PNEUMONIA
Oleh:
PUTRI SARI
NIM. 1908436704
Pembimbing :
dr. Surya Hajar Sp.P
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
yang tinggi di dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum
dalam rumah sakit. Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran napas
ditemukannya konsolidasi dari bagian yang terkena dan alveolar yang terisi oleh
yaitu terbanyak disebabkan oleh bakteri dan virus, dapat juga disebabkan oleh
jamur dan parasit.2 Dalam keadaan normal dan dalam kondisi pertahanan paru
Pneumonia pada umumnya terjadi setelah infeksi pada hidung dan tenggorokan
adalah suatu peradangan pada paru yang didapat dari masyarakat sedangkan
pneumonia nosokomial adalah suatu peradangan pada paru yang terjadi setelah 48
2013 adalah 1,8 % dan 4,5 %. Lima provinsi yang mempunyai insiden dan
prevalensi pneumonia tertinggi untuk semua umur adalah Nusa Tenggara Timur,
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pneumonia
2.1.1 Definisi
dan alveoli dengan karakteristik terdapatnya konsolidasi dari bagian yang terkena
1,7
dan alveolar yang terisi oleh eksudat, sel radang dan fibrin. Secara klinis
2.1.2 Epidemiologi
adalah 2,1%.1 Data dari SEAMIC Health Statistic 2001 menyebutkan bahwa
data bahwa berdasarkan jenis kelamin laki–laki (55%) lebih banyak mengidap
disebabkan oleh bakteri gram positif, pneumonia rumah sakit disebabkan oleh
bakteri gram negatif dan pneumonia aspirasi disebabkan oleh bakteri anaerob.2,4
dari dahak, darah, cara invasif misalnya bilasan bronkus, sikatan bronkus, biopsi
komuniti adalah bakteri Gram negatif. Berdasarkan laporan 5 tahun terakhir dari
o Staphylococcus aureus 9%
o Enterobacter 5,26%
o Pseudomonas spp 0,9%
a. Pneumonia tipikal
Yaitu pneumonia yang disebabkan oleh satu atau lebih patogen yang
tradisional. Dapat terjadi pada semua usia dan beberapa bakteri tendensi
b. Pneumonia atipikal
Yaitu pneumonia yang tidak disebabkan oleh satu atau lebih patogen yang
c. Pneumonia virus
Yaitu pneumonia yang disebabkan oleh infeksi dari virus. Virus yang sering
Coronavirus, Adenovirus.
d. Pneumonia Jamur
Yaitu pneumonia yang disebabkan oleh infeksi jamur. Pneumonia jamur ini
1. Usia yang sangat muda atau tua. Pada usia muda sistem imun belum terbentuk
secara baik dan pada usia tua sistem imun mulai melemah dan reflek batuk
2. Pasien dengan penyakit kronik, seperti AIDS, sicklecell anemia, gagal ginjal
kronik.
2.1.5 Klasifikasi
pernah dirawat atau berada di fasilitas kesehatan lebih dari 14 hari sebelum
muncul gejala.
Pneumonia yang terjadi karena masuknya benda asing, baik dari dalam
Pneumonia yang terjadi pada pasien dengan keadaan imun yang jelek,
a. Pneumonia lobaris
b. Bronchopneumonia
c. Interstisial pneumonia
2.1.6 Patofisiologi
1. Inokulasi langsung
a. Intubasi trakhea
2. Penyebaran melalui pembuluh darah dari tempat lain di luar paru, seperti
endokarditis
mengandung kuman.
biak dan dengan cepat masuk kedalam alveoli dan melalui interalveolarisa dan
yang terkena selain tergantung kepada jumlah dan virulensi mikroorganisme juga
2.1.7 Diagnosis
a. Gambaran Klinis
3. Sesak napas
4. Nyeri dada
b. Pemeriksaan Fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pada palpasi
fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara
napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronkhi basah halus,
a. Gambaran Radiologis
konsolidasi dengan air bronchogram serta gambaran kavitas. Foto toraks saja
b. Pemeriksaan Laboratorium
c. Pemeriksaan Bakteriologis
a. Pemeriksaan Khusus
terhadap virus, legionella, dan mikoplasma. Nilai diagnostik adalah bila titer
tinggi atau ada kenaikan titer 4 kali. Selain itu analisis gas darah dilakukan untuk
tes resistensi, tetapi pada beberapa keadaan seperti keadaan yang mengancam
jiwa, kultur yang meragukan, dan lamanya waktu biakan, dapat diberikan
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Jenis bakteri dan antibiotik
1
2.1.9 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah efusi pleura, emfisema, abses paru,
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas pasien :
Nama : Tn. F
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai honor
Status : Belum Menikah
Alamat : Perum Cipta Karya Indah Blok E Kecamatan Tampan Pekanbaru.
ANAMNESIS (Alloanamnesis)
Keluhan Utama :
Diagnosis Banding
TB paru klinis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin tanggal 19 Juni 2020
Hb : 10 gr % ↓
Leukosit : 9.780/UI
Trombosit : 313.000/UI
Hematokrit : 29, % ↓
MCH : 28,8 pg
MCV : 83,6 fl
MCHC : 34,3 g/dl
• Foto AP
• Marker R
• Kekerasan cukup
• Kesan :
Panam dengan keluhan sesak sejak 1 minggu SMRS. Dari anamnesis didapatkan
mengeluhkan sesak semakin meberat disertai demam, keringat malam (+). Mual
(-), muntah (-) setiap kali batuk berisi dahak berwarna kekuningan, nafsu makan
menurun (+), buang air kecil tidak ada keluhan, buang air besar tidak ada keluhan.
Pasien tidak memiliki riwayat dalam mengalami TB ataupun minum OAT. Dari
33x/menit, pada mata konjungtiva anemis, pada mulut di temukan candidiasis oral
dan pada pemeriksaan paru auskultasi ditemukan ronkhi (+). Hasil pemeriksaan
MCH 28,8 pg dan MCV 83,6 fl), Dari foto thorax: terdapat infiltrat bilateral.
Daftar Masalah
Pneumonia nosokomial
St HIV (+)
Rencana Penatalaksanaan:
Non farmakologi
• Tirah baring
• 02 5L/menit menggunakan nasal kanul
• IVFD NaCl 0,9% 500cc/8 jam
• Diet dengan komposisi yang seimbang ( karbohidrat, protein, lemak)
• Jika panas tinggi dikompres
Farmakologi
• Inj. omeprazole 2 x 40 mg iv
• Curcuma tab 1x1
• N-acetyl cysteine 3x200 mg
• Cotrymoksazole 1x 960mg
• OAT 4 FDC 1x3
• 9 candistanin drop 4 x 1 cc
• Azitromicin 1 x 500mg
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien ini ditegakkan diagnosis Pneumonia Nosokomial. Diagnosis
penunjang. Keluhan sesesak nafas dan batuk berdahak serta demam pada pasien
dan demam yang dirasakan oleh pasien semakin memberat setelah dirawat 1
pasien ini karena dari anamnesis ditemukan gejala yang sifatnya akut, disertai
demam tinggi. Pada tuberkulosis biasanya ditemukan gejala yang bersifat kronik,
demam yang tidak terlalu tinggi (subfebris). Namun penulis tetap membuat
tekanan darah yang rendah 100/60 mmHg dan pemeriksaan paru ditemukan
dengan MCH 28,8 pg dan MCV 83,6 fl. Hasil pemeriksaan foto thoraks
menunjukkan adanya infiltrat pada paru dekstra dan sinistra.. Berdasarkan hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada pasien ini, maka
didapat di rumah sakit ditandai dengan keluhan muncul 48 jam setelah pasien
pasien ini menurut ATS termasuk pneumonia berat karena dijumpai frekuensi
tes resistensi, tetapi pada beberapa keadaan seperti keadaan yang mengancam
jiwa, kultur yang meragukan, dan lamanya waktu biakan, dapat diberikan
hasil kultur. Akan tetapi pada pneumonia diberikan terapi empiris. Pemberian
pilihan untuk menatalaksana Pneumonia dengan atau tanpa HIV. Pemberian terapi
(TMX-SMX) diberikan selama 21 hari dan respon terapi umumnya terjadi pada 8
hari pertama.
Hal ini terjadi akibat kurangnya intake zat gizi dalam segi kuantitas, yang
diperburuk dengan kurangnya kualitas zat gizi itu sendiri dalam waktu yang lama
maka dapat diberikan edukasi untuk diet makanan karena asupan gizi sangat
DAFTAR PUSTAKA
1. Pneumonia komunitas – Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Di
Indonesia. Persatuan Dokter Paru Indonesia. 2003.
7. Dahlan Z, Aru W, Bambang, Idrus A, Marcellus, Siti S, ed. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III. Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
IPD RSCM; 2009
8. Langke N, Ali HR, Simanjuntak LM. Gambaran Foto Toraks Pneumonia di
Bagian/SMF Radiologi FK UNSRAT/RSUP Prof. Dr.RD Kandou Manado
Periode 1 April – 30 September 2015. FK Universitas Sam Ratulangi.
Manado. 2015