Anda di halaman 1dari 9

The 9th University Research Colloqium 2019

Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENGARUH TERAPI KOMPLEMENTER MEDITASI TERHADAP RESPON


NYERI PADA PENDERITA RHEUMATHOID ARTHRITIS

THE EFFECT OF COMPLEMENTARY THERAPY MEDITATION TO RESPONSE PAIN


IN RHEUMATHOID ARTHRITIS PATIENTS
1)
Nona Putra Rukmana Sakti, 2) A. Muhlisin
1)
Mahasiswa Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani, Mendungan, Pabelan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57162
*Email: nonaputrarukmanasakti@gmail.com
2)
Dosen Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani, Mendungan, Pabelan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57162
*Email: am152@ums.ac.id

ABSTRAK

Pendahuluan: Penyakit reumathoid arthritis ini adalah salah satu penyakit autoimun yang ditandai
dengan sinovitis erosive simetrik terutama mengenai jaringan persendian. Selain itu, juga melibatkan
organ tubuh lainnya yang bisa disertai nyeri dan kaku pada sistem otot dan pada jaringan ikat. Terapi
komplementer termasuk salah satu metode untuk menekan timbulnya rasa nyeri inflamasi pada pasien
RA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi komplementer meditasi terhadap respon
nyeri pada penderita rheumatoid artritis di komunitas. Penelitian ini merupakan pre-eksperimental
dengan pendekatan pretest and postest group dengan desain descriptive comparative. Populasi penelitian
adalah 117 orang yang penderita rheumatoid arthritis di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura yang
berada di desa Makam Haji Kartasura pada bulan Februari 2018. Sampel penelitian sebanyak 32 orang
yang menderita rheumatoid arthritis yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data penelitian menggunakan instrument Skala Nyeri Faces Rating Scale dari : Li-ling
Chuang, sedangkan analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian
diperoleh Zhitung sebesar 4,961 (p-value = 0,000) sehingga H0 ditolak. Kesimpulan penelitian adalah
Terdapat pengaruh pemberian terapi komplementer meditasi terhadap penurunan respon nyeri pada
pasien rheumatoid athristik di Desa Makam Haji Kartasura

Kata kunci: rheumatoid arthritis, nyeri, terapi meditasi

ABSTRACT

Introduction: This rheumatoid arthritis disease is one of the autoimmune diseases characterized by
symmetric erosive synovitis especially regarding joint tissue. In addition, it also involves other organs
that can be accompanied by pain and stiffness in the muscular system and on the connective tissue.
Complementary therapy includes one method to suppress the onset of inflammatory pain in RA patients.
This study aims to determine the effect of complementary meditation therapy on the pain response in
patients with rheumatoid arthritis in the community. This research is pre-experimental with pretest and
posttest group approach with descriptive comparative design. The population of the study was 117 people
with rheumatoid arthritis in the Working Area of Kartasura Puskesmas located in Makam Haji Kartasura
village in February 2018. The sample of the study were 32 people suffering from rheumatoid arthritis
which was determined by purposive sampling technique. The research data was collected using Scale
Pain Scale Faces Rating Scale from: Li-ling Chuang, while data analysis using Wilcoxon Signed Rank
Test. The result of research is Zhitung 4,961 (p-value = 0,000) so that H0 rejected. The conclusion of the
research there was influence of complementary meditation therapy to decrease of pain response in patient
athristic rheumatoid at Makam Haji Kartasura Village

Keywords: rheumatoid arthritis, pain, meditation therapy

569
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENDAHULUAN
Kesehatan adalah hak asasi manusia, yang Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
tercantum dalam UU No. 36 Tahun 2009 (2013) penyakit sendi berdasarkan diagnosa
tentang kesehatan. Kesehatan adalah nankes di Indonesia sebanyak 11,9% dan
dimana keadaan yang sehat, baik secara berdasarkan diagnosa dan gejala sebanyak
fisik, mental, spiritual maupun sosial. Di 24%. Pada umur ≥ 75 yang menderita
dalam pasal 3 menyatakan bahwa penyakit sendi sebanyak (33%), umur 65-74
pembangunan kesehatan bertujuan untuk tahun sebanyak (30,6%) dan umur 55-64
meningkatkan kesadaran, kemauan dan tahun sebanyak (25,2%). Berdasarkan hasil
kemampuan hidup sehat bagi setiap riset diagnosa nankes penderita reumathoid
individu agar derajat kesehatan masyarakat arthritis tertinggi berada di Bali (19,3%),
bisa terwujud setinggi-tingginya (Afdaleli, Aceh sebanyak (18,3%), Jawa barat
2017). sebanyak (17,5%), Papua sebanyak
Kesehatan menjadi perhatian setiap (15,4%), Sumatra Barat penderita
individu, karena banyak orang yang reumathoid arthritis sebanyak (12,7%) yang
menderita penyakit kronis. Penyakit kronis berada di di urutan terakhir sesudah
adalah penyakit yang tidak menular (PTM), Kalimantan barat sebanyak (13,3%).
seperti asma, PPOK, kanker, DM, Kemudian di Jawa Tengah penderita
hipertiroid, hipertensi, jantung koroner, rematik sebanyak 25,5 %.
gagal jantung kronis dan rheumatoid Penyakit gangguan sendi atau rematik yang
arthritis (RA) (Riskesdas, 2013). terjadi di Indonesia yang pertama biasanya
Rheumathoid Arthritis (RA) merupakan yang paling banyak ditemukan pada usia
gangguan peradangan kronis autoimun atau lanjut adalah Osteoarthritis (OA) sebanyak
respon autoimun, dimana imun seseorang (50-60%), kedua yaitu kelompok rematik
bisa terganggu dan turun yang luar sendi (gangguan peradangan,
menyebabkan hancurnya organ sendi dan penggunaan berlebihan), ketiga yaitu asam
lapisan pada sinovial, terutama pada tangan, urat (gout) sebanyak (67%). Sedangkan
kaki dan lutut (Levitsky, 2016). penyakit reumathoid arthritis di Indonesia
Menurut organisasi kesehatan dunia hanya sebanyak (0,1%) dan satu
(WHO) mengatakan bahwa sebanyak 20% diantaranya 1000-5000 orang (Nainggolan,
penduduk dunia terserang reumathoid 2009).
arthritis. Dimana 5-10% adalah mereka Penyakit reumathoid arthritis ini adalah
yang berusia 5-20 tahun dan 20% adalah salah satu penyakit autoimun yang ditandai
mereka yang berusia 55 tahun. Menurut dengan sinovitis erosive simetrik terutama
data tahun 2005 di Negara Amerika Serikat mengenai jaringan persendian. Selain itu,
jumlah penderita reumathoid arthritis terus juga melibatkan organ tubuh lainnya yang
meningkat sudah mencapai 66 juta orang. bisa disertai nyeri dan kaku pada sistem otot
Sebanyak 42,7 juta diantaranya telah dan pada jaringan ikat (Sudoyo, 2007).
ditetapkan sebagai reumathoid arthritis dan Berbagai terapi untuk mengatasi nyeri pada
23,2 juta penderita dengan keluhan nyeri penderita reumathoid arthritis adalah
sendi kronis. Walaupun penyakit kompres serai hangat, terapi jamu, kompres
reumathoid arthritis ini tidak langsung hangat aromaterapi lavender, itu termasuk
menyebabkan kematian, namun penyakit terapi komplementer. Terapi komplmeneter
reumathoid arthritis ini juga mempunyai bersifat terapi dengan cara alamiah
pengaruh pada pelayanan kesehatan, karena diantaranya dengan terapi herbal, terapi
bisa masalah medis, sosiologis, ekonomi nutrisi, relaksasi progresif, terapi tawa,
dan sosial. Sehingga reumathoid harus akupuntur, akupresur, aromaterapi, terapi
mendapatkan perhatian khusus dalam back flower remedy, dan refleksologi dan
penanganannya perlunya sebagai upaya meditasi (Handayani, 2013). Dalam
penting dalam peningkatan derajat penelitian ini untuk mengatasi nyeri dengan
kesehatan masyarakat (Hyulita, 2014). menggunakan terapi komplmeneter
meditasi karena meditasi adalah suatu
570
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

kondisi yang rileks untuk berkonsentrasi sebanyak 117 penderita dengan presentase
atau suatu kondisi pikiran yang bebas dari 30,31%. Dari hasil wawancara yang
segala pikiran, semua yang melelahkan, dan dilakukan pada tanggal 9 Februari pada 7
yang berfokus pada Tuhan. Meditasi ini bisa orang klien dengan keluhan utamanya
menenangkan otak dan memperbaiki atau berupa nyeri, tindakan untuk mengurangi
memulihkan tubuh sehingga dengan kondisi nyeri 1 orang meminum obat secara teratur,
demikian nyeri dapat berkurang (Widodo, 4 orang tidak meminum obat dan 2 orang
2013). lainnya mengatakan kadang-kadang di
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang bawa kerumahsakit dan tidak pernah
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 8 melakukan terapi nonfarmakologi. Oleh
Februari 2018 di dapatkan hasil jumlah karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti
rheumatoid arthritis di Puskesmas adakah pengaruh pengaruh terapi
Kartasura sebanyak 386 penderita. Dalam 1 komplementer meditasi terhadap respon
tahun terakhir kasus tertinggi terdapat di nyeri pada penderita rheumathoid arthritis
Wilayah Makam Haji Kartasura, yaitu di komunitas.

METODE

Penelitian ini merupakan pre-eksperimental dengan pendekatan pretest and postest group
dengan desain descriptive comparative. Populasi penelitian adalah 117 orang yang penderita
rheumatoid arthritis di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura yang berada di desa Makam Haji
Kartasura pada bulan Februari 2018. Sampel penelitian sebanyak 32 orang yang menderita
rheumatoid arthritis yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan
data penelitian menggunakan instrument Skala Nyeri Faces Rating Scale dari : Li-ling Chuang,
sedangkan analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test.

HASIL PENELITIAN

3.1 Karakteristik Responden


Tabel .1. Karakteristik Responden
No Karakteristik Frek Pers (%)

1. Umur
a. 17- 25 tahun 2 6
b. 26 – 35 tahun 1 3
c. 36 – 45 tahun 5 16
d. 46 – 55 tahun 12 38
e. 56 – 65 tahun 7 22
f. 66 – 75 tahun 4 12
g. 76 – 95 tahun 1 3
Total 32 100
2. Jenis kelamin
a. Perempuan 27 84
b. Laki-laki 5 16
Total 32 100
3. Pendidikan
a. SD 12 38
b. SMP 12 38
c. SMA 8 25
Total 32 100

571
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

4. Pekerjaan
a. Karyawan 4 12
b. IRT 14 44
c. Buruh 10 31
d. Pensiunan 1 3
e. Wiraswasta 2 6
f. Pelajar 1 3
Total 32 100
5. Lama menderita RA
a. < 5 tahun 4 13
b. 5– 10 tahun 18 56
c. 10 tahun 10 31
Total 32 100

3.2 Analisis Univariat


3.2.1 Gambaran Tingkat NyerI Sebelum Intervensi
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pre Test Tingkat nyeri

Tingkat tingkat
Frek Pres (%) Mean+SD
nyeri

Ringan 11 34
4,22+1,36
Sedang 21 66
Total 32 100

3.2.2 Gambaran Tingkat Nyeri Sesudah Intervensi


Tabel 3. Distribusi Frekuensi Post Test Tingkat nyeri

Tingkat tingkat nyeri Frek Pres (%) Mean+SD

Tidak nyeri 15 47
Ringan 15 47 1,16+1,42
Sedang 2 6
Total 30 100

3.3 Analisis Bivariat


Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji
Wilcoxon Signed Rank Test

Variable Rerata Zhitung Sign Keputusan


Pre test 4,22
Posttest 1,16 4,961 0,000 H0 ditolak

Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test nilai signifikansi (p-value) 0,000. Nilai
diperoleh nilai Zhitung sebesar 4,961 dengan signifikansi uji ternyata lebih kecil dari 0,05

572
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

(0,000 < 0,05), maka keputusn uji adalah H 0 estrogen semakin tinggi pula terkena RA
ditolak, sehingga disimpulkan terdapat (Lukman, 2009).
perbedaan yang signifikan pre test tingkat Tingkat pendidikan responden sebagian besar
nyeri dan post test tingkat nyeri . adalah SD dan SMP masing-masing 37,5%.
Selanjutnya untuk mengetahui efektifitas Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan
terapi komplementer meditasi terhadap baik bersifat formal maupun nonformal.
respon nyeri pada penderita rheumatoid Tingkat pendidikan akan mempengaruhi
artritis di Desa Makam Haji Kartasura dilihat pengetahuan seseorang sehingga membuat
dari nilai rata-rata pre test dan post test. Nilai seseorang itu berpandangan sangat luas,
rata-rata post test ternyata lebih tinggi dari berfikir dan bertindak rasional, karena
rata-rata post test (1,16> 4,22) sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang, maka
disimpulkan bahwa pemberian terapi semakin mudah dan besar keinginan mencari
komplementer meditasi efektif terhadap informasi sehingga semakin banyak pula
penurunan respon nyeri pada penderita pengetahuan yang dimilikinya (Notoadmojo,
rheumatoid artritis di Desa Makam Haji 2007). Pendidikan kesehatan yang
Kartasura. diperlukan pada penderita artritis rheumatoid
ini harus dilakukan secara terus menerus,
Pembahasan pendidikan mengenai pentngnya istirahat
3.3.1 Karakteristik Responden karena artritis rheumatoid biasanya disertai
Karakteristik responden menurut umur rasa lelah yang hebat. Memberikan
menunjukkan distribusi tertinggi adalah penjelasan mengenai mengurangi
berumur 46 – 55 (38%). Kondisi ini ketergantungan terhadap obat analgetik
disebabkan bahwa prevalensi kejadian RA seminimal mungkin. Menginformasikan
mulai meningkat pada usia-usia dewasa. Hal pemberian kompres hangat pada penderita
ini sebagaimana dikemukakan oleh Arthritis artritis rheumatoid.
Foundation (2015) yang menjelaskan bahwa Karakteristik pekerjaan responden sebagian
sebanyak 22% atau lebih dari 50 juta orang besar adalah ibu rumah tangga (44%) dan
dewasa di Amerika Serikat berusia 18 tahun buruh (31%). Penyakit Rheumatoid Artritis
atau lebih didiagnosa arthritis. Dari data ini kebanyakan diderita oleh pekerjaan
tersebut, sekitar 3% atau 1,5 juta orang mereka yang selalu berendam pada air dingin.
dewasa akhir (usia 40 – 50 tahun) mengalami Dimana pada penyakit rheumatoid artritis ini
RA. Hal ini juga disebutkan dalam penelitian adalah penyakit yang menyerang sendi,
Antono, dkk (2017) yang menunjukkan penderita biasanya tidak boleh berada pada
bahwa rata-rata usia pasien RA adalah 48,8 cuaca dingin atau sering berada di air dingin
tahun. karena dapat menjadi pencetus kambuhnya
Jenis kelamin responden sebagian besar penyakit tersebut. Lingkungan pekerjaan juga
adalah perempuan (84%). Rheumatoid artritis tampaknya memainkan beberapa peran yang
terjadi kira-kira 2,5 kali lebih sering terjadi menyebabkan artritis rheumatoid. Sebagian
pada wanita dari pada pria. Perbandingan contoh para ilmuan telah melaporkan bahwa
antara wanita dan pria yang menderita perokok, paparan mineral silika dan penyakit
rheumatoid artritis adalah sebesar 3 : 1 yaitu periodental kronis semua meningkatkan
75% wanita dan 25% laki-laki. Rematik atau resiko mengembangkan artritis rheumatoid
penyakit gangguan sendi dapat mengincar (Fransisca, 2008).
siapa saja, baik lak-laki maupun perempuan. Lama menderita rheumatic arthritik
Dan perempuan beresiko dua kali terkena menunjukkan distribusi tertinggi adalah 5-10
rematik, khususnya AR. RA merupakan tahun (56%). Lama sakit secara teori
penyakit autoimun yang progresif melibatkan berhubungan dengan semakin meningkatnya
organ dan sistem tubuh keseluruhan. Pada gangguan AR terhadap tubuh yang
perempuan yang memiliki hormon estrogen. ditunjukkan semakin meningkatnya rasa
Hormon ini merangsang autoimun sehingga nyeri atau penurunan kemampuan aktivitas
menimbulkan RA, semakin tinggi kandungan pada pasien RA. Namun demikian lama sakit
573
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

ternyata tidak terbukti memiliki hubungan terkena adalah : mulai pada persendian kecil
yang signifikan terhadap aktivitas fisik pasien di tangan, pergelangan, dan kaki. Secara
RA (Antono, dkk, 2017). progresif mengenai persendian, lutut, bahu,
pinggul, siku, pergelangan kaki, tulang
3.3.2 Gambaran Tingkat nyeri sebelum belakang serviks, dan temporomandibular
Intervensi (pre test) (Smeltzer & Bare, 2002).
Distribusi frekuensi tingkat tingkat nyeri Penelitian ini menunjukkan bahwa pada awal
sebelum intervensi (pre test) menunjukkan penelitian tingkat nyeri responden sebagian
sebagian besar adalah sedang, sedangkan besar adalah nyeri sedang. Salah satu faktor
nilai rata-rata skor pre test tingkat nyeri yang memungkinkan terjadinya tingkat nyeri
sebesar 4,22. Penyakit reumathoid arthritis sedang tersebut adalah karakteristik umur
ini adalah salah satu penyakit autoimun yang responden. Karakteristik umur responden
ditandai dengan sinovitis erosive simetrik menunjukkan bahwa sebagian besar
terutama mengenai jaringan persendian. responden adalah berusia 46 tahun keatas
Selain itu, juga melibatkan organ tubuh sebanyak 24 responden (75%).
lainnya yang bisa disertai nyeri dan kaku Artritis reumatoid (AR) merupakan penyakit
pada sistem otot dan pada jaringan ikat inflamasi otoimun sistemik, menahun dan
(Sudoyo, 2007). kumat-kumatan di persendian dengan sasaran
Rheumatoid arthritis akibat reaksi autoimun jaringan sinovia. Muttaqin (2012)
dalam jaringan sinovial yang melibatkan menyebutkan salah satu faktor resiko yang
proses fagositosis. Dalam prosesnya, dapat menyebabkan nyeri lutut adalah usia
dihasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim- yang umumnya ditemukan pada usia lanjut
enzim tersebut selanjutnya akan memecah (diatas 60 tahun), karena pada lansia telah
kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi terjadi perubahan-perubahan fisik, serta
membran sinovial dan akhirnya terjadi berkurangnya pembentukkan substansi dasar
pembentukan pannus. Pannus akan tulang rawan. Pada penelitian ini dihasilkan
menghancurkan tulang rawan dan jumlah responden terbanyak yang mengalami
menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah nyeri lutut adalah pada kelompok usia 48 – 60
menghilangnya permukaan sendi yang akan tahun.
mengganggu gerak sendi. Otot akan
merasakan nyeri akibat serabut otot 3.3.3 Pengaruh Terapi Komplementer
mengalami perubahan degeneratif dengan Meditasi terhadap Respon Nyeri pada
menghilangnya kemampuan elastisitas pada Penderita Rheumatoid Artritis di Desa
otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Makam Haji Kartasura.
Bare, 2002). Hasil uji Wilcoxon Signed Rank
RA pada umumnya sering di tangan, sendi Test diperoleh nilai thitung sebesar 4,961
siku, kaki, pergelangan kaki dan lutut. Nyeri dengan nilai signifikansi (p-value) 0,000,
dan bengkak pada sendi dapat berlangsung sehingga disimpulkan terdapat perbedaan
dalam waktu terus-menerus dan semakin yang signifikan pre test tingkat nyeri dan
lama gejala keluhannya akan semakin berat. post test tingkat nyeri. Selanjutnya nilai rata-
Keadaan tertentu, gejala hanya berlangsung rata post test ternyata lebih rendah dari rata-
selama beberapa hari dan kemudian sembuh rata post test (1,16< 4,22) sehingga
dengan melakukan pengobatan (Tobon et al., disimpulkan bahwa pemberian terapi
2010). komplementer meditasi efektif terhadap
Rasa nyeri pada persendian berupa penurunan respon nyeri pada penderita
pembengkakan, panas, eritema dan gangguan rheumatoid artritis di Desa Makam Haji
fungsi merupakan gambaran klinis yang Kartasura.
klasik untuk rheumatoid arthritis. Persendian Penyakit reumathoid arthritis ini
dapat teraba hangat, bengkak, kaku pada pagi adalah salah satu penyakit autoimun yang
hari berlangsung selama lebih dari 30 menit. ditandai dengan sinovitis erosive simetrik
Pola karakteristik dari persendian yang terutama mengenai jaringan persendian.
574
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

Selain itu, juga melibatkan organ tubuh komplementer meditasi terhadap penurunan
lainnya yang bisa disertai nyeri dan kaku respon nyeri pada penderita rheumatoid
pada sistem otot dan pada jaringan ikat artritis di Desa Makam Haji Kartasura. Hasil
(Sudoyo, 2007). penelitian ini ternyata didukung oleh hasil-
Berbagai terapi untuk mengatasi hasil penelitian sebelumnya.
nyeri pada penderita reumathoid arthritis Penelitian Idwar (2015) yang
adalah kompres serai hangat, terapi jamu, meneliti pengaruh hipnoterapi terhadap
kompres hangat aromaterapi lavender, itu penurunan nyeri rheumatoid arthritis pada
termasuk terapi komplementer. Terapi lansia, menyimpulkan adanya pengaruh
komplmeneter bersifat terapi dengan cara hipnoterapi terhadap penurunan nyeri
alamiah diantaranya dengan terapi herbal, rheumatoid arthritis. Martiningsih (2012)
terapi nutrisi, relaksasi progresif, terapi tawa, meneliti penggunaan terapi komplementer
akupuntur, akupresur, aromaterapi, terapi fish oil dalam menurunkan nyeri akibat
back flower remedy, dan refleksologi dan inflamasi pada rheumatoid arthritis.
meditasi (Handayani, 2013). Dalam Penelitian ini menunjukkan bahwa terapi
penelitian ini untuk mengatasi nyeri dengan komplementer Fish Oil terbukti berpengaruh
menggunakan terapi komplmeneter meditasi terhadap penurunan nyeri akibat inflamasi
karena meditasi adalah suatu kondisi yang pada pasien RA. Sedangkan penelitian Anne
rileks untuk berkonsentrasi atau suatu kondisi (2015) yang meneliti pendekatan terapi
pikiran yang bebas dari segala pikiran, semua komplementer dan dampaknya terhadap
yang melelahkan, dan yang berfokus pada nyeri pasien nyeri sendi, menyimpulkan
Tuhan. Meditasi ini bisa menenangkan otak bahwa pendekatan terapi komplementer
dan memperbaiki atau memulihkan tubuh membantu pasien dalam menurunkan tingkat
sehingga dengan kondisi demikian nyeri nyeri pasien akibat inflamasi sendi.
dapat berkurang (Widodo, 2013).
Hasil analisis data menunjukkan
adanya pengaruh pemberian terapi

KESIMPULAN

Tingkat nyeri pada pasien rheumatoid arhtritis setbelum pemberian terapi meditasi terdapat
hasil: 1) Nilai tingkat nyeri pada pasien rheumatoid athristik di Desa Makam Haji Kartasura
sebelum pemberian intervensi terapi komplementer meditasi sebagian besar adalah nyeri sedang
dengan rata-rata 4,22 + 1,36; 2)Nilai tingkat nyeri pada pasien rheumatoid athristis di Desa
Makam Haji Kartasura sebelum pemberian intervensi terapi komplementer meditasi sebagian
besar adalah tidak nyeri dan nyeri ringan dengan rata-rata 1,16 + 1,42; 3) Terdapat pengaruh
pemberian terapi komplementer meditasi terhadap penurunan respon nyeri pada pasien
rheumatoid athristik di Desa Makam Haji Kartasura.

DAFTAR PUSTAKA

Afdaleli, W. F. (2017). Pengaruh Kompres Hangat Aromaterapi Lavender terhadap Penurunan


Skala Nyeri Pasien Rematik (Osteoartritis) pada Lansia Di Panti Kasih Sayang Ibu
Batusangkar Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Stikes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol. 8
No 1, 69-74.

Antono D, Dhaki BAS, Isbagio H dan Shatri H. (2017). Korelasi antara Lama Sakit, Derajat
Aktivitas Penyakit, dan Skor Disabilitas Dengan Disfungsi Diastolik pada Pasien Artritis
Reumatoid Wanita di RS Dr. Cipto Mangunkusumo. Jurnal Penelitian.Jurnal Penelitian

575
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

Penyakit Dalam Indonesia Vol. 4 No 2 Juni 2017. Jakarta: 1Divisi Kardiologi,


Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anne OH. (2015). Chronic Pain: A Systematic Review of Current Treatment Approaches and
the Impact on Patient Outcomes. Journal Review. Capella University.

Fransisca, B. (2008). Asuhan Keperawata pada Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan.
Jakarta: Salemba Medika.

Handayani, H. K. (2013). Pengaruh pemberian Terapi Tomat (Lycopersicum grandifolium)


terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi Di PSTW
"PUSPAKARMA" Mataram. Jurnal Biologi Tropis. Vol. 13 No. 1, 102-108.

Hyulita, S. (2014). Pengaruh Kompres Serai Hangat terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Artritis Rheumatoid pada Lanjut Usia Di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja
Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi Tahun 2013. Afiyah. Vol. I, No. I, 1-13.

Idwar (2015). Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan Nyeri Rheumatoid Arthritis Pada
Lansia Di Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa.Jurnal Keperawatan. Jurnal Poltekes
Kemenkes Aceh ISSN: 2460-4356.

Levitsky, A. Y. (2016). Selected Treatment Options for Rheumatoid Arthritis. Alternative and
Complementary Therapies Mary Ann Liebert, INC. Vol. 22 No. 4, 1-5.

Li-ling Chuang at.al (2015). Reliability and validity of a vertical numerical rating scale
supplemented with a faces rating scale in measuring fatigue after stroke. Chuang et al.
Health and Quality of Life Outcomes , 1-9.

Lukman, (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Jakarta: Salemba Medika

Martiningsih (2012). Penggunaan Terapi Komplementer Fish Oil dalam Menurunan Nyeri
Akibat Inflamasi pada Rheumatoid Arthritis. Jurnal Kesehatan. Prima Volume 6 No. 2
Agustus 2012. Mataram: Prodi Keperawatan Bima Poltekkes Kemenkes Mataram.

Muttaqin A (2012). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta:
Salemba Medika.

Nainggolan, O. (2009). Prevalensi dan Determinan Penyakit Rematik Di Indonesia. Maj Kedokt
Indo, Volume: 12, 588-594.

Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta Nuharyati.

Riskesdas, T. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Smeltzer, S., Bare, B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC.

Sudoyo, A. W. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid 1. Jakarta: Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

576
The 9th University Research Colloqium 2019
Universitas Muhammadiyah Purworejo

Tobon GJ, P. Youinou, A. Saraux. (2010). Itu Lingkungan Hidup, geografi Epidemiologi, dan
Penyakit autoimun: arthritis Rematoid. J autoimun 35: 10-4

Widodo, G. G. (2013) Pengaruh Meditasi terhadap Kualitas Hidup Lansia yang Menderita
Hipertensi Di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang.
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah. Volume 1, No. 2, 111-118.

577

Anda mungkin juga menyukai