Anda di halaman 1dari 3

KESIMPULAN MAKALAH KELOMPOK 10

Hari/Tanggal : Sabtu/ 06 Juni 2020

Mata Kuliah : Bimbingan Konseling

Judul Materi :Konseling Traumatic

Pemateri : Liza Warni dan yusni pasaribu

Moderator : Yusni Pasaribu

Pertanyaan:

Dari Vini Nur Zikra : “ Dimana kita bisa mendapatkan bimbingan konseling traumatik ?
Apakah konselor bisa berperan ganda dalam hal ini ?

Jawaban:

Dari liza warni:“ Dalam Konseling traumatic ini, sebenarnya setiap konselor bisa
melakukannya, dimana konselor lebih mekankan bimbingan terhadap masalah psikologis yang
dialami klien dengan berupa lebih banyak member motivasi, dukungan dan mengarahkan klien
untuk bangkit dari masalahnya menuju cara berfikir yang lebih realistic supaya ia mampu
mengelola emosinya dengan benar.”

TANGGAPAN:

1. Ahmad: Konseling traumatic juga bisa dilakukan oleh seorang konselor/rohis terhadap
pasiennya seperti yang ada ditemui dirumah sakit islam.

2. Termizi : Sebagai salah satu contoh adalah konseling traumatic yang di lakukan terhadap para
korban bencana alam seperti korban gempa bumi.

3. Liza warni : Betul sekali, kebanyakan penyebab terjadinya masalah trauma ini diantarannya,
kejadian alamiah seperti bencana alam, pengalaman kehidupan social, atau pengalaman
langsung yang mendadak. Sehingga hal-hal tersebut dapat menjadi trauma bagi individu yang
mengalaminya. Dan itulah kenapa bimbingan konseling traumatic ini sangat diperlukan untuk
menenangkan kembali goncangan psikis yang dialami individu tersebut.

KESIMPULAN MAKALAH

A. Konseling Traumatik

Konseling merupakan bantuan yg bersifat terapeutis yg diarahkan untuk mengubah


sikap dan perilaku konseling, dilaksanakan face to face antara konseling dan konselor,
melalui teknik wawancara dengan konseling sehingga dapat terentaskan permasalahan yang
dialaminya.
Pengalaman traumatis merupakan pengalaman menyakitkan yang membuat
seseorang tidak bahagia dalam hidupnya. Orang yang mengalami trauma cenderung
melakukan penghindaran, cemas yang tinggi, depresi, selalu teringat kejadian yang
menyakitkan, rasa waspada yang berlebihan dan mati rasa emosi. Pengalaman traumatis
terjadi ketika seseorang mengalami atau menyaksikan suatu ancaman yang mengancam
dirinya dan meresponnya dengan rasa takut dan rasa tidak berdaya.

Konseling traumatik merupakan kebutuhan mendesak untuk membantu para


korban mengatasi beban psikologis yang dideritanya. Konseling traumatik dapat membantu
para korban menata kestabilan emosinya sehingga mereka bisa menerima kenyataan hidup
sebagaimana adanya meskipun dalam kondisi yang sulit. Konseling traumatik juga sangat
bermanfaat untuk membantu para korban untuk lebih mampu mengelola emosinya secara
benar dan berpikir realistic.

Dalam kajian psikologi dikenal beberapa jenis trauma sesuai dengan penyebab dan
sifat terjadinya trauma, yaitu trauma psikologis, trauma neurosis, trauma psikosis, dan
trauma diseases.

B. Konsep Dasar Konseling Traumatik


1. Fokus : Konseling traumatik lebih menitikberatkan pada pada satu masalah, yaitu gejala
trauma yang ada pada diri klien.
2. Aktifitas: Konseling traumatik lebih banyak melibatkan banyak orang dalam membantu
klien dan lebih banyak aktif adalah konselor.konselor berusaha untuk mengarahkan,
mensugesti, memberi saran, mencari dukungan dari keluarga dan teman klien,
menghubungai orang yang lebih ahli untuk referal, menghubungkan klien dengan ahli
lain untuk referal, melibatkan orang atau agen lain yang kompeten secara legal untuk
membantu klien, dan mengusulkan berbagai perubahan lingkungan untuk kesembuhan
klien
3. Tujuan: Dilihat dari tujua, konseling traumatik lebih menekankan pada pulihnya kembali
klien pada keadaan sebelum trauma dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungan yang baru.

C. Keterampilan Dalam Konseling Traumatik


1. Pandangan yang realistik: Konselor hendaknya memiliki pandangan yang realistik
terhadap peran mereka dalam membantu orang yang mengalami trauma. Keterampilan
ini beguna bagi konselor untuk memahami kelemahannya dan kelebihannya dalam
membantu orang yang mengalami trauma.
2. Orientasi yang holistik: Konselor konseling traumatik dalam bekerjanya harus holistik.
Kondisi trauma pada diri klien bukan harus dihadapi secara berlebihan atau sebaliknya.
Dalam konseling traumatik konselor harus menerima berbagai bantuan dari berbagai
pihak demi kesembuhan klien
3. Fleksibilitas Konseling: Traumatic memerlukan fleksibelitas. Karena keterbatasan-
keterbatasan yang ada, konseling traumatik mungkin lebih fleksibel dalam
pelaksanaannya.
4. Keseimbangan antara empati dan ketegasan; Konseling traumatik membutuhkan
keseimbangan yang kuat antara empati dan ketegasan. Konselor harus mampu melihat
kapan dia harus empati dan kapan dia harus tegas dalam mengarahkan klien untuk
kesembuhan klien.

Anda mungkin juga menyukai