Disusun Oleh:
dr.Nike Nindiyati
DokterPembimbing:
dr. Tarjono, Sp.B
DokterPendamping:
dr. Hj. Titin Ning Prihatini, MH
1. IDENTITAS
Nama : Ny.N
Umur : 38 tahun
Alamat : Indramayu
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Suku : Jawa
2. ANAMNESIS
Hipertensi (+) yaitu ibu, DM (-), asma (-), alergi(-), jantung (-)
3. PEMERIKSAANFISIK
Kesadaran : Komposmentis
Berat badan : 50 kg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
STATUS GENERALIS
Kepala : Normocepali
tidak ikterik
ada, lesi kulit tak ada, hiperemis tak ada, sekret tak ada.
Pulmo :
atas)
Murmur -
Abdomen :
Palpasi : supel
Perkusi : Timpani
Ekstremitas atas : Akral hangat, capillary refill time< 2 detik, edema (-/-)
Ekstremitas bawah : Akral hangat, capillary refill time< 2 detik, edema (-/-)
A. STATUS LOKALIS
Rectal Toucher:
Inspeksi : Tampak tonjolan massa (+) dengan ukuran diameter ± 5
cm, tanda radang (+), darah (-)
Palpasi : Tonus spinchter ani (+), Teraba massa disertai nyeri saat
penekanan, pada sarung tangan sedikit cairan feses (+), lendir (+) dan
darah (-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematokrit 21,0* 35 – 47
4. DIAGNOSA
5. TATALAKSANA
Farmakoterapi
IVFD RL 20 tpm
Non Farmakoterapi
Rencana Operasi Hemoroidektomi 5 juni 2020
06 juni 2020
Manalagi 1
S:
Nyeri pada luka bekas operasi. Demam
(-) nyeri berkemih,keluhan lain (-)
O:
KU: Sakit sedang
Kes: CM
GCS E4M6V5
TD: 110/70 mmHg
N: 87 x/m
R: 20 x/m
S: 36.4 °C
A:
Post Hemoroidektomi hari ke 1
P:
IVFD Nacl 20 tpm
Ceftizoxim 2x1 gram IV
Tramadol 3x1 ampul
7. FOLLOW UP
07 juni 2020
Manalagi 1
S:
Nyeri pada luka bekas operasi sedikit
berkurang,nyeri BAK (-)
O:
KU: Sakit ringan
Kes: CM
GCS E4M6V5
TD: 120/70 mmHg
N: 86 x/m
R: 20 x/m
S: 36.4 °C
A:
Post Hemoroidektomi hari ke 2 BLPL
P: Obat pulang :
IVFD Rl 20 tpm Doxiciclin 2x1 no XIV
Ceftizoxim 2x1 gram IV Na diclofenak 2x1 no XIV
Tramadol 3x1 ampul
8. PROGNOSIS
9. EDUKASI
Pasien diminta untuk patuh mengkonsumsi antibiotik dan obat obatan lain
2.1 Anatomi
Canalis ani panjangnya sekitar 4 cm dan berjalan ke bawah dan belakang
dari ampulla recti ke anus. Kecuali defekasi, dinding lateralnya tetap teraposisi
oleh m.levator ani dan sphincter ani.1
Bantalan vaskuler arterio-venous, matriks jar. ikat dan otot polos. Bantalan
hemorrhoid normal terfiksasi pada jaringan fibroelastik dan otot polos
dibawahnya. Hemorrhoid interna dan eksterna saling berhubungan, terpisah linea
dentate1Jaringan hemorrhoid mengandung struktur arterio-venous fistula yang
dindingnya tidak mengandung otot, jadi pembuluh darah tersebut adalah sinusoid,
bukan vena
Mukosa paruh atas canalis ani berasal dari ektoderm usus belakang (hind gut).
Gambaran anatomi yang penting adalah :
3. Persarafannya sama seperti mukosa rectum dan berasal dari saraf otonom
pleksus hypogastricus. Mukosanya hanya peka terhadap regangan.
4. Arteri yang memasok adalah arteri yang memasok usus belakang, yaitu
arteri rectalis superior, suatu cabang dari arteri mesenterica inferior. Aliran
darah vena terutama oleh vena rectalis superior, suatu cabang v.
Mesenterica inerior.
1. Dibatasi oleh epitel berlapis gepeng yang lambat laun bergabung pada
anus dengan epidermis perianal.
VASKULARISASI
Vaskularisasi rektum dan canalis ani sebagian besar diperoleh melalui
di luar lapisan otot. Persarafan rektum terdiri atas sistem saraf simpatik
dan parsimpatik. Serabut saraf simpatik berasal dari pleksus mesentrikus inferior
dan dari sistem parasakral yang terbentuk dari ganglion simpatis lumbal ruas
kedua, ketiga, dan keempat. Persarafan parasimpatik (nervi erigentes) berasal dari
saraf sakral kedua, ketiga, dan keem
2.4 Epidemiologi
Hemoroid bisa terjadi pada semua umur tetapi paling banyak terjadi pada
umur 45-65 tahun. Penyakit hemoroid jarang terjadi pada usia di bawah 20 tahun.
Prevalensi meningkat pada ras Kaukasian dan individu dengan status ekonomi
tinggi.Angka prevalensi hemoroid di akhir pertengahan abad ke 20 dilaporkan
menurun.Sepuluh juta orang di Indonesia menderita hemoroid, dengan prevalensi
lebih dari 4%.Laki-laki dan perempuan mempunyai resiko yang sama.Resiko
hemoroid meningkat seiring bertambahnya usia.
2. Hemorrhoid Interna
A. Non InvasiveTreatment
a. Edukasi
b. Obat-obatan vasostopik
B. Ambulatory Treatment
1. Skleroterapi
2. Infrared Coagulation
Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan radiasi infra merah dengan
lampu tungsten-halogen yang difokuskan ke jaringan hemorrhoid dari reflector
plate emas melalui tabung polymer khusus. Sinar koagulator infra merah (IRC)
menembus jaringan ke submukosa dan dirubah menjadi panas, menimbulkan
inflamasi, destruksi jaringan di daerah tersebut. Daerah yang akan dikoagulasi
diberi local anestesi terlebih dahulu. Komplikasi biasanya jarang terjadi,
umumnya berupa koagulasi pada daerah yang tidak tepat.5
3. Bipolar Diatheraphy
Teknik ini menggunakan listrik untuk menghasikan jaringan koagulasi
pada ujung cauter. Cara ini efektif untuk hemorrhoid derajat III atau dibawahnya.5
4. Cryotheraphy
Untuk pasien dengan terapi laser dengan prolaps, Rubber Band Ligation
adalah cara terpilih di AS untuk terpi hemorrhoid internal. Prosedur ini , jaringan
hemorrhoid ditarik ke dalam double-sleeved cylinder untuk menempatkan karet
disekeliling jaringan. Seiring dengan jalannya waktu, jaringan dibawahnya akan
mengecil.5
Gambar 5..Rubber Band Ligation
C. Surgical Approach
Hemorrhoidectomy
Merupakan metoda pilihan untuk penderita derajat III dan IV atau pada
penderita yang mengalami perdarahan yang berulang yang tidak sembuh
dengan cara lain.Penderita yang mengalami hemorrhoid derajat IV yang
mengalami trombosis dan nyeri yang hebat dapat segera ditolong dengan
teknik ini. Prinsip yang harus diperhatikan pada hemorrhoidectomy adalah
eksisi hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan, dengan
tidak mengganggu spincter ani.4
1. Open hemorrhoidectomy
2. Closed hemorrhoidectomy
3. Perbedaannya tergantung pada apakah mukosa anorectal dan kulit perianal
ditutup atau tidak setelah jaringan hemorrhoid dieksisi dan diligasi5
Open Hemorrhoidectomy
Closed Hemorrhoidectomy2
Dikembangkan oleh Ferguson dan Heaton. Ada 3 prinsip pada teknik ini,
yaitu:
Indikasi :
1. Perdarahan berlebihan
Stapled Hemorrhoidectomy
Teknik ini juga dikenal dengan nama Procedure for Prolapse
Hemorrhoids (PPH) atau Hemorrhoid Circular Stapler. Teknik ini biasanya
digunakan untuk hemorrhoid derajat II hingga derajat IV. Teknik PPH ini
mengurangi prolaps jaringan hemorrhoid dengan mendorongnya ke atas garis
mukokutan dan mengembalikan jaringan hemorrhoid ini ke posisi anatominya
semula karena jaringan hemorrhoid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat
BAB, sehingga tidak perlu dibuang semua.
2.12 Pencegahan
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah berulangnya
kekambuhan keluhan hemorrhoid, di antaranya :
1. Hindari mengedan terlalu kuat saat buang air besar
2. Cegah konstipasi dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat (sayur dan
buah serta kacang-kacangan).
3. Banyak minum air putih minimal delapan gelas sehari untuk melancarkan
defekasi.
4. Jangan menunda-nunda jika ingin buang air besar sebelum feses menjadi
keras.
7. Senam/olahraga rutin.
KESIMPULAN
11. Agbo SP. 2011. Surgical Management of Hemorrhoids. J Surg Tech Case
Rep 2011 Jul-Dec; 3(2): 68-75.