Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KIMIA

“ LARUTAN ELEKTROLIT, NON-


ELEKTROLIT’’

DI SUSUN OLEH :
RACHEL RATU FELISA
X MIA 1

SMAN 4 MANDAU
DURI, BENGKALIS
TP. 2019/2020

KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah,  karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Larutan Elektrolit dan Non-
Elektrolit”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Kimia yang diberikan oleh
sekolah sebagai sarana mempermudah pemahaman tentang pendalaman larutan
elektrolit dan nonelektrolit itu sendiri.
Dalam  proses pendalaman materi elektrolit ini,  tentunya kami mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-
dalamnya  kepada guru Kimia kami Ibu Dona S.Pd selaku Wali kelas.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang ada dalam penyusunan
dan pembuatan makalah ini namun dalam hal ini kami sudah berusaha memenuhi
kewajiban mengerjakan tugas makalah ini.Sekian terima kasih.

Duri, Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… 3
BAB I. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang ..........……………………………………………… 4
II. Rumusan Masalah ………………..………………………………... 4
III. Tujuan ……………………………………………………..………. 5

BAB II. PEMBAHASAN


I. Pengertian Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit…….…...………... 6
II. Mekanisme Hantaran Listrik Melalui Larutan…………………….. 8
III. Daya Hantar Listrik dan Ikatan Kimia……………………............. 12
IV. Manfaat Larutan Elektrolit………………………………………... 13
V. Elektrolit Utama Tubuh Manusia………………………………….. 16

BAB III. PENUTUP


I. Kesimpulan ………………………………………………………... 18
II. Saran ……………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut
adalah zat yang terdispersi ( tersebar secara merata ) dalam zat pelarut. Zat terlarut
mempunyai jumlah yang lebih sedikit dalam campuran. Ini biasa di sebut dengan
solute. Sedangkan zat pelarut adalah zat yang mendispersi atau ( fase pendispersi )
komponen – komponen zat terlarut. Zat pelarut mempunyai jumlah yang lebih
banyak dalam campuran. Zat pelarut di sebut solvent. Pelarut tidak harus cairan,
tetapi dapat berupa padatan atau gas asal dapat melarutkan zat lain. Sistem
semacam ini disebut sistem dispersi. Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi
seperti pelarut disebut medium pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat
terlarut disebut denganzat terdispersi (dispersoid).
Beberapa larutan memiliki kemampuan menghantarkan arus listrik. Larutan ada
yang dapat menghantarkan arus listrik dan ada yang tidak. Contoh larutan yang
dikenal adalah larutan air garam, larutan air gula dab lain-lain.
Dari sinilah dilakukan penelitian terhadap beberapa larutan tersebut dan untuk
mengetahui kemampuan menghantarkan arus listrik. Dan larutan yang akan diuji
kali ini adalah larutan garam, larutan gula, alkohol, cuka, sabun mandi, shampo,
perasan jeruk dan lain lain.

II. Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut.

1. Pengertian dari elektrolit dan non elektrolit


2. Bagaimana cara mengetahui beberapa larutan tergolong kedalam elektrolit
atau non elektrolit?
3. Bagaimana cara melakukan percobaan elektrolit dan non elektrolit?
III. Tujuan Pengamatan

1. Adapun tujuan pengamatan adalah sebagai berikut: Tujuan dari makalah ini
untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Kimia.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang pandangan konsep kimia yang
khususnya larutan elektrolit dan nonelektrolit.
3. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu kimia terutama
yang berkaitan dengan larutan elektrolit dan nonelektrolit..
4. Untuk menguji daya hantar listrik dari beberapa larutan.
5. Mengidentifikasi zat yang tergolong kedalam larutan elektrolit kuat, elektrolit
lemah, dan non elektrolit.
6. Mengamati percobaan untuk menentukan larutan elektrolit dan non elektrolit.
7. Agar mampu menjelaskan dan memahami tentang sistem periodik unsur

IV. Manfaat Penulisan

Agar siswa/siswi mengetahui lebih dalam tentang Larutan Elektrolit dan


Nonelektrolit.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit


Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik, sedangkan
larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik.
Larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Elektrolit kuat mempunyai daya hantaran yang relatif tinggi walaupun
konsentrasinya relatif kecil, sedangkan elektrolit lemah mempunyai daya hantar
yang relatif rendah walaupun konsentrasinya relatif besar. Semakin banyak
jumlah ion, semakin kuat daya hantarannya. Sedangkan larutan yang tidak dapat
menghantarkan listrik disebabkan karena zat-zat tersebut tetap berwujud
molekul-molekul netral yang tidak bermuatan.

Berdasarkan daya hantarannya, larutan elektrolit terbagi menjadi dua, yaitu


elektrolit kuat dengan daya hantar yang besar. Contohnya larutan asam kuat,
basa kuat dan garam. Yang kedua elektrolit lemah, yaitu larutan dengan daya
hantar yang lemah.

Perbedaan utama larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah adalah daya
hantarnya ketika konsentrasi kedua jenis elektrolit sama. Pada elektrolit kuat,
elektrolit dapat terurai sempurna atau hampir sempurna menjadi ion-ion dalam
pelarutnya. Contoh larutan elektrolit kuat yaitu senyawa-senyawa garam mudah
larut dalam air, basa kuat, dan asam kuat, seperti NaCl, KBr, CuCl 2, Ca(NO3)2,
(NH4)2S, NaOH, Ba(OH)2, HCl, dan H2SO4.

Sedangkan, pada elektrolit lemah, elektrolit hanya dapat terurai sebagian kecil
menjadi ion-ion dalam pelarutnya. Contoh larutan elektrolit lemah yaitu senyawa-
senyawa asam lemah dan basa lemah, seperti H 2C2O4, CH3COOH, N2H4, dan NH3.
Secara kuantitatif, kuat lemahnya elektrolit dapat dinyatakan sebagai derajat
ionisasi / derajat disosiasi, α.

Pada larutan elektrolit kuat yang terionisasi/terdisosiasi sempurna, nilai α = 1,


sedangkan yang terionisasi hampir sempurna, nilai α mendekati 1. Pada larutan
non elektrolit, nilai α = 0. Jadi, batas nilai α untuk larutan elektrolit lemah adalah 0
< α < 1.

Larutan tergolong kedalam campuran homogen yang terdiri dari pelarut dan zat
terlarut. Pelarut -pelarut yang biasa digunakan adalah air. Sedangkan zat terlarut
terdiri dari berbagai senyawa ion maupun kovalen. Sifat daya hantar listrik zat
yang terlarut dalam air dapat diketahui dengan uji nyala.

Berikut gambaran bentuk molekul elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan


nonelektrolit.
Larutan elektrolit terdapat ion-ion yang berbeda muatan dan bergerak bebas.
Bila arus listrik dihubungkan, kation bergerak menuju katode dan anion bergerak
menuju anode sehingga arus listrik mengalir dalam sistem tersebut.

1. Kekuatan elektrolit

Kekuatan suatu elektrolit ditandai dengan suatu besaran yang disebut derajat
ionisasi (α)

Keterangan :
Elektrolit kuat memiliki harga α = 1, sebab semua zat yang dilarutkan terurai
menjadi ion.
Elektrolit lemah memiliki harga α<1, sebab hanya sebagian yang terurai
menjadi ion.
Adapun non elektrolit memiliki harga α = 0, sebab tidak ada yang terurai
menjadi ion.
Elektrolit kuat : α = 1(terionisasi sempurna)
Elektrolit lemah : 0 < α < 1 (terionisasi sebagian)
Non Elektrolit : α = 0 (tidak terionisasi)

2. Sifat elektrolit

Larutan elektrolit darat menghantarkan arus listrik karena mengandung ion ion
yang dapat bergerak bebas. Ion berperan menghantarkan arus listrik melalui
larutan.

Sifat sifat larutan elektrolit kuat:

1. Dalam larutan terionisasi sempurna


2. Jumlah ion dalam larutan sangat banyak
3. Menunjukkan daya hantar listrik yang kuat
4. Derajat ionisasi mendekati 1(α ≅ 1)

3. Sifat non elektrolit

Larutan non elektrolit merupakan kebalikan dari larutan elektrolit. Larutan ini
tidak mampu menghantarkan arus listrik karena pada saat berupa larutan, tidak ada
ion ion yang bergerak bebas di dalamnya.

Non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik karena tidak
adanya ion. Biasanya senyawa non elektrolit adalah senyawa kovalen polar dan
non polar yang mana terlarut dalam air sebagai molekul, bukan ion.

Senyawa kovalen mempunyai ikatan kovalen atom yang berikatan, dengan


demikian tidak dapat terionisasi pada larutan dan hanya membentuk molekul.
Sebagai contoh, gula dan alkohol dapat larut dalam air, tetapi hanya sebagai
molekulnya saja.

4. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan
pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan
jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan
jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi
adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm).
Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai
encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyatakan komposisi larutan.
Beberapa diantaranya adalah :
a.  Fraksi Mol (X)
Fraksi mol adalah mol zat tertentu dibagi mol zat total
XA =

b. Persen Mol (%)


Persen mol suatu komponen yang terdapat dalam suatu larutan dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
Persen mol komponen I = Xi  100
Xi = praksi mol komponan i.

c.   Molaritas (M)


Molaritas didefinisikan sebagai :
Molaritas (M) =

d.  Molalitas (m)


Molalitas didefinisikan sebagai :
Molalitas (m) =

e.  Persen Berat dan Persen Volume


Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam persen berat, dalam hal ini baik
pelarut maupun zat terlarut dinyatakan dalam satuan berat.
Bila zat terlarut bebentuk cair, akan lebih memudahkan bila dalam
menyiapakan larutan, baik pelarut maupun zat terlarut yang diukur adalah
volumenya. Dalam hal ini konsentrasi dapat dinyatakan dalam persen volume.

f.   Mollitas Volume ( m’ )
Molalitas volume berarti konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol zat terlarut
yang dilarutkan dalam satu liter larutan.
5. Pelarut
Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan
tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah
dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika
pelarut dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut
mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan
pelarut tetap stabil.

Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada


suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika
zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik
padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat
terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai
larutan jenuh.

Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu
zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu) sebanding
terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada
perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara umum kurang peka
terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan gas
dalam .

Hokum Raoult
Pada tahun 1880, Raoult mengemukakan sebuah hukum setelah mempelajari
tekanan uap larutan. Hukum ini berbunnyi “tekanan uap pelarut (PA) pada
permukaan larutan besarnya sama dengan hasil kali tekanan uap pelarut murni
(PAo) dengan fraksi mol pelarut tersebut didalam larutan (X A). Secara matematis,
hukum ini dapat ditulis :
PA = XA PAo

Bila zat terlarut juga bersifat mudah menguap (volatil) sehingga tekanan
uapnya dapat diukur, maka tekanan uap zat terlarut dapat dicari dengan rumus
yang serupa, yaitu :

PB = XB PBo
Bila diasumsikan bahwa sistem hanya mengandung dua komponen (A dan B),
maka tekanan uap total (P) dari sistem tersebut dapat dicapai dengan menggunakan
hukum Dalton, yaitu :

P = PA PB

P = XA PAo  XB PBo

Tekanan uap molekul zat terlarut dalam larutan encer yang non ideal dapat
digunakan dengan hokum Henry, yaitu :

Pi = Xi k

Atau

Pi = k’m

Pi = tekanan uap zat terlarut i

Xi = fraksi mol i

k = konsentrasi (satuan atmosfer) yang bergantung pada suhu dan sifat pelarut serta zat
terlarut

k’ = konstanta (satuan atmosfer mol -1kg pelarut)

m = molalitas larutan

B. Mekanisme hantaran listrik melalui larutan


Menurut teori ionisasi Arrhenius, larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik
karena terdapat ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan. Ion-ion tersebut yang
berperan dalam menghantarkan arus listrik melalui larutan. Sebagai contoh, larutan
NaCl merupakan larutan elektrolit. Zat terlarut NaCl di dalam pelarut air akan
terdisosiasi (terurai) menjadi ion Na+ dan ion Cl−. Dalam eksperimen hantaran
listrik larutan elektrolit dengan menggunakan sumber arus listrik searah, lampu,
dan dua elektroda, ion-ion bermuatan positif akan bergerak ke arah elektroda yang
terhubung ke kutub negatif (katoda) sedangkan ion-ion bermuatan negatif akan
bergerak ke arah elektroda yang terhubung ke kutub positif (anoda).

Pada larutan non elektrolit, zat non elektrolit yang terlarut tidak dapat terurai
menjadi ion-ion, sehingga tidak terdapat ion-ion bebas yang dapat menghantarkan
arus listrik. Sebagai contoh, larutan gula sukrosa (C 12H22O11) merupakan larutan
non elektrolit. Zat terlarut sukrosa di dalam pelarut air tidak dapat terurai menjadi
ion, sehingga tidak terdapat ion bebas yang dapat menghantarkan listrik.

C. Daya hantar listrik dan ikatan kimia


1. Senyawa ionik

Senyawa ionik adalah senyawa yang terdiri dari ion-ion positif dan negatif yang
bergabung oleh karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis. Contoh senyawa
ionik antara lain NaCl, KBr, CuCl 2, Ca(NO3)2, (NH4)2S, NaOH, BaSO4, dan AgCl.
Dalam bentuk padat (kristal), ion-ion tersebut berada dalam posisi tetap pada kisi
kristalnya sehingga tidak dapat bergerak bebas. Oleh karena itu, padatan senyawa
ionik tidak dapat menghantarkan listrik. Jika padatan tersebut dilelehkan atau
dilarutkan dalam air, maka ion-ion tersebut dapat terurai dari kisinya dan bergerak
bebas sehingga dapat menghantarkan arus listrik.

Ketika senyawa ionik dilarutkan dalam air, ion-ion positif dan ion-ion negatif
akan dikelilingi oleh molekul-molekul air sehingga terjadi stabilisasi muatan oleh
proses pelarutan (solvasi) oleh air. Berikut beberapa contoh persamaan reaksi yang
dapat dituliskan dari proses pelarutan beberapa senyawa ionik oleh air.
Pada umumnya semua senyawa ionik yang mudah larut dalam air, seperti
NaCl, KBr, CuCl2, Ca(NO3)2, (NH4)2S, dan NaOH adalah elektrolit kuat. Namun,
untuk senyawa ionik yang cenderung sukar larut dalam air seperti CaC 2O4, SrCO3,
BaSO4 dan AgCl, daya hantarannya akan cenderung lebih lemah.

2. Senyawa kovalen

Senyawa kovalen adalah senyawa yang terdiri dari satuan-satuan diskrit yang
disebut molekul-molekul, yang terdiri dari beberapa atom nonlogam yang
berikatan kovalen. Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan adapula yang
nonpolar. Senyawa kovalen polar ada yang dapat mengalami ionisasi bila
dilarutkan dalam air, sehingga membentuk ion-ion bebas yang dapat
menghantarkan listrik misalnya HCl, H2SO4, H2C2O4, CH3COOH, dan NH3.
Senyawa-senyawa tersebut merupakan zat elektrolit. Berikut beberapa contoh
persamaan reaksi yang dapat dituliskan dari proses pelarutan beberapa senyawa
kovalen polar terionisasi oleh air.
D. Manfaat Larutan Elektrolit
Banyak makanan, minuman, obat-obatan, dan bahan kebutuhan lain yang
berupa larutan. Peranan larutan sungguh sangat penting dalam kehidupan kita. Kita
ketahui bahwa larutan terdiri atas pelarut dan zat terlarut. Sebagai pelarut, air
tergolong pelarut universal, karena air mampu melarutkan banyak zat.
Di alam, sulit dijumpai air yang bersih. Air hujan yang sebenarnya berupa
air murni, begitu turun hujan dan melewati udara, maka airpun sambil bergerak
turun, melarutkan zat-zat kimia yang ada di udara, debu dan bermacam-macam
gas. Sebagai akibatnya, beberapa saat hujan turun, udara makin segar. Kandungan
air dalam tubuh kitapun lebih dari 75%. Banyak zat dalam tubuh kita berupa
larutan.
Dalam tubuh manusia, elektrolit sangat vital keberadaannya, karena terkait
dengan segala mekanisme tubuh termasuk metabolism yaitu sebagai ion pengaktif
enzim, pembentuk hormon, melancarkan implus pada syaraf, serta mekanik pada
sel2 tubuh, seperti aktivitas permeabilitas membran sel. selain dibutuhkan untuk
tubuh, larutan elektrolit juga umum digunakan untuk elektrokimia sperti pengisi
pada ACCU, baterai, ataupun jembatan garam.
Pengertian Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalahmerupakan salah
satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairandan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.Cairan tubuh adalah larutan
yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zatterlarut). Elektrolit adalah zat
kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairanintravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairandan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total
danelektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolitsaling
bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh
pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler
dancairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel diseluruh
tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luarsel dan
terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairaninterstitial
dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan didalam sistem
vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,sedangkan cairan
traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairanserebrospinal, cairan intraokuler,
dan sekresi saluran cerna.

E. Elektrolit Utama Tubuh Manusia


Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit.
Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak  bermuatan
listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida danasam-asam
organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca+
+), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat
(SO42-).
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian
dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap
bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-
muatannegatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif.
Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun pada
plasma terinci dalam tabel di bawah ini :No. Elektrolit Ekstraseluler IntraselulerPlasma
Interstitial1.
Kation : • Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
   • Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
  • Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0• Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4
mEq 31 mEq2.
Anion : • Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
 • Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
 • Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
 • Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq
 • Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEqa.
Kation :
a)      Sodium (Na+) :
·         Kation berlebih di ruang ekstraseluler
·         Sodium penyeimbang cairan di ruang eesktraseluler
·         Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
·         Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion hidrigen padaion
sodiumdi tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan
·         Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging panggang.

b)      Potassium (K+) : 


·                  Kation berlebih di ruang intraseluler- Menjaga keseimbangan kalium di ruang
intrasel
·                  Mengatur kontrasi (polarissasi dan repolarisasi) dari muscle dan nerves.
·                  Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.

c)      Calcium (Ca++) :-


·         Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat, flouride di dalam
tulangdan gigi untuk membuatnya keras dan kuat.
·         Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle.
·        Meningkatkan efektifitas proses pembekuan darah dengan proses
pengaktifanprotrombin dan trombin- Sumber : susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan
tulang, sayuran, dll. 

Anion :
a)      Chloride (Cl -) :
·         Kadar berlebih di ruang ekstrasel
·         Membantu proses keseimbangan natrium
·         Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
·         Sumber : garam dapur

b)      Bicarbonat (HCO3 -) :


·         Bagian dari bicarbonat buffer sistem
·                  Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasanagaram
untuk menurunkan PH.
c)      Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) :
·         Bagian dari fosfat buffer system
·         Berfungsi untuk menjadi energi pad metabolisme sel
·                  Bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang
·                  Masuk dalam struktur genetik yaitu : DNA dan RNA.
BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan

1. Larutan yang dapat menghantarkan listrik disebut larutan elektrolit,


sedangkan larutna yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut
larutan non elektrolit.
2. Berdasarkan daya hantarnya larutan elektrolit dibedakan menjadi larutan
elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
3. Jika diuji dengan elektrolit, maka pada larutan elektrolit kuat akan terlihat
gejala yaitu lampu menyala terang dan banyak gelembung gas. Sedangkan
larutan elektrolit lemah akan memperlihatkan gejala lampu yang redup dan
terdapat gelembung gas atau hanya terdapat gelempbung gas tanpa nyala
lampu. Larutan non elektrolit mempunyai gelembung gas dan tidak
membuat lampu menyala.
4. Kekuatan elektrolit dapat diukur dengan menggunakan derajat ionisasi (α).
Jika
5. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena adanya ion-ion
yang bergerak bebas.
6. Zat elektrolit kuat dalam air menggion secara sempurna, sedangkan zat
elektrolit lemah hanya mengion sebagian.
7. Zat elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar yang
mengalami pengionan.

II. Saran

Sebuah ilmu di dunia tidak ada yang tidak mungkin. Untuk


mempertahankan sebuah pendapat kita dalam ilmu pengetahuan
tidak  bisa hanya dengan dengan duduk diam saja. Tetapi buktikan ilmu
tersebut supaya kita tidak dianggap sebagai pengecut. Suatu konsep
sains bisa saja berubah ketika ada penemuan baru dengan dasar bahwa
konsep yang telah ditemukan sebelumnya harus tetap berlaku.
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih
banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber
lain untuk lebih memperdalam materi larutan elektrolit dan non elektrolit.
DAFTAR PUSTAKA

http://idrissetiawanalwysclever-skiripsi.blogspot.co.id/2012/07/makalah-
kimia-larutan-elektrolit-dan.html
https://zonaliakimiapasca.wordpress.com/kimia-kelas-x/semester-2/1-larutan-
elektrolit-dan-non-elektrolit/49-2/
https://www.studiobelajar.com/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit/
https://www.zenius.net/c/5106/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit
https://idschool.net/sma/larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit/
https://nurhalisa04.wordpress.com/2019/04/21/makalah-tentang-larutan-elektrolit-
dan-non-elektrolit-2/
http://wwwmakalahkimiadasar.blogspot.com/2015/11/makalah-larutan-elektrolit-
dan-non.html

Anda mungkin juga menyukai