Anda di halaman 1dari 8

RESUME

PEMERIKSAAN FISIK PADA DEWASA

Resume Ini Dibuat Dalam Rangka

Memenuhi Objective Structured Clinical Examination (OSCE)

Mata Kuliah Keperawatan dasar

Dibuat oleh :

Nama : Mokhamad Farhan


NIM : 32722001D19062

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI


2020

RESUME TINDAKAN KEPERAWATAN

PERASAT TINDAKAN PEMERIKSAAN FISIK

A. Hari/Waktu Kegiatan Uji Petik


Jum’at, 26 Juni 2020 Pukul 08.00
B. Kasus Pemicu
Pasien NY. R datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas sejak 1 minggu
yang lalu, pasien mengatakan sakit pada bagian dada, Dan dari hasil pengkajian
ada riwayat penyakit keturunan dari ibunya.
Tindakan apa yang harus dilakukan pada kasus diatas?
C. Intervensi Keperawatan
Lakukan tindakan pemeriksaan fisik terhadap pasien/klien
D. Link Video yang Dianalisa
https://youtu.be/v3DOfAM_okk
E. Definisi Tindakan
Pemeriksaan Fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli medis yang memeriksa
tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan di
catat dalam rekam medis. Pemeriksaan fisik dan rekam medis akan membantu
dalam penegakan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya,
pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari ujung kepala sampai
ujung kaki. Pemeriksaan secara sistematis tersebut disebut teknik Head To Toe.
Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti tes neurologi.
F. Prinsip Tindakan
perinsip saat melakukan tindakan ini adalah bersih.
G. Proses Tindakan Keperawata
1. Fase Orientasi
 Memberikan salam teurapeutik & mengidentifikasi pasien dilakukan
 Menyampaikan tujuan intervensi dilakukan
 Menanyakan perasaan klien hari ini dilakukan
 Memvalidasi / evaluasi masalah klien dilakukan
 Menanyakan kesediaan pasien dilakukan
 Melakukan kontrak:
I. Waktu tidak dilakukan, maka klien tidak dapat
mengetahui berapa lama pemeriksaan akan dilangsungkan
II. Topik dilakukan
 Mempersiapkan lingkungan yang tenang/ privasi tidak dilakukan
maka dampak yang akan terjadi timbul ketidak nyamanan pada diri
klien dan privasi klien
2. Fase Kerja
 Cuci tangan dilakukan
 Memakai sarung tangan dilakukan
 Pemeriksaan TTV dilakukan
 Pemeriksaan kepala dan rambut dilakukan :
 Inspeksi :
 Bentuk dilakukan
 Ukuran tidak dilakukan, maka perawat tidak dapat
mengetahui ukuran kepala pasien jika adanya kelainan
 Distribusi tidak dilakukan, maka perawat tidak mengetahui
pertumbuhan rambut rontok atau tidak
 Warna rambut dilakukan
 Palpasi :
 Hematoma dilakukan
 Tebal dan banyak nya rambut dilakukan
 Pemeriksaan wajah dilakukan
 Inspeksi dilakukan
 Palpasi tidak dilakukan, maka perawat tidak dapat mengetahui
jika ada pembengkakan pada wajah klien
 Pemeriksaan pada mata dilakukan
 Inspeksi :
 Simetris dilakukan
 Konjungtiva tidak dilakukan, maka perawat tidak akan
mengetahui bahwa klien kekurangan darah atau tidak
(anemis atau tidak)
 Pupil dilakukan
 Sklera dilakukan
 Palpasi :
 Tekanan bola mata, ada atau tidaknya nyeri tekan bola mata
dilakukan
 Lapang pandang dilakukan
 Ketajaman mata dilakukan
 Pemeriksaan buta warna tidak dilakukan, maka perawat tidak akan
Mengetahui bahwa klien buta warna atau tidak
 Pemeriksaan hidung dilakukan
 Inspeksi :
 Bentuk tulang dilakukan
 Kesimetrisan lubang hidung dilakukan
 Ada tidaknya pernapasan cuping hidung dilakukan
 Palpasi :
 Ada tidaknya nyeri tekan dilakukan
 Pemeriksaan mulut dan pharinx dilakukan
 Inspeksi :
 Ada atau tidaknya kelainan pada bibir dilakukan
 Kesimetrisan dilakukan
 Palpasi :
 Palatum atau langit – langit mulut tidak dilakukan, maka
perawat tidak dapat mengetahui kondisi celah langit –
langit mulut jika klien mengalami kelainan sumbing pada
langit – langitnya
 Lidah tidak dilakukan, maka perawat tidak akan
mengetahui kondisi lidah jika klien sedangmengalami
dehidrasi atau kekurangan cairan
 Pemeriksaan telinga dilakukan
 Inspeksi :
 Kesimetrisan, pemeriksaan kotoran, luka dilakukan
 Palpasi :
 Nyeri dilakukan
 Pemeriksaan dengan Garputala tidak dilakukan, maka perawat tidak
akan mengetahui kemampuan pendengaran pasien
 Pemeriksaan leher dilakukan
 Inspeksi :
 Bandingkan leher kiri dan kanan tidak dilakukan, maka
perawat tidak akan mengetahui kesimetrisan leher pasien
 Palpasi :
 Ada tidaknya pembengkakan dilakukan
 Pemeriksaan dada (Paru – Paru dan Jantung)
 Inspeksi dada tidak dilakukan, maka perawat tidak akan
mengetahui kesimetrisan pada dada klien
 Palpasi dada dilakukan
 Perkusi dada dilakukan
 Auskultasi dada ( Paru – Paru dan Jantung ) dilakukan
 Pemeriksaan Abdomen dilakukan
 Inspeksi abdomen tidak dilakukan, maka perawat tidak akan
mengetahui kesimetrisan dan juka adanya luka pada abdomen
klien
 Palpasi dilakukan
 Perkusi dilakukan
 Auskultasi dilakukan
 Pemeriksaan punggung tidak dilakukan
 Inspeksi :
 Kesimetrisan punggung tidak dilakukan, maka perawat
tidak dapat mengetahui kondisi punggung klien jika klien
mengalami kelainan seperti skoliosis DLL
 Adanya luka dan lesi tidak dilakukan, maka perawat tidak
dapat mengetahui adanya luka atau tidak pada punggung
klien
 Palpasi :
 Adanya nyeri tekan tidak dilakukan, maka perawat tidak
dapat mengetahui kondisi punggung klien jika adanya nyeri
tekan atau tidak
 Pemeriksaan getaran pada punggung tidak dilakukan, maka
perawat tidak dapat mengetahui kondisi normal atau
tidaknya getaran pada punggung klien
 Pemeriksaan ekstrimitas atas dan bawah dilakukan
I. Ekstrimitas atas
 Inspeksi :
 Pemeriksaan jari, kulit jika adanya lesi, kesimetrisan, warna
kulit dilakukan
 Palpasi
 Pemeriksaan CRT dilakukan
 Pemeriksaan turgor kulit dilakukan
 Pemeriksaan Reflek ekstrimitas atas dilakukan pada bagian
bisep, trisep, dan tendon
II. Ekstrimitas bawah
 Inspeksi
 Pemeriksaan jari, kulit jika adanya lesi, kesimetrisan, warna
kulit tidak dilakukan, maka perawat tidak dapat mengetahui
jika ada kelainan pada kaki klien
 Palpasi :
 Pemeriksaan CRT tidak dilakukan, maka perawat tidak
dapat mengetahui jika klien anemis atau tidak
 Pemeriksaan Reflek ekstrimitas bawah dilakukan pada bagian
patella
 Pemeriksaan Genetalia dilakukan
 Cuci tangan dilakukan
3. Fase Terminasi
 Melakukan evaluasi respon klien terhadap tindakan yang dilakukan
(dilakukan)
 Menyampaikan rencana tindak lanjut dilakukan
 Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya dilakukan
 Dokumentasi semua tindakan dilakukan
H. Evaluasi diri
A. Pemeriksaan fisik pada video tidak sesuai dengan SOP, ada beberapa hal
yang tidak dilakukan yaitu:
1) Melakukan kontrak waktu tidak dilakukan, maka klien tidak dapat
mengetahui seberapa lamakah pemeriksaan akan dilangsungkan
2) Mempersiapkan lingkungan yang tenang/ Privasi tidak dilakukan,
maka akan berdampak timbulnya rasa ketidak nyamanan klien dan
privasi klien saat dilangsungkannya pemeriksaan tersebut
3) Pemeriksaan inspeksi pada kepala dan rambut yang tidak dilakukan
adalah ukuran dan distribusi
4) Pemeriksaan palpasi pada wajah tidak dilakukan, maka perawat
tidak dapat mengetahui ada tidaknya kelainan atau benjolan yang
ada di wajah klien
5) Pemeriksaan pada konjungtiva klien tidak dilakukan, maka perawat
tidak dapat mengetahui bahwa klien anemis atau tidak
6) Pemeriksaan buta warna tidak dilakukan, maka perawat tidak dapat
mengetahui jika klien buta warna atau tidak
7) Pemeriksaan palpasi pada mulut dan pharinx pada bagian platum
dan lidah tidak dilakukan
8) Pemeriksaan telinga menggunakan garputala tidak dilakukan
9) Pemeriksaan pada inspeksi leher tidak dilakukan, maka perawat
tidak dapat mengetahui kesimetrisan pada leher klien
10) Pemeriksaan inspeksi pada dada klien yang tidak dilakukan adalah
kesimetisannya
11) Pemeriksaan inspeksi pada abdomen klien tidak dilakukan
12) Pemeriksaan inspeksi dan palpasi pada punggung klien tidak
dilakukan
13) Pemeriksaan inspeksi dan palpasi pada ekstrimitas bawah klien
tidak dilakukan
B. Kegiatan yang tidak ada di SOP tetapi dilakukan di dalam video
1) -
2) -
C. Pemikiran/Saran mahasiswa berkaitan dengan SOP (tuliskan saran yang
membangun dengan kalimat yang santun tentang SOP perasat yang
diujikan)
1) -
2) –
I. Referensi
A. https://youtu.be/v3DOfAM_okk
B. Nurarif Huda Amin, 2015. Asuhan keperawatan berdasarkan diagnose
medis NANDA NIC NOC. Medications

Anda mungkin juga menyukai