Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PENGANTAR KOMPUTER

Dosen Pengampu: Ida Ayu Masyuni

D-IV Transportasi Darat PTDI-STTD

Nama: Recky Fernando Lubis

Notar:1901342

Kelas: Transdar H

Tahun Akademik 2019 - 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah saya dengan judul “PENGARUH
INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN” ini tepat pada waktunya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai pada mata kuliah
Manajemen SDM. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Manajemen SDM bagi para pembaca dan juga bagi penulis sendiri. Melalui kata pengantar
ini penulis akan mengantarkan para pembaca untuk ikut mengetahui betapa berpengaruhnya
Isentif dalam dunia kerja sehingga akan memotivasi dan mendorong karyawan untuk lebih
giat dalam bekerja dan meningkatkan prestasi di suatu perusahaan.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini untuk kedepannya.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang mendukung saya
dalam penyusunan makalah ini dalam bentuk apapun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis dan bagi pembaca.

Sijunjung, 14 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Definisi Insentif...............................................................................................................3
B. Jenis-jenis Insentif...........................................................................................................3
C. Tujuan Dari Insentif........................................................................................................4
D. Bentuk Insentif................................................................................................................5
E. Koefisien korelasi............................................................................................................6
F. Pelaksanaan Pemberian Insentif......................................................................................7
G. Indikator Pemberian Insentif...........................................................................................8
H. Pengaruh Insentif Bagi Kinerja Karyawan.....................................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) merupakan alternatif yang baik dalam
memaksimalkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan. Pemberdayaan ini dapat
dilakukan melalui desain pekerjaan yang baik dan lingkungan kerja yang kondusif.
Keberhasilan dan peningkatan produksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh sebuah
perusahaan sangat dipengaruhi oleh suasana individu-individu yang melakukan pekerjaan itu.
Jika setiap individu memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja, maka dapat diharapkan
tugas yang diberikan kepada mereka akan dilakukan lebih baik dan tepat.

Karyawan merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dan potensial
untuk dikembangkan dan peranannya yang begitu vital serta paling menentukan dengan unsur
sumber daya yang lainnya. Semua kompetensi sumber daya yang dimiliki sangat berpengaruh
terhadap upaya organisasi dalam pencapaian tujuannya. Selanjutnya tanggung jawab
manajemen perusahaan adalah bagaimana mengelola sumber daya manusia tersebut agar
dapat menjaga kualitas kinerja karyawan.

Motivasi kerja merupakan suatu hal yang penting dalam pencapaian tujuan. Kuat dan
lemahnya motivasi kerja pada karyawan akan sangat mempengaruhi produktivitas perusahaan
karena karyawan menunjukkan adanya usaha yang sungguh-sungguh dalam bekerja dan
akhirnya menunjukkan hasil atau prestasi kerja yang yang memuaskan.Motivasi kerja
menjadi hal yang penting karena dengan ini diharapkan setiap individu karyawan mau
bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Menurut Anoraga
(1994:92 dalam Koesindratmono dan Septarani, 2011) motivasi kerja merupakan sesuatu
yang menimbulkan semangat atau dorongan untuk bekerja, sedangkan menurut Hasibuan
(1994:92 dalam Koesindratmono dan Septarani, 2011) motivasi mempersoalkan bagaimana
mendorong gairah kerja agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan kepada manusia,
khususnya kepada para bawahan atau pengikut agar mereka mau bekerja keras dengan
memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan

Dalam kegiatann pekerjaannya tiap individu melakukan berbagai macam kegiatan


atau aktivitas yang salah satunya adalah tingkah laku manusia itu sendiri yang merupakan

1
cermin paling sederhana dari motivasi dasar mereka. Sejalan dengan tujuan perusahaan maka
antara motivasi dan permintaan perusahaan harus saling mendukung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari insentif ?

2. Apa jenis jenis dari insentif ?

3. Apa tujuan dari insentif ?

4. Bagaimana bentuk bentuk insentif ?

5. Bagaimana sistem pelaksanaan pemberian insentif?

6. Bagaimana interval koefisien korelasinya?

7. Bagaimana indikator pemberian insentif?

8. Apa pengaruh insentif bagi kinerja karyawan?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui apa pengertian dari insentif itu

2. Untuk mengetahui jenis dan bentuk insentif

3. Untuk mengetahui tujuan dan indikator dari pemberian insentif

4. Untuk mengetahui sistem pelaksanaan pemberian insentif

5. Untuk mengetahui tabel dari data koefisien korelasinya

5. untuk mengetahui pengaruh dari insentif

6. Sebagai pemenuhan nilai mata kuliah Manajemen SDM

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Insentif

Insentif adalah sebagai sarana motivasi yang mendorong para karyawan untuk bekerja
dengan kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan sebagai pendapatan Ekstra di luar gaji
atau upah yang telah ditentukan. Insentif dapat dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai
kepada karyawan yang prestasinya melebihi standar yang telah ditetapkan. Insentif
merupakan suatu faktor pendorong bagi karyawan untuk bekerja lebih baik agar kinerja
karyawan dapat meningkat.
Di mana pada prinsipnya pemberian insentif menguntungkan kedua belah pihak.
Perusahaan mengharapkan adanya kekuatan atau semangat yang timbul dalam diri penerima
insentif yang mendorong mereka untuk bekerja dengan lebih baik dalam arti lebih produktif
agar tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat terpenuhi sedangkan bagi karyawan
sebagai salah satu alat pemuas kebutuhannya.
Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang insentif, di bawah ini ada
beberapa ahli manajemen mengemukakan pengertian mengenai insentif. Menurut Malayu S.P
Hasibuan (2001: 117) mengemukakan bahwa “Insentif adalah tambahan balas jasa yang
diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Insentif ini
merupakan alat yang dipergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi”.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2002: 89) mengemukakan bahwa “Insentif adalah
suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi dan
juga merupakan rasa pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja karyawan dan
kontribusi terhadap organisasi atau perusahaan”. Sedangkan menurut Mutiara S. Pangabean
(2002: 77), mengemukakan bahwa “Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan
kepada karyawan karena prestasi melebihi standar yang ditentukan. Dengan mengasumsikan
bahwa uang dapat mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi, maka mereka yang produktif
lebih menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil kerja”.

B. Jenis-jenis Insentif
1. Jenis Insentif Berdasarkan Bentuknya

• Insentif material

3
Insentif jenis ini adalah insentif yang diberikan dalam bentuk komisi, bonus,
pembagian laba, kompensasi yang ditangguhkan, dan jaminan hari tua.
• Insentif non-material
Non-material adalah jenis insentif yang diberikan kepada karyawan dalam
bentuk piagam penghargaan, pemberian promosi jabatan, jaminan sosial, serta
pujian dalam bentuk tulisan dan lisan.

2. Jenis Insentif Berdasarkan Penerimanya

• Individual incentive
Insentif jenis ini memiliki arti, yaitu insentif yang diberikan kepada seorang
pegawai atas kerja keras dan prestasinya di tempat kerja.
• Group incentive
Ini adalah jenis insentif yang berupa pemberian kepada pegawai sesuai dengan
standar dari masing-masing grup/kelompok.
• Plant-wide incentive
Adapula artinya, pemberian insentif kepada semua pegawai perusahaan sesuai
dengan kriteria pembayaran yang telah ditentukan perusahaan.

C. Tujuan Dari Insentif

 Tujuan Insentif Bagi Perusahaan


Dari sisi perusahaan, memberikan insentif kepada pekerja bertujuan untuk:
• Menjaga loyalitas para pekerja berkualitas

• Mempertahankan dan meningkatkan moral kerja para pekerja, dimana hal ini akan
terlihat dari absensi dan tingkat perputaran tenaga kerja

• Meningkatkan produktivitas perusahaan, dengan kata lain hasil produksi bertambah


untuk setiap unit per satuan waktu, serta meningkatnya penjualan.

 Tujuan Insentif Bagi Karyawan


Dari sisi karyawan, tujuan pemberian insentif adalah:

4
• Memperbaiki dan meningkatkan standar hidup dengan adanya pendapatan tambahan,
selain gaji pokok

• Memperbaiki dan meningkatkan semangat kerja karyawan, sehingga para pekerja


berupaya untuk berprestasi di tempat kerja

D. Bentuk Insentif
• Insentif Dalam Bentuk Uang
Pada umumnya, para pegawai lebih memilih menerima insentif dalam bentuk uang.
Hal ini berkaitan dengan realisasi kualitas kehidupan pegawai yang lebih baik dari sisi
keuangan. Prestasi kerja yang baik akan mendukung kesempatan mendapatkan insentif dari
perusahaan. Dengan begitu, maka kebutuhan hidup pegawai tersebut terpenuhi dan menjadi
lebih baik.

• Insentif Berbentuk Lingkungan Kerja yang Baik


Lingkungan kerja yang baik merupakan salah satu impian dari para pekerja.
Alasannya, dengan lingkungan kerja yang baik, maka hal ini akan mendukung kenyamanan
dalam bekerja dan peningkatan prestasi kerja.

• Insentif Dalam Bentuk Partisipasi


Kesempatan untuk berpartisipasi dan berkomunikasi dengan petinggi di perusahaan
bisa memberikan dorongan semangat kerja kepada para pekerja. Dengan kesempatan seperti
ini, maka karir seorang pegawai dapat meningkat lebih cepat sesuai dengan kinerjanya.
Selain itu, dengan adanya kesempatan menjadi partisipan, maka seorang pegawai
mendapatkan pengakuan dan mendapat dukungan dari perusahaan.

5
E. Koefisien korelasi

Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya pengaruh pemberian insentif
(X) dengan kinerja karyawan (Y). Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien
korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan
sebagai berikut:

koefisien Tingkat Hubungan


0,00- 0,199 Sangat Lemah
0,20- 0,399 Lemah
0,40- 0,599 Sedang
0,60- 0, 799 Kuat
0,80- 0, 1000 Sangat Kuat

6
F. Pelaksanaan Pemberian Insentif
Pedoman penyusunan rencana insentif oleh Gary Dessler dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Agus Dharma dapat juga dijadikan bahan
acuan, antara lain:
 Pastikan bahwa usaha dan imbalan langsung terkait
Insentif dapat memotivasi pegawai jika mereka melihat adanya kaitan antara upaya yang mereka lakukan dengan pendapatan yang
disediakan, oleh karena itu program insentif hendaklah menyediakan ganjaran kepada pegawai dalam proporsi yang sesuai dengan peningkatan
kinerja mereka. Pegawai harus berpandangan bahwa mereka dapat melakukan tugas yang diperlukan sehingga standar yang ditetapkan dapat
tercapai.

 Buatlah rencana yang dapat dipahami dan mudah di kalkulasi oleh pegawai
Para pegawai diharapkan dapat mudah menghitung pendapatan yang bakal diterima dalam berbagai level upaya dengan melihat kaitan antara
upaya dengan pendapatan. Oleh karena itu program tersebut sebaiknya dapat dimengerti dan mudah di kalkulasi.

 Tetapkanlah standar yang efektif


Standar yang mendasari pemberian insentif ini sebaiknya efektif, di mana standar dipandang sebagai hal yang wajar oleh pegawai. Standar
sebaiknya ditetapkan cukup masuk akal, sehingga dalam upaya mencapainya terdapat kesempatan berhasil 50-50 dan tujuan yang akan dicapai
hendaknya spesifik, artinya tujuan secara terperinci dan dapat diukur karena hak ini dipandang lebih efektif.

7
 Jaminlah standar anda

Dewasa ini, para pegawai sering curiga bahwa upaya yang melampaui standar akan
mengakibatkan makin tingginya standar untuk melindungi kepentingan jangka panjang, maka
mereka tidak berprestasi di atas standar sehingga mengakibatkan program insentif gagal.
Oleh karena itu penting bagi pihak manajemen untuk memandang standar sebagai suatu
kontrak dengan pegawai anda begitu rencana itu operasional.

 Jaminlah suatu tarif pokok per jam


Terutama bagi pegawai pabrik, pihak perusahaan disarankan untuk menjamin adanya
upah pokok bagi pegawai, baik dalam per jam, hari, bulan dan sebagainya agar mereka tahu
bahwa apapun yang terjadi mereka akan memperoleh suatu upah minimum yang terjamin

G. Indikator Pemberian Insentif

 Kinerja Pegawai
Pegawai yang berprestasi atau yang menunjukkan kinerja di atas rata-rata biasanya selalu
mendapatkan insentif dari perusahaan.

 Waktu Kerja Pegawai


Seperti kata pepatah, waktu adalah uang. Insentif yang diterima oleh pegawai juga dapat
ditentukan oleh waktu kerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya.

 Senioritas Karyawan
Masa kerja seorang karyawan di sebuah perusahaan juga berpengaruh kepada besarnya insentif
yang akan diterimanya.

 Kebutuhan Pegawai
Pemberian insentif kepada pegawai dapat juga didasarkan kepada tingkat urgensi kebutuhan akan
kualitas hidup yang lebih baik dari pegawai.

 Keadilan dan Kelayakan


Perusahaan juga sering memberikan insentif kepada karyawan berdasarkan pengorbanan kerja
yang telah dilakukan oleh pegawai tersebut.

8
 Evaluasi Jabatan Karyawan
Tingkat jabatan seorang karyawan juga menjadi salah satu indikator penting dalam pemberian
insentif.

H. Pengaruh Insentif Bagi Kinerja Karyawan


Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk aktivitas.
Kemampuan bertindak itu diperoleh manusia baik secara alami (ada sejak lahir) atau
dipelajari. Walaupun manusia mempunyai potensi untuk berperilaku tertentu, tetapi perilaku
itu hanya diaktualisasi pada saat-saat tertentu. Potensi untuk berperilaku tertentu itu disebut
ability (kemampuan), sedangkan ekspresi dari potensi ini dikenal sebagai performance
(kinerja). Secara operasional kinerja dapat didefinisikan sebagai tindakan atau pelaksanaan
tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu dan dapat diukur.
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2006: 67 dalam Rahmanda, Hamid dan Utami). Terdapat tiga faktor utama
yang berpengaruh pada kinerja, yaitu individu (kemampuan kerja), usaha kerja (keinginan
untuk bekerja), dan dukungan organisasional (kesempatan untuk bekerja).
Terdapat empat unsur dalam kinerja, yaitu hasil-hasil fungsi pekerjaan, faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap prestasi karyawan, pencapaian tujuan organisasi, dan periode waktu
tertentu (Tika, 2006:121 dalam Rahmanda, Hamid dan Utami,). Dari beberapa pengertian
yang telah dikemukakan diatas, bahwa pada dasarnya kinerja merupakan suatu tindakan yang
dilakukan oleh individu untuk diselesaikan dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat
diukur. Mayangsari (2013), pembagian insentif menjadi material dan non-material
memberikan pengaruh yang berbeda. Hal ini sehubungan dengan kondisi yang tengah terjadi
dalam kerangka kinerja karyawan. Dilain sisi, sistem insentif juga berkaitan erat dengan
kebutuhan atau personal interest karyawan yang lebih cenderung kepada aspek ekonomi atau
sosial. Pertama, insentif material diberikan pada karyawan sebagai daya perangsang
berdasarkan prestasi kerjanya dalam bentuk uang dan bonus. Material insentif ini bernilai
ekonomis sehingga dapat mensejahterakan karyawan beserta keluarganya. Material insentif
ini diberikan pada saat karyawan sedang menerima himpitan ekonomi. Maka dari itu insentif
material dapat memotivasi kinerja karena harapan karyawan terhadap perbaikan ekonomi dan
kesejahteraan. Kedua, insentif nonmaterial diberikan pada karyawan sebagai daya perangsang

9
dalam bentuk penghargaan/pengukuahan berdasarkan prestasi kerjanya seperti jaminan
sosial, memberikan piagam penghargaan, pemberian promosi, pemberian pujian. Seperti
halnya insentif material, insentif nonmaterial diberikan pada kondisi karyawan yang telah
memiliki kecukupan insentif material.

10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Insentif adalah sebagai sarana motivasi yang mendorong para karyawan untuk bekerja
dengan kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan sebagai pendapatan Ekstra di luar gaji
atau upah yang telah ditentukan. Insentif dapat dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai
kepada karyawan yang prestasinya melebihi standar yang telah ditetapkan. Insentif
merupakan suatu faktor pendorong bagi karyawan untuk bekerja lebih baik agar kinerja
karyawan dapat meningkat.
Di mana pada prinsipnya pemberian insentif menguntungkan kedua belah pihak.
Perusahaan mengharapkan adanya kekuatan atau semangat yang timbul dalam diri penerima
insentif yang mendorong mereka untuk bekerja dengan lebih baik dalam arti lebih produktif
agar tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat terpenuhi sedangkan bagi karyawan
sebagai salah satu alat pemuas kebutuhannya.
Jenis-jenis insentif terdiri dari 2 macam yaitu : insentif material dan insentif nonmaterial.
Pengaruh insentif material adalah untuk memotivasi karyawan ketika karyawan dalam
kondisi himpitan ekonomi. Sehingga harapan-harapan untuk mendapatkan peningkatan taraf
ekonomi dan kesejahteraan semakin mendorong motivasi. Bentuk insentif material yaitu
Bonus, komisi, pembagian laba, kompensasi yang ditangguhkan dan bantuan hari tua.
Sedangkan pengaruh insentif nonmaterial adalah untuk memotivasi karyawan ketika
karyawan dalam kondisi telah memiliki insentif material. Salah satunya adalah pemberian
piagam penghargaan. Sehingga meningkatkan strata sosial.

B. Saran
Demi meningkatkan kinerja dan prestasi serta motivasi karyawan sebaiknya perusahaan
memberikan insentif terhadap karyawannya yang telah berprestasi dan membanggakan
perusahaan tersebut, baik berupa insentif material maupun non material, guna untuk
membangkitkan motivasi karyawan itu sendiri sehimgga dapat bekerja dengan baik.

11
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan
menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah
ini di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

 http://xcontohmakalah.blogspot.com/2013/11/pengertian-insentif.html
 http://eprints.ums.ac.id/23733/2/Bab_1.pdf
 http://malam-pualam.blogspot.co.id/2014/09/pengaruh-insentif-terhadap-kinerja.html
 http://makalahdanskripsi.blogspot.co.id/2008/07/pengaruh-pemberian-insentif-
terhadap.html
 https://jojonomic.com/blog/insentif-2/

12

Anda mungkin juga menyukai