Anda di halaman 1dari 2

 Aglutinin O (antigen somatik) yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal

ETIOLOGI dari tubuh kuman).


SITI HAWA ALIMUDI
 Aglutinin H (antigen flagela) yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal
G3A017234 dari flagel kuman).
 Aglutinin Vi (envelope) terletak pada kapsul yang dibuat karena rangsangan
antigen Vi (berasal dari simpai kuman).
Demam thypoid merupakan suatu
penyakit infeksi sistemik yang  Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya
disebabkan oleh Salmonella thypi yang untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar pasien menderita tifoid
masih dijumpai secara luas di berbagai  Demam tifoid akut non komplikasi
KLASIFIKASI
negara berkembang yang terutama  Demam tifoid dengan komplikasi
terletak di daerah tropis dan subtropis  Keadaan karier (Aru W. Sudoyo, 2009)
(Simanjuntak, 2009).
Infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil diserap diusus halus
melalui pembuluh limfe lalu masuk kedalam peredaran darah sampai
diorgan-organ lain, terutama hati dan limfa. Basil yang tidak dihancurkan
PATOFISIOLOG
PATWAY berkembang biak dalam hati dan limfe sehingga organ-organ tersebut akan
I
membesar (hipertropi) disertai nyeri pada perabaan, kemudian basil masuk
kembali kedalam darah (bakteremia) dan menyebar keseluruh tubuh
Salmonella typosa terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus, sehingga menimbulkan tukak
berbentuk lonjong pada mukosa diatas plak peyeri. Tukak tersebut dapat
Saluran menimbulkan perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam disebabkan
pencernaan
oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh
Diserap usus kelainan pada usus (Susilaningrum, Nursalam, & Utami, 2013)
halus
KOMPLIKASI
Bakteri masuk aliran darah sistemik
Pendarahan usus, Perforasi usus, Peritonitis, Komplikasi diluar usus, kejang demam
Kelenjar linfoid Hati dan limpa Endotoksin
usus halus
Hepatosplenomeg Hipertermi PEMERIKSAAN PENUNJANG PENATALAKSANAAN
Tukak ali
 Pemeriksaan darah perifer lengkap  Obat
Perdarahan dan  Pemeriksaan SGOT dan SGPT  Diet
Mual muntah Bed rest Hospitalisasi
perforasi  Pemeriksaan uji widal  Istirahat
Takut  Kultur darah  Perawatan sehari – hari
Resiko Intake tak adekuat  Anti salmonella typhi igM
perdarahan Motilitas usus
menurun 1. Hipertermi
Defisit nutrisi
 Pantau suhu tubuh pasien setiap 4 jam
Konstipasi  Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai anjuran
Resiko  Turunkan panas dengan melepaskan selimut atau menanggalkan pakian yang terlalu
ketidakseimbangan Gangguan tebal, beri kompres pada aksila dan l iatan paha.
tumbuh kembang Nyeri  Observasi adanya konfusi disorientasi
cairan
 Berikan cairan IV sesuai yang dianjurkan.
2. Resiko ketidakseimbangan cairan
Dehidrasi  Jelaskan kepada pasien tentag pentingnya cairan
 Monitor dan catat intake dan output cairan
KONSEP ASKEP  Kaji tanda dan gejala dehidrasi hypovolemik, riwayat muntah, kehausan dan turgor
kulit
 Berikan cairan peroral pada klien sesuai kebutuhan
PENGKAJIAN:  Anjurkan kepada orang tua klien untuk mempertahankan asupan cairan secara
dekuat
1. Identitas klien  Kolaborasi pemberian cairan intravena
2. Keluhan utama 3. Nyeri akut
 Lakukan pegkajian nyeri secara komprehensi
Keluhan  utama  demam thypoid adalah panas  atau demam
 Observasi  reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
yang  tidak turun-turun, nyeri perut, pusing kepala, mual,
 Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
muntah, anoreksia, diare serta penurunan kesadaran. pencahayaan, kebisingan.
3. Riwayat penyakit sekarang  Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.
4. Riwayat penyakit dahulu  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Pola-pola fungsi kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
 Pola nutrisi dan metabolisme
 Pola eliminasi Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta: Interna
 Pola aktivitas dan latihan Publishing.
 Pola tidur dan istirahat
 Pola persepsi dan konsep diri Simanjuntak, N.A. 2009. Hubungan Anemia Ibu Hamil dengan Kejadian Berat Bayi Lahir
 Pola sensori dan kognitif Rendah (BBLR) di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantau
7. Pemeriksaan fisik Prapat Kabupaten Labuhan Batu. Skripsi. Universitas Sumatra Utara Medan.
Didapatkan klien tampak lemah, suhu tubuh meningkat 38 – Soedarmo, S.S.P., Garna, H. & Hadinegoro, S.R., 2012, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak :
41°C muka kemerahan. Dapat terjadi penurunan kesadaran Infeksi & Penyakit Tropis, Edisi II, Hal 338-345, IDAI, Jakarta.
(apatis).
Susilaningrum, Nursalam dan Sri Utami.2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak.
Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai