Anda di halaman 1dari 2

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah

Export date: Fri Aug 3 1:53:05 2018 / +0000 GMT

PENGERTIAN/DEFINISI MOLUSKA
Moluska berasal dari bahasa Romawi yaitu molis yang berarti lunak. Moluska merupakan binatang yang berdaging dan tidak
bertulang, ada yang dilindungi cangkang dan ada pula yang tidak dilindungi cangkang. Bentuk cangkang bermacam-macam, ada
yang bercangkang tunggal (Gastropoda), bercangkang berganda (Bivalvia), berbentuk tanduk (Scaphoda), berlapis-lapis seperti
susunan genting (Polyplacophora) dan yang bercangkang di dalam tubuh, misalnya Loligo sp. (Dharma, 1988). Selanjutnya,
Oemarjati dan Wardhana (1990) mengatakan bahwa Moluska adalah hewan simetri bilateral, bertubuh lunak dan tidak bersegmen.
Kebanyakan dari anggotanya mempunyai cangkang yang terbuat dari zat kapur dengan bentuk beranekaragam. Menurut
Dharma (1988) Filum Moluska dibagi tujuh kelas yaitu Aplacophora, Monoplacophora, Polyplacophora, Scaphopoda,
Gastropoda, Pelecypoda dan Cephalopoda. Sementara itu Nontji (1993) mengatakan bahwa Moluska terdiri atas lima kelas yakni
Amphineura, Gastropoda, Scaphopoda, Pelecypoda dan cephalopoda. Dari kelima kelas tersebut hanya tiga yang penting karena
mempunyai arti ekonomi yaitu Gastropoda (jenis-jenis keong), Pelecypoda (jenis-jenis kerang dan Cephalopoda (cumi-cumi, sotong
dan gurita). Anggota filum Moluska merupakan yang kedua terbanyak setelah filum Arthopoda. Para ahli memperkirakan
anggota filum Moluska yang masih hidup sekarang berjumlah kurang lebih 100.000 spesies dan diperkirakan di Indonesia dapat
ditemukan lebih dari 20.000 spesies Moluska (Dharma, 1988). Sementara itu, Barth and Broshears (1982) menyatakan bahwa
anggota filum Moluska yang masih hidup diperkirakan berjumlah 80.000 spesies dan 35.000 spesies ditemukan dalam bentuk fosil.
Moluska termasuk hewan yang sangat berhasil menyesuaikan diri untuk hidup di beberapa tempat dan cuaca. Ada yang hidup
di hutan bakau, di laut yang sangat dalam, menempel pada substrat karang, di atas pasir, membenamkan dirinya dalam pasir, di atas
tanah berlumpur dan ada yang hidup di darat (Dharma, 1988). Kelas Gastropoda dan Bivalvia merupakan dua kelas dari filum
Moluska yang mempunyai anggota terbanyak (Robert et al., 1982). Selanjutnya Dharma (1988) menambahkan bahwa kebanyakan
Gastropoda hidup di laut dan di air tawar tetapi ada juga yang hidup di darat, sedangkan kelas Bivalvia dikenal sebagai penghuni
laut dan air tawar.DAFTAR PUSTAKANA GABUNGAN ARTIKEL YANG LAINAbbtt, R.T. and S.P. dance 1982.
Compendium of seashell. E.P. Dutton Inc. New York : 379-390Ambariyanto. 2001. Growth, Recruitment, and Mortality of Giant
Clams Natural Population. Majalah Ilmu Kelautan, 22 (IV) : 90 - 100Barth, R.H and R.E Broshears. 1982. The Invertebrata World.
Sauders College Publishing, PhiladelphiaBeckver, N. 1981. Cultivitation, spawning and growth of the giant clams Tridacna gigas,
Tridacna squamosa, Tridacna derasa in Palau, Caroline Islands. Aquaculture 24 : 21-30.Bounham, k. 1965. The growth rate of giant
clams Tridacna gigas of Bikini Atoll, as revealed by radioautography. Science 149 : 300-302.Braley, R.D. 1992. The Giant Clam :
Hatchery and Nursery Culture Manual. Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR). Canberra. p :
144Braley, R.D. 1987a. Spatial Distribution and Population Parameters of Tridacna gigas and T. derasa. Micronesia, 20 : 225 ?
246Braley, R.D. 1987b. Distribution and Abundance of Tridacna gigas and T. derasa in Great Barrier Reef. Micronesia. 20: 215 ?
223Calumpong, H. P., 1992. The Giant Clam : an Ocean Culture Manual. Australian Center for International Agricultural Research
(ACIAR). Canberra. 68 pp. Copland, J.W. and Lucas, J. S. (eds).1988. Giant Clams in Asia and the Pacific. Australian Centre of
International Agricultural Research. Canberra. 274 pp.Dharma, B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia. Penerbit PT. Sarana Graha,
Jakarta.English, S., Wilkinson, C., Baker, V., 1994. Survey Manual For Tropical Marine Resources. Asean-Australia Marine
Science. Townsville.pp:34-117.Ganie, B.M, S.Sudarto, A. Alkitri dan D. Hartoyo. 1996. Inventarisasi dan evaluasi Sumber Daya
Kelautan. Direktorat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPP Teknologi, Jakarta.Idrus. 1992. Studi Perkembangan Larva
Kima (H. hippopus) Hasil Pemijahan dengan Rangsangan Injeksi Hidrogen Peroksida. Skripsi. Jurusan Perikanan FIKP. Universitas
Hasanuddin. Ujung Pandang.Kastoro, W. 1979. Kerang Raksasa. Pewarta Oseana. LON-LIPI. Jakarta.Knop, Daniel. 1996. Giant
Clams, A Comprehensive Guide to the Identification and Care of Tridacnid Clams. Dahne Verlag GmbH, Postfach 250, D- 76256
Ettlingen. 251 pp.Krebs, C.J. 1989. Ecology Methodelogy. Harper and Row Publisher, New York.Lucas, J.S. 1994. The Biology,
Exploitation, and Mariculture of Giant Clams (Tridacnidae). Reviews in Fisheries Science. C.R.C. Presss. Pp 181-223.Lucas, J.S.
1988. Giant Clams; Description, Distribution and Live History dalam Copland, J.W. and Lucas, J.S. (eds). Giant Clam in Asia and
The Pacific. Monograph 9. ACIAR Monograph Series, Canberra. pp 21 ? 32.Magurran, A. E. 1988. Ecological Diversity and Its
Measurements. Princeton University Press. 179 pp.McConaughey, B.H dan R. Zottoli. 1983. Pengantar Biologi laut.
(Diterjemahkan dari Introduction to Marine Biology oleh H.Z.B Tafal). Penerbit IKIP Press, Semarang.Michael, P. 1994. Metode
Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.Morse, D.E ; H. Duncan ; N. Hooker
; and A. Morse 1977. Hydrogen peroxide induces in mollusks, with activitation of prostaglandin endoperoxide synthetase. Science
196 : 298-300Mudjiono, 1988. Catatan Beberapa Aspek Kehidupan, Kima Suku Tridacnidae (Mollusca, Pelecypoda). Puslitbang
Oseanografi LIPI. Jakarta. Oseana Vol. XII/No. 2 : hlm. 37 ? 47.Munro, J.L. and J. Gwyther 1981. Growth rate and maricultural
potential of tridacnid clams. In : Fourth International Coral Reef Symposium, Manila, Philipines : 21 pp.Munro, J.L. 1986. Growth,

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 1/2 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Fri Aug 3 1:53:06 2018 / +0000 GMT

Mortality, and Potential Aquaculture Production of Tridacna gigas and Tridacna derasa dalam Copland, J.W. and Lucas, J.S. (eds).
Giant Clam In Asia and The Pacific. Monograph 9. ACIAR Monograph Series Canberra. 96 pp.Nontji, A. 1993. Laut Nusantara.
Penerbit Djambatan, Jakarta.Nontji,A. 2005. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan, Jakarta.Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu
Pendekatan Ekologis. (diterjemahkan dari Marine Biology : an Ecology Approach aleh H.M. Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen,
m. Hutomo dan S. Sukardjo0. PT. Gramedia, Jakarta.Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkan dari Fundamental of
Ecology oleh T. Samingan). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.Oemarjati, B.S dan W. Wardhana. 1990. Taksonomi
Avertebrata, Pengantar Praktikum Laboratorium. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.Panggabean, M.G.L. 1991a. Rahasia
Kehidupan Kima : III. Kelangsungan Hidup dalam Oseana Vol XVI no. 2 : 35 ? 45Pasaribu, B.P. 1988. Status of Giant Clams in
Indonesia dalam Copland, J.W. and Lucas, J.S. (eds). Giant Clam in Asia and The Pacific. Monograph 9. ACIAR Monograph
Series, Canberra. pp 44 ? 46.Pearson, R.G. 1977. Impact of foreight poaching giant clams. Australian Fisheries 36 (7) :
8-12.Rachman, A. 1995. Budidaya Kima Raksasa Salah Satu Upaya Melestarikan Terumbu Karang. Proceeding Seminar Nasional
Pengolahan Terumbu Karang. Jakarta 10 ? 12 Oktober 1995.Rahardjo, S. Dan Sanusi. 1982. Pengantar Oseanografi. Penerbit Balai
Pustaka, JakartaRobert, D., S. Soemodihardjo and W. Kastoro. 1982. Shallow Water Marine Mollucs of North-West Java. Lembaga
Oseanologi Nasional, Jakarta.Romimohtarto, K., dan Juwana, S. 2001. Biologi Laut, Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Penerbit
Djambatan. Jakarta.Romimohtarto, K., Sianipar, P., Panggabean, L. M. G., 1987. Kima : Biologi, Sumberdaya dan Kelestariannya.
Seri Sumber Daya Alam No. 138. Puslitbang Oseanografi LIPI. Jakarta. hlm : 1 ? 34.Rosewater, J. 1965. The Family Tridacnidae in
The Indo Pacific. Indo ? Pacific Mollusca : Vol 1 / no.6. The Department of Mollusca : Academy of Natural Science of Philadelphia.
Pennsilvania. pp 347 ? 396.Saptarini, D., Suprapti dan H.R Santoso.1996. Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Wilayah Pesisir.
Dirjen Pendidikan Tinggi Pengembangan Pusat Studi Lingkungan Hidup, Jakarta.Sarwono, B. 1994. Konservasi Keanekaragaman
Sumberdaya Alam Hayati Laut. Buletin Trubus 302. Th XXV. 49 hlm. Sastrawijaya, A.T. 1993. Pencemaran Lingkungan. PT.
Rineka Cipta, Jakarta.Suin,N.M. 1992c. Pengukuran Faktor Lingkungan Biotis. Jurusan Biologi FMIPA, Universitas andalas,
Padang.Suharsono. 1992. Terumbu Karang. Penerbit Djambatan, Jakarta.Supriharyono. 2000. Pengelolaan Ekosistem Terumbu
Karang. Penerbit Djambatan, Jakarta. Wada, S.K. 1994. Spawning in the Tridacnid Clams. Jep. J. Zool. II:273 - 258Wilbur, K. M.
1994. Shell Formation and Regeneration. Physiology of Mollusca I : 243 ? 277Yonge, C. M., 1936. Modes of Life, Feeding,
Digestion and Symbiosis with Zooxanthellae in the Tridacnidae. Scientific Report of the Great Barrier Reef Expedition (British
Museum of Natural History), I : 283 ? 321.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com | Page 2/2 |

Anda mungkin juga menyukai