Anda di halaman 1dari 31

RESUME

PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK

Oleh :

1. Putu Candra Pradnyasari P07120216041


2. Ni Putu Rika Umi Krismonita P07120216042

PROFESI NERS

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
RESUME PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK

A. PERSEPEKTIF KEPERAWATAN ANAK

1. Filosofi Keperawatan Anak

Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang

dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang

berfokus pada keluarga (family centered care),dan pencegahan terhadap

trauma (atraumatic care).

a. Perawatan Berfokus Pada Keluarga

Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak

bagian dari keluarga. Dalam Pemberian Askep diperlukan keterlibatan

keluarga karena anak selalu membutuhkan orang tua di Rumah Sakit seperti

aktivitas bermain atau program perawatan lainnya. Pentingnya keterlibatan

keluarga ini dapat mempengaruhi proses kesembuhan anak. Program terapi

yang telah direncanakan untuk anak bisa saja tidak terlaksana jika perawat

selalu membatasi keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anak yang

dirawat, hal ini hanya akan meningkatkan stress dan ketidaknyamanan pada

anak. Perawat dengan menfasilitasi keluarga dapat membantu proses

penyembuhan anak yang sakit selama dirawat. Kebutuhan keamanan dan

kenyamanan bagi orang tua pada anaknya selama perawatan merupakan

bagian yang penting dalam mengurangi dampak psikologis anak sehingga

rencana keperawatan dengan berprinsip pada aspek kesejahteraan anak akan

tercapai.

1) Atrumatic Care
Atrumatic care adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada

anak dan keluarga. Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat

diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis

dari tindakan keperawatan yang diberikan., seperti memperhatikan dampak

psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan dengan melihat prosedur

tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma untuk

mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh

perawat antara lain:

a) Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.

Dampak perpisahan dari keluarga akan menyebabkan kecemasan pada

anak sehingga menghambat proses penyembuhan dan dapat mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan anak.

b) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada

anak.

Kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak dapat

meningkatkan kemandirian anak dan anak akan bersikap waspada dalam

segala hal.

c) Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak psikologis).

Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat

akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai tenik misalnya distraksi, relaksasi

dan imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan

nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan anak.


d) Tidak melakukan kekerasan pada anak

Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat

berarti dalam kehidupan anak, yang dapat menghambat proses kematangan

dan tumbuh kembang anak.

e) Modifikasi lingkungan

Melalui modifikasi lingkungan yang bernuansa anak dapat meningkatkan

keceriaan dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang

dan merasa nyaman dilingkungan.

2. Prinsip – Prinsip Keperawatan Anak

Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan

sebagai pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak. Prinsip dalam

asuhan keperawatan anak adalah:

a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,

dimana tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja melainkan

anak sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan

perkembangan menuju proses kematangan.

b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan yang

sesuai dengan tahap perkembangan. Kebutuhan tersebut meliputi

kebutuhan fisiologis (seperti nutrisi, dan cairan, aktivitas, eliminasi,

istirahat, tidur dan lain-lain), kebutuhan psikologis, sosial dan spritual.

c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan dan

peningkatan derjat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit.


d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada

kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara

komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Anak

dikatakan sejahtera jika anak tidak merasakan ganggguan psikologis,

seperti rasa cemas, takut atau lainnya, dimana upaya ini tidak terlepas juga

dari peran keluarga.

e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga

untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi dan meningkatkan

kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang

sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal). Sebagai bagian

dai keluarga anak harus dilibatkan dalam pelayanan keperawatan, dalam

hal ini harus terjadi kesepakatan antara keluarga, anak dan tim kesehatan.

f. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi

atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk

biopsikososial dan spritual dalam kontek keluarga dan masyarakat.

g. Pada masa yang akan datang kecendrungan perawatan anak berfokus pada

ilmu tumbuh kembang, sebab ilmu tumbuh kembang ini akan mempelajari

aspek kehidupan anak.

3. Paradigma Keperawatan Anak

Paradigma keperawatan anak merupakan landasar berfikir dalam

penerapan ilmu keperawatan anak, dimana landasar berfikir tersebut terdiri

atas empat komponen. Komponen paradigma keperawatan anak :

Manusia (anak )
Sehat –sakit lingkungan

Keperawatan

a. Anak

Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah

anak,anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari

delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan

kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan

spritual. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan

perkembangan yang dimulasi dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/

todler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5 – 11

tahun), remaja (11-18 tahun).

b.  Sehat dan Sakit

Rentang sehat sakit adalah suatu kondisi anak berada dalam status

kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit

kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai

status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama

dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan perawat

baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti apabila anak

berada pada rentang sehat maka upaya perawat untuk

meningkatkan derjat kesehatan sampai mencapai taraf sejahtera

baik fisik, sosial maupun spritual.

c. Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud

adalah lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam

status kesehatan anak.

1) Lingkungan internal : Genetik, kematangan biologis, jenis

kelamin, intelektual,emosi dan adanya predisposisi atau resistensi

terhadap penyakit.

2) Lingkungan eksternal : status nutrisi, orang tua, saudara

kandung, kelompok/geng, disiplin yang ditanamkan orang tua,

agama, budaya, status sosialekonomi, iklim, cuaca sekitar dan

lingkungan fisik/biologis baik rumah maupun sanitasi di

sekililingnya.

Perkembangan anak sangat dipengaruhi ransangan terutama dari

lingkungan eksternal, yaitu lingkungan yang aman, peduli, dan

penuh kasih sayang.

d. Keperawatan

Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang

diberikan kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan

perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga seperti

adanya dukungan, pendidikan kesehatan dan upaya dalam rujukan

ke tenaga kesehatan dalam program perawatan anak. Fokus utama

dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah peningkatan

kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama,

yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga dan

perawatan yang terapetik. Bentuk intervensi utama yang diperlukan


anak dan keluarga adalah pemberian dukungan, pemberian

pendidika kesehatan dan upaya rujukan kepada tenaga kesehatan

lain yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan

kebutuhan anak.

4. Lingkup Praktik Keperawatan Anak

Dalam memberikan askep pada anak harus berdasarkan kebutuhan

dasar anak yaitu: kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan

seperti asuh, asih dan asah.

a) Kebutuhan Asuh

Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus

dipenuhi dalam pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan

ini dapat meliputi kebutuhan akan nutrisi atau gizi, kebutuhan

pemberian tindakan keperawatan dalam meningkatkan dan

mencegah terhadap penyakit, kebutuhan perawatan dan

pengobatan apabila anak sakit, kebutuhan akan tempat atau

perlindungan yang layak dan lain-lain.

b) Kebutuhan Asih

Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang

pada anak atau memperbaiki psikologi anak.

c) Kebutuhan Asah
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi pada

anak, untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara

optimal dan sesuai dengan usia tumbuh kembang.

Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak

 Pemberi perawatan

 Sebagai advokat keluarga

 Pencegahan penyakit

 Pendidikan

 Konseling

 Kolaborasi

 Pengambilan keputusan etik

 Peneliti

5. Program Kebijakan Pemerintah Terhadap Kesejahteraaan Anak

Pemerintah menerapkan beberapa progam bagi anak yaitu sebagai

berikut :

I. Program KIA

BKIA pertama didirikan di Paris oleh Budin

(1892), di negara Belanda pada tahun 1901, sedangkan di

Indonesia pada tahun 1931. budin sering melihat bayi yang

dilahirkan dirumah sakit dalam keadaan baik tetapi setelah

beberapa bulan kemudian berada dalam keadaan yang tidak

memuaskan. Akhirnya timbul gagasannya agar bayi

tersebut dijaga agar tidak jatuh sakit. Kemudian mulailah


pemeriksaan pada bayi, ataupun dalam keadaan sehat, agar

kelainan yang tiumbul dapat segera di ketahui.

 Didalam UU pokok kesehatan tanggal 15-10-1960

Bab I Pasal 1 telah dinyatakan “ tiap-tiap warga negara

berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya dan perlu diikutsertakan dalam usaha-usaha

kesehatan pemerintah”. Dalam pasal 9 ayat 20.2, juga telah

dinyatakan bahwa  tujuan pokok undang-undang yang

dimaksud adalah sebagai berikut : “ meningkatkan derajat

kesehatan ibu, bayi, dan anak sampai usia 6 tahun menjaga

dan mencegah jangan sampai ketiga subyek ini tergolong

dalam “vulnerable group”( golongan terancam bahaya,).

Sehubungan hal terebut diatas, pemerintah melakukan

usaha-usaha khusus untuk kesehatan keturunan dan

pertumbuhan anak yang sempurna, serta lingkungan

masyarakat dan keolahragaan.

BKIA sendiri adalah balai kesehatan ibu dan anak,

merupakan wadah untuk usaha-usaha KIA. BKIA berada

dibawah kordinasi dinas KIA departemen kesehatan. KIA

adalah Kesejahteraan ibu dan anak  yang didirikan pada

tahun 1952 di Yogyakarta sebagai ibukota RI pada saat itu,

dan merupakan salah satu bagian dari Departemen

Kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan terdiri dari:

i. Pelayanan kesehatan ibu

Agar ibu hamil, bersalin, menyusui, berada dalam keadaan

sebaik-baiknya agar dapat menjaga keselamatan dirinya dan

bayinya dan selamat dalam proses persalinan. Selain itu

diharapkan dapat memahami dan mengerti mengenai cara

memelihara/mengasuh bayi dan anak-anak, tentang cara

hidup sehat serta cara menyiapkan makanan sehat dan

bergizi dalam hal ini fokusnya adalah :

Ø  Pelayanan kesehatan ibu hamil

Ø  Pertolongan persalinan

Ø  Perawatan nifas

Ø  Pelayanan dini resiko dan faktor resiko ibu hamil

Ø  Pelayanan keluarga berencana

ii. Pelayanan kesehatan anak.

Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas

seorang manusia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat

perbedaan dalam penentuan usia anak. Menurut UU no 20

tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang

dikatakan masuk usia anak adalah sebelum usia 18 tahun

dan yang belum menikah. American Academic of Pediatric

tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang

batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia
21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan

pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak,

dan karakteristik kesehatannya. Usia anak sekolah dibagi

dalam usia prasekolah, usia sekolah, remaja, awal usia

dewasa hingga mencapai tahap proses perkembangan  

sudah             lengkap.

Didalam pasal 3 telah didinyatakan bahwa, ”pertumbuhan

anak yang sempurna dalam lingkungan yang sehat adalah penting

untuk mencapai generasi yang sehat dan bangsa yang kuat”. Untuk

itu salah satu program KIA adalah agar setiap anak dimana saja

dapat dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang penuh kasih

sayang, lepas dari rasa ketakutan.

Pelayanan kesehatan anak meliputi:

1.      Pelayanan kesehatan anak dan tata laksana neonatal sakit.

Masa neonatus ( umur 0 - 28 hari) yang merupakan

masa terjadinya kehidupan yang baru eksta uteri.

Pada masa ini terjadi proses adaptasi semua sistem

tubuh seperti pernafasan, jantung,  pencernaan,

sistem defekasi, urinaria dan sebagainya. Untuk itu

perlu perhatian untuk mencegah kematian dan

kesakitan pada usia ini.

2.      Pola asuh anak.


Pentingnya kedua orang tua memahami tujuan utama

pengasuhan adalah mempertahankan kehidupan fisik

anak dan meningkatkan kesehatannya, memfasilitasi

anak untuk menyeimbangkan kemampuan sejalan

dengan tingkat perkembangannya dan mendorong

peningkatan kemampuan berprilaku sesuai dengan

nilai agama dan budaya yang diyakininya.

Kemampuan orang tua untuk mngasuh tidak hanya

didapatkan dari pendidikan tetapi juga berdasarkan

pengalaman sendiri dan orang lain.

3.      Pelayanan kesehatan balita melalui manajemen

terpadu balita sakit (MTBS) dan imunisasi.

MTBS merupakan suatu bentuk pengelolaan balita

yang mengalami sakit yang bertujuan untuk

meningkatkan derajat kesehatan anak serta kualitas

pelayanan kesehatan anak. Cara ini angat efektif

untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan

bayi dan anak. Karena bentuk pelayanan ini dapat

dilakukan pada pelayanan tingkat pertama seperti

unit rawat jalan, puskesmas, polindes dan lain-lain

iii. pelayanan kesehatan anak usia prasekolah.

Pada masa pertumbuhan masa prasekolah pada anak

perlu mendapat perhatian, khususnya pertumbuhan

fisik, Berat badan mengalami kenaikan rata-rata 2


kg, kelihatan kurus akan tetapi aktifitas motorik

tinggi, dimana sistem tubuh sudah mencapai

kematangan seperti berjalan melompat, dll.

iv. Pelayanan kesehatan anak usia sekolah melalui program

UKS.

Peningkatan kesehatan anak sekolah dengan titik

berat pada upaya promotif dan preventif didukung

oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas,

Usaha keasehatan Sekolah (UKS) menjadi sangat

penting dan strategis untuk mencapai derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya. UKS bukan

hanya dilaksanakan di Indonesia, tetapi dilaksanakan

di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat

atau Health Promoting School ( Sekolah yang

mempromosikan kesehatan ). 

Health Promoting School adalah sekolah yang telah

melaksanakan UKS dengan ciri-ciri melibatkan

semua pihak yang berkaitan dengan masalah

kesehatan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah

yang sehat dan aman, memberikan pendidikan

kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap

pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan upaya


sekolah untuk mempromosikan kesehatan dan

berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan

masyarakat. 

Upaya Health Promoting School tersebut idengan

titik berat pada upaya promotif dan preventif

didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang

berkualitas adalah :

1.      Promotif dan Pencegahan

o    Pemberian nutrisi yang baik dan

benar

o    Perilaku hidup sehat jasmani dan

rohani

o    Deteksi dini dan pencegahan

penyakit menular

o    Deteksi dini gangguan penyakit

kronis pada anak sekolah

o    Deteksi dini gangguan pertumbuhan

anak usia sekolah Deteksi dini

gangguan perilaku dan gangguan

belajar

o    Imunisasi anak sekolah

2.      Kuratif dan rehabilitasi

o    Penganan pertama kegawat daruratan

di sekolah
o    Pengananan pertama kecelakaan di

sekolah

o    Keterlibatan guru dalam penanganan

anak dengan gangguan perilaku dan

gangguan belajar

UKS dilakukan mulai dari tingkat sekolah dasar

(SD) sampai pada tingkat sekolah lanjutan atas,

tetapi untuk saat ini di prioritaskan di SD yang

merupakan dasar dari semua sekolah lanjutan, untuk

terlaksananya perlu kerjasama dengan DINKES,

dinas pendidikan, pemerintah daerah setempat, orang

tua murid dan lembaga sosial lainnya.

Deteksi dini gangguan kesehatan anak usia sekolah

dapat mencegah atau mengurangi komplikasi dan

permasalahan yang diakibatkan menjadi lebih berat

lagi. Peningkatan perhatian terhadap kesehatan anak

usia sekolah tersebut, diharapkan dapat tercipta anak

usia sekolah Indonesia yang cerdas, sehat dan

berprestasi.

v.  Pelayanan kesehatan remaja melalui pelayanan kesehatan

peduli remaja.

Pelayanan kesehatan lebih banyak dititik beratkan

pada pembinaan prilaku sehat.Pada anak usia SLTP

dan SMU (remaja), masalah kesehatan yang


dihadapi biasanya berkaitan dengan perilaku berisiko

seperti merokok, perkelahian antar pelajar,

penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika

dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan yang tak

diingini, abortus yang tidak aman, infeksi menular

seksual termasukHIV/AIDS. 

          Dalam pelaksanaan berbagai program KIA ini

pemerintah banyak mendapat bantuan dari badan

sosial luar negeri, misalnya:

1. UNICEF memberikan bantuan pelayanan

kesehatan berupa bantuan pengadaan  

peralatan medis bagi poliklinik desa dan

Puskesmas, juga membiayai kegiatan

penyuluhan, lokakarya dan pelatihan

kesehatan.

2. US Agency for International

Develovment (USAID), memberikan

bantuan hibah 27 juta dolar AS(Rp.226.600

milyar), bagi perlindungan kesehatan ibu

dan anak di Indonesia, disalurkan

melalui Strategi Objective Grant

Agreement (SOGA).

II. Perlindungan terhadap anak


A. Hak dan tanggung jawab anak

UU no 39/99 pasal 52 ayat 1 dan 2 ” hak anak

adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingan anak itu

diakui dan dan dilindungi oleh hukum sejak dalam

kandungan”.

Hak anak dalam konveksi hak anak (5 oktober 1990

§  Hak anak untuk hidup dan berkembang

§  Hak untuk mendapat identitas

§  Hak untuk mendapat standar hidup yang layak

§  Hak untuk mendapatkan standar kesehatan yang paling

tinggi

§  Hak untuk mendapatkan perlindungan khususjika mengalami

konflik hukum

§  Hak untuk hidup dengan orang tua

§  Hak untuk mendapatkan perlindungan pribadi

§  Hak untuk mendapatkan perlindungan dari perlakuan kejam’

hukuman dan perlakuan tidak manusiawi.

§  Hak untuk mendapatkan pendidikan dasar secara cuma-

cuma.

§  Hak untuk bermain, dll.

           Tanggung jawab anak

 Menghormati orang tua, wali dan guru


 Mencintai keluarga, masyarakat dan

menyayangi teman

 Mencintai tanah air bangsa dan negara

 Menunaikan ubadah sesuai dengan ajaran

agamanya

 Melaksanakan etika dan ahlak yang mulia.

B. Perwalian anak

a. perwalian akibat perceraian

Bila ada perceraian menurut hukum perlu

ditentukan siapa yang berhak menjadi wali bagi anak

mereka. Karena adanya ketentuan bila terjadi perceraian

maka hilanglah kekeuasaan orang tua terhadap anak anak

dan kekuasaan tersebut diganti dengan perwalian. Menurut

UU no1 tahun 1974 “ apabila putus perkawinan karena

perceraian baik bapak atau ibu mempunyai kewajiban

memelihara, mendidik anak berdasarkan kepentingan

anak”.bila terjadi perselisihan mengenai penguasaan anak

maka pengadilan yang akan memberikan putusannya. Yang

bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan

pendidikan adalah bapak., bila bapak tidak dapat memenuhi

kewajibannya maka pengadilan dapat menentukan bahwa

ibu ikut memmikul biaya tersebut.

b. Perwalian pada anak adopsi


Sejak putusan diucapkan pengadilan maka orang tua

angkat menjadi wali anak angkat. Sejak saat itu segala hak

dan kewajiban orang tua kandung beralih pada orang tua

angkat. kecuali bagi anak angkat perermpuan beragama

Islam, bila akan menikah maka yang bisa menjadi wali

nikahnya hanyalah orang tua kandung atau saudara

sedarahnya.

B. Advocate anak.

Ide advokasi oleh anak merupakan pengembangan salah

satu hak dasar anak pada Konvensi Hak Anak (KHA)

yang diratifikasi pemerintah tahun 1990, yakni hak

untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang

ditujukan baginya. Tiga hak dasar lainnya adalah hak

untuk kelangsungan hidup, hak untuk tumbuh dan

berkembang, serta hak untuk memperoleh perlindungan

dari tindakan yang merugikan mereka.

Untuk bisa terlibat aktif dalam kegiatan advokasi

oleh anak, tidak semua anak di bawah usia 18 tahun

(batasan usia anak menurut KHA) bisa berperan di

situ. Ada persyaratan kematangan dan kecakapan yang

diperlukan yang hanya bisa dipenuhi anak usia belasan

tahun.

Advokasi oleh anak merupakan kegiatan tahap

lanjut yang sebelumnya diawali pemberdayaan yang


bersifat menggugah kesadaran kritis anak terhadap

persoalan di lingkungan sekitar dan menggali potensi

kepemimpinan dari anak.

Gerakan advokasi oleh anak saat ini bukan lagi

merupakan fenomena di tingkat nasional, tetapi sudah

menjadi fenomena internasional. Mengingat cukup kuatnya

landasan hukum untuk anak melakukan advokasi serta

kuatnya desakan dari LSM anak di tingkat internasional,

pada Mei 2002-dalam Sidang Umum PBB-untuk pertama

kali dalam sejarah PBB digelar sesi khusus untuk anak,

yang diikuti lebih dari 400 anak yang merupakan delegasi

dan peserta aktif di setiap pertemuan formal dan sesi

pendukung lain. Pada sidang PBB itu akhirnya berhasil

dirumuskan berbagai komitmen yang tersusun dalam

millenium development goals, serta pernyataan anak-anak

yang dikenal dengan dokumen Dunia yang Layak bagi

Anak (World Fit for Children), dengan tujuan dan targetnya

yang harus dipenuhi.

Makin banyaknya kasus kenakalan yang menjurus

pada prilaku kriminal di kalangan anak, menjadi alasan

mendesak perlunya di bentuk UU dan lembaga yang bisa

menyelesaikan permasalahan anak dengan hukum.

Rencana UU perlindungan Anak (RUUPA), akan di

tetapkan sebagai UU, akan menjadi landasan hukum guna


melindungi kepentingan dan hak anak. Materi RUUPA

menyangkut pemenuhan hak dan kewajiban anak tanggung

jawab negara, perwalian anak , kuasa asuh, dan

pengangkatan anak, ketentuan pidana, dan perlindungan

anak, yang meliputi bidang kesehatan, agama, pendidikan

dan sosial. RUUPA juga memberikan perlindungan khusus,

yaitu anak yang berhadapan denagan hukum, kelompok

minoritas, anak korban eksploitasi ekonomi dan sexual,

anak yang diperdagangkan, anak korban kerusushan, anak

yang menjadi pengungsi, serta anak dalam situasi konflik

bersenjata.

Perlindungan pada anak berdasarkan prinsip :

§  Non dikriminasi

§  Kepentingan bagi anak.

§  Penghargaan terhadap pendapat anak.

§  Hak untuk hidup.

§  Kelangsungan hidup.

§  Perkembangan.

Kementrian Pemberdayaan Perempuan menetapkan UU No

23 tahun 2002 :

 Perlindungan anak

 Harmonisasi hukum dan perundangan.

 Mengembangkan data dan profil anak.

 Mengembangkan model intervensi.


 Mengembangkan pusat kajian bagi kesejahteraan

dan perlindungan anak di perguruan tinggi.

 Meningkatkan kemitraan dengan seluruh pemangku

kepentingan anak menjadi upaya yang dapat

mempercepat peningkatan kesejahteraan dan

perlindungan anak.

III. Organisasi perlindungan anak.

Perlindungan anak di indonesia di lakukan melalui :

 UU No 23 tahun 2002

 Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

 Penyusunan peraturan pemerintah tentang tata cara

perwalian anak.

 Bimbingan dan pengawasan terhadap pengangkatan anak

dan sosialisasi terhadap penegak hukum.

 Upaya penyelenggara perlindungan anak di bidang agama,

kesehatan dan pendidikan.

Lembaga Advokasi Anak Indonesia

Terdiri dari komisi :

§  Tenaga kerja.

§  Guidance dan konseling

§  Hak asazi manusia

§  Pendidikan dan latihan

§  Penelitian dan pengembangan.

§  Hukum wanita.
§  Lingkungan hidup.

Program kerja :

 Investigasi

 Monitoring

 Lobi dan dialog

 Penerbitan publikasi

 Penelitian

 Penanganan kasus anak di pengadilan

 Mitra dari LAAI

 NGO, Locxal, nasional dan Internasional.

 Instansi pemerintah

 Praktisi hukum

 Jurnalis

 Peneliti

 Pemerhati masaalah anak

 Badan-badan PBB.

IV. Pola kesehatan anak.

A. penyakit yang lazim terjadi :

 Kelainan kongenital

 Pneumonia.

 Influenza

 Varicella
 Morbili

 TBC

 DPT

 DBD

 Malaria

 ISPA

 Parotitis

 Gaky

 Malnutrisi

 Diare

B.Usaha.Promotif.

 Penyuluhan kesehatan masyarakat

 Promosi kesehatan melalui media komunikasi

 Pembinaan peran serta masyarakat

 Pembinaan gizi masyarakat

C. Usaha Preventif

Sasaran :

§  Mengurangi penyebab atau peranan penyebab

§  Mengatasi atau memodifikasi lingkungan

§  Meningkatkan daya tahan tubuh

Tindakan pencegahan

 Imnunisasi

 Control lingkungan atau sanitasi lingkungan

 Pemberantasasn vector penyakit


 Pemberantasan penyakit menular dan tidak menular

 Pengawasan obat dan makanan

 Pelayanan kesehatan ibu dan anak

 Perbaikan pemukiman

D. Sistem pemberian pelayanan kesehatan.

Sistem pemberian pelayanan kesehatan anak terintegrasi dengan

program-program yang ditetapkan departemen kesehatan, dalam

hal ini dilaksanakan oleh dinas kesehatan dalam bentuk pelayanan

KIA.

Pelaksanaan usaha KIA dilakukan dalam bentuk kegiatan

kegiatan :

(1)  Pemeriksaan bayi sampai umur 1 tahun

(2)  Pemeriksaan ibu hamil

(3)  Pemeriksaan anak sampai umur 6 tahun(termasuk

taman kanak-kanak

(4)  Pertolongan persalinan diklinik klinik

bersalin/BKIA/ rumah sakit baik fasilitas dari

pemerintah maupun dari swasta.

(5)  Pemberian suntikan imunisasi dasar dan ulangan

(6)  Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi

ibu, bayi, dan balita

(7)  Pemberian pendidikan kesehatan masyarakat

antara lain pelatihan dukun bayi

(8)  Pencegahan dehidrasi pada anak diare


(9)  Kunjungan rumah

(10). Pelayanan keluarga berencana

(11). Pembina partisipasi masyarakat

E. Follow up care dan home care.

Setelah penemuan kasus, maka diadakan kunjungan rumah

sebagai tindak lanjut, karena dengan kunjungan rumah akan

diketahui juga keadaan rumah tangga keadaan kesehatan,

kebersihan lingkungan, keadaan sosial budaya, adat

istiadat, kepercayaan dan aspek lain yang mungkin

berpengaruh terhadap status kesehatan keluarga.

6. Sistem Perlindungan Anak

Kerangka hukum dan kebijakan di Indonesia perlu diperkuat untuk

mencegah dan menangani kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi

dan penelantaran anak. Pemerintah pusat dan daerah memerlukan

keselarasan peraturan maka langkah terakhir yang dilakukan

pemerintah pusat adalah mengembangkan pedoman. Perda yang

mengacu pada pendekatan berbasis sistem terhadap perlindungan

anak merupakan sebuah langkah yang positif.

Perlindungan anak melalui pendekatan berbasis sistem meliputi :


(1) Sistem perlindungan anak yang efektif melindungi anak

dari segala bentuk kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi

dan penelantaran,

(2) Sistem perlindungan anak yang efektif mensyaratkan

adanya komponen-komponen yang saling terkait,

(3) Rangkaian pelayanan perlindungan anak di tingkat

masyarakat dimulai dari layanan pencegahan primer dan

sekunder sampai pelayanan tersier (Unicef Indonesia,

2012).

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun

2014, dimana pada Pasal 73a menyatakan bahwa:

(1) Dalam rangka efektivitas penyelenggaraan

perlindungan anak, kementerian yang menyelenggarakan

urusan pemerintah di bidang perlindungan anak harus

melakukan koordinasi lintas sektoral dengan lembaga

terkait,

(2) Koordinasi dilakukan melalui pemantauan, evaluasi

dan pelaporan penyelenggaraan perlindungan anak.

Pada pasal 74 menyatakan bahwa :

(1) Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan

penyelenggaraan pemenuhan hak anak, dengan undang-

undang ini dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia

(KPAI) yang bersifat independen,


(2) Dalam hal diperlukan, Pemerintah Daerah dapat

membentuk Komisi Perlindungan Anak Daerah atau

lembaga lainnya yang sejenis untuk mendukung

pengawasan penyelenggaraan perlindungan anak di daerah.

Berikut ini cara melindungi anak dari kekerasan fisik dan

kejahatan seksual dimana banyak pelaku kekerasan fisik

dan seksual banyak dilakukan oleh orang yang dikenal oleh

anak. Cara melindunginya yaitu dimulai dengan:

1. Bangun komunikasi dengan anak.

 Dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian.

 Hargai pendapat dan seleranya walaupun orang

tua tidak setuju.

 Jika anak bercerita sesuatu hal yang sekiranya

membahayakan, tanyakan anak bagaimana

mereka menghindari bahaya tersebut.

 Orang tua belajar untuk melihat dari sudut

pandang anak. Jangan cepat mengkritik atau

mencela cerita anak.

2. Cara yang dilakukan jika mengira anak menjadi korban

kekerasan fisik atau kekerasan seksual:

 Beri lingkungan yang aman dan nyaman

agar dia dapat berbicara kepada Anda atau

orang dewasa yang dapat dipercaya.


 Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah dan

tidak melakukan apapun yang salah. Yang

bersalah adalah orang yang melakukan hal

tersebut kepadanya.

 Cari bantuan untuk menolong kesehatan

mental dan fisik.

 Konsultasi dengan aparat negara yang dapat

dipercaya bagaimana menolong anak

tersebut.

 Laporkan kejadian ini kepada Komisi Anak

Nasional.

 Jaga rahasia: kejadian dan data pribadi anak

agar tidak menjadi rumor yang akan menjadi

beban dan penderitaan mental anak. Dalam

undang-undang hak anak: anak yang

menjadi korban kejahatan seksual berhak

untuk dirahasiakan namanya.


DAFTAR PUSTAKA

 Yuliastati dan arnis Amelia.2016.Keperawatan Anak (Modul bahan ajar

cetak keperawatan.Kementrian Kesehatan Republik Indonesia:Jakarta.

 Hidayat.A.A.2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba Medika

: Jakarta

 American Academy of Paediatric. (2003). Family Centered Care and The

Pediatrician’s Role. Pediatrics. Vol. 112 (3);

 Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kemenkes RI.

 Supartini (2004). Buku ajar: Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC,

Jakarta. Undang-undang Perlindungan Anak RI. Nomor 35 tahun 2015.

 Wong, D.L, et all. (2009). Wong, Buku Ajar Keperawatan Pediatric. (6th

ed.). Missouri; Mosby.

Anda mungkin juga menyukai