PEMBELAJARAN
KEPERAWATAN JIWA
CANTIKA FARADISA SALSABILA
1814201011
KEPERAWATAN 4A
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN KONSEP DIRI
DEFINISI
Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran
yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar
maupun sadar. Konsep diri memerikan kita kerangka acuan
yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan
hubungan kita dengan orang lain. (Potter & Perry, 2005)
Konsep diri adalah merefleksikan pengalaman interaksi
sosial, sensasinya juga didasarkan bagaimana orang lain
memandangnya. Konsep diri sebagai cara memandang
individu terhadap diri secara utuh baik fisik, emosi, intelektual,
sosial dan spiritual. Penting diingat bahwa konsep diri ini
bukan pandangan orang lain pada kita melainkan pandangan
kita sendiri atasdiri kita yang diukur dengan standar penilaian
orang lain. (Muhith, 2015)
DIMENSI KONSEP DIRI
1. Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan (kognitif) mencakup segala sesuatuyang kita
pikirkan tentang diri kita sendiri sebagai pribadi, seperti saya pintar,
saya cantik, saya anak baika dan seterusnya.
2. Dimensi Pengharapan
Dimensi pengharapan yakni pengharapan bagi diri kitasendiri.
Pengharapan ini merupakan self-ideal atau diriyang dicita-citakan.
Cita-cita diri meliputidambaan,aspirasi,harapan, keinginan bagi diri
kita, ataumenjadi manusia seperti apa yang kita inginkan.
3. Dimensi Penilaian
Dimensi ketiga yakni penilaian kita terhadap diri sendiri.Penilaian
diri sendiri merupakan pandangan kita tentangharga atau kewajaran
kita sebagai pribadi.
Kekacauan Identitas
RENTANG KONSEP
Depersonalisasi
DIRI
Respon
Adaptif
Aktualisasi Diri
Respon
Maladaptif
PENYEBAB GANGGUAN KONSEP DIRI
Pola asuh
orang tua
Kegagalan
Kritik
Depresi Internal
Merubah
PEMBAGIAN KONSEP DIRI
Citra tubuh ●
Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar
●
Kesadaran akan diri sendiri yag bersumber dari observasi dan penilaian yang
Identitas merupakan sintesa dari semua konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan
●
Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu
yang benar-benar berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi.Pada tingkat ini
Ansietas Sedang lahan persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih memfokuskan pada
hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal yang lain.
●
Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada
Ansietas berat sesuatu yang berbeda dan ada ancaman; ia
memperlihatkan respon takut dan distres.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Faktor kehilangan
2. Kegagalan yang terus menerus
3. Faktor Lingkungan
4. Orang terdekat ( keluarga )
5. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat
mengancam jiwa)
6. Adanya tekanan hidup
7. Kurangnya iman
MANIFESTASI KLINIS KEPUTUS-ASAAN
1. Tanda-tanda Mayor
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam ,
berlebihan, dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal
yangmustahil isyarat verbal tentang kesedihan.
a.Fisiologis
respon terhadap stimulus melambat
tidak ada energi
tidur bertambah
b. Emosional
individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan
perasaannya tapi dapat Merasakan
tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan
tuhan
tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
hampa dan letih
perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
MANIFESTASI KLINIS KEPUTUS-ASAAN
c. Individu memperlihatkan : Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan,
Penurunan verbalisasi, Penurunan afek, Kurangnya ambisi,inisiatif,serta
minat.Ketidakmampuan
mencapai sesuatu Hubungan interpersonal yang terganggu, Proses pikir yang lambat,
Kurangnya
tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
1. Pengkajian Fisik →Abuse
2. Pengkajian Psikologis →Status mental, mungkin
adanya depresi, marah, kecemasan, ketakutan, makna
nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah, dan
pemikiran yang bertentangan.
3. Pengkajian Sosial Budaya → dukungan sosial dalam
memahami keyakinan klien
KARAKTERISTIK DISTRES
SPIRITUAL
A. Hubungan dengan diri B. Hubungan dengan orang lain
1. Ungkapan kekurangan 1. Menolak berhubungan dengan
a. Harapan tokoh agama
b. Arti dan tujuan hidup 2. Menolak interaksi dengan
c.Perdamaian/ketenangan tujuan dan keluarga
d. Penerimaan 3. Mengungkapkan terpisah dari
e.Cinta sistem pendukung
f. Memaafkan diri sendiri 4. Mengungkapkan pengasingan diri
g.Keberanian
2. Marah
3. Kesalahan
4. Koping yang buruk
KARAKTERISTIK DISTRES
SPIRITUAL
D. Hubungan dengan kekuatan yang
C. Hubungan dengan seni, lebih besar dari dirinya
musik, literatur, dan alam 1. Ketidakmampuan untuk
1. Ketidakmampuan untuk berdo’a
mengungkapkan kreativitas 2.Ketidakmampuan untuk
(bernyanyi, mendengarkan berpartisipasi dalam kegiatan
musik, menulis) keagamaan
3.Mengungkapkan terbuang oleh
2.Tidak tertarik dengan alam
atau karena kemarahan Tuhan
3.Tidak tertarik dengan bacaan 4.Meminta untuk bertemu
keagamaan dengan tokoh agama
5.Tiba-tiba berubah praktik
agama
6.Ketidakmampuan untuk
introspeksi
7.Mengungkapkan hidup tanpa
harapan, menderita
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa :
Distters Spritual
2. Kriteria hasil:
Individu :
a.Klien dapat melakukan spiritual yang tidak mengganggu
kesehatan
b.Klien dapat mengekspresikan pengguguran perassaan
bersalah dan ansietas
c.Klien dapat mengekspresikan kepuasan dengan kondisi spiritual.
LANJUTAN
3. Intervensi :
Sp. 1-P :
1.Bina hubungan saling percaya dengan pasien
2.kaji faktor penyebab distress spiritual pada pasien
3.bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran terhadap
agama yang diyakininya
4.bantu klien mengembangkan kemampuan untuk mengatasi
perubahan spritual dalam kehidupan.
Sp. 2-P :
1.Fasilitas klien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan klien,
2.Fasilitas klien untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan
orang lain
3.Bantu pasien untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan.