Anda di halaman 1dari 6

Nama : Irma Tri Ruhana

NIM : 041711233007
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Internasional
Kelas :G

CHAPTER 18
LONG-TERM DEBT FINANCING

FINANCING TO MATCH THE INFLOW CURRENCY


Anak perusahaan multinasional umumnya membiayai kegiatan operasi mereka dengan mata
uang negara mereka menjual produk. Strategi pencocokan ini dapat mengurangi eksposur anak
perusahaan untuk pergerakan nilai tukar karena memungkinkan anak perusahaan dalam
menggunakan sebagian dari arus kas masuk untuk menutupi arus kas keluar untuk membayar
kembali utang mereka. Dengan cara ini, jumlah dana anak perusahaan yang akhirnya akan
dikirimkan ke perusahaan induk (dan dikonversi ke mata uang perusahaan induk ini) berkurang.
Using Currency Swaps to Execute the Matching Strategy
Dalam beberapa kasus, perusahaan multinasional mungkin tidak dapat meminjam mata uang
yang cocok dengan mata uang faktur dalam rangka untuk mengurangi risiko nilai tukar. Pada
kondisi ini, perusahaan multinasional mungkin ingin terlibat dalam swap currency, yang
menentukan pertukaran mata uang secara berkala. Swap currency memungkinkan perusahaan
multinasional untuk memiliki arus kas dalam mata uang yang sama di mana ia menerima hampir
semua atau seluruh pendapatan. Selain itu, swap currency juga dapat mengurangi dampak
pergerakan nilai tukar.
Using Parallel Loans to Execute the Marketing Strategy
Jika perusahaan multinasional tidak mampu meminjam mata uang yang cocok dengan mata uang
faktur, ia mungkin juga mempertimbangkan pembiayaan dengan pinjaman paralel (atau back-to-
back) sehingga dapat sesuai dengan mata uang fakturnya. Dalam pinjaman paralel (parallel loan),
dua pihak memberikan pinjaman simultan dengan kesepakatan untuk membayar pada titik
tertentu di masa depan.
DEBT DENOMINATION DECISION BY SUBSIDIARIES

Ada 2 alternatif ketika perusahaan ingin melakukan penganggaran terhadap suatu proyek.
Misalkan saja perusahaan cabang dihadapkan oleh 2 pilihan yaitu menggunakan dana dari negara
pusat, ataukah menggunakan pendanaan dari peminjaman local. Ketika menggunakan pendanaan
local berarti bunga yang harus dibayarkan adalah sama dengan bunga utang tersebut. Bunga
utang tersebut biasanya hampir mendekati risk free, tetapi lebih tinggi sedikit yang
menggambarkan resiko kredit. Semakin tinggi resiko di suatu negara (misalkan negara
berkembang), maka akan semakin tinggi pula bunga yang dikenakan pada pinjaman tersebut.
Oleh karena itu, seringkali perusahaan menimbang -nimbang mana pendanaan yang tepat untuk
digunakan apakah meminjam dari negara pusat atau di negara cabang. Oleh karena itu, di bawah
ini akan dilakukan Analisa terhadap beberapa kemungkinan.
Debt Decision in Host Countries with High Interest Rates
Ketika perusahaan cabang berada di negara berkembang yang memiliki suku bunga yang tinggi,
maka perusahaan cenderung mempertimbangkan kemungkinan pendanaan pada negara pusat
dimana tingkat suku bunganya lebih rendah. Hal ini akan menguntungkan bagi MNC. Tetapi,
berdasarkan Fisher effect, maka negara yang memiliki tingkat suku bunga yang tinggi cenderung
memiliki tingkat inflasi yang tinggi pula. Karena tingkat inflasi yang tinggi tersebut, maka mata
uang negara cabang tersebut akan cenderung melemah terhadap mata uang negara pusat. Oleh
karena itu, ketika kita menggunakan pendanaan dari pinjaman negara pusat, kita harus
membayarkan bunga dengan utang pokoknya menjadi lebih besar karena mata uang negara
cabang melemah dibandingkan dengan mata uang negara pusat. Hal inilah yang dinamakan
dengan resiko nilai tukar.
Combining Debt Financing with Forward Hedging
Karena adanya resiko nilai tukar ketika perusahaan melakukan pinjaman pada negara pusat,
maka terkadang perusahaan perlu mempertimbangkan hedging mata uang. Dengan hedging
tersebut, maka perusahaan akan dapat memastikan berapa nilai tukar untuk periode
mendatangnya. Meskipun demikian, hedging tersebut tidak serta merta menguntungkan bagi
perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya teori interest parity.
Comparing Financing Costs between Debt Denominations
Ketika ingin memutuskan mana pendanaan yang paling menguntungkan, maka perusahaan harus
menghitung berapa biaya yang mereka keluarkan ketika menggunakan sumber pendanaan
tertentu.
Accounting for Uncertainty of Financing Costs
Perhitungan diatas tentunya akan memberikan dampak ketika peramalan tentang suatu nilai tukar
berbeda dengan nilai tukar aslinya. Perbedaan tersebut bisa membuat perusahaan lebih baik
maupun lebih buruk. Oleh karena itu, biasanya perusahaan melakukan beberapa peramalan
dimana ada beberapa kondisi, misalkan kondisi optimis, normal, dan pesimis dengan bobot
masing– masing (tentunya yang terbesar adalah bobot pada kondisi normal). Kemudian
melakukan rata-rata tertimbang dari masing-masing kondisi sehingga didapatkan berapa
besarnya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan ketika meminjam ke negara pusat yang
kemudian dibandingkan dengan ketika meminjam pada negara cabang.
Langkah kedua yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan distribusi peluang dari nilai
tukar tersebut yang dapat dilakukan dengan menggunakan simulasi computer.
DEBT MATURITY DECISIONS
Tanpa melihat mata uang mana yang akan digunakan dalam pendanaan tersebut, maka
perusahaan juga harus menentukan berapa lama utang yang akan dipakai oleh perusahaan.
Seperti yang kita ketahui bahwa mayoritas utang jangka panjang memiliki tingkat suku bunga
yang cenderung tinggi relatih terhadap utang jangka pendek. Oleh karena itu, perusahaan juga
perlu mempertimbangkan jangka waktu pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Assessment of Yield Curve
Pertama-tama yang harus kita lakukan adalah melihat yield curve dari negara tempat kita
meminjam. Apakah yield curve dari obligasi yang kita terbitkan memiliki kemiringan positif,
negatif, ataukah datar. Ketika yield curve dari obligasi suatu negara memiliki kemiringan positif,
maka semakin lama jangka waktu peminjaman maka akan semakin besar biaya yang harus kita
keluarkan sebagai cost of debt.
Financing Costs of Loans with Different Maturities
Kita dapat membandingkan antara beberapa utang yang lebih pendek jangka waktunya dengan
utang yang lebih panjang jangka waktunya, misalkan saja ketika utang jangka panjang selama 5
tahun memiliki bunga sebesar 9%, dan ketika utang yang besarnya sama tetapi jangka waktunya
3 tahun memiliki bunga 6% yang kemudian 2 tahun berikutnya bunganya naik menjadi 12%,
maka kita harus menghitung berapa besar bunga yang sebenarnya kita bayarkan baik jangka
yang lebih panjang maupun menggunakan beberapa utang yang jangka waktunya pendek.
Dengan demikian kita dapat mengetahui mana utang yang biayanya besar dan mana utang yang
biayanya kecil.
FIXED VERSUS FLOATING RATE DEBT DECISION
Terkadang MNC menginginkan untuk berhutang dengan tingkat suku bunga mengambang. Hal
ini dikarenakan jika jangka panjang terjadi sesuatu hal, maka tentu saja tingkat suku bunganya
dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Misalkan saja ketika suku bunga acuan turun,
maka tingkat suku bunga mengambangnya juga akan turun, sehingga perusahaan tidak perlu
membayar bunga yang terlalu besar.
Financing Costs of Fixed versus Floating Rate Loans
Jika MNC menganggap pembiayaan dengan pinjaman mengambang-tingkat yang tingkat terikat
pada LIBOR. Pertama dapat meramalkan LIBOR untuk setiap tahun, dan itu akan menentukan
tingkat suku bunga yang diharapkan akan membayar per tahun. Hal ini akan memungkinkan
untuk memperoleh pembayaran bunga diperkirakan selama bertahun-tahun dari pinjaman.
Kemudian, bisa memperkirakan biaya tahunan pembiayaan berdasarkan pembayaran bunga
pinjaman diantisipasi dan pembayaran pokok pinjaman.
Hedging Interest Payment with Interest Rate Swaps
Ketika menerbitkan obligasi MNC yang mengekspos mereka untuk menarik risiko suku, mereka
dapat menggunakan swap suku bunga untuk lindung nilai risiko. Swap suku bunga
memungkinkan perusahaan untuk bertukar pembayaran tingkat bunga tetap untuk pembayaran
variable rate.
Other Types of Interest Rate Swaps.
• Accretion swap.: Swap pertambahan swap di mana nilai nosional meningkat dari waktu
ke waktu.
• Amortizing swap : Swap amortisasi pada dasarnya kebalikan dari swap akresi. Dalam
swap amortisasi, nilai nosional berkurang dari waktu ke waktu.
• Basis (floating-for-fl oating) swap: Swap dasar melibatkan pertukaran dua pembayaran
tingkat bunga mengambang. Misalnya, swap antara LIBOR 1 tahun dan 6 bulan LIBOR
adalah swap secara.
• Callable swap. Seperti namanya, swap callable memberikan tingkat pembayar tetap hak
untuk mengakhiri swap. Tingkat pembayar tetap akan menggunakan hak ini jika suku
bunga turun secara substansial.
• Forward swap. Sebuah forward swap adalah swap suku bunga yang masuk ke dalam
saat ini. Namun, pembayaran pertukaran mulai pada titik di masa depan waktu tertentu.
• Putable swap. Swap putable memberikan tingkat pembayar mengambang hak untuk
mengakhiri swap.
• Zero-coupon swap. Dalam swap kupon nol, semua pembayaran bunga tetap ditunda
hingga jatuh tempo dan dibayar penuh ketika swap jatuh tempo.
• Swaption. Sebuah swaption memberikan pemiliknya hak untuk masuk ke swap. Sebuah
swaption pembayar memberikan pemiliknya hak untuk beralih dari membayar
mengambang dengan membayar suku bunga tetap pada harga pelaksanaan. Sebuah
swaption penerima memberikan pemiliknya hak untuk beralih dari menerima tingkat
bunga mengambang untuk menerima pembayaran tingkat bunga tetap dengan harga
latihan.

JAWABAN SOAL CHAPTER 18

1.
a. Perusahaan AS harus mempertimbangkan tingkat bunga untuk setiap mata uang yang
memungkinkan. Perusahaan juga harus menentukan apakah memiliki arus kas masuk di
masa depan dalam mata uang asing apa pun yang dapat menjadi denominasi obligasi.
Akhirnya, perusahaan harus memperkirakan nilai masa depan dari tingkat kupon.
b. Risiko dari penerbitan obligasi suku bunga mengambang adalah bahwa suku bunga dapat
naik dari waktu ke waktu. Risiko dari penerbitan obligasi tingkat bunga tetap adalah
perusahaan wajib membayar tingkat kupon itu bahkan jika suku bunga turun. Beberapa
perusahaan mungkin merasa bahwa obligasi dengan suku bunga tetap kurang berisiko
karena setidaknya mereka tahu dengan pasti tingkat kupon yang harus mereka bayar di
masa depan.
c. Perusahaan investasi lebih suka obligasi dalam mata uang yang diharapkan dan dengan
tingkat bunga yang tinggi. Perusahaan peminjam lebih suka obligasi dalam mata uang
yang diperkirakan akan terdepresiasi dan dengan tingkat bunga yang rendah dan
diperkirakan akan menurun.
2. Simulasi memberikan distribusi hasil yang mungkin. Dengan demikian, perusahaan dapat
menentukan probabilitas bahwa obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan asing tertentu
akan menjadi sumber dana yang lebih murah daripada obligasi yang diterbitkan secara
lokal.

Anda mungkin juga menyukai