Anda di halaman 1dari 17

Apa ltu Supply Chain Management?

Artikel lni Membuat


Paham Tentang Sistem Rantai Pasok
17 February 2017

Bagi perusahaan yang akan meningkatkan daya saing melalui penyesuaian produk, mutu
tinggi, pengurangan biaya, dan kecepatan distribusi maka harus memperhatikan rantai
pasokannya (supply chain). Supply chain adalah segala aktivitas yang terlibat dalam
proses trasformasi dan distribusi barang, mulai dari bahan baku paling awal dari alam
sampai produk jadi yang akhirnya sampai kepada konsumen akhir.

Maka dapat disimpulkan, suatu supply chain terdiri dari bumi/alam, perusahaan yang
mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau komponen, supplier
bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan, distributor, dan retailer yang
menjual barang tersebut ke konsumen akhir. Dalam supply chain terdapat beberapa
pemain utama yang merupakan perusahaan yang mempunyai kepentingan, yaitu meliputi
supplier, manufakur, distribusi, retail outlet, dan customer.

Peran Dalam Rantai Pasokan


1. Chain 1 (Supplier), jaringan bermula dari supplier, yang merupakan sumber yang
menyediakan bahan pertama. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan
mentah, bahan penolong, barang dagangan, suku cadang dan sebagainya.
2. Chain 1-2-3 (Supplier-Manufactures-Distribution), barang diteruskan ke manufaktur
dan
distributor: Barang yang sudah dihasilkan oleh manufaktur sudah mulai harus disalurkan
kepada pelanggan. Walaupun sudah tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang
kepada pelanngan yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh
oleh sebagian besar supply chain.

3. Chain 1-2-3-4 (Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet), di sini produk


diterima
oleh Outlet. Pedagangan besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat
juga menyewa dari pihak pengecer. Di sini ada kesempatan untuk memperoleh
penghematan dalam bentuk jumlah inventoris dan baiaya gudang dengan cara
melakukan desan kembali pola pengiriman barang baik dari gudang manufacture
maupun ke toko pengecer.

4. Chain 1-2-3-4-5 (Supplier-Manufactures-Distribution-Retail Outlet-Customer),


produk
diterima oleh customer. Caranya bisa dengan para pengecer atau retailer menawarkan
barang langsung kepada pelanggan atau pembeli atau pengguna barang langsung.

Cara Menghitung Persen


Ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain, yaitu pertama, aliran barang
dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah
produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir. Kedua,
aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Ketiga, adalah aliran
informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.

Nah, sedangkan manajeman rantai suplai atau yang juga disebut dengan supply chain
management adalah aplikasi terpadu yang memberikan dukungan Sistem informasi
kepada manajemen dalam hal pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan sekaligus
mengelola hubungan di antara mitra untuk menjaga tingkat kesedian produk dan jasa
yang dibutuhkan oleh perusahaan secara optimal. Sistem ini telah diterapkan oleh
beberapa perusahaan produksi di Indonesia.
Apa tujuan digunakannya sistem supply chain
management?
Tujuan utama yang ingin dicapai dari penerapan supply chain management ini ialah untuk
memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan oleh perusahaan yang meliputi
berbagai hal sebagai berikut.

- Penyerahan atau pengiriman produk tepat waktu demu memuaskan konsumen.

- Mengurangi biaya.

- Meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan).

- Mengurangi waktu.

- Memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi.

.Dewasa ini masih banyak yang beranggapan bahwa supply chain management hanya
menyangkut pada logistik arus barang (flow of goods), padahal jauh Iebih luas karena
selain logistik, rantai pasokan mencakup dan mengikutsertakan bebeiapa pihak terkait,
termasuk aktivitas pemberlian dan outcourcing, ditambah fungsi Iain yang panting bagi
hubungan antara pemasok dengan distributor.

Jadi dapat disimpulkan dari kedua definisi di atas, supply chain adalah jaringan fisiknya,
yaitu perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi
barang maupun yang memdistribusikannya ke pemakai. Sementara itu, manajemen rantai
pasokan adalah alat atau pendekatan pengelolaannya.

Proses Bisnis dalam Rantai Pasokan


Pengelolaan supply chain yang sukses membutuhkan sistem yang terintegrasi. masing-
masing unit didalam supply chain menjadi kesatuan, tidak berdiri sendiri-sendiri. kegiatan
operasi pada supply chain membutuhkan aliran informasi yang berkesinambungan unruk
menghasilkan produk yang balk pda saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan konsumen.
untuk itu dibutuhkanlah sistem manajemen rantai pasokan ini. Menurut James R. Stick dan
Douglas M. Lambert supply chain yang terintegrasi melalui proses-proses berikut ini.

Customer Relationship Management

Pengelolaan hubungan baik dengan konsumen, di mulai dengan mengidentifikasi siapa


konsumen yang dituju, apa kebutuhannya, seperti apa spesifikasi yang dikhendaki oleh
konsumen. Dengan demikian, dapat dilakukan evaluasi sejauh mana tingkat kepuasan
konsumen telah terpenuhi.

Customer Services Management

Berfungsi sebagai pusat informasi bagi konsumen, menyediakan informasi yang


dibutuhkan secara real time mengenai jadwal pengiriman, ketersediaan produk, harga,
dan Iain sebagainya. Selain itu, termasuk pula pelayanan puma jual yang dapat melayani
konsumen secara efisien.

Demand Management

adalah manajemen permintaan berfungsi untuk menyeimbangkan kebutuan konsumen


dengan kapasitas perusahaan yang menyediakan produk atau jasa yang dibutuhkan.
Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan point of sale dan data konsumen
untuk mengurangi ketidakpastian serta meningkatkan efisiensi aliran barang dalam rantai
pasok.
Jenis-jenis Persediaan
Jenis-jenis persediaan dalam suatu perusahaan menurut fungsinya dapat dibedakan atas:
1. Bath Stock/Lot Size Inventory adalah persediaan yang diadakan karena kita membeli atau
membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah
yang dibutuhkan pada saat itu.

Keuntungannya:
a. Potongan harga pada harga pembelian.
b. Efisiensi produksi.
c. Penghematan biaya angkutan.

2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi


permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

3. Anticipation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi


permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu
tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan yang meningkat.

Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolan yang berbeda,
sehingga dapat dilihat dari jenis dan posisi barang. Persediaan menurut jenis dan posisi
barang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:
1. Persediaan bahan mentah (raw material) yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti
besi, kayu, serta komponen-komponen lain yang dugunakan dalam proses produksi.
2. Persediaan bagian produk atau komponen-komponen rakitan (purchased
parts/components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen
yang diperoleh dari perusahan lain yang secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang
diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang
jadi.
4. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang
merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah
menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai
diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim kepada pelanggan.

Dalam Manajemen persediaan, barang-barang dapat dibagi menurut beberapa sudut


pandang/pendekatan, yang antara lain dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Menurut jenis
a. barang umum (general materials), barang jenis ini biasanya cukup banyak, pemakainnya
tidak tergantung dari peralatan, harganya relatif lebih kecil. Dan penentuan kebutuhannya
relatif gampang.
b. Suku cadang (spare parts), barang jenis ini macamnya sangat banyak, harganya biasanya
lebih mahal, pemakaiannya tergantung dari peralatan, dan penentuan kebutuhannya lebih
sulit.

2. Menurut harga
a. Barang berharga tinggi (high value items), barang ini biasanya berjumlah sekitar hanya
10% dari jumlah item persediaan, namun jumlah nilainya mewakili sekitar 70% dari seluruh
nilai persediaan, dan oleh sebab itu memerlukan tingkat pengawasan yang tinggi.
b. Barang berharga menengah (medium value items), barang ini biasanya berjumlah kira-kira
20% dari jumlah item persediaan, dan jumlah nilainya juga sekitar 20% dari jumlah nilai
persediaan, sehingga memerlukan tingkat pengawasan cukup saja.
c. Barang berharga rendah (low value items), berlawanan dengan barang berharga tinggi,
jenis barang ini biasanya berjumlah kira-kira 70% dari seluruh pos persediaan, namun nilai
harganya hanya mewakili 10% saja dari seluruh nilai barang persediaan, sehingga hanya
menerlukan tingkat pengawasan rendah.

3. Menurut frekuensi penggunaan.


a. Barang yang cepat pemakaiannya atau pergerakannya (fast moving items), barang ini
frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun lebih dari sekian bulan tertentu, misalnya lebih dari
4 bulan, sehingga barang jenis ini memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali
yang lebih sering.
b. Barang lambat pemakaian atau pergerakannya (slow moving items), barang yang frekuensi
penggunaannya dalam 1 tahun kurang dari sekian bulan tertentu, misalnya dibawah 4 bulan,
sehingga barang jenis ini memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang tidak
sering.

4. Menurut tujuan penggunaan


a. Barang pemeliharaan, perbaikan, dan operasi (MRO materials), barang ini sifatnya habis
pakai, digunakan untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan, atau reparasi dan operasi dan
kalau pada suatu saat persediaan habis, operasi masih dapat berjalan sementara.
b. Barang program (program materials), barang yang sifatnya juga habis pakai, jumlah
kebutuhannya sesuai dengan tingkat produksi/kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Dan
kalau pada suatu saat persediaan habis, kegiatan peusahaan akan langsung berhenti.

5. Menurut jenis anggaran.


a. Barang Operasi (operating materials), barang yang digunakan untuk keperluan operasi
biasa, yang dianggarkan dalam anggaran operasi, dan apabila digunakan sebagai biaya, dan
proses persetujuan anggarannya biasanya lebih cepat dan sederhana.
b. Barang investasi (capital materials), barang yang biasanya berbentuk peralatan dan
digunakan untuk penambahan, perluasan, dan pembangunan proyek, atau sebagai asset
perusahaan, dianggarkan dalam anggaran investasi, bukan dalam anggaran operasi, dan
dibukukan dalam akun aset perusahaan, sedangkan biayanya dihitung dengan metode
penyusutan sesuai dengan metode perhitungan yang telah ditentukan, dan proses persetujuan
anggarannya biasanya lebih sulit dan lama.

6. Menurut cara pembukuan perusahaan.


a. Barang persediaan (stock items), jenis barang yang setibanya barang tersebut dari proses
pembelian, dibukukan dalam akun “persediaan barang perusahaan” dan barangnya sendiri
disimpan digudang persediaan. Setelah barang tersebut digunakan oleh suatu bagian, baru
dibebankan pada akun bagian yang bersangkutan. Penggunaan barang ini berulang-ulang,
sehingga memang perlu disediakan digudang.
b. Barang dibebankan langsung (direct charged materials), jenis barang yang setelah dibeli
langsung dikirimkan dan dibebankan kebagian yang akan menggunakan. Barang jenis ini
memang biasanya tidak disediakan dalam persediaan, karena jarang sekali digunakan.
7. Menurut hubungannya dengan produksi
a. Barang Langsung (direct materials), jenis barang yang langsung digunakan dalam
produksi, yang akan menjadi bagian dari produk akhir. Jadi bahan mentah, bahan penolong,
barang setengah jadi, dan barang komoditas (barang jadi) termasuk dalam kategori ini.
b. Barang tidak langsung ( indirect materials), jenis barang yang tidak ada huungannya
dengan proses produksi, namun diperlukan untuk memelihara mesin dan fasilitas yang
digunakan dalam proses produksi. Yang termasuk dalam kategori ini adalah barang suku
cadang, barang umum dan barang proyek.
Untuk dapat mengetahui besarnya persediaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Besarnya persediaan pengaman ( safety stock)
Menurut Freddy Rangkuti “persediaan pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan
untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan/barang (stock
out)”.
Ada beberapa factor yang menentukan besarnya persediaan pengaman, yaitu:
a. Penggunaan bahan baku rata-rata. Hal ini perlu diperhatikan karena ketika kita
mengadakan pemesanan pengganti maka pemenuhan permintaan dari langganan sebelum
barang yang dipesan datang harus dapat dipenuhi dari stock yang ada atau yang disimpan.
b. Faktor waktu. Lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan yang
dipesan sampai pada bahan diterima digudang pesediaan.
c. biaya-biaya yang digunakan

2. Economic Order Quantity (EOQ)


Jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali pesan dengan biaya yang paling rendah.
Menurut Bambang Riyanto “ EOQ adalah jumalh kuantitas barang yang dapat diperoleh
dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal ”.
Dalam menentukan besarnya jumlah pembelian yang optimal ini kita hanya memperhatikan
biaya variable dari penyediaan persediaan tersebut.

3. Reorder Point
Suatu titik dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus
dilakukan kembali, sehubungan dengan adanya leadtime dan safety stock.
Home › Manajemen

Pengertian, Fungsi dan Jenis-jenis Persediaan (Inventory)


By Muchlisin Riadi Sabtu, 24 Februari 2018 Add Comment

Kejutan positif!100% puas, saya berhasil menurunkan 18kg...

Pengertian Persediaan (Inventory) 

Persediaan (Inventory)

Persediaan atau inventory adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu. Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki
persediaan. Keberadaannya tidak saja dianggap sebagai beban (liability) karena merupakan
pemborosan (waste), tetapi sekaligus juga dapat dianggap sebagai kekayaan (asset) yang dapat
segera dicairkan dalam bentuk uang tunai (cash).

Sistem pengelolaan persediaan merupakan serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan


tingkat persediaan yang harus dijaga. Apabila jumlah persediaan terlalu besar (overstock)
mengakibatkan timbulnya dana menganggur yang besar, juga menimbulkan resiko kerusakan barang
yang lebih besar dan biaya penyimpanan yang tinggi. Namun jika persediaan terlalu sedikit
mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan (stockout) karena seringkali barang tidak
dapat didatangkan secara mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang menyebabkan terhentinya
proses produksi, tertundanya penjualan, bahkan hilangnya pelanggan.

Berikut ini beberapa pengertian persediaan (inventory) dari beberapa sumber buku:

Baca Juga
 Overall Equipment Effectiveness (OEE)
 Pengertian, Jenis dan Tujuan Alih Daya (Outsourcing)
 Pengertian, Jenis dan Manajemen Bencana

 Menurut Herjanto (2007), persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan
digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses
produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan
atau mesin. 
 Menurut Warren (2005), persediaan adalah barang dagang yang dapat disimpan untuk
kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan dan dapat digunakan dalam proses
produksi atau dapat digunakan untuk tujuan tertentu. 
 Menurut Alexandri (2009), persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang
milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun
persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi.
 Menurut Ristono (2009), persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk digunakan
atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. 
 Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008), persediaan merupakan idle resources atau
sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut. 
 Menurut Kieso dkk (2008), persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi
dalam membuat barang yang akan dijual.

Fungsi dan Tujuan Persediaan 


Menurut Render dan Heizer (2005), terdapat empat fungsi persediaan, yaitu sebagai berikut:

1. Mendecouple atau memisahkan beragam bagian proses produksi. Sebagai contoh, jika
pasokan sebuah perusahaan berfluktuasi, maka mungkin diperlukan persediaan tambahan
untuk mendecouple proses produksi dari para pemasok.
2. Mendecouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan barang-
barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan. Persediaan semacam ini umumnya
terjadi pada pedagang eceran. 
3. Mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab pembelian dalam jumlah lebih besar dapat
mengurangi biaya produksi atau pengiriman barang. 
4. Menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.

Persediaan mempunyai peran besar dalam rangka mempermudah atau memperlancar operasi
perusahaan. Adapun tujuan pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut:

1. Menghilangkan risiko keterlambatan barang tiba.


2. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan.
3. Menjaga keberlangsungan produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami
kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi.
4. Memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada konsumen dengan tersedianya barang
yang diperlukan.
Jenis-Jenis Persediaan 
Menurut Render dan Heizer (2005), berdasarkan proses manufakturnya persediaan dibagi menjadi
empat jenis, yaitu:

1. Persediaan bahan baku (raw material inventory). Adalah persediaan yang dibeli tetapi tidak
diproses. Persediaan ini dapat digunakan untuk mendecouple (memisahkan) para pemasok
dari proses produksi.
2. Persediaan barang setengah jadi (working in process inventory). Adalah bahan baku atau
komponen yang sudah mengalami beberapa perubahan tetapi belum selesai. Adanya work
in process disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk (disebut
siklus waktu). Mengurangi siklus waktu berarti mengurangi persediaan.
3. Persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi (maintenance, repair, operating, MRO).
Pemeliharaan, perbaikan, operasi digunakan untuk menjaga agar permesinan dan proses
produksi tetap produktif. MRO tetap ada karena kebutuhan dan waktu pemeliharaan dan
perbaikan beberapa peralatan tidak diketahui.
4. Persediaan barang jadi (finished goods inventory). Adalah produk yang sudah selesai dan
menunggu pengiriman. Barang jadi bisa saja disimpan karena permintaan pelanggan dimasa
depan tidak diketahui.

Sedangkan menurut Ristono (2009), berdasarkan tujuannya persediaan dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu sebagai berikut:

1. Persediaan pengaman (safety stock). Persediaan pengaman adalah persediaan yag


dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila
persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, maka akan
terjadi kekurangan persediaan (stockout). 
2. Persediaan antisipasi. Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock merupakan
persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat
diperkirakan sebelumnya. 
3. Persediaan dalam pengiriman (transit stock). Persediaan dalam pengiriman disebut work-in
process stock adalah persediaan yang masih dalam pengiriman. Persediaan ini dibagi
menjadi dua kategori, yaitu: 1) Eksternal transit stock adalah persediaan yang masih berada
dalam transportasi. 2) Internal transit stock adalah persediaan yang masih menunggu untuk
diproses atau menunggu sebelum dipindahkan
Waspadai Keempat Tantangan yang Bisa Terjadi pada
Bisnis Tour and Travel Online

Tidak selamanya menjalankan bisnis tour and travel akan mulus tanpa masalah. Apapun
bidang bisnis yang digeluti, pastilah akan ada masalah yang muncul. Menghadapi masalah
yang muncul dalam bisnis harus dihadapi secara bijak. Sikap bijaksana tersebut adalah
mengubah pola pikir masalah bisnis dinilai sebagai “tantangan” bisnis yang harus siap
dihadapi dan dicarikan jalan keluarnya.

Bukan menjadikan masalah bisnis sebagai penggangu dan membuat Anda menyerah. Dengan
mengetahui kelima tantangan yang bisa saja terjadi dalam bisnis seperti tour and travel tiket
pesawat online, diharapkan setiap pelaku bisnis tersebut dapat lebih siap untuk menjalani
bisnisnya. Terlebih jika Anda juga sudah mempersiapkan solusi jika sewaktu-waktu salah
satu dari keempat tantangan di bawah ini dialami.

 Konsumen Ingin Memperoleh Informasi Sejelas-jelasnya dari Bisnis Tour and


Travel Anda

Konsumen sebagai pembeli merupakan raja. Anda sebagai pelaku bisnis yang melayani
konsumen tidak dapat membeda-bedakan mereka. Mau konsumen Anda sabar, tidak banyak
tanya, maupun “bawel”, kuncinya adalah satu, layani dengan sebaik-baiknya. Termasuk
ketika ada konsumen yang ingin sekali memperoleh informasi sejelas-jelasnya dari pihak
agen penjualan tour and travel tiket pesawat Anda. Menjadi tantangan tersendiri jika selama
ini website biro tour and travel Anda belum lengkap dalam menjelaskan informasi kepada
para konsumen. Seperti daftar harga tiket pesawat.

Meskipun mungkin Anda merasa informasi yang ada sudah cukup menjelaskan mengenai
pelayanan biro tour and travel. Namun, tidak demikian konsumen menerimanya. Terkadang,
ada saja konsumen yang ingin mengetahui secara jelas fasilitas apa saja yang akan diterima
ketika terbang dengan membeli tiket pesawat garuda. Ada pula konsumen yang ingin
mengetahui secara jelas fasilitas apa saja yang akan mereka terima ketika menginap di hotel
bintang empat yang ditawarkan satu paket dengan tiket pesawat promo. Sebagai solusi
mudah, maka lebih baik ketika membuat informasi mengenai apapun di website biro tour and
travel, sajikan sejelas mungkin agar konsumen dapat lebih mantap mempercayakan
pelayanan dari bisnis Anda.
 Tidak Adanya Fitur Pencarian yang Mumpuni di Website Bisnis Tour and
Travel

Apa jadinya jika di sebuah website biro tour and travel tidak dilengkapi fitur pencarian yang
mumpuni. Jika itu termasuk masalah yang Anda alami, maka tantangannya, Anda harus
menyematkan software yang mendukung fitur pencarian bekerja secara mumpuni ketika
digunakan oleh konsumen. Sebuah bisnis tour and travel yang dijalankan secara online,
haruslah memiliki fitur pencarian dalam websitenya. Fitur tersebut akan membantu setiap
konsumen memperoleh kepastian mengenai harga tiket pesawat yang hendak dicari.
Memperoleh kepastian mengenai harga kamar hotel yang hendak dipesan. Memperoleh
kepastian mengenai harga total yang harus dibayarkan ketika konsumen hendak memilih
tanggal pergi dan pulang sekaligus untuk tiket pesawat sriwijaya.

 Bisnis Tour and Travel Kurang Update terhadap Sistem Reservasi

Apakah Anda masih sering menerima keluhan konsumen yang kesulitan setiap kali
melakukan pemesanan tiket pesawat? Jika iya, dapat dipastikan website biro tour and travel
tersebut kurang update sistem reservasi di dalamnya. Sehingga setiap kali ada konsumen
yang hendak membeli tiket pesawat citilink atau dari maskapai penerbangan lain, selalu
mengalami kendala. Tantangan tersebut solusinya adalah dengan rajin untuk update sistem
reservasi tiket pesawat untuk website biro tour and travel Anda.

 Bisnis Tour and Travel Memiliki Konektivitas Internet Tidak Stabil

Bisnis biro tour and travel yang Anda jalankan dengan sistem online pastilah terhubung
dengan konektivitas internet. Konektivitas internet tidak selalu berjalan dengan stabil.
Sewaktu-watu ada kalanya akan terputus tepat saat melayani sistem pemesanan tiket pesawat
online. Tidak perlu panik, solusi yang perlu Anda lakukan jauh-jauh hari adalah dengan
mengandalkan dua layanan konektivitas internet. Lebih baik lagi jika Anda memilih jasa
penyedia layanan konektivitas internet yang cepat dan terpercaya.
Keempat tantangan di atas umum terjadi pada setiap bisnis tour and travel. Namun, bukan
berarti Anda harus pasrah saja menerima tantangan-tantangan tersebut datang. Bijaklah untuk
menyiapkan solusi jauh-jauh hari. Biro tour and travel tiket pesawat Anda pun dapat terus
berjalan dan bersaing sehat, meskipun tantangan datang di waktu yang terduga. Karena Anda
sudah mengetahui solusi apa yang harus dilakukan.
Suara.com - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengeluhkan sejumlah
kendala dalam memaksimalkan bisnis layanan jasa perjalanan wisata. Sejumlah kendala
tersebut memerlukan terobosan dari pemerintah.

"Salah satunya adalah bisnis  online travel yang berkembang dalam satu tahun terakhir
menghantam agen-agen perjalanan wisata yang tergabung menjadi anggota
kami.  Kebanyakan mereka tidak berbadan hukum dan tak terdaftar di Asita. Ini sangat
merugikan kami sehingga kami minta pemerintah betul-betul menegakkan aturan,"
kata  Ketua Umum Asita Asnawi Bahar saat dihubungi Suara.com, Kamis (21/1/2016).

Kendala lain adalah tak adanya bantuan fasilitasi dari pemerintah untuk mengikuti kegiatan
promosi destinasi pariwisata di berbagai daerah maupun di luar negeri. "Padahal ini
membutuhkan biaya besar. Sementara tidak semua anggota kami memiliki kemampuan
finansial yang kuat," ujar Asnawi.

Asita Akui Promosi Pariwisata Pemerintah Saat Ini Lebih Gencar

Ada juga kendala eksternal yang mengganjal bagi Asita. Di banyak tempat wisata di berbagai
daerah, kondisi infrastruktur untuk menuju destinasi wisata tersebut sangat buruk. "Tentu ini
mempersulit penyediaan jasa layanan perjalanan wisata bagi turis. Sehingga perlu keseriusan
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk membenahi persoalan ini," tutup Asnawi.

Sebelumnya pemerintah menetapkan 10 destinasi wisata yang akan diprioritaskan


pembangunan dan pengembangannya tahun ini. Pemerintah membutuhkan investasi senilai
lebih dari USD20 miliar untuk pengembangan 10 destinasi wisata prioritas pada 2016.  

Destinasi tersebut adalah Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tengara Barat/NTB),
Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur/ NTT), Bromo-Tengger- Semeru (Jawa Timur),
Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara),
Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung).

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) terkini, jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara (wisman) ke Indonesia pada November 2015 mencapai 777,5 ribu kunjungan
atau naik 1,70 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman November 2014 yang tercatat
sebanyak 764,5 ribu kunjungan. Sementara itu, jika dibandingkan dengan Oktober 2015,
jumlah kunjungan wisman November 2015 turun sebesar 5,85 persen.

Secara kumulatif  dari periode Januari–November 2015, jumlah kunjungan wisman mencapai
8,80 juta kunjungan. Jumla ini mengalami kenaikan 3,23 persen dibanding kunjungan
wisman pada periode Januari-November 2014 yang berjumlah 8,52 juta kunjungan.
Menjalankan sebuah bisnis memang memerlukan perjuangan dan kerja keras, serta memiliki
tantangan dan hambatan tersendiri. Peluang bisnis travel agen saat ini memang menjanjikan
dan banyak di pilih oleh orang sebagai usaha yang memberikan keuntungan tersendiri.
Namun bukan hanya keuntungan yang didapatkan, tapi anda juga akan mendapatkan harga
khusus jika anda ingin bepergian dengan menggunakan pesawat. Sarana jasa penerbangan
domestik hingga mancanegara akan selalu diperlukan sepanjang waktu. Perjalanan lintas
pulau bahkan lintas negara akan lebih cepat di tempuh dan menghemat waktu jika
menggunakan pesawat.

Karena itu maskapai penerbangan tidak pernah surut jumlah penumpangnya, bahkan
bertambah. Untuk memulai bisnis travel agen online terdapat beberapa tantangan yang harus
dihadapi. Bisnis adalah bisnis, jika anda bersikap terlalu idealis dalam menjalankannya, maka
usaha anda tidak dapat berkembang lebih maksimal. Sebagai awal dalam membuka bisnis
travel online anda, sebaiknya perhatikan tantangan-tantangan berikut ini:

1. Banyak kompetitor

Travel agen yang anda miliki adalah bukan satu-satunya travel agen yang ada di dunia maya.
Ada banyak travel agen yang juga menawarkan produk yang sama, tantangan anda adalah
bagaimana anda membangun kepercayaan dari konsumen anda dan memiliki ciri khas
tersendiri.

2. Komitmen dalam berbisnis

Memulai usaha memang mudah, namun sanggupkah anda melakukan komitmen dalam waktu
yang cukup lama? Mengembangkan bisnis travel agen anda agar sukses dalam persaingan
pasar yang membutuhkan waktu sampai berbulan-bulan bahkan sampai beberapa tahun ke
depan? Di sini anda ditantang untuk mempunyai kesabaran lebih.

3. Buruknya konektivitas jaringan internet

Sebagai salah satu jenis usaha yang bergantung pada jaringan internet, buruknya konektivitas
merupakan salah satu tantangan dalam menjalankan bisnis travel agen online ini. Untuk
mengatasi hal tersebut, usahakan anda mempunyai dua penyedia layanan jaringan internet.
Jika salah satu layanan internet mengalami hambatan, anda bisa menggunakan layanan
internet lainnya.

4. Fitur pencari yang buruk

Di dunia bisnis travel agen online, website atau blog menjadi andalan bagi para travel agen
untuk berinteraksi dengan konsumen selain sosial media. Sayangnya tidak sedikit fitur yang
mengalami permasalahan dalam proses pencarian. Selalu perhatikan fitur kinerja website
anda tersebut agar berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan hambatan saat digunakan
oleh konsumen anda.

5. Perbedaan kebijakan pembatalan

Kebijakan pembatalan booking tiket pesawat pada akhirnya merenggut sebagian uang
konsumen. Usahakan untuk bekerja sama dengan pihak maskapai penerbangan untuk
memberikan kelonggaran dalam kebijakan pembatalan. Karena saat ini maskapai
penerbangan bersaing cukup ketat.

6. Melakukan marketing produk

Di sini anda dituntut untuk lebih kreatif dalam pemasaran jasa travel agen yang anda
tawarkan, bekerja keras sangat diperlukan dalam hal ini.

Dengan memahami satu per-satu tantangan di atas, anda akan menemukan solusi untuk
mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan dapat meraih kesuksesan dalam bisnis travel
agen online.
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengguna jasa online travel agent (OTA) atau biro perjalanan wisata online
di Indonesia meningkat. Walau isu utama yang menjadi tantangan OTA adalah masalah kepercayaan
dan keamanan. "Isu kepercayaan memang menjadi hal utama bagi pasar Indonesia. Online travel
agent harus memiliki call center," kata CEO & Founder, Travelmob, Turochas Fuad di Jakarta, Rabu
(23/4/2014). Situs pemesanan akomodasi dari TravelMob.com sendiri dilengkapi call center. Hal
sama juga dirasakan oleh Ezytravel.co.id "Sudah makin banyak transaksi melalui online. Tapi
biasanya pelanggan lalu tetap perlu menelepon hanya untuk memastikan apa kami benar-benar ada,
juga bertanya soal pembayaran," kata Founder Ezytravel.co.id, Eric Tjetjep. Ia menuturkan dibanding
tahun lalu, ada peningkatan sebesar 50 persen untuk pemesanan secara online. Selain itu, lanjutnya,
pembayaran melalui kartu kredit meningkat sebesar 60 persen di tahun 2013 dibanding tahun
sebelumnya. Walau ia mengakui transaksi dengan kartu kredit masih di bawah 50 persen. Eric
mengaku call center tetap diperlukan karena yang dijual adalah jasa pariwisata. Ia merasa perlu
adanya interaksi dengan pelanggan dalam pemesanan perjalanan wisata. "Melalui telepon, kami bisa
berikan saran berbagai alternatif. Misalnya destinasi alternatif sesuai budget atau maskapai yang
sesuai," ungkap Eric. Sementara itu, CEO & Founder Nusatrip.com Hans Ebenhahn juga merasa call
center tetap diperlukan untuk pasar Indonesia. Tentu, pembelian tidak dilakukan melalui call center.
"Call center ini sekadar untuk mendapatkan informasi saja," kata Hans. Hans menambahkan masih
sangat susah mendapatkan transaksi melalui mobile via smartphone. Hal ini memang terjadi tidak
hanya di Indonesia, namun juga di negara-negara lain.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kepercayaan dan Keamanan, Tantangan
"Online Travel Agent"",
https://travel.kompas.com/read/2014/04/24/0911112/Kepercayaan.dan.Keamanan.Tantangan.Onli
ne.Travel.Agent..
Penulis : Ni Luh Made Pertiwi F

Anda mungkin juga menyukai