Anda di halaman 1dari 16

UTS K3

Analisis Kecelakaan Kerja

Safrida Arianti
20191660133

PRODI S1 KEPERAWATAN PROGRAM


TRANSFER FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURABAYA
2020
DAFTAR ISI

1
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
.......................................................................................................................... 1
Daftar isi .............................................................................................................
2
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................


3

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................


3

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................


4

BAB 2. PEMBAHASAN........................................................................................
5

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan 14

3.2 Saran....................................................................................................
14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
15

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Program pembangunan telah membawa Indonesia pada kemajuan yang


sigfnifikan di segala sektor kehidupan, seperti sektor industri, properti,
transportasi, pertambangan dan lainnya. Dapat kita lihat dan rasakan gedung
tinggi menjulang, pabrik-pabrik beroperasi tanpa henti, berbagai macam barang
telah diproduksi, dan berbagai kemudahan sebagai manifestasi dari
pembangunan yang pesat. Namun pernahkah kita berpilir sejenak mengenai hal
ini. Setiap hal memiliki dua sisi logam yang saling bertentangan. Begitu pula
dengan program pembangunan. Ada sisi positif ada pula sisi negatif. Banyak
keuntungan yang didapat namun tidak sedikit kerugian yang ditanggung.
Kecelakaan kerja, pencemaran lingkungan, perubahan ilim, polusi udara,
global warming, penyakit akibat kerja, dan kenegasian lain dari dampak
pembangunan ini telah kita rasakan. Kondisi ini dapat terjadi karena kurangnya
kepedulian mengenai lingkungan dan terlebih sistem keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) di tengah masyarakat. Proses pembangunan di Indonesia
belum menunjukkan keseimbangan antara kemajuan program pembangunan
dengan peningkatan kesadaran akan pentingnya manajemen K3. Hal ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi dan meningkatnya
penyakit akibat kerja serta prevalensi morbiditas dan mortalitas akibat kerja yang
meningkat.
Menurut Dirut PT. Jamsostek Hotbonar Sinaga yang dilansir dari
poskota.co.id menyatakan bahwa jumlah kasus kecelakaan kerja dalam lima
tahun terakhir terus meningkat. Kasus kecelakaan kerja tertinggi terjadi tahun
lalu, yakni mencapai 98.711 kasus, jumlah ini lebih besar dibandingkan jumlah
ini lebih besar jika dibandingkan dengan empat tahun sebelumnya. Menurutnya,
rata-rata kasus kecelakaan kerja setiap tahun sekitar 93.000 kasus.
Oleh karena itu, pada makalah ini penulis akan melakukan analisis

3
mengenai salah satu kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia yaitu
kasus kecelakaan pekerja proyek pembangunan Hotel Panghegar yang tewas
terjatuh dari lantai 20, Rabu 23 Maret 2011.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan
pada kasus Proyek Pembangunan Hotel Panghegar tersebut ?
2. Bagaimana melakukan penangan dan pencegahan agar tidak terjadi
kecelakaan lagi ?
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan pada kasus tersebut
2. Untuk mengetahui bagaimana cara penanganan dan pencegahan agar
tidak terjadi kecelakaan yang sama

4
BAB 2
PEMBAHASAN

5
6
7
8
9
Analisa Kecelakaan Kerja

Pada kasus kecelakaan ini penulis menggunakan model analisis kasus Teori Domino
yang berasal dari Heinrich (1930). Hal ini disebabkan karena kondisi kasus kecelakaan
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Heinrich ini. Dalam Teori Domino Heinrich,
kecelakaan terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan yaitu, kondisi kerja
(environment), kelalaian manusia (person), tindakan tidak aman (hazard), kecelakaan
(accident) dan cedera/kematian
(injury).

1. Identitas korban kecelakaan


Pada kasus ini dapat kita ketahui bahwa korban bernanma Agus Iding. Ia adalah
seorang pemimpin konstruksi lift dari proyek pembangunan Apartemen Panghegar di
Jalan Merdeka, Kota Bandung. Dari artikel tersebut dpat kita kategorikan bahwa
korban berkerja pada bidang konstruksi bangunan dan sudah cukup berpengalaman
karena ia diposisikan sebagai leader dalam proyek pembangunan lift apartemen ini.
2. Identifikasi sumber bahaya
Dalam kasus ini korban melakukan tindakan yang tidak aman yaitu tidak
menggunakan body harness/full body harness (Hazard yang berupa unsafe act).
Sedangkan Menurut undang-undang keselamatan kerja, bekerja di ketinggian ini
memerlukan fix platform atau memakai alat pelindung diri berupa full body harness.
Selain itu, bila pekerjaan dilakukan pada tempat yang memiliki ketinggian lebih dari
lima meter, diperlukan sebuah ijin khusus, yang mana ijin ini diperlukan untuk
menganalisa bahaya apa saja yang mungkin terjadi dan menyiapkan alat pengaman
yang cocok untuk meminimalisir resiko yang akan dihadapi bila bekerja pada ketingian
tersebut. Working at High atau sering disingkat WaH, memiliki arti dalam bahasa
Indonesia adalah bekerja pada ketinggian. Kategori bekerja pada 16 ketinggian
adalah melakukan pekerjaan yang memiliki ketinggian sama dengan atau lebih dari
1,8 meter dari permukaan tanah. Kemudian dapat kita ketahui pula bahwa kondisi
kerja (environment) pada saat itu mendukung terjadinya kecelakaan. Berdasarkan
berita tersebut lift passanger biasanya berada di lantai 20 tempat korban berada,
namun entah mengapa pada hari tersebut box liftnya berada di GS (Ground Floor).
Dari deskripsi berita yang diberikan dapat kita analisa bahwa korban melakukan
kesalahan (fault of person), selain tidak memakai alat pelindung diri, korban tidak
berlaku hati-hati terhadap segala kemungkinan yang ada. Disini mungkin ia merasa
aman karena seperti biasanya box lift berada di lantai 20, namun kenyataannya tidak.

10
3. Kronologis kecelakaan kerja
Dalam kasus kecelakaan yang terjadi pada Agus Icing ini merupakan sebuah kasus
yang komplikatif. Artinya banyak penyebab yang dpat kita analisis didalamnya dan
membentuk sebuah kemungkinan terjadinya kecelakaan yang pada akhirnya
menimbulkan kerugian baik secara langsung (direct cost) maupun tidak langsung
(Indirect cost). Pada kasus ini penulis akan menjelaskan kejadian berdasarkan teori
yang dikemukaan oleh Heinrich pada tahun 1930 yaitu teori Domino. Teori domino
merupakan visualitas yang menggambarkan berbagai peluang dan sumber bahaya
yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Tahap-tahap kejadian
pada kasus ini berdasarkan analisa berita yaitu sebagai berikut:
a. Environment atau keadaan/kondisi kerja. Pada kasus ini digambarkan kondisi
kerja yang menimbulkan resiko terjadinya kecelakaan yaitu Working at High atau
WaH. Korban berada pada ketinggian yang ditaksir lebih dari 40 meter karena
berada pada lantai 20 (estimasi 1 lantai = 2 meter).
b. Kemudian pada kartu yang kedua sesuai dengan teori Domino Heinrich terdapat
Fault of person (kelalaian manusia) yang bergerak/jatuh akibat dari kondisi kerja
yang memungkinkan (kartu pertama). Pada kasus ini kesalahan yang dilakukan
korban adalah tidak berhati-hati pada setiap kondisi lingkungan yang ada,
sehingga korban merasa jika dirinya sudah aman. Di sumber berita disebutkan
bahwa saat itu pintu terbuka, seketika itu korban terdorong dan pintu tertutup
otomatis dengan cepat, sedangkan kotak lift berada di lantai dasar atau saat Agus
memencet tombol, pintu lift terbuka dengan cepat. Agus kaget sehingga terdorong
ke dalam lift yang belum ada passenger lift-nya. Disini dapat kita pahami bahwa
korban terkejut dengan kondisi lift tidak berisi box-nya sehingga ia terdorong dan
jatuh ke lantai dasar. Penulis berpendapat bahwa korban setelah membuka pintu,
korban telah bersiap dan segera memasuki box-lift tanpa melihat ada atau
tidaknya box-lift tersebut.
c. Kartu yang ketiga adalah Hazard. Hazard dalam model Heinrich ini dapat diartikan
sebagai unsafe condition atau unsafe act. Berdasarkan berita selain kondisi yang
tidak aman karena berada pada ketinggian yang berisiko menimbulkan
kecelakaan, korban juga tidak menggunakan APD seperti yang telah diatur dalam
undang-undang keselamatan kerja, apabila melebihi ketinggian 1,8 meter maka
harus menggunakan alat pelindung diri yang berupa body harness/full body
harness.
d. Dari ketiga sumber bahaya tersebut yang saling berkolerasi dan “ menjatuhkan”
kartu berdasarkan urutannya maka timbulah sebuah Accident (kecelakaan) yang

11
terjadi di Bandung pada tanggal 23 Maret 2011 di Hotel Panghegar pada pukul
14.15 WIB.
e. Dampak dari semua runtutan kartu di atas berdasarkan model Domino Heinrich
menimbulkan sebuah kerugian (injury), dalam hal ini nyawa korban. Kerugian ini
dapat berupa biaya kompensasi untuk korban. Selain kerugian langsung tersebut
banyak lagi kerugian yang di dapatkan pihak hotel Panghegar yaitu kerugian tidak
langsung seperti, kerugian jam kerja, kerugian sosial, serta citra dan kepercayaan
pelanggan berkurang. Hal ini lebih berdampak karena korban adalah mekanik
leader dalam proyek pembangunan hotel tersebut.

12
Konsep Kerja Penanganan Berdasarkan Konsep Teori Behavior, Sosial Culture,
Policy

1. Teori Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dianut oleh Gage
dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Beberapa ilmuwan yang termasuk pendiri dan penganut teori ini antara lain adalah
Thorndike, Watson, Hull, Guthrie, dan Skinner. Faktor yang dianggap penting oleh
aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan
ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula
bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin
kuat. Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi:
1. Reinforcement and Punishment;
2. Primary and Secondary Reinforcement
3. Schedules of Reinforcement;
4. Contingency Management;
5. Stimulus Control in Operant Learning;
6. The Elimination of Responses
(Gage, Berliner, 1984).

2. Teori Sosial Culture


Budaya kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-
nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam
suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cota-cita pendapat,
pandangan serta tindakan yan terwujud sebagai kerja atau bekerja ( Gering, Supriyadi
dan Trigono, 2001:7)
Unsure-unsur budaya dalam bekerja terdiri dari: ( Ndraha, 2005: 209 )
a. Anggapan dasar tentang kerja
b. Sikap terhadap pekerjaan
c. Perilaku ketika bekerja
d. Lingkungan bekrja dan alat kerja
e. Etos kerja
Dalam bekerja unsur-unsur ini harus terpenuhi agar pekerjaan dapat berjalan dengan
lancer dan baik. Jika terjadi kesalahan ataupun kecelakaan kerja maka harus dinilai
kembali unsur-unsur budaya dalam bekerja ini kembali. Bagaimana sikap dalam
bekerjanya, bagaimana perilaku, serta lingkungan dan alat kerjanya apakah sudah
sesuai dengan standar atau belum.

13
3. Teori Policy
Charles O Jones (1977 : 4) secara singkat mengatakan bahwa kebijakan publik
adalah tindakan pemerintah atas permasalahan publik, yang di dalamnya terkandung
komponen – komponen :
Goals atau sasaran – sasaran yang merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai
a. Plans/ proposals atau rencana – rencana atau proposal yang merupakan
spesifikasi alat untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Programs atau program – program yang merupakan alat formal untuk
mencapai tujuan.
c. Decisions atau keputusan – keputusan yang merupakan spesifikasi
tindakan – tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan, mengembangkan
rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program.
d. Efek atau dampak sebagai hasil terukur dari pelaksanaan program, baik
yang diharapkan  atau yang tidak diharapkan baik dampak utama ataupun
dampak sampingan.

Memang ada definisi lain tentang kebijakan publik yang juga sering dikutip yakni:
“whatever government choose to do or not to do” (Thomas R, Dye, 1978 p. 3). Dari
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang diputuskan untuk tidak
dilakukan oleh pemerintahan termasuk suatu kebijakan karena apa yang dipilih
untuk tidak dilakukan akan berdampak sama besarnya dengan apa yang dipilih
untuk dilakukan. Namun rumusan ini tentu saja tidak berguna bagi studi
implementasi karena memilih untuk tidak melakukan berarti tidak ada yang
diimplementasikan.

14
BAB 3

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Pada hakikatnya kecelakan merupakan proses interaksi dari faktor-faktor


penyebab yang menimbulkan peluang terjadinya hal tersebut. Kecelakaan bukan
merupakan sebuah kejadian tunggal yang spontanitas terjadi, tetapi ia telah
didahului oleh insiden-insiden kecil sehingga pada tahap akhirnya akan
menyebabkan accident atau kecelakaan tersebut (FTA). Kecelakaan bukan
kejadian yang tidak dapat dicegah atau dihindari. Kecelakaan dapat dicegah
dengan menerapkan prinsip sistem K3 dan pendekatanpencegahan kecelakaan.
Pada kasus Agus icing ini, seharusnya kecelakaan dapat dihindarkan dengan
melakukan tindakan preventif seperti berhati-hati dan menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai ketentuan. Jika saja hal tersebut dilakukan oleh
korban maka kecelakaan dapat dihindari.

3.2. SARAN
Pada kesempatan ini penulis hanya berpesan bahwa pada prinsipnya
kecelakaan dapat kita cegah. Angka kecelakaan yang semakin memuncak dapat
kita landai dengan melakukan tindakan preventif dan berpedoman pada prinsip
kehati-hatian. Mematuhi segala peraturan undanng-undang dan kebijakan sistem
K3 bukan merupakan hal yang berat jika menyangkut dengan nyawa. Tumbuhkan
kesadaran dalam diri kita akan pentingnya K3. Maka kecelakaan dapat kita hindari
dan angka mortalitas dapat dieliminir seminimal mungkin. MARI CIPTAKAN
MASYARAKAT INDONESIA, SADAR K3.

15
DAFTAR ISI

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik ( diakses pada 15 april 2020


)

http://etheses.uin-malang.ac.id/1817/6/09410014_Bab_2.pdf ( diakses pada 15 April


2020 )

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/1599900/jatuh-dari-lantai-20-apartemen-
panghegar-agus-tewas-seketika- ( Diakses pada 15 April 2020 )

Rochyati. (2012). Mengenal Implementasi Kebijakan Publik.


http://rochyati-w-t-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-69582-Umum-MENGENAL
%20IMPLEMENTASI%20KEBIJAKAN%20PUBLIK%20.html (diakses 15 April 2020)

16

Anda mungkin juga menyukai