Anda di halaman 1dari 3

Lampiran surat keputusan Direktur RSU Harapan Bersama singkawang

Nomor : 08 / SK.DIR /II 2020


Tanggal : 19 febuary 2020

KEBIJAKAN SURVEILANS
DI RSU HARAPAN BERSAMA
1.PENDAHULUAN

Infeksi menunjukkan adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu
gejala klinis baik local maupun sistemik . infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di
rumah sakit dan mulai menunjukan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau seelah selesai
dirawat disebut infeksi nosocomial secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan
tanda infeksi yang kurang 72 jam menunjujkkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi
sebelumnya pasien masuk rumah sakit , dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setalah 72jam
pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosocomial, ini dapat berada berasal dari dalam
tubuh penderita maupun luar tubuh . infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula
memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self
infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen ( cross infection ) disebaban oleh
mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien kepasien lainnya.

Terjadinya infeksi nosocomial akan menimbulkan banyak kerugian antara lain :

 Lama hari perawatan bertambah panjang


 Penderita bertambah
 Biaya meningkat

Infeksi merupakan interaksi antara mikroorganisme dengan pejamu rentan yang terjadi melalui kode
transmisi kuman yang tertentu, cara transmisi mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara
baik droplet maupun airbone, dan dengan kontak langsung. Dirumah sakit dan sarana kesehatan
lainnya, infeksi dapat terjadi antar pasien , dari pasien kepetuga , dari petugas kepetugas , dari
ppetugas kepasien dan antar petugas . Dengan berbekal pengetahuan tentang patogenesisi infeksi
yang melimputi interaksi mikroorganisme dan pejamu, serta cara transmisi atau penularan infeksi
dan dengan kemampuan memutuskan interaksi antara mikroorganisme dan pejamu , maka segala
betuk infeksi dapat dicegah.

Kebutuhan untuk pengendalian infeksi nosocomial akan semakin meningkat terlebih lagi dalam
keadaan sosial ekonomi yang kurang menguntungkan seperti yang telah dihadapi Indonesia saat
ini.indikasi rawat pasien semakain lebuh ketat,pasien akan datang dalam keadaan yang semakin
parah, sehingga perlu perawatan yang lebih lama yang juga berarti pasien dapat memerlukan
tindalkan invasif yang lebih banyak. Secara keseluruhan berarti daya tahan pasien lebih rendah dan
pasien cenderung untuk mengalami berbagai tindakan invasif yang akan memudahkan masuk
mikroorganisme penyebab infeksi nosocomial. Sementara itu jenis infeksi yang dialami dapat berupa
berbagai jenis infeksi yang baru diketahui misalnya infeksi HIV / AIDS atau Ebola dan infeksi lama
yang semakin virulen, misalnya tuberkulasi yang resisten terhadap pengobatan. Mutu pelayanan di
rumah sakit dapat berpengaruhi karena pasien bertambah sakit akibat infeksi nosocomial .

2. TUJUAN

 Menurunkan resiko terjadi infeksi nasokomial


 Memperoleh data dasar yaitu tingkat endemisitas infeksi nasokomial di RSU Harapan
Bersama
 Sebagai system kewaspadaan dini dalam mengindentifikasi kejadian luar biasa
 Mengukur dan menilai keberhasilan program pengendalian infeksi nasokomial
 Menilai standar mutu asuhan keperawatan dan pelayanan medis
 Memenuhi standar pelayanan rumah sakit sebagai salah satu tolak ukur penilaian

3. POKOK-POKOK PENGERTIAN INFEKSI NASOKOMIAL

1. Definisi

Suatu infeksi yang didapat seseorang penderita pada waktu ia dirawat di rumah sakit, karenanya
dalam Bahasa asing disebut : Hospital-Acquired infection.

2. Tanda-tanda infeksi nasokomial

 Tanda –tanda kliniks timbul sekurang-kurangnya setelah 2x24 jam sejak mulai perawatan
dirumah sakit, sekalipun sesungguhnya tergantung pada inkubasi
 Tanda-tanda kliniks ( menurut intensitasnya ) dapat berupa salah satu / beberapa dianatara
gejala dan lokasi organis di bawah ini :
 ILO
 ISK
 VAP
 IADP
Gejala khusus untuk infeksi khas lokal organik memerlukan pola pemantauan ( surveillance )
sendiri-sendiri sesuai alur bagan-bagan spesifik berikutnya.

3. CAKUPAN KEGIATAN SURVEILANS

 Surveilans ILO
 Surveilans IADP / PLEBITIS
 Surveilans VAP
 Surveilans DEKUBITUS

4.POKOK-POKOK KEBIJAKAN SURVEULANS

 Ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit


 Merupakan proses yang dinamis, sistematis , terus menerus dalam pengumpulan
identifikasi , analisi dan interprestasi dari data kesehatan yang penting pada suatu populasi
spesifik untuk digunakan dalam perencaan , penerpan dan evaluasi suatu tindakan yang
berhubungan dengan kesehatan yang didesminikasikan secara berkala kepada pihak-pihak
yang memerlukan

5.kegiatan surveilans dilakukan oleh IPCN berkerjasama dengan IPCLN untuk unit perawatan dan
petugas terkait di luar unit perawatan dengan cara melakukan pengawasan setiap hari keseluruh unit
kerja

Ditetapkan Di : Singkawang

Pada tanggal : 19 febuary 2020

Dr.Veridiana SPOG

Direktur

Anda mungkin juga menyukai