PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2005 tahun 2014, remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah
remaja juga dipengaruhi beberapa faktor, yaitu perubahan jasmani, perubahan pola
berpikir remaja yang sedang berkembang, membuat cakrawala kognitif yang baru.
ada tiga tahap perkembangan remaja seperti remaja awal (early adolescence),
dewasa (Sarwono,2012).
Belajar tidak asing lagi bagi manusia, terutama bagi seorang pelajar.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di
Peran orang tua disini sangat penting karena orang tua merupakan pendidik
yang pertama dan utama, disamping itu orang tua harus memberi contoh dan perilaku
baik agar anak dapat meniru kebaikan dari orang tuanya ( Permono, 2013). Peran
orang tua dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak sangat penting, salah
(Handaya, 2016). Anak-anak dan remaja pada masa sekarang perlu mendapatkan
perhatian dan bimbingan yang penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya dan
orang-orang dewasa lainnya dalam rumah tangga, agar mereka dapat mengalami
dalam bidang proses belajar. Tidaklah tepat jika kita membiarkan tanpa pengarahan
yang tepat atau menyerahkan seutuhnya kepada bapak dan ibu guru di sekolah, sebab
disamping waktu yang sangat terbatas juga perhatian dan kasih sayang yang tulus
(demokrasi) dengan mendorong remaja untuk mandiri namun masih membatasi dan
bersifat menghukum dan membatasi dimana orang tua sangat memaksakan remaja
mengikuti dan menghormati usaha-usaha yang dilakukan oleh orang tuanya. Ketiga
memberikan kebebasan penuh kepada anaknya. Dan keempat adalah pola asuh
(Fathi, 2015).
sudah baik dan benar dalam mengasuh anaknya, dan yakin bahwa anak dapat
mendapatkan pola asuh yang baik dari sekolahnya dan lepaslah hak dan
melihat tingkah laku anaknya yang tidak sesuai seperti pacaran, bermain
games, berkumpul dengan teman sebaya hingga larut malam, orang tua masih
menganggap hal tersebut pergaulan yang lazim untuk usia remaja, padahal
06, Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, peneliti
melibatkan 10 orangtua yang memiliki anak usia remaja dan 10 anak usia remaja
game, pacaran, dan beberapa kali bermain hingga larut malam. Namun orang tua
tersebut mengatakan bahwa pola asuh yang diberikan sudah baik dan mengatakan hal
diatas tersebut adalah hal yang wajar. Dan wawancara dari remaja tersebut, 7 dari 10
remaja mengatakan belajar kalau diberikan tugas saja dan lebih mengutamakan
bermain game, bermain bersama teman hingga larut malam, pacarana. Remaja
mengatakan hal itu adalah hal yang wajar dan tidak ada masalah dan senang
apakah perilaku remaja khususnya yang berkaitan dengan kedisplinan belajar ada
kaitannya dengan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua, pola asuh orangtua
terutama ibu merupakan faktor penting yang mampu mempengaruhi kemandirian dan
kepada sang pencipta, seperti belajar dengan tekun, sholat 5 waktu, serta sikap dalam
menjalankan kehidupan lainnya. Latar belakang pola asuh keluarga satu dan yang
lainnya berbeda beda pasti akan membentuk pola asuh yang berbeda, maka dari itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Pola Asuh Orangtua
1. Hasil wawancara dengan 10 orang tua yang memiliki anak usia remaja, 80% orang
tua mengatakan anaknya tidak disiplin dalam belajar mulai dari beberapa faktor
seperti bermain sampai lupa waktu, bermain game, pacaran, dan beberapa kali
bermain hingga larut malam. Namun orang tua tersebut mengatakan bahwa pola
asuh yang diberikan sudah baik dan mengatakan hal seperti bermain sampai lupa
waktu, bermain game, pacaran, dan beberapa kali bermain hingga larut malam
70% remaja mengatakan belajar kalau diberikan tugas dan lebih mengutamakan
bermain game, bermain Bersama teman hingga larut malam, pacaran dan remaja
mengatakan hal itu adalah hal yang wajar dan tidak ada masalah dan senang
3. Hasil observasi diwilayah tersebut remaja sering kali terlihat berkumpul sampai
tidak terlihat hal positif, remaja hanya bermain game, bercanda-canda hanya
mementingkan kesenangannya saja. Orang tua yang melihat hal tersebut pun tidak
1. Bagaimana pola asuh orangtua pada anak usia remaja di RW 06 Malaka Jaya?
3. Apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kedisiplin belajar pada
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pola asuh orang tua pada anak usia remaja di RW 06
Malaka Jaya.
1. Manfaat Teoritis
dijadikan bahan masukan bagi orang tua dalam memberikan pola asuh yang baik
dan lebih paham lagi dalam mencegah terjadinya anak susah dalam belajar.
2. Manfaat Penelitian
a. Masyarakat
b. Institusi Pendidikan
remaja dan harus memahami tentang pola asuh orangtua yang baik dan