebut
dilakukan selain untuk melindungi kerahasiaan data pasien juga untuk menghindari
penyalahgunaan informasi penting lainnya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab.
- MPI server solutions: adalah sistim komunikasi online yang dirancang untuk
menjembatani komunikasi antar sistem. Aplikasi MPI server solutions dapat
digunakan sebagai alat konfirmasi hak-hak pasien terhadap jenis tindakan medis dan
obat-obatan yang dapat diberikan oleh Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan Pihak
Penjamin.
- Billing records system: seluruh data tindakan medik dan obat-obatan yang diberikan
pada pasien otomatis terekam secara online dan dapat diatur sesuai dengan format
penagihan yang ditetapkan oleh Pihak Penjamin. Feature ini dapat mempersingkat
proses pekerjaan administrasi penagihan sehingga dapat menekan angka piutang.
Untuk media komunikasi informasi antara unit dapat digunakan media komputer yang
sudah terintegrasi dengan jaringan LAN dengan menggunakan aplikasi Messenger atau
chating, selain itu juga sudah ada nya telepon lokal yang membantu hubungan komunikasi
antar unit.Sedangkan untuk akses komunikasi ke luar instansi menggunakan akses internet
yang terintegrasi melalui jaringan Pemerintah Kota.
b. Kolaborasi
Salah satu kolaborasi untuk mengembangkan SIMRS adalah dalam bentuk Kerjasama
Operasional (KSO) atau Build Operational Transfer (BOT).MenurutPSAK no 39, KSO
merupakan bentuk kerjasama antara 2 belah pihak atau lebih dimana masing-masing pihak
sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan asset dan/atau hak
usaha yang dimiliki dan secara bersama-sama menanggung resiko atas usaha tersebut.
RSmempunyai peluang pasar berupa kunjungan pasien sedangkan konsultan/vendor
akanbertindak sebagai investor untuk menyediakanteknologi informasi yang selalu update
baik berupa 1)Perangkat keras (Server, PC &Jaringan), 2)Perangkat lunak (Software)
maupun sumber daya manusia (Brainware) baik tenaga operator ( Data Entry), Programmer
maupun tenaga lainnya.
Manfaat utama dari kegiatan KSO SIMRS ini adalah adanya jaminan berkelanjutan
serta proses pendampingan/transfer knowledge SIMRS,sehingga akan meminimalkan resiko-
resiko kegagalan implementasi di pihak RS dan akan menekan cost/biaya yang dikeluarkan
untuk investasi teknologi informasi yang senantiasa selalu update.Pihak rumah sakit
berkewajiban untuk menyediakan fasilitas sarana/prasarana untuk menunjang kegiatan
operasional KSO SIMRS tersebut. Rumah Sakit akan melakukan pengembalian investasi
dengan beberapa alternatif, antara lain pembebanan ke pasienper registrasi/kunjungan/resep
atau dana dari komponen unit Bahan Habis Pakai (BHP),komponen unit Jasa Akomodasi
maupun daritingkat efisiensi operasional RS. Pihak konsultan mempunyai kewajiban
melakukan pengembangan/update, tailor-made(customize) sistem sesuai kebutuhan RS,
Transfer Knowledge dan pendampingan operasional selama masa kerjasama tersebut.Rumah
Sakit akan menerima sistem secara keseluruhan baik modul aplikasi, source code maupun
blue print sistem pada masa akhir kerjasama sehingga RS diharapkan akan menjadi mandiri
dalam mengelola SIMRSpasca masa KSO tanpa ketergantungan dari pihak konsultan dan
bisa menjadi revenuecenter karena bisa mengembangkan sistem yang ada ke RS yang lain.
Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi SIMRS menjadi 6 komponen
utama guna menunjang terlaksananya penerapan SIMRS yang benar dan sesuai kebutuhan :
1. Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)
2. Hardware (perangkat Keras berupa komputer, printer dan lainnya)
3. Networking (jaringan LAN, wireless dan lainnya)
4. SOP (Standard Operating Procedure)
5. Komitmen (komitmen semua unit / departemen / instalasi yang terkait untuk sama-
sama mejalankan sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di-input)
6. SDM (sumberdaya manusia adalah faktor utama suksesnya sebuah sistem dimana
data di-input dan diproses melalui tenaga SDM tersebut)
Semua faktor ini akan menentuan bagaimana kualitas dari software sistem informasi yang
akan diterapkan dalam rumah sakit. Semakin baik kulitas software tentu saja proses
manajemen akan semakin terbantu.
Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama, yang mempunyai
nilai strategis dan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya saing serta
kompetensi utama sebuah organisasi dalam menyongsong era Informasi ini.
Selain itu sudah disebutkan bahwa SIMRS ini adalah integrasi dari beberapa sistem yang
disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit. Karena itu terdapat sejumlah pilihan spesifikasi
dan modul yang menyusun sebuah sistem informasi manajemen rumah sakit yaitu :
1. Admin Sistem
2. Sistem Pelayanan Pasien / Billing System
a. Modul Loket/Registrasi Pasien
b. Modul Pelayanan Rawat Jalan
c. Modul Pelayanan Rawat Inap
d. Modul UGD
e. Modul Kamar Operasi
f. Modul Persalinan
g. Modul Modul Rawat Intensive (ICU/NICU/PICU)
h. Modul Instalasi Hemodelisia
i. Modul Medical Check Up
3. Sistem Farmasi
a. Modul Pengendalian Stok
b. Modul Gudang Obat
c. Modul Floor Stock
d. Modul Produksi Obat
e. Modul Apotek (multi apotek)
8. Sistem Manajemen
a. Modul Manajemen Pelayanan
b. Modul Manajemen Farmasi
c. Modul Manajemen Keuangan
d. Modul Manajemen Aset
e. Modul Pemasaran dan Publikasi / PR
Semua ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit yang berbeda-beda bergantung
dengan jenis rumah sakit. Dengan begitu SIMRS ini akan sangat efektif dan efisien bagi
rumah sakit.
Untuk mewujudkan SIMRS yang diharapkan akan sangat membantu dalam pelayanan
kesehatan nasional ternyata masih menemui banyak kendala didalam pengembangannya
sehingga masih banyak yang perlu diperbaiki. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
a. Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal
Era sentralisasi menyebabkan segala sesuatunya serba dari atas menyebabkan para
manajer tidak pernah memikirkan perlunya memanfaatkan data atau infromasi untuk
mendukung pengambilan keputusannya.
Minat masyarakat memanfaatkan data dan informasi semakin meningkat dengan makin
meluasnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Namun demikikian tuntutan
masyarakat yang meningkat ini kurang berkembang di bidang kesehatan karena kurangnya
respon dari masyarakat itu sendiri dalam bidang kesehatan.
Biaya untuk teknologi komputer memang besar, ditambah lagi dengan kurangnya
pengetahuan dalam menggunakan teknologi komputer. Apresiasi yang rendah ini
dikarenakan oleh alasan materu atau manfaat biaya, yang kurang memadai. Investasi untuk
teknologi komputer yang besar belum dapat menjamin akan menghasilkan manfaat yang
sepadan jika tidak digunakan dengan benar.
Masalah yang paling sering dihadapi adalah masalah finansial. Kelemahan ini berkaitan
dengan masalah rasio biaya manfaat yang maasih sangat rendah. Selain investasi, sistem
informasi kesehatan juga memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk pemeliharaan dan
perawatannya.
Kurangnya tenaga ahli dalam mengolah dan memelihara sebuah sistem juga menjadi
kendala yang paling sering dihadapai. Selama ini di daerah, pengelola data dan informasi
umumnya adalah tenaga yang merangkap tugas atau jabatan lain. Belum lagi ditambah
dengan rendahnya keterampilan dan pengetahuan mereka di bidang informasi, khususnya
teknologi informasi dan manfaatnya.
2.5 Hambatan atau kendala pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Pengelolaan data yang sangat besar baik berupa data medis pasien (medical record)
maupun data administrasi yang dimiliki oleh Rumah Sakit mengakibatkan beberapa
hambatan / kendala, antara lain :
Pengelolaan data Rumah Sakit yang sangat besar baik data medik pasien maupun data-data
administrasi yang dimiliki oleh rumah Sakit sehingga mengakibatkan :
1. Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data
sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak dan pelayanan menjadi lambat,
tumpukan filing sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas.
2. Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data tidak
sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda
sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.
3. Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan
terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar dan tidak singkrong dari unit satu
ke yang lainya dan akan menimbulkan banyaknya perubahan data (efeknya banyak
pelayanan akan berdasarkan sesuka perawan/dokter sehinga dokter / perawat bisa
menambah bahkan mengurangi data/tarif sesuai dengan kondisi saat itu, misal yang
berobat adalah sodaranya makan dengan seenaknya dokter/perawat memberikan
discont tanpa melalu prosedur yang tepat. Dan menimbulkan kerugian pada rumah
sakit.
4. Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus direkap
secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat dan kurang dapat
dipercaya kebenarannya.
1. Friendly
2. Secure
3. Complete
4. Flexible
a. Sebuah organisasi senantiasa berkembang. Misal pada 5 tahun yang lalu jumlah poli
10, saat ini 15 poli, sangat mungkin 5 tahun mendatang menjadi 20 atau 25 poli.
Maka dari itu dibutuhkan aplikasi komputer yang mampu mengikuti perkembangan
organisasi.
b. Demikian pula jumlah, komputer, jenis peralatan akan senantiasa berkembang di
masa mendatang. Aplikasi selayaknya mampu mengikuti dinamika.
c. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit telah teruji di sejumlah Rumah Sakit, dari
jumlah poli yang awalnya beberapa belas sampai beberapa puluh, dari Rumah Sakit
awalnya tipe B menjadi tipe A.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) merupakan bidang yang harus
dikembangkan oleh setiap Rumah Sakit yang ada di Indonesia. Perkembangan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMR) sangat cepat dan pesat, untuk itu setiap Rumah
Sakit harus dengan cepat untuk dapat beradaptasi dengan teknologi ini.
1 Azis, M.Kom, Ir. M. Farid,Object Oriented Programming Dengan PHP5, Penerbit PT. Elex
Media Komputindo Jakarta, 2005 Siswoutomo, Wiwit,PHP Enterprise Kiat Jitu Membangun
Web Skala Besar, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Jakarta, 2005.
2 Fowler, Martin, UML Distilled Edisi 3 PanduanSingkat Tentang Bahasa Pemodelan Objek
Standar, Penerbit Andi Yogyakarta, 2005.
3 Kadir, A.,Konsep dan Tuntunan Praktis Basis Data, Penerbit Andi Yogyakarta, 1999.
4 Prasetyo, D. D.,Kolaborasi PHP dan MySQL untuk Membuat Web Database yang
Interaktif, PT. Elex Media Komputindo Jakarta, 2003.
5 Siswoutomo, Wiwit,Membangun Web Service Open Source Menggunakan PHP,Penerbit
PT. Elex Media Komputindo Jakarta, 2005.
6 Siswoutomo,Wiwit,PHP Undercover Mengungkap Rahasia Pemrograman PHP, Penerbit
PT. Elex Media Komputindo Jakarta, 2005.
7 Siswoutomo,Wiwit,Membuat Aplikasi Database Berbasis Web,Penerbit PT. Elex
8 Media Komputindo Jakarta, 2005.
9 Suhendar, A, S.Si, Hariman Gunadi S.Si., MT., Visual Modeling Menggunakan UML
dan Rational Rose,Penerbit Informatika Bandung, 2002.