Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN SISTEM

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA


PEMERINTAH DAERAH

(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah


di Kabupaten Padang Pariaman)

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :

Rahmad Hidayat
2009/13011

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2015
PENGARUH PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH DAERAH
(Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Padang Pariaman)
Rahmad Hidayat
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : rahmadhidayat2815@gmail.com

ABSCTRACT

This study aimed to determine: (1) The effect of financial management on the
performance of local government, (2) The effect of the financial accounting system on the
performance of local government areas.
Type of research is causative. The population in this study were all working units
(SKPD) Padang Pariaman. Sampling was done using the formula slovin with tolerable error
of 5%, and 32 samples obtained on education. The data collection method used is to use a
questionnaire. The analysis used is multiple regression analysis using SPSS version 22.
The results showed that: (1) financial management a positive significant effect on the
performance of local government, (2) financial accounting system area positive significant
effect on the performance of local governments.

Keywords: Financial Management, Financial Accounting System, Local Government


Performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh pengelolaan keuangan


daerah terhadap kinerja pemerintah daerah, (2) Pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah
terhadap kinerja pemerintah daerah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Padang Pariaman. Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan rumus slovin dengan kesalahan yang ditoleransi
sebesar 5 %, dan diperoleh 32 sampel SKPD. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda dengan bantuan SPSS versi 22.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pengelolaan keuangan daerah berpengaruh
signifikan positif terhadap Kinerja pemerintah daerah, (2) Sistem akuntansi keuangan daerah
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pemerintah daerah.

Kata Kunci: Pengelolaan Keuangan Daerah, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Kinerja
Pemerintah Daerah

1
I. PENDAHULUAN membandingkan hasil kerja dengan
Pemerintah daerah sekarang ini rencana kerja, serta menunjuk
dihadapkan oleh banyaknya tuntutan efektivitas tindakan dalam mencapai
baik dari segi internal yaitu tujuan. Keberhasilan sebuah organisasi
peningkatan kinerja yang optimal dan tidak dapat diukur semata-mata dari
segi ekternal yaitu adanya tuntutan pespektif keuangan. Surplus atau
masyarakat yang menghendaki, agar defisit dalam laporan keuangan tidak
pemerintah daerah mampu dapat menjadi tolak ukur keberhasilan
menciptakan tujuan masyarakat daerah dikarena sifat dasarnya yang tidak
yang sejahtera sebagai suatu implikasi mencari profit, keberhasilan sebuah
dari penerapan otonomi daerah yang organisasi sektor publik juga harus
mengedepankan akuntanbilitas kinerja diukur dari kinerjanya (Irvan: 2013).
dan peningkatan pelayanan publik Dalam meningkatkan kinerja
(Abdul: 2007). organisasi tidak terlepas dari berbagai
Kinerja telah menjadi salah faktor yang mempengaruhinya.
satu kata kunci yang banyak Banyak faktor yang turut menentukan
dibicarakan diberbagai organisasi suatu organisasi sukses dalam
mulai dari organisasi perusahaan, meningkatkan kinerja, baik yang telah
pemerintahan, dan juga perguruan dibuktikan secara empiris oleh
tinggi. Demikian juga kinerja masuk peneliti-peneliti terdahulu, maupun
dalam setiap aspek sosial ekonomi faktor-faktor yang belum dimasukkan
kemasyarakatan. Kondisi ini terlihat dalam penelitian. Abdul (2009) dalam
dari banyak organisasi yang penelitiannya menyatakan bahwa,
memasukkan kata kinerja dalam visi kinerja pemerintah daerah dipengaruhi
dan misinya. Pencapaian kinerja tidak oleh pengelolaan keuangan daerah.
hanya diharapkan pada karyawan saja Pengelolaan keuangan daerah yang
melainkan dalam jangka panjang berorientasi pada kinerja menunjukan
diharapkan mampu meningkatkan adanya akuntabilitas kinerja yang
kinerja kelembagaan (Rosmawati: terdapat keterkaitan antara sasaran
2011) strategis yang ingin dicapai dengan
Kinerja menjadi gambaran jumlah dana yang dialokasikan maka
mengenai tingkat pencapaian dapat diasumsikan bahwa pengelolaan
pelaksanaan suatu kegiatan dalam keuangan daerah yang baik
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan mempunyai pengaruh terhadap kinerja
misi organisasi yang tertuang dalam suatu instansi atau organisasi.
strategi perencanaan suatu organisasi. Pengelolaan Keuangan yang baik akan
Pengukuran kinerja adalah suatu menciptakan laporan keuangan yang
proses penilaian kemajuan pekerjaan baik pula, hal ini dapat
terhadap tujuan dan sasaran yang telah mengindikasikan kinerja yang baik
ditentukan sebelumnya, termasuk pula pada suatu instansi atau
informasi tentang efisiensi penggunaan organisasi.
sumberdaya dalam menghasilkan Pengelolaan keuangan daerah
output yang berkualitas, harus transparansi yang mulai dari

2
proses perencanaan, penyusunan, dan akuntansi sektor publik, yang mencatat
pelaksanaan anggaran daerah. Selain dan melaporkan semua transaksi yang
itu, akuntabilitas dalam berkaitan dengan keuangan daerah
pertanggungjawaban publik juga (Wawan dan Lia: 2009). Yang disebut
diperlukan, dalam arti bahwa proses keuangan daerah adalah semua hak
penganggaran mulai dari perencanaan, dan kewajiban daerah dalam rangka
penyusunan, dan pelaksanaan harus penyelenggaraan pemerintah daerah
benar-benar dapat dilaporkan dan yang dapat dinilai dengan uang
dipertanggungjawabkan kepada DPRD termasuk didalamnya segala bentuk
dan masyarakat. Kemudian, value for kekayaan yang berhubungan dengan
money yang berarti diterapkannya tiga hak dan kewajiban daerah tesebut
prinsip dalam proses penganggaran (Wawan dan Lia: 2009).
yaitu ekonomi, efisiensi dan Sistem akuntansi keuangan
efektivitas. daerah yang memadai tidak hanya
Dengan adanya penerapan dapat memberikan bantuan untuk
prinsip-prinsip tersebut, maka akan memverifikasi transaksi-transaksi agar
menghasilkan pengelolaan keuangan dapat ditelusuri dana-dana sesuai
daerah yang benar-benar dengan tujuannya, serta mengecek
mencerminkan kepentingan dan otoritas, efisiensi, dan keabsahan
pengharapan masyarakat daerah pembelajaran dana, tetapi sistem
setempat secara ekonomis, efisien, akuntansi keuangan daerah tersebut
efektif, transparan, dan bertanggung juga dapat mendukung pada
jawab. Sehingga nantinya akan pencapaian kinerja, penilaian
melahirkan kemajuan daerah dan pemerintahan yang baik dapat dilihat
kesejahteraan masyarakat. dari pencapaian kinerja pemerintahan
Faktor lain yang turut itu sendiri, pengukuran dalam
menentukan suatu organisasi sukses pencapaian kinerja sangat penting
dalam meningkatkan kinerja adalah untuk menilai akuntabilitas organisasi
sistem akuntansi keuangan daerah. dan manajer dalam menghasilkan
Menurut Mardiasmo dalam Almanda pelayanan publik yang lebih baik.
(2013) menerangkan bahwa Kinerja (Wawan dan Lia: 2009).
Pemerintah Daerah akan tercapai Adapun fenomena yang terjadi
dengan dilaksanakannya Sistem saat ini, Ketua DPRD Padang
Akuntansi Keuangan Daerah, dan Pariaman bersama dua pimpinan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah lainnya plus Sekretaris DPRD
pun secara parsial berpengaruh setempat Jumat (30/5/2014) sore
signifikan terhadap Kinerja Pemerintah ditahan jaksa penyidik tindak pidana
Daerah, artinya sistem akuntansi korupsi (Tipikor) Kejaksaan Negeri
keuangan daerah dapat menimbulkan Kota Pariaman. Mereka ditahan
dukungan yang kuat terhadap Kinerja penyidik Kejaksaan Negeri Pariaman
Pemerintah Daerah yang dicapai. terkait dugaan korupsi bon makan dan
Sistem akuntansi keuangan minum serta perjalanan dinas di
daerah merupakan bagian dari DPRD Padang Pariaman. Penahanan

3
empat tersangka terkait dugaan tindak Berdasarkan latar belakang
pidana korupsi bon makan senilai masalah di atas, maka dapat
Rp300 juta. Kasus perjalanan fikitif dirumuskan masalah sebagai berikut:
anggota dewan ini sudah beredar pada 1. Sejauhmana pengelolaan keuangan
bulan Agustus tahun 2013 silam sesuai daerah berpengaruh terhadap
dengan temuan BPK-RI yang merilis kinerja pemerintah daerah pada
laporannya tentang kerugian negara Satuan Kerja Perangkat Daerah di
senilai Rp 1,2 miliar ditahun 2012. Kabupaten Padang Pariaman?
Kemudian dalam penyusunan 2. Sejauhmana sistem akuntansi
SOP (Standar Operasional Prosedur), keuangan daerah berpengaruh
dilaksanakan kegiatan Bimbingan terhadap kinerja pemerintah daerah
Teknis Penyusunan SOP Administrasi pada Satuan Kerja Perangkat
Pemerintahan yang diikuti oleh semua Daerah di Kabupaten Padang
Kasubag Perencanaan pada semua Pariaman?
SKPD se Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan perumusan
Target yang ingin dicapai untuk masalah di atas, maka penelitian ini
kegiatan ini adalah 10 SKPD dapat dilakukan bertujuan untuk memperoleh
menyusun SOP Pelayanan, namun bukti empiris:
realisasinya hanya 1 SKPD yang sudah 1. Pengaruh pengelolaan keuangan
memiliki SOP Pelayanan atau daerah terhadap kinerja pemerintah
terealisasi 0,1%. Padahal SOP daerah
sangatlah penting bagi peningkatan 2. Pengaruh sistem akuntansi
kinerja SKPD, karena SOP merupakan keuangan daerah terhadap kinerja
sebuah pedoman tertulis yang pemerintah daerah
dipergunakan untuk mendorong dan Manfaat penelitian:
menggerakkan pegawai untuk 1. Bagi Penulis, dapat menambah
mencapai tujuan organisasi. (LAKIP wawasan pengetahuan dan
Kabupaten Padang Pariaman 2013). pengembangan ilmu penulis khususnya
Berdasarkan latar belakang ini yang berhubungan dengan masalah
penulis tertarik untuk melakukan yang diteliti.
2. Bagi Instansi Pemerintah daerah, dapat
penelitian mengenai sejauh mana
menjadi masukan tentang pentingnya
pengaruh pengaruh pengelolaan pengelolaan keuangan daerah dan
keuangan daerah dan sistem akuntansi sistem akuntansi keuangan daerah
keuangan daerah terhadap kinerja terhadap kinerja daerah.
pemerintah daerah. Oleh karena itu 3. Bagi Akademis, menambah suatu bukti
maka penulis tertarik untuk melakukan empiris dan ilmu pengetahuan dalam
penelitian empiris dengan judul: “ bidang akuntansi sektor publik.
Pengaruh Pengelolaan Keuangan 4. Bagi peneliti selanjutnya, Hasil
Daerah dan Sistem Akuntansi penelitian ini diharapkan dapat menjadi
Keuangan Daerah terhadap Kinerja referensi untuk penelitian selanjutnya.
Pemerintah Daerah”.

4
II. TELAAH LITERATUR DAN kontribusi terhadap proses
PENGEMBANGAN HIPOTESIS pencapaian visi Kepala Daerah serta
mengidentifikasi berbagai faktor
1. Kinerja Pemerintah Daerah penyebab keberhasilan dan
Menurut Chabib (2011:3) kekurangberhasilan dari setiap
kinerja adalah gambaran tingkat SKPD;
pencapaian pelaksanaan suatu 3. Untuk membangkitkan motivasi
kegiatan/ program/ kebijakan dalam kerja Kepala SKPD dan jajarannya
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan agar bekerja lebih produktif;
visi organisasi yang tertuang dalam 4. Untuk merumuskan kembali
perumusan perencanaan strategis suatu kebijakan, program dan kegiatan
organisasi. Kinerja dari suatu yang dinilai lebih efektif berikut
pemerintah daerah merupakan penganggarannya serta
cerminan kualitas proses atau metode/teknik pelaksanaan yang
keberhasilan kegiatan/program yang lebih efisien dalam proses
telah dilakukan untuk mencapai pencapaian visi;
tujuan-tujuan pembangunan yang 5. Melalui laporan kinerja, pemerintah
diwujudkan dalam bentuk hasil berupa daerah meninformasikan tingkat
peningkatan pelayanan kepada keberhasilan/kegagalannya secara
masyarakat. jujur serta menjelaskan berbagai
Kinerja pemerintah daerah faktor kegagalannya baik kepada
memiliki arti yang sangat penting masyarakat, kepada para pemberi
bukan saja bagi masyarakat selaku donasi, kepada DPRD dan kepada
pemilik kedaulatan, dan para donator pemerintah tingkat diatasnya;
selaku penyumbang dana, tetapi juga
6. Meningkatkan derajat kepercayaan
penting bagi Pemerintah Daerah
kepada masyarakat, bahwa dana
sendiri selaku Eksekutif, terlebih-lebih
publik yang dipercayakan
bagi DPRD yang secara fungsional
kepadanya, telah dipergunakan
memiliki tanggungjawab atas
sesuai amanat yang diberikan.
pelaksanaan fungsi legislasi, fungsi
Menurut Mohamad (2006:77),
anggaran dan fungsi pengawasan.
Indikator kinerja Pemerintah Daerah
Menurut Chabib (2011:5) Arti
terdapat beberapa jenis yaitu:
penting kinerja pemerintah daerah di
1. Indikator masukan (Input), adalah
bagi menjadi enam bagian yaitu:
segala sesuatu yang dibutuhkan
1. Sebagai umpan balik bagi Kepala
agar pelaksanaan kegiatan dapat
Daerah untuk memperbaiki kinerja
berjalan untuk menghasilkan
Pemerintah Daerah dimasa yang
keluaran.
akan datang;
2. Indikator proses (Process). Dalam
2. Untuk mencari kembali SKPD
indikator ini, organisasi/instansi
mana yang memberikan kontribusi
merumuskan ukuran kegiatan, baik
terbesar dan SKPD mana yang
dari segi kecepatan, ketepatan,
kurang dalam memberikan

5
maupun tingkat akurasi pelaksanaan c. Menciptakan acuan dalam alokasi
kegiatan tersebut. penerimaan negara dari daerah.
3. Indikator keluaran (Output), adalah d. Menjadikan pedoman pokok
sesuatu yang diharapkan langsung tentang keuangan daerah.
dapat dicapai dari suatu kegiatan
yang berupa fisik atau non-fisik. 2. Sistem akuntansi keunagan
4. Indikator hasil (Outcomes), segala daerah
sesuatu yang mencerminkan Menurut Abdul (2007: 42)
berfungsinya keluaran kegiatan Defenisi dari Akuntansi Keuangan
pada jangka menengah (efek daerah adalah proses
langsung). pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, dan pelaporan transaksi
ekonomi (keuangan) dari entitas
3. Pengelolaan Keuangan Daerah
pemerintah daerah (kabupaten, kota,
Menurut Pasal 1 Ayat 6
atau provinsi) yang dijadikan sebagai
Peraturan Pemerintah Republik
informasi dalam rangka pengambilan
Indonesia No. 58 Tahun 2005,
keputusan ekonomi yang diperlukan
pengertian pengelolaan keuangan
oleh pihak-pihak eksternal entitas
daerah adalah keseluruhan kegiatan
entitas pemerintah daerah (kabupaten,
yang meliputi perencanaan,
kota, atau provinsi).
pelaksanaan, penatausahaan,
Prosedur Sistem Akuntansi
pelaporan, pertanggungjawaban dan
Keuangan Daerah (SAKD) menurut
pengawasan keuangan daerah.
Kepmendagri No. 29 Tahun 2002,
Menurut Chabib (2010:10),
meliputi:
prinsip-prinsip pengelolaan keuangan
1. Pencatatan
yang diperlukan untuk mengontrol
2. Penggolongan dan pengikhtisaran
kebijakan keuangan daerah meliputi:
3. pelaporan
1. Akuntabilitas Akuntansi merupakan suatu
2. Value for money disiplin ilmu sehingga akuntansi
3. Kejujuran dalam mengelola memiliki lingkup yang luas. Oleh
keuangan publik karena itu, akuntansi dibagi menjadi
4. Transparansi beberapa bidang berdasarkan pokok
5. Pengendalian bahasan yang dikaji. Apabila pokok
bahasan yang dikaji adalah entitas
Tujuan Pengelolaan Keuangan Daerah penyusunan laporan keuangan, maka
a. Memberdayakan dan meningkatkan akuntansi terbagi menjadi akuntansi
perekonomian daerah. sektor privat dan akuntansi sektor
b. Menciptakan sistem pembiayaan publik atau terbagi menjadi akuntansi
daerah yang adil, proporsional, komersial, akuntansi pemerintahan
rasional, transparan, partisipatif, (sektor publik) dan sosial. Dilain pihak
bertanggungjawab, dan pasti. apabila pokok bahasan yang dikaji
adalah pengguna informasi akuntansi,
maka akuntansi terbagi menjadi

6
akuntansi manajemen dan akuntansi mempengaruhi pelaksanaan sistem
keuangan. Dalam sistematika ilmu akuntansi keuangan daerah yang
akuntansi, dalam klasifikasi pertama diterapkan akan lebih baik dan
kedudukan akuntansi keuangan daerah sebaliknya pelaksanaan sistem
adalah dalam akuntansi sektor publik akuntansi keuangan daerah yang telah
atau dalam akuntansi pemerintahan. diterapkan dengan baik pada
Sedangkan dalam klasifikasi kedua, prinsipnya mempengaruhi pengawasan
akuntansi keuangan daerah tergolong intern, karena pengawasan intern yang
dalam akuntansi keuangan. dilaksanakan.
Selanjutnya penelitian
Penelitian Terdahulu Almanda, yang meneliti pengaruh
Irvan (2013) dalam pengawasan intern, dan pengelolaan
penelitiannya tentang pengaruh keuangan terhadap kinerja pemerintah
partisipasi anggaran dan sistem daerah. Hasil penelitian ini
akuntansi keuangan daerah terhadap menunjukkan terdapat pengaruh secara
kinerja pemerintah daerah pada simultan dari pengawasan intern dan
Pemerintah Kabupaten Subang. Hasil pengelolaan keuangan daerah secara
penelitian ini menunjukkan bahwa bersama-sama memberikan pengaruh
terdapat pengaruh positif partisipasi yang signifikan terhadap kinerja
anggaran dan sistem akuntansi pemerintah daerah.
keuangan daerah terhadap kinerja
pemerintah daerah. Kerangka Konseptual
Penelitian Abdul (2009) Kerangka konseptual dimaksud
tentang pengaruh implementasi sistem sebagai konsep untuk menjelaskan,
akuntansi, pengelolaan keuangan mengungkapkan dan menunjukkan
daerah terhadap fungsi pengawasan keterkaitan antara variabel yang akan
dan kinerja pemerintah daerah. Hasil diteliti yaitu Kinerja Pemerintah
penelitian ini menunjukkan bahwa Daerah sebagai variabel dependen,
implementasi sistem akuntansi pengelolaan keuangan daerah dan
pemerintahan dan implementasi sistem akuntansi keuangan daerah
keuangan daerah berpengaruh terhadap sebagai variabel independen.
fungsi pengawasan intern. Untuk lebih menyederhanakan
Hasil penelitian Wawan dan kerangka pemikiran tersebut, maka
Lia (2009), menguji pengaruh dibuatlah kerangka konseptual seperti
pengawasan intern dan pelaksanaan yang terlihat pada gambar di bawah
sistem akuntansi keuangan daerah ini:
terhadap kinerja pemerintah. Hasil Pengelolaan
penelitian ini menunjukkan Keuangan
pengawasan intern dan pelaksanaan Daerah Kinerja
sistem akuntansi keuangan daerah Pemerintah
mempunyai hubungan yang sangat Daerah
Sistem
kuat. Artinya pengawasan intern yang Akuntansi
dilaksanakan efektif dan kontinyu Keuangan
Daerah

7
III. METODE PENELITIAN Variabel dependen dalam penelitian ini
Jenis Penelitian adalah Kinerja Pemerintah Daerah.
Penelitian ini tergolong
penelitian kausatif merupakan 2. Variabel Bebas (independent
penelitian hubungan yang bersifat variable)
sebab akibat. Variabel independen (variabel
bebas) adalah variabel yang dapat
Populasi dan Sampel mempengaruhi perubahan dalam
Populasi yang digunakan dalam variabel dependen dan mempunyai
penelitian ini adalah Satuan Kerja pengaruh positif ataupun negatif bagi
Perangkat Daerah (SKPD) di variabel dependen nantinya. Variabel
Kabupaten Padang Pariaman. bebas (independent variable) dalam
Pengambilan sampel dilakukan dengan penelitian ini adalah Pengelolaaan
menggunakan rumus slovin dengan Keuangan daerah (X1), dan Sistem
kesalahan yang ditoleransi sebesar 5 Akuntansi Keuangan Daerah.
%, dan diperoleh 32 sampel SKPD
Pengukuran Variabel
Jenis dan Sumber Data Pengukuran variabel dalam
Jenis Data dalam penelitian ini penelitian ini menggunakan skala
adalah data subjek. Sumber Data likert dengan lima alternatif jawaban
penelitian ini menggunakan data masing-masing diberi skor yaitu :
primer. Data primer adalah data yang Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-
diperoleh dengan survey lapangan kadang (KK), Jarang (JR), Tidak
yang menggunakan semua metode Pernah (TP).
pengumpulan data original.
Instrumen Penelitian
Metode Pengumpulan Data Instrumen penelitian merupakan
Pengumpulan data dilakukan alat yang digunakan untuk mengukur
dengan menggunakan kuesioner variabel dalam rangka mengumpulkan
tertutup. Kuesioner diantarkan data. Instrumen penelitian yang
langsung ke alamat responden dan digunakan dalam penelitian ini adalah
untuk pengembaliannya akan dijemput kuesioner.
sendiri oleh peneliti pada waktu yang
telah ditentukan dan kuesioner harus Pengujian Kualitas Data
diisi sendiri oleh pimpinan SKPD 1. Uji Validitas
Kabupaten Padang Pariaman Uji validitas ini menggambarkan
bahwa pertanyaan yang digunakan
Variabel Penelitian mampu untuk mengungkapkan sesuatu
1. Variabel Terikat (dependent yang akan diukur (valid). Uji validitas
variable) dilakukan dengan menyebarkan
Variabel terikat (dependent variable) minimal 30 kuesioner kepada
adalah variabel yang menjadi perhatian mahasiswa jurusan Akuntansi Fakultas
utama dalam sebuah pengamatan. Ekonomi Universitas Negeri Padang

8
yang memiliki konsentrasi Akuntansi 2. Menghitung rata-rata skor total item
Sektor Publik. dengan menggunakan rumus
(Sugiono,2004:74)
2. Uji Reliabilitas 3. Menghitung nilai rerata jawaban
Kuesioner dikatakan reliabel (andal) responden
jika jawaban seseorang terhadap 4. Menghitung nilai TCR masing-
pernyataan adalah konsisten atau stabil masing kategori jawaban dari
dari waktu ke waktu (Imam, 2007). deskripsi variabel
Instrument dipercaya jika jawaban dari
responden atas pertanyaan yang ada Nilai persentase dimasukan kedalam
konsisten atau stabil dari waktu ke kriteria sebagai berikut:
waktu. a. Interval jawaban responden 76%-
100% kategori jawabannya baik
Uji Asumsi Klasik b. Interval jawaban responden 56-75%
1) Uji Normalitas Residual kategori jawabannya cukup baik
Uji normalitas dapat dilakukan dengan c. Interval jawaban responden <56%
metode kolmogorov smirnov, dengan kategori jawabannya kurang baik.
melihat signifikan pada 0,05. Jika nilai
signifikan yang dihasilkan >0,05 maka 2. Metode Analisis Data
akan berdistribusi normal. a. Uji Regresi Berganda
Alat uji yang digunakan adalah
2) Uji Multikolinearitas Regresi Linear Berganda. Uji
Multikolinearitas adalah situasi digunakan karena penelitian ini
adanya korelasi variabel-variabel menggunakan lebih dari satu variabel
bebas antara satu dengan yang lain, bebas dan satu variabel terikat. Untuk
maka salah satu variabel bebas tersebut mengetahui pegaruh variabel
dieliminir. Untuk menguji adanya independen terhadap variabel
multikolinearitas dilakukan dengan dependen digunakan model regresi
melihat nilai VIF (Varians Inflating berganda dengan persamaan sebagai
Factor) kecil dari 10 dan tolerance berikut:
besar dari 0,10. Y= a0+b1 X1+b2 X2+e
Teknik Analisis Data Dimana:
Data yang dikumpulkan dalam Y = Kinerja Pemerintah Daerah
penelitian ini selanjutnya dianalisis B12 = Koefisien regresi dari variable
dengan langkah-langkah sebagai independen
berikut: X1 = Pengelolaan Keuangan Daerah
X2 = Sistem Akuntansi Keuangan
1. Analisis Deskriptif Daerah
1. Menghitung frekuensi dari jawaban a = constant
yang diberikan responden atas e = epsilion
setiap item yang ditanyakan

9
b. Uji Koefisien Determinasi koefisien regresi yang diperoleh
Pengujian koefisien signifikan atau tidak. Untuk melihat
determinasi (R2) pada intinya adalah adanya pengaruh variabel independen
untuk mengukur seberapa jauh terhadap variabel dependen, diuji pada
kemampuan model dalam tingkat signifikan β = 0,05 kesimpulan
menerangkan variasi variabel hipotesis yang disajikan untuk H 1, H2,
dependen. Koefisien determinasi H3, H4 didasarkan atas:
berkisar dari nol sampai dengan satu (0 1. Jika tingkat signifikansi ≤ β =
≤ R2 ≤ 1). Hal ini berarti bila R2 = 0 0,05 maka tersedia bukti yang
menunjukkan tidak adanya pengaruh cukup untuk menerima hipotesis
antara variabel independen terhadap H1 dengan demikian dapat
variabel dependen, bila R2 semakin dikatakan pengelolaan keuangan
besar terhadap variabel dependen dan berpengaruh terhadap kinerja
bila R2 semakin kecil mendekati nol pemerintah daerah.
maka dapat dikatakan semakin 2. Jika tingkat signifikasi ≥ β =
kecilnya pengaruh variabel independen 0,05 maka hipotesis H1 s.d H2
terhadap variabel dependen. ditolak dengan demikian dapat
dikatakan pengelolaan keuangan
3. Uji Hipotesis tidak berpengaruh terhadap
a. Uji F kinerja pemerintah daerah.
Uji F dilakukan untuk menguji
apakah secara serentak variabel Definisi Operasional
independen mampu menjelaskan 1. Kinerja Pemerintah Daerah
variabel dependen secara baik atau Kinerja Pemerintah Daerah adalah
untuk menguji apakah model yang Gambaran mengenai tingkat
digunakan telah fix atau tidak, nilai sig pencapaian pelaksanaan suatu
0,000a < 0.05 menunjukkan bahwa kegiatan/ program/ kebijaksanaan
variabel independen secara bersama- dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
sama memberikan pengaruh yang misi, dan visi organisasi yang tertuang
signifikan terhadap variabel dependen. dalam perumusan skema stategis
Ini berarti model fix digunakan untuk (strategic planning) suatu organisasi.
uji t statistic yang menguji variabel Secara umum dapat dikatakan juga
independen secara parsial terhadap bahwa kinerja merupakan prestasi
variabel dependen. yang dapat dicapai organisasi dalam
periode tertentu.
b. Uji t (t-test)
Uji T dilakukan untuk 2. Pengelolaan Keuangan Daerah
mengetahui pengaruh variabel Pengelolaan keuangan daerah
independen terhadap variabel adalah keseluruhan kegiatan yang
dependen dalam persamaan regresi meliputi perencanaan, pelaksanaan,
berganda secara parsial. Uji t juga penatausahaan, pelaporan,
dilakukan untuk menguji kebenaran pertanggungjawaban dan pengawasan
koefisien regresi dan melihat apakah keuangan daerah. Pengelolaan

10
Keuangan Daerah dilaksanakan oleh Statistik deskriptif
pemegang kekuasaan pengelolaan Sebelum dilakukan pengujian
keuangan daerah. Kepala daerah data secara statistik dengan lebih
selaku kepala pemerintahan daerah lanjut, terlebih dahulu dilakukan
adalah pemegang kekuasaan pendiskripsian terhadap variabel
pengelolaan keuangan daerah dan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar
mewakili pemerintah daerah dalam dapat memberikan gambaran tentang
kepemilikan kekayaan daerah yang masing-masing variabel yang akan
dipisahkan. Kepala daerah perlu diteliti.
menetapkan pejabat-pejabat tertentu Berdasarkan tabel 15 diatas
dan para bendahara untuk dapat dilihat statistik deskriptif dari
melaksanakan pengelolaan keuangan masing-masing variabel. Untuk
daerah. variabel X1 diketahui besarnya nilai
mean adalah 36,32 dengan standar
3. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah deviasi 3,857; nilai maximum sebesar
Sistem akuntansi keuangan 43; nilai minimum sebesar 28 dan
daerah merupakan serangkaian range sebesar 15. Untuk variabel X2
prosedur yang saling berhubungan diketahui nilai mean 47,88 dengan
yang disusun sesuai dengan suatu standar deviasi 3,815; nilai maximum
skema yang menyeluruh yang ditinjau 56; nilai minimum sebesar 37 dan
untuk menghasilkan informasi dalam range sebesar 19. Untuk Y dengan
bentuk laporan keuangan yang akan nilai mean 42,88; dengan standar
digunakan oleh pihak intern dan pihak deviasi 5,086; yang nilai maximum 50;
ekstern pemerintah daerah untuk nilai minimum sebesar 29 dan range
mengambil keputusan ekonomi. sebesar 21.

Uji Validitas dan Reliabilitas


IV. HASIL PENELITIAN DAN 1. Uji Validitas
PEMBAHASAN Untuk melihat validitas dari
masing-masing item kuesioner,
Sampel dan Responden Penelitian digunakan Corrected Item-Total
Jumlah sasaran atau sampel Colleration. Jika rhitung > rtabel, maka
pada penelitian ini adalah 32 Satuan data dikatakan valid, dimana rtabel
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di untuk N = 50, adalah 0,279.
Kabupaten Padang Pariaman. Setiap Berdasarkan hasil pengolahan data
sampel memiliki dua responden jadi didapatkan bahwa nilai Corrected
jumlah sampel dari penelitian ini Item-Total Colleration untuk masing-
adalah 64 responden. Jumlah masing item variabel X1, X2 dan Y
responden yang mengembalikan semuanya di atas r tabel yang dapat
kuesioner 50 responden dan semuanya dilihat pada tabel 16. Maka dapat
mengisi dengan lengkap. Kuesioner dikatakan bahwa seluruh item
yang dapat diolah adalah 50 kuesioner. pernyataan variabel X1 dan Y adalah
valid.

11
Dari tabel di atas dapat dilihat Uji Asumsi Klasik
nilai terkecil dari Corrected Item-Total 1. Uji Normalitas Residual
Correlation untuk masing-masing Hasil uji normalitas residual
instrumen. Untuk instrumen Kinerja dari pengolahan SPSS dapat diketahui
Pemerintah Daerah diketahui nilai dengan melihat nilai signifikansi dari
Corrected Item-Total Correlation hasil uji kolmogorov smirnov. Uji
terkecil 0,334, untuk instrument kolmogorov smirnov dilakukan untuk
Pengelolaan Keuangan Daerah nilai menguji apakah residual terdistribusi
terkecil 0,354, dan untuk Sistem secara normal, dengan melihat nilai α
Akuntansi Keuangan Daerah nilai > 0,05. Dari analisis data diperoleh
terkecil 0,352. hasil bahwa residual terdistribusi
secara normal. Dari tabel uji
2. Uji Reliabilitas normalitas terbukti nilai kolmogorov
Uji reliabilitas dimaksudkan smirnov sebesar 0,852 dan nilai
untuk mengukur bahwa instrumen signifikansinya 0,200 > 0,05.
yang digunakan benar-benar bebas dari
kesalahan, sehingga diharapkan dapat 2. Uji Multikolinearitas
menghasilkan hasil yang konstan. Nilai Untuk menguji tidak adanya
reliabilitas dinyatakan reliabel, jika multikolinearitas dapat dilihat melalui
nilai cronbach’s alpha dari masing- Variance Inflation factor (VIF) < 10
masing instrumen pernyataan lebih dan tolerance > 0,1. Variabel
besar dari 0,6 (Ghozali, 2006). Dari Pengelolaan Keuangan Daerah (X1)
nilai cronbach’s alpha dapat dengan nilai VIF 1.303, Sistem
disimpulkan bahwa instrumen Akuntansi Keuangan Daerah (X2)
pertanyaan adalah reliabel karena dengan nilai VIF 1.303. Pada
memiliki nilai Cronbach’s alpha lebih Pengelolaan Keuangan Daerah (X1)
dari 0,6. Untuk lebih jelasnya akan dengan nilai tolerance 0,767, Sistem
disajikan pada Tabel 17 sebagai Akuntansi Keuangan Daerah (X2)
berikut: dengan nilai tolerance 0,767. Dengan
Dari hasil nilai Cronbach’s Alpha yang demikian dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat pada tabel 17 diatas yaitu terdapat korelasi variabel-variabel
untuk instrumen Kinerja Pemerintah bebas antara satu sama yang lainnya,
Daerah adalah 0,783, Pengelolaan atau variabel independen pada
Keuangan Daerah adalah 0,782 dan penelitian bebas multikol. Dan ini
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dapat dilhat pada tabel 19 berikut ini :
adalah 0,649 ini menunjukkan nilai
berada diatas 0,6. Dengan demikian Pengujian Model
semua instrument dapat dikatakan 1. Uji F
reliabel. Untuk mengetahui pengaruh
secara bersama-sama variabel
independen terhadap variabel
dependen dapat dilihat dari hasil uji

12
regresi berganda, seperti dapat dilihat 3. Koefisien Regresi
pada tabel 20 dibawah ini: Koefisien regresi berganda
Uji F dilakukan untuk menguji dilakukan dengan membandingkan t
apakah secara serentak variabel hitung dengan t tabel dan nilai sig dengan
independen mampu menjelaskan α yang diajukan yaitu 95% atau α =
variabel dependen secara baik atau 0,05. Secara rinci hasil pengujian
untuk menguji apakah model yang regresi berganda dapat dilihat pada
digunakan telah fix atau tidak. tabel 22 berikut:
Pengaruh secara bersama-sama Pada tabel 22 diatas dapat
variabel independen terhadap variabel disubsitusikan ke dalam estimasi
dependen dilakukan dengan cara sebagai berikut :
membandingkan Ftabel dan Fhitung.
Hipotesis diterima jika F hitung > Ftabel Y = -4,248 + 0,952 X1 + 0,262 X2 + e
dan nilai sig > α 0,05. Nilai Ftabel pada
α 0,05 adalah 2,012. Nilai Fhitung adalah Dimana :
53,990 sedangkan nilai sig adalah a = Konstansta
0,000. Dengan demikian F hitung > Ftabel b1, b2 = Koefesien regresi dari
dan nilai sig < α 0,05 yaitu 53,990 > masing- masing variabel
2,012 dan sig 0,000 < α 0,05. Hal ini X1 = Pengelolaan Keuangan
menunjukkan bahwa variabel Daerah
independen secara bersama-sama X2 = Sistem Akuntansi Keuangan
memberikan pengaruh yang signifikan Daerah
terhadap variabel dependen. Ini berarti Y = Kinerja Pemerintah Daerah
model fix digunakan untuk uji t
statistik yang menguji variabel Dari persamaan di atas dapat
independen secara parsial terhadap dijelaskan bahwa:
variabel dependen. a. Nilai konstanta sebesar -4,248
mengindikasikan bahwa jika
2. Koefesien Determinasi (R square) variabel indipenden yaitu
Nilai Adjusted R square Pengelolaan Keuangan Daerah dan
menunjukkan 0,684. Hal ini Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
mengindikasikan bahwa kontribusi adalah nol maka nilai Kinerja
variabel bebas yaitu Pengelolaan pemerintah Daerah -4,248.
Keuangan Daerah dan Sistem b. Koefesien Pengelolaan Keuangan
Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Daerah sebesar 0,952, artinya jika
variabel terikat yaitu Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah
Pemerintah Daerah 68,4% sedangkan mengalami kenaikan satu satuan,
31,6% ditentukan oleh faktor lain. maka Kinerja Pemerintah Daerah
Nilai Adjusted R square dapat dilihat akan mengalami peningkatan
pada tabel 21 berikut: sebesar 0,952 satuan. Nilai
koefisien β dari variabel X1 bernilai
positif 0,952.

13
c. Koefesien Sistem Akuntansi ttabel . Nilai ttabel pada α= 0,05 adalah
Keuangan Daerah sebesar 0,262, 2,0017. Nilai thitung untuk variabel
artinya jika Sistem Akuntansi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Keuangan Daerah mengalami (X2) adalah 2,147 dan nilai sig 0,037.
kenaikan satu satuan, maka Kinerja Dengan demikian dapat dikatakan
Pemerintah Daerah akan mengalami bahwa t hitung > ttabel (2,147 > 2,0017)
peningkatan sebesar 0,262 satuan. dan nilai signifikan 0,037 < α 0,05.
Nilai koefisien β dari variabel X 1 Nilai koefesien β dari variabel X2
bernilai positif 0,262. bernilai positif yaitu 0,262. Hal ini
menunjukkan bahwa penelitian ini
Uji Hipotesis ( Uji t ) dapat membuktikan Sistem Akuntansi
Pengujian hipotesis dilakukan Keuangan Daerah (X2) berpengaruh
dengan membandingkan (a) t hitung positif dan signifikan terhadap Kinerja
dengan t tabel atau (b) nilai sig Pemerintah Daerah. Sehingga hipotesis
dengan α yang diajukan yaitu 95% kedua pada penelitian ini diterima.
atau α = 0,05. Hipotesis diterima jika
thitung > t tabel dan nilai sig < α 0,05.
Berdasarkan nilai t hitung dan signifikan Pembahasan
yang diperoleh dapat dilihat pada tabel
22. 1. Pengaruh Pengelolaan Keuangan
Daerah terhadap Kinerja
1. Pengujian Hipotesis 1 Pemerintah Daerah
Pengujian hipotesis 1 dilakukan Berdasarkan analisis statistik
dengan membandingkan nilai t hitung dan dalam penelitian ini ditemukan bahwa
t tabel. Nilai ttabel pada α= 0,05 adalah hipotesis pertama (H1) yaitu
2,0017. Untuk variabel Pengelolaan pengelolaan keuangan daerah
Keuangan Daerah (X1) nilai thitung berpengaruh signifikan positif terhadap
adalah 7,869 dan nilai sig adalah kinerja pemerintah daerah. Hal ini
0,000. Dengan demikian dapat berarti semakin baik pengelolaan
dikatakan bahwa t hitung > ttabel, yaitu keuangan maka akan terjadi
7,869 > 2,0017 atau nilai signifikansi peningkatan kinerja pemerintah
0,000 < α 0,05. Nilai koefesien β dari daerah.
variabel X1 bernilai positif yaitu 0,952. Hasil penelitian ini konsisten
Hal ini menunjukkan bahwa semakin dengan teori yang dikemukakan oleh
meningkat pengelolaan keuangan Abdul (2009) yang menyatakan bahwa
daerah, maka terjadi peningkatan kinerja pemerintah daerah dipengaruhi
kinerja pemerintah daerah. Sehingga oleh pengelolaan keuangan daerah.
hipotesis pertama pada penelitian ini Hasil penelitian ini juga konsisten
diterima. dengan penelitian yang dilakukan oleh
Amelia (2013), bahwa pengelolaan
2. Pengujian Hipotesis 2 keuangan yang berorientasi kepada
Pengujian hipotesis 2 dilakukan kinerja menunjukkan adanya
dengan membandingkan nilai t hitung dan akuntabilitas kinerja. akuntabilitas

14
kinerja merupakan perwujudan sesuai dengan teori yang dikemukakan
kewajiban suatu penyelenggaraan Mardiasmo dalam Almanda (2013)
pemerintah untuk mempertanggung- yang mana kinerja pemerintah daerah
jawabkan keberhasilan maupun akan tercapai dengan dilaksanakannya
kegagalan pelaksanaan pengelolaan sistem akuntansi keuangan daerah, dan
keuangan dalam mencapai tujuan dan sistem akuntansi keuangan daerah
sasaran periodik yang diukur dengan dapat menimbulkan dukungan yang
seperangkat indikator kinerja. kuat terhadap kinerja pemerintah yang
Hasil penelitian ini juga dicapai.
didukung oleh data dari distribusi Sistem Akuntansi Keuangan
frekuensi dari variabel pengelolaan Daerah mempunyai arti yang sangat
keuangan daerah yang mana total penting dalam rangka pelaksanaan
TCR 80,71%. Hasil penelitian pemerintahan, oleh karena itu sistem
menunjukkan bahwa pengelolaan akuntansi keuangan daerah diupayakan
keuangan daerah berpengaruh untuk terus berjalan untuk
signifikan positif terhadap kinerja meningkatkan kinerja pemerintah
pemerintah daerah. Dimana semakin daerah. Pemerintah daerah sebagai
baik pengelolaan keuangan daerah, pihak yang diserahi tugas menjalankan
semakin baik pula kinerja pemerintah roda pemerintahan, pembangunan, dan
daerah. layanan sosial masyarakat
Jadi dengan adanya bertanggungjawab memberikan
pengelolaan keuangan daerah dapat pelayanan kepada masyarakat.
meningkatkan kinerja suatu instansi
pemerintah dengan melaksanakan Hasil penelitian ini juga
kegiatan sesuai dengan tugas dan didukung oleh data dari distribusi
fungsinya secara efektif dan efisien. frekuensi dari variabel sistem
Sehingga dengan adanya pengelolaan akuntansi keuangan daerah yang mana
keuangan daerah dapat mendorong total TCR 79,53%. Hasil penelitian
terwujudnya kinerja pemerintah daerah menunjukkan bahwa sistem akuntansi
yang lebih berkualitas, bebas dari keuangan daerah berpengaruh
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. signifikan positif terhadap kinerja
pemerintah daerah. Dimana semakin
baik sistem akuntansi keuangan
2. Pengaruh Sistem Akuntansi daerah, semakin baik pula kinerja
Keuangan Daerah terhadap Kinerja pemerintah daerah. Kinerja pemerintah
Pemerintah Daerah daerah yang baik dalam organisasi
Hasil penelitian menunjukkan merupakan tuntutan dari otonomi
bahwa sistem akuntansi keuangan daerah yang mana masyarakat di era
daerah berpengaruh terhadap kinerja reformasi saat sekarang ini meminta
pemerintah daerah. Semakin baik pelayanan yang transparan dan
sistem akuntansi keuangan daerah responsif.
maka akan baik juga kinerja
pemerintah daerah. Hasil penelitian ini

15
PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil Abdul Halim. 2007. Akuntansi Sektor
dari Pengaruh Pengelolaan Keuangan Publik AkuntansiKeuangan
Daerah dan Sistem Akuntansi Daerah. Jakarta: Salemba
Keuangan Daerah pada pemerintahan Empat.
Kabupaten Padang Pariaman adalah
Abdul Rohman. (2009). Pengaruh
sebagai berikut:
Implementasi Sistem Akuntansi,
1. Pengelolaan keuangan daerah Pengelolaan Keuangan Daerah
berpengaruh singnifikan positif Terhadap Fungsi Pengawasan
terhadap kinerja pemerintah daerah dan Kinerja Pemerintah
pada instansi pemerintah di Daerah. Jurnal Akuntansi dan
Kabupaten Padang Pariaman. Bisnis Vol 9 No. 1:21-32. (16
2. Sistem akuntansi keuangan daerah Februari 2011).
berpengaruh singnifikan positif
terhadap kinerja pemerintah daerah Almanda Primadona. (2013).
pada instansi pemerintah di Pengaruh Pengawasan Intern
Kabupaten Padang Pariaman. dan Pengelolaan Keuangan
Daerah Terhadap Kinerja
Keterbatasan dan Saran Penelitian Pemerintah Daerah.
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, ada beberapa Askam Tuasikal (2008). Pengaruh
saran yang dapat dipertimbangkan oleh Pengawasan, Pemahaman
beberapa pihak: Sistem Akuntansi Keuangan
1. Instansi agar selalu taat pada dan Pengelolaan Keuangan
peraturan atau prosedur dalam terhadap Kinerja Unit Satuan
melakukan kegiatan, serta Kerja Pemerintah Daerah.
mengusahakan ketepatan waktu (Studi Pada Kabupaten dan
dalam menghasilkan barang atau Kota Provinsi Maluku)
jasa. ISSN:1410-8623.
2. Instansi agar lebih sering
melakukan evaluasi kinerja yang Chabib Soleh. 2009 .Pengelolaan
terkait dengan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
keuangan. Bandung: Fokus Media.
3. Dalam melakukan penjurnalan dan
postingan sebaiknya dilakukan Eko Hariyanto. 2005. Peranan
sesuai dengan nomor yang telah Akuntansi Keuangan Daerah
ditetapkan pemerintah. dalam Mewujudkan Good
Governance.
Halim, Abdul dan Theresia.2007.
Manajemen Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah

16
Edisi kedua.Yogyakarta : UPP Pengelolaan Keuangan
STIM YKPN. Daerah.
Ihyaul, Ulum. 2004. Akuntasi sektor Permendagri No. 21 Tahun 2011
publik: Suatu Pengatar. tentang Pedoman Pengelolaan
Jakarta: Bumi Aksara. Keuangan Daerah.

Iman Pirman Hidayat (2008). Peranan Undang-Undang No.33 Tahun 2004


Penatausahaan Keuangan tentang Perimbangan
Daerah dalam Meningkatkan Keuangan Antara Pemerintah
Efektivitas Pelaksanaan APBD. Pusat dan Pemerintah Daerah.
ISSN :1907-9958.
Umar Husein. 2003. Metode Riset
Irvan Saefulloh (2013). Pengaruh Perilaku Organisasi. Jakarta:
Partisipasi Anggaran dan Penerbit Gramedia Pustaka
Sistem Akuntansi Keuangan Utama.
Daerah terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah pada Undang-undang No.33 Tahun 2004
Pemerintah Kabupaten Tentang Sumber-Sumber Keuangan
Subang. Daerah.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Veithzal Rivai. 2004. Manajemen


Publik. Yogyakarta: PenerbitAndi. Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan.Jakarta : PT. Raja
Mohamad Mahsun. 2006. Pengukuran Grafindo.
Kinerja Sektor Publik.
Yogyakarta: BPFE. Wawan Sukmana dan Lia Anggarsari
(2009). Pengaruh Pengawasan
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun
Intern dan Pelaksanaan Sistem
2005 tentang Standar
Akuntansi Keuangan Daerah
Akuntansi Pemerintahan.
Terhadap Kinerja Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Daerah.ISSN:1907-9958.
Tahun 2005 pasal 134 tentang

17
KUESIONER

KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

1 No Responden:

2 Nama:

3 Jenis Kelamin:

1. Laki-Laki 2. Perempuan

4 Umur:

5 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan:

1. SMA/sederajat 3. S1 5. S3

2. D3 4. S2 6. Lainnya (............................................)

6 Lama Bekerja:

Petunjuk Pengisian Kuesioner

Bapak/Ibu diminta untuk memberikan pendapat atas pertanyaan dibawah ini,

kemudian berilah tanda check list (√) satu dari lima alternatif jawaban yang

terdapat dalam pertanyaan tersebut.

18
I. Pengelolaan Keuangan Daerah

1 Bagaimana tingkat kesesuaian dalam mengelola keuangan dengan prosedur yang


ada?

1. Sangat Sesuai 2. Sesuai 3. Cukup Sesuai


4. Kurang Sesuai 5. Tidak Sesuai
2 Apakah kebijakan atau keputusan yang terkait pengelolaan keuangan yang diambil
tidak bisa dipertanggungjawabkan?

1. Tidak Bisa 2. Kurang Bisa 3. Ragu-ragu 4.Bisa 5. Sangat Bisa


3 Apakah sudah sesuai standar antara biaya yang dikeluarkan dengan penggunaan
input?

1. Sangat Sesuai 2. Sesuai 3. Cukup Sesuai


4. Kurang Sesuai 5. Tidak Sesuai
4 Apakah instansi kurang adil dan merata dalam pelaksanaan, pengadaan, dan
pengelolaan keuangan?

1. Tidak Adil 2. Kurang Adil 3. Cukup Adil 4.Adil 5. Sangat Adil


5 Apakah seluruh elemen dalam instansi telah memenuhi syarat kejujuran dan
integritas dalam bekerja?

1. Sudah secara menyeluruh 2. Sebagian Besar 3. Ragu-ragu


4. Sebagian Kecil 5. Tidak
6 Bagaimanakah keterbukaan instansi dalam pengelolaan keuangan terhadap elemen
masyarakat?

1. Sangat Terbuka 2. Terbuka 3. Cukup Terbuka


4. Kurang Terbuka 5. Tidak Terbuka
7 Berapa banyak penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan, pengelolaan, dan
pengadaan kegiatan/anggaran?

1. Sangat Banyak 2. Banyak 3. ragu-ragu 4. Sedikit 5. Tidak Ada


8 Seberapa sering instansi melakukan evaluasi kinerja yang terkait dengan pengelolaan
keuangan?

1. Sangat Sering 2. Sering 3. Cukup Sering


4. Kurang Sering 5. Tidak Pernah
9 Apakah setiap evaluasi kinerja pengelolaan keuangan sering ditindaklanjuti atau
diantisipasi langkah kedepannya?

1. Tidak Pernah 2. kurang Sering 3. Cukup Sering 4. Sering 5. Sangat Sering

19
II. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

1 Apakah sistem pencatatan keuangan yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang
baik?
1. Sangat Sesuai 2. Sesuai 3. Cukup Sesuai
4. Kurang Sesuai 5. Tidak Sesuai
2 Apakah pencatatan keuangan yang digunakan selama ini efektif?
1. Sangat Efektif 2. Efektif 3. Cukup Efektif
4. Kurang Efektif 5. Tidak Efektif
3 Apakah pencatatan keuangan yang dilakukan telah relevan dengan fakta/keadaan
keuangan yang ada?

1. Sangat Relevan 2. Relevan 3. Cukup Relevan


4. Kurang Relevan 5. Tidak Relevan
4 Seberapa sering terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam pencatatan
keuangan?

1. Sangat Sering 2. Sering 3. Cukup Sering


4. Kurang Sering 5. Tidak Pernah
5 Apakah pencatatan keuangan yang dilakukan menimbulkan dampak yang baik bagi
instansi?

1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Ragu-ragu


4. Kurang Setuju 5. Tidak Setuju
6 Apakah dalam melakukan transaksi ekonomi tidak dilakukan
identifikasi/pengklasifikasian?

1. Tidak Semuanya 2. Sebagian Besar Tidak 3. Ragu-ragu


4. Sebagian Kecil Dilakukan 5. Semua Dilakukan Identifikasi
7 Apakah penjurnalan dan postingan yang dilakukan sesuai dengan nomor yang
telah ditetapkan pemerintah?

1. Tidak Semuanya 2. Sebagian Besar Tidak 3. Ragu-ragu


4. Sebagian Kecil Dilakukan 5. Semua Sesuai Nomor
8 Seberapa sering terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam penggolongan atau
pengklasifikasian kegiatan/transaksi ekonomi?

1. Tidak Pernah 2. Kurang Sering 3. Cukup Sering


4. Sering 5. Sangat Sering
9 Bagaimanakah tingkat kesesuaian pelaporan yang dilakukan dengan keadaan
sebenarnya dalam kegiatan yang dilakukan?

1. Sangat Sesuai 2. Sesuai 3. Cukup Sesuai 4. Kurang Sesuai 5. Tidak Sesuai

20
10 Apakah pelaporan atau buku laporan yang dibuat telah sesuai prosedur yang
berlaku?

1. Sangat Sesuai 2. Sesuai 3. Cukup Sesuai


4. Kurang Sesuai 5. Tidak Sesuai
11 Apakah pelaporan atau buku laporan yang dibuat telah relevan dengan fakta
keuangan yang ada?

1. Sangat Relevan 2. Relevan 3. Cukup Relevan


4. Kurang Relevan 5. Tidak Relevan
12 Seberapa sering terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam pelaporan keuangan?
1. Sangat Sering 2. Sering 3. Cukup Sering
4. Kurang Sering 5. Tidak Pernah

III. Kinerja Pemerintah Daerah

1 Bagaimana tingkat kesesuaian antara jumlah dana yang diberikan dengan realisasi
kegiatan/kinerja?
1. Sangat Sesuai 2. Sesuai 3. Cukup Sesuai
4. Kurang Sesuai 5. Tidak Sesuai
2 Apakah pegawai-pegawai yang ada memenuhi syarat dan berkompeten dalam
bidangnya?
1. Semua 2. Sebagian Besar 3. Ragu-Ragu
4. Sebagian Kecil 5. Tidak Ada
3 Apakah sering terjadi ketidakdisiplinan pegawai-pegawai dalam pekerjaan?
1. Sangat Sering 2. Sering 3. Cukup Sering
4. Kurang Sering 5. Tidak Pernah
4 Apakah sering terjadi ketidaktaatan peraturan/prosedur dalam kegiatan yang
dilakukan?
1. Sangat Sering 2. Sering 3. Cukup Sering
4. Kurang Sering 5. Tidak Pernah
5 Apakah sering terjadi jumlah hasil dari proses atau kegiatan tidak sesuai dengan
yang direncanakan?
1. Sangat Sering 2. Sering 3. Cukup Sering
4. Kurang Sering 5. Tidak Pernah

21
6 Seberapa sering terjadi ketidaktepatan waktu dalam menghasilkan sesuatu
(barang dan jasa) dari suatu kegiatan?

1. Sangat Sering 2. Sering 3. Cukup Sering


4. Kurang Sering 5. Tidak Pernah
7 Apakah kualitas suatu hasil dari proses atau kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan yang diharapkan?

1. Sangat Sesuai 2. Sesuai 3. Cukup Sesuai


4. Kurang Sesuai 5. Tidak Sesuai
8 Bagaimanakah tingkat produktivitas pegawai-pegawai yang ada?

1. Sangat Produktif 2. Produktif 3. Cukup Produktif


4. Kurang Produktif 5. Tidak Produktif
9 Apakah hasil dari suatu proses atau kegiatan dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat?

1. Sangat Bermanfaat 2. Bermanfaat 3. Cukup Bermanfaat


4. Kurang Bermanfaat 5. Tidak Bermanfaat
10 Apakah hasil dari suatu proses atau kegiatan yang dilakukan memberikan dampak
atau pengaruh yang baik bagi masyarakat?

1. Dampak yang Baik 2. Dampak yang Cukup Baik 3. Ragu-ragu


4. Dampak yang Kurang Baik 5. Dampak yang Tidak Baik
11 Apakah kinerja pemerintah yang telah dilakukan bisa meningkatkan
kesejahteraan masyarakat?

1. Sangat Bisa 2. Bisa 3. ragu-ragu 4. Kurang Bisa 5. Tidak Bisa

BAGIAN PENUTUP

Atas bantuan Bapak/Ibu mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Rahmad Hidayat
13011/2009

22
LAMPIRAN

Pengelolaan Keuangan
Daerah
Kinerja Pemerintah
Daerah
Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah

Gambar
Kerangka Konseptual Penelitian

Hasil Uji Analisis


A. Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
Std.
N Range Minimum Maximum Sum Mean
Deviation
Y 50 21 29 50 2144 42,88 5,086
X1 50 15 28 43 1816 36,32 3,857
X2 50 19 37 56 2394 47,88 3,815
Valid N
50
(listwise)

B. Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas Residual
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 50
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 2,80059002
Most Extreme Differences Absolute ,087
Positive ,087
Negative -,081
Test Statistic ,087
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

23
2. Uji Multikolinearitas
a
Coefficients

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

X1 ,767 1,303

X2 ,767 1,303

a. Dependent Variable: Y

Pengujian Model

1. Uji F
a
ANOVA

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression b
882,958 2 441,479 53,990 ,000

Residual 384,322 47 8,177


Total 1267,280 49
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1

2. Koefisien Determinasi
b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 a
,835 ,697 ,684 2,860
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y

24
3. Koefisien Regresi Berganda

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant)
-4,248 5,376 -,790 ,433

X1 ,952 ,121 ,722 7,869 ,000


X2 ,262 ,122 ,197 2,147 ,037

25

Anda mungkin juga menyukai