Safrida Arianti
20191660133
1
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
.......................................................................................................................... 1
Daftar isi .............................................................................................................
2
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 2. PEMBAHASAN........................................................................................
5
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran....................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
15
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
mengenai salah satu kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia yaitu
kasus kecelakaan pekerja proyek pembangunan Hotel Panghegar yang tewas
terjatuh dari lantai 20, Rabu 23 Maret 2011.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
6
7
8
9
Analisa Kecelakaan Kerja
Pada kasus kecelakaan ini penulis menggunakan model analisis kasus Teori Domino
yang berasal dari Heinrich (1930). Hal ini disebabkan karena kondisi kasus kecelakaan
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Heinrich ini. Dalam Teori Domino Heinrich,
kecelakaan terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan yaitu, kondisi kerja
(environment), kelalaian manusia (person), tindakan tidak aman (hazard), kecelakaan
(accident) dan cedera/kematian
(injury).
10
3. Kronologis kecelakaan kerja
Dalam kasus kecelakaan yang terjadi pada Agus Icing ini merupakan sebuah kasus
yang komplikatif. Artinya banyak penyebab yang dpat kita analisis didalamnya dan
membentuk sebuah kemungkinan terjadinya kecelakaan yang pada akhirnya
menimbulkan kerugian baik secara langsung (direct cost) maupun tidak langsung
(Indirect cost). Pada kasus ini penulis akan menjelaskan kejadian berdasarkan teori
yang dikemukaan oleh Heinrich pada tahun 1930 yaitu teori Domino. Teori domino
merupakan visualitas yang menggambarkan berbagai peluang dan sumber bahaya
yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Tahap-tahap kejadian
pada kasus ini berdasarkan analisa berita yaitu sebagai berikut:
a. Environment atau keadaan/kondisi kerja. Pada kasus ini digambarkan kondisi
kerja yang menimbulkan resiko terjadinya kecelakaan yaitu Working at High atau
WaH. Korban berada pada ketinggian yang ditaksir lebih dari 40 meter karena
berada pada lantai 20 (estimasi 1 lantai = 2 meter).
b. Kemudian pada kartu yang kedua sesuai dengan teori Domino Heinrich terdapat
Fault of person (kelalaian manusia) yang bergerak/jatuh akibat dari kondisi kerja
yang memungkinkan (kartu pertama). Pada kasus ini kesalahan yang dilakukan
korban adalah tidak berhati-hati pada setiap kondisi lingkungan yang ada,
sehingga korban merasa jika dirinya sudah aman. Di sumber berita disebutkan
bahwa saat itu pintu terbuka, seketika itu korban terdorong dan pintu tertutup
otomatis dengan cepat, sedangkan kotak lift berada di lantai dasar atau saat Agus
memencet tombol, pintu lift terbuka dengan cepat. Agus kaget sehingga terdorong
ke dalam lift yang belum ada passenger lift-nya. Disini dapat kita pahami bahwa
korban terkejut dengan kondisi lift tidak berisi box-nya sehingga ia terdorong dan
jatuh ke lantai dasar. Penulis berpendapat bahwa korban setelah membuka pintu,
korban telah bersiap dan segera memasuki box-lift tanpa melihat ada atau
tidaknya box-lift tersebut.
c. Kartu yang ketiga adalah Hazard. Hazard dalam model Heinrich ini dapat diartikan
sebagai unsafe condition atau unsafe act. Berdasarkan berita selain kondisi yang
tidak aman karena berada pada ketinggian yang berisiko menimbulkan
kecelakaan, korban juga tidak menggunakan APD seperti yang telah diatur dalam
undang-undang keselamatan kerja, apabila melebihi ketinggian 1,8 meter maka
harus menggunakan alat pelindung diri yang berupa body harness/full body
harness.
d. Dari ketiga sumber bahaya tersebut yang saling berkolerasi dan “ menjatuhkan”
kartu berdasarkan urutannya maka timbulah sebuah Accident (kecelakaan) yang
11
terjadi di Bandung pada tanggal 23 Maret 2011 di Hotel Panghegar pada pukul
14.15 WIB.
e. Dampak dari semua runtutan kartu di atas berdasarkan model Domino Heinrich
menimbulkan sebuah kerugian (injury), dalam hal ini nyawa korban. Kerugian ini
dapat berupa biaya kompensasi untuk korban. Selain kerugian langsung tersebut
banyak lagi kerugian yang di dapatkan pihak hotel Panghegar yaitu kerugian tidak
langsung seperti, kerugian jam kerja, kerugian sosial, serta citra dan kepercayaan
pelanggan berkurang. Hal ini lebih berdampak karena korban adalah mekanik
leader dalam proyek pembangunan hotel tersebut.
12
Konsep Kerja Penanganan Berdasarkan Konsep Teori Behavior, Sosial Culture,
Policy
1. Teori Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dianut oleh Gage
dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Beberapa ilmuwan yang termasuk pendiri dan penganut teori ini antara lain adalah
Thorndike, Watson, Hull, Guthrie, dan Skinner. Faktor yang dianggap penting oleh
aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan
ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula
bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin
kuat. Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi:
1. Reinforcement and Punishment;
2. Primary and Secondary Reinforcement
3. Schedules of Reinforcement;
4. Contingency Management;
5. Stimulus Control in Operant Learning;
6. The Elimination of Responses
(Gage, Berliner, 1984).
13
3. Teori Policy
Charles O Jones (1977 : 4) secara singkat mengatakan bahwa kebijakan publik
adalah tindakan pemerintah atas permasalahan publik, yang di dalamnya terkandung
komponen – komponen :
Goals atau sasaran – sasaran yang merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai
a. Plans/ proposals atau rencana – rencana atau proposal yang merupakan
spesifikasi alat untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Programs atau program – program yang merupakan alat formal untuk
mencapai tujuan.
c. Decisions atau keputusan – keputusan yang merupakan spesifikasi
tindakan – tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan, mengembangkan
rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program.
d. Efek atau dampak sebagai hasil terukur dari pelaksanaan program, baik
yang diharapkan atau yang tidak diharapkan baik dampak utama ataupun
dampak sampingan.
Memang ada definisi lain tentang kebijakan publik yang juga sering dikutip yakni:
“whatever government choose to do or not to do” (Thomas R, Dye, 1978 p. 3). Dari
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang diputuskan untuk tidak
dilakukan oleh pemerintahan termasuk suatu kebijakan karena apa yang dipilih
untuk tidak dilakukan akan berdampak sama besarnya dengan apa yang dipilih
untuk dilakukan. Namun rumusan ini tentu saja tidak berguna bagi studi
implementasi karena memilih untuk tidak melakukan berarti tidak ada yang
diimplementasikan.
14
BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN
Pada kesempatan ini penulis hanya berpesan bahwa pada prinsipnya
kecelakaan dapat kita cegah. Angka kecelakaan yang semakin memuncak dapat
kita landai dengan melakukan tindakan preventif dan berpedoman pada prinsip
kehati-hatian. Mematuhi segala peraturan undanng-undang dan kebijakan sistem
K3 bukan merupakan hal yang berat jika menyangkut dengan nyawa. Tumbuhkan
kesadaran dalam diri kita akan pentingnya K3. Maka kecelakaan dapat kita hindari
dan angka mortalitas dapat dieliminir seminimal mungkin. MARI CIPTAKAN
MASYARAKAT INDONESIA, SADAR K3.
15
DAFTAR ISI
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/1599900/jatuh-dari-lantai-20-apartemen-
panghegar-agus-tewas-seketika- ( Diakses pada 15 April 2020 )
16