Anda di halaman 1dari 6

Nama : Susiyanti Uwen

Kelompok : Kel 4

Nim : P1908028

1. ANALISA ARTIKEL

JUDUL Pentingnya penilaian spiritual saat merawat


orang yang lebih tua

The importance of spiritual assessment when


caring for older adults

Tujuan a. mengeksplorasi konsep penilaian spiritualitas


dan spiritual, yang dimiliki banyak definisi
dalam literatur, dan juga memberikan contoh
alat penilaian dari teologi, keperawatan,
pekerjaan sosial dan kedokteran.
b. untuk memungkinkan penyedia layanan
kesehatan (istilahnya digunakan adalah
'dokter') untuk memasukkan perawatan
spiritual ke dalam pasien rencana perawata

Metode Metode kualitatif, sepuluh yang digunakan


pendekatan kualitatif, dan tiga menggunakan
metode campuran.

Latar Belakang Dimensi spiritual seseorang sekarang diterima


secara universal sebagai aspek penting dalam
perawatan kesehatan. Beberapa sarjana
berpendapat bahwa penelitian di daerah ini sudah
mapan dan dianggap 'arus utama' (Cohen et al.
2012 ). Namun, yang lain menyarankan itu masih
dalam masa pertumbuhan (Moberg 2008 ). Jelas
itu Penelitian di bidang kerohanian telah
berkembang sejak 1980 , seperti yang
ditunjukkan oleh seorang eksplorasi abstrak
menggunakan database PsycINFO dan AgeLine
dari 1944 sampai 2003 yang mengungkapkan
artikel pertama tentang spiritualitas diterbitkan
pada 1944 dan yang kedua 1980 di (Ribaudo dan
Takahashi 2008 ). Jumlah seluruhnya sejumlah
studi penelitian kemudian meningkat dari rata –
rata 14,9 pertahun selama 1980 hingga 209,5
pertahun pada awal tahun 2000 (Ribaudo dan
Takahashi 2008 ). Jumlah artikel yag diterbitkan
pada tahun 2006 hingga 2011 meningkat 25%
dibandingkan dengan periode enam tahun
sebelumnya, 2000-2005 (Koening 2013).
Penelitian sebulumnya telah mengidentifikasi
pentingnya kesejahteraan spiritual (Moberg
1979) dan dikenal “tekanan spiritual”. Karena
itu, sebuah area yang dulunya adalah domain
teologi dan sekarang sedang diatasi dibahas oleh
praktisi keperawatan, kedokteran dan kesehatan
mental, sebagai suatu area untuk penelitian dan
praktek (Brennan and Heiser 2012; Harrington
2012).

Metode Instrument yang digunakan untuk penilaian


spiritual ada 5 jenis :

a. Analog untuk melakukan riwayat keluarga.


Penilaian digunakan untuk mengklarifikasi
masalah agama dan / atau spiritualitas,
kemudian menyajikan dua pertanyaan untuk
memandu percakapan dan meminta untuk
membantu klien menceritakan kisah mereka.
b. Spiritual Lifemap , digambarkan sebagai
'alternatif diagram untuk sejarah spiritual
berbasis verbal' (Hodge). Ini digunakan untuk
membuat sketsa peristiwa kehidupan yang
signifikan di atas kertas yang
mengidentifikasi jalan yang ditempuh dan
untuk membantu merencanakan masa depan.
c. Genograms Spiritual yang menggambarkan
'aliran pola spiritual setidaknya tiga generasi
(Hodge : ), digunakan untuk menunjuk
dimana individu telah memainkan peran
spiritual utama.
d. Ecomaps spiritual adalah alat keempat yang
ditawarkan oleh Hodge, dan ini mirip dengan
genograms sebelumnya tetapi 'fokuslah pada
bagian cerita spiritual keluarga yang ada.
e. Ecograms Spiritual yang menggambarkan
hubungan antara fungsi masa lalu dan masa
kini; ini bergabung kekuatan penilaian
ekomaps spiritual.
Pembahasan Studi terbaru dari Cowlishaw et al(2014)
menetapkan bahwa spiritualitas adalah
komponen kesejahteraan di usia tua dan dulu
terkait dengan hasil psikologis positif. Mereka
menyimpulkan hal itu dampak menguntungkan
pada orang dewasa yang lebih tua, layanan
dukungan spiritual mungkin dibenarkan dan
harus tetap (Cowlishaw, 2014). Mengingat
keterkaitan antara kerohanian dan kesehatan,
keanekaragaman 'kerohanian' dan tempat mereka
dalam kebijakan pemerintah, Hodge ( 2015)
menyatakan itu semakin diakui bahwa penilaian
spiritual harus dilakukan oleh penyedia layanan
kesehatan sebagai bagian dari penyediaan
layanan mereka. Beberapa kebingungan Namun,
tetap dalam apa yang dimaksud dengan penilaian
spiritual, dan itu harus perlu dicatat bahwa istilah
'spiritual' dan 'agama' telah sering digunakan
secara bergantian, dan beberapa akan
berpendapat bahwa mereka tumpang tindih
(Hodge ;2005 Miller dan Thoresen 2003). Selain
itu, Hodge et al (2012) sorot itu banyak praktisi
gerontologis telah menerima sedikit pelatihan
dalam mengidentifikasi kebutuhan spiritual. alat
untuk membantu dengan penilaian kebutuhan
spiritual adalah oleh karena itu dijamin. Dengan
mempertimbangkan kebutuhan untuk
mengklarifikasi konsep-konsep ini, makalah ini
akan:

a. Membahas tumpang tindih antara istilah


'spiritualitas' dan 'agama';
b. Membahas konsep kesejahteraan spiritual,
tekanan spiritual, dan spiritual penilaian;
c. Menawarkan model konseptual yang dapat
digunakan untuk menilai individu spiritualitas

Kesimpulan Ada banyak literatur yang berkembang


menyoroti efek positif dari agama dan
spiritualitas pada kesehatan manusia. Kebijakan
pemerintah mengakui hubungan ini, seperti
halnya perawatan paliatif, terutama ketika
merawat orang dewasa yang lebih tua, dan
mengarahkan profesional kesehatan untuk
melakukan spiritual penilaian. Namun, literatur
profesional dari berbagai disiplin ilmu adalah
penuh dengan definisi verbal seputar bidang
spiritualitas yang mungkin mengarah
kebingungan ketika mempertimbangkan
penilaian spiritual. Makalah ini mengklarifikasi
sejumlah istilah yang disajikan dalam literatur
dan berpendapat tentang perlunya melakukan
penilaian spiritual. Dari berbagai disiplin ilmu
ditawarkan untuk membantu dalam tugas ini dan
penggunaannya alat akan membantu penyedia
layanan kesehatan dalam mandat mereka untuk
memberikan perawatan holistik untuk semua
kelompok umur.
2. DATA FOKUS KASUS KELOLAAN

Tn. S berusia 75 tahun status perkawinan pasien duda, pasien beragama islam,
pasien memiliki 3 orang anak laki-laki 2 dan anak perempuan 1. sebelumnya pasien
tinggal bersama anak perempuanya tetapi pasien kemudian dititipkan kepanti oleh
keluarganya dengan alasan tidak dapat memenuhi kehidupan dan mengurus segala
kebutuhan pasien.

Kondisi kesehatan pasien saat ini pasien mengalami kelemahan tubuh dibagian
ekstremitas atas bagian kiri, pasien memiliki riwayat stroke yang sudah diderita selam
5 tahun, kebutuhan ADL pasien dibantu sebagian oleh pengurus wisma seperti
mencuci baju, membersihkan kamar dan menyiapkan makanan. Pasien tidak memiliki
riwayat alergi makanan ataupun obat-obatan.

Riwayat masa lalu pasien memiliki kebiasaan merokok dan minum kopi 1-2 gelas
per har. Dari hasil pengkajian SPSMQ di dapatkan skor 5 yang berarti kerusakan
intelektual ringan. Sedangkan jumlah skala Barthel Indeks adalah dengan skor 130 di
mana lansia mandiri dalam memenuhi aktivitas sehari-hari. Berdasarkan inventaris
depresi beck didapatkan skor 2 yang berarti tidak ada depresi.dari hasil pengkajian
skala resiko jatuh menurut brade di dapattkan skor 16 yang berarti resiko rendah.

Keadaan umum : Sedang


TD : 140/90 mmHg,
RR : 20 x/m
N : 98 x/m
Keluhan : saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh nyeri dibagian kaki lutut kaki
kiri saat setelah melakukan aktivitas yang berlebihan,nyeri terasaseperti ditusuk-tusuk
didaerah sekitar lutut, skala nyeri 5 nyeri terasa hilang timbul.

Menurut penjaga wisma pasien selalu berjalan-jalan setiap hari mengelilingi


panti, pasien selalu mengikuti aktivitas atau kegiatan yang dilakukan dipanti. Pasien
selalu mengikuti acara pengajian bersama yang selalu diadakan hari kamis dimusolah
panti.

Hasil pengkajian spiritual pasien didapatkan bahwa riwayat spiritual sebelum


pasien mengalami kelumpuhan atau stroke pasien menyakinin agamanya sebagai
agama islam dan percaya kepada Allah, rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti
pengajian, acara keagamaan, menjalankan sholat. Setelah mengalami strok pasien
tetap mengikuti kegiatan yang dilakukan dimusolah karena pasien beranggapan semua
penyakit yang dialami kelian merupakan teguran agar pasien lebih mendekatkan diri
kepada Allah.

Pengkajian spiritual dilakukan menggunakan Analog Spiritual. Penilaian


digunakan untuk mengklarifikasi masalah agama atau spiritualitas, kemudian pasien
diberikan dua pertanyaan untuk memandu percakapan dan meminta pasien
menceritakan riwayat spiritualnya.

Untuk mengidentifikasi bagaimana riwayat spiritual keseluruhan keluarga


setidaknya tiga generasi terakhir, yang melibatkan orangtua pasien, pasien dan anak
pasien. Pengkajian ini dilakukan dengan menggunakan Genogram Spiritual.
Pengkajian ini berfokus pada peran individu dalam kebutuhan spiritualnya.
Contohnya seperti pasien yang bisa menjadi seorang iman dalam menjalankan sholat
bersama keluarganya, atau menjadi seorang pendakwa dalam memberikan ceramah.
Pasien juga bisa memenuhi kebutuhan spiritualnya sendiri (sholat).

Sedangkan untuk pengkajian fungsi spiritual masa lalu dan masa depan pasien
penilaian spiritual ini menggunakan Ecograms Spiritual. Pengkajian ini
mengidentifikasi bagaimana fungsi spiritual pasien dimasa lalu didapatkan hasil
bahwa sebelum mengalami penyakit stroke pasien selalu menjalankan sholat dengan
rajin, selalu mengikuti kegiatan keagamaan. Setelah mengalami strok pasien tetap
mengikuti kegiatan yang dilakukan dimusolah karena pasien beranggapan semua
penyakit yang dialami kelian merupakan teguran agar pasien lebih mendekatkan diri
kepada Allah.

Ecograms Spiritual adalah pengkajian yang berfokus pada cerita spiritual


keluarga yang ada. Pada pengkajian didapatkan hasil bahwa pasien sering melakukan
ibadah bersama saattinggal bersama keluargannya, penjaga wisma mengatakan pasien
sangat aktif dalam kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh panti.

Soal ukom

1. Dari kasus diatas pengkajian genogram spiritual mengidentifikasi permasalahan


yang berfokus pada?..
a. Pengkajian fungsi spiritual masa lalu dan masa depan pasien
b. Pengkajian yang berfokus pada cerita spiritual keluarga yang ada
c. Pengkajian spiritual keluarga, penilaian spiritual yang dapat digunakan
yang melibatkan orangtua, pasien dan anak
d. Penilaian digunakan untuk mengklarifikasi masalah agama atau spiritualitas

2. Penilain yang digunakan untuk memfokuslah hubungan antara masa lalu dan
masa kini?..
a. Ecomaps spiritual
b. Analog spiritual
c. Ecograms spiritual
d. Genograms spiritual

3. Pasien secara psikologis dan spiritual dapat terjadinya perkembangan


pertumbuhan rohani. Apa intervensi yang dapat diberikan oleh perawat?
a. Meningkatkan kemampuan lansia untuk beradaptasi
b. Mendukung peningkatan ketenangan jiwa
c. Mempertahankan kondisi lingkungan tenang
d. Mengembangkan hubungan terapeutik

Anda mungkin juga menyukai