Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

Oleh :

YOPI KARTIKA RINI

17613086

DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : YOPI KARTIKARINI

Judul : LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

Telah disetujui dalam rangka mengikuti Praktik Klinik Keperawatan III


Mahasiswa DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehtan Univesitas Muhammadiyah
Ponorogo

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

(…………………………………….) (…………………………………….)

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Konsep Dasar
A. Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang
lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja), dengan tinja
berbentuk cair atau setengan padat, dapat disertai frekuensi yang
meningkat (Markum, 2010). Menurut WHO (2014), diare adalah buang air
besar encer lebih dari 3 x sehari dan diare terbagi 2 berdasarkan mula dan
lamanya , yaitu diare akut dan kronis.
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume,
keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih
dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Alimul H, 2006).
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feces encer, dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja
(Potter & Perry, 2006)
Diare adalah kondisi yang didefinisikan oleh peningkatan
frekwensi defekasi (lebih dari 3kali sehari), peningkatan jumlah feses
(lebih dari 200g per hari) dan perubahan konsistensi (cair)
(Brunner&Suddart, 2014).
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar
dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu
hari.Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6 golongan
besar yaitu infeksi disebabkan oleh bakteri, virus atau invasi parasit,
malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainya
(DEPKES RI, 2011).

B. Klasifikasi
Penyakit diare secara umum dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Diare akut : Diare akut adalah diare yang terjadinya mendadak dan
berlangsung kurang dari 2 minggu. Gejalanya antara lain: tinja cair,
biasanya mendadak, disertai lemah dan kadang-kadang demam atau
muntah. Biasanya berhenti atau berakhir dalam beberapa jam sampai
beberapa hari. Diare akut dapat terjadi akibat infeksi virus, infeksi
bakteri, akibat makanan.
2. Diare kronis : Diare kronis adalah diare yang melebihi jangka waktu 15
hari sejak awal diare. Berdasarkan ada tidaknya infeksi, diare dibagi
menjadi 2 yaitu diare spesifik dan diare non spesifik. Diare spesifik
adalah diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit.
Diare non spesifik adalah diare yang disebabkan oleh makanan (Wijaya,
2010). Diare kronik atau diare berulang adalah suatu keadaan
bertambahnya kekerapan dan keenceran tinja yang berlangsung
berminggu-minggu atau berbulan-bulan baik secara terus menerus atau
berulang, dapat berupa gejala fungsional atau akibat suatu penyakit
berat. Tanda-tanda diare kronik seperti: demam, berat badan menurun,
malnutrisi, anemia, dan meningginya laju endap darah. Demam disertai
defense otot perut menunjukan adanya proses radang pada perut. Diare
kronik seperti yang dialami seseorang yang menderita penyakit crohn
yang mula-mula dapat berjalan seperti serangan akut dan sembuh
sendiri. Sebaliknya suatu serangan akut seperti diare karena infeksi
dapat menjadi berkepanjangan. Keluhan penderita sendiri dapat
diarahkan untuk memebedakan antara diare akut dengan diare kronik
Klasifikasi Diare Diare tanpa Diare dehidrasi Diare dehidrasi
Berdasarkan dehidrasi Ringan/ Sedang Berat
tabel Derajat
Dehidrasi
Gejala/ derajat
dehidrasi
Bila terdapat dua tanda atau lebih Bila terdapat dua Bila terdapat dua
tanda atau lebih tanda atau lebih
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lusu, Lunglai/ tidak
sadar
Mata Tidak Cekung Cekung Cekung
Keinginan untuk Normal, tidak ada Ingin minum Malas minum
Minum rasa haus terus, ada rasa
haus
Turgor Segera kembali Kembali lambat Kembali sangat
lambat
(DEPKES RI, 2011).
C. Etiologi
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6 golongan besar
yaitu infeksi (disebakan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit),
malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainya
(DEPKES RI, 2011). Penyebab diare sebagian besar adalah bakteri dan
parasit, disamping sebab lain seperti racun, alergi dan dispepsi (Djamhuri,
1994).
Etilogi diare menurut Brunner&Suddart (2014):
1)Faktor infeksi : Bakteri (Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2)Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada
anak-anak).
3)Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.
4)Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran dimasak kutang matang.
5)Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
6)Medikasi tertentu, formula untuk pemberian makanan melalui selang,
gangguang metabolisme dan endokrin, deficit sfingter anal, sindrom
Zollinger-Ellison, ileus paralitik, AIDS, dan obstruksi usus.
D. Tanda dan gejala
Tanda dan Gelaja diare menurut Brunner&Suddart (2014):
a. Peningkatan frekwensi defekasi dan kandungan cairan dalam feses
b. Kram abdomen, distensi, gemuruh di usus (borborigmus), anoreksia dan
rasa haus, kontraksi anus dan nyeri serta mengejan yang tidak efektif
(tenemus) setiap kali defekasi.
c. Feses cair, yang mengindikasikan penyakit pada usus kecil
d. Feses semi padat, lunak yang disebakan oleh gangguan pada usus besar
e. Terdapat lender, darah, dan nanah dalam feses, yang menunjukan kolitis
atau inflamasi
f. Cipratan minyak pada cairan toilet, yang merupakan diagnosis
insufisiensi pancreas dan diare nokturnal, yang merupakan manifestasi
neuropatik diabetik.
Gejala dan atau penyebab Diare akut dan kronis (Stein, 2001).
Diare Akut :
No Gejala Penyebab
1. Diare tidak berdarah, Infeksi (enteropatigenic dan
gejala penyakit sistemik enterotoksigenic E.coli,
cryptosporidium, giardia, virus).
2. Diare berdarah, gejala Infeksi (shigella, campylobacter,
penyakit sitemik enteroinvasif dan enterohemoragik,
E.coli, salmonella, yersinia,
E.histolistica), penyakit radang
usus besar, colitis iskemik, colitis
dan
pseudomembranosa.
3. Diare berdarah, tanpa Infeksi prokitis ulseratif, prokitis
gejala sistemik. radiasi, dan karsinoma
rektosigmamoid.
4. Diare tidak berdarah, Infeksi atau keracunan makanan
tanda gejala sistemik (seperti disebutkan sebelumnya),
sindrom usus besar yang mudah
teriritasi, impaksi fektal, obat-
obatan (antasida, antibiotika,
NSAID, kolsisin, kuinidin,
digitalis, metildopa, hidratazin,
laktosa).

Diare Kronis
No Gejala Penyebab
1. Diare tidak berdarah Sindrom iritasi usus besar,
intoleransi laktosa, obat-obatan
(antasida, antibiotika, NSAID,
kolsisin, kuinidin, digitalis,
metildopa, Hidratazin, laktosa),
giardiasis, penyalahgunaan laktasif,
impaksi fekal.
2. Diarea inflamatorik atau Kolitis ulseratif, penyakit crohn,
berdarah penyakit diverticular, kolera,
pankreatik, sindrom zollinger-
alison, karsinoma medulla
karsinoid, alkohol, penyalahgunaan
laktasif, idiopatik.
3. Diare osmotic Intoleransi laktosa, magnesium
sulfat, fosfat, manitol, sorbitol,
defisien sidisakaridase, malabsorbsi
glukosa-galaktosa herediter atau
malabsorbsi fruktosa herediter.
4. Diare yang berhubungan Diabetes, tirotoksinosis, penyakit
dengan penyakit sistemik addison, AIDS, defisiensi niasin dan
seng, leukemia, pseudo obstruktif.

Diare dengan gejala nonspesifik yang merupakan manifestasi umum


gangguan GI, termaksut penyakit inflamasi perut, sindrom iritasi perut,
keganasan saluran cerna, sindrom berbagai macam malabsorbsi, dan
infeksi intestinal akut atau subakut dan gangguan-gangguanya. Diare
dapat juga merupakan efek samping yang tidak dikehendaki pada
banyak obat. Obat yang menyebabkan diare : Akarbosa dan metformin,
Alkohol, Antibiotik seperti: (klindamisin, eritromin, rifampisin, dan
seforoksim), kolkisin, senyawa-senyawa sitotoksik, Antasida yang
mengandung magnesium,OAINS (Wiffen et al, 2014).
Berdasarkan banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh,
diare dapat dibagi menjadi :
1. Diare tanpa dehidrasi : Pada tingkat diare ini penderita tidak
mengalami dehidrasi karena frekuensi diare masih dalam batas
toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.
2. Diare dengan dehidrasi ringan (3%-5%) : Pada tingkat diare ini
penderita mengalami diare 3 kali atau lebih, kadang-kadang muntah,
terasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu makan menurun,
aktifitas sudah mulai menurun, tekanan nadi masih normal atau
takikardia yang minimum dan pemeriksaan fisik dalam batas
normal.
3. Diare dengan dehidrasi sedang (5%-10%) : Pada keadaan ini,
penderita akan mengalami takikardi, kencing yang kurang atau
langsung tidak ada, irritabilitas atau lesu, mata dan ubun-ubun besar
menjadi cekung, turgor kulit berkurang, selaput lendir bibir dan
mulut serta kulit tampak kering, air mata berkurang dan masa
pengisian kapiler memanjang (≥ 2 detik) dengan kulit yang dingin
yang dingin dan pucat.
4. Diare dengan dehidrasi berat (10%-15%) : Pada keadaan ini,
penderita sudah banyak kehilangan cairan dari tubuh dan biasanya
pada keadaan ini penderita mengalami takikardi dengan 16 pulsasi
yang melemah, hipotensi dan tekanan nadi yang menyebar, tidak
ada penghasilan urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat
cekung, tidak ada produksi air mata, tidak mampu minum dan
keadaannya mulai apatis, kesadarannya menurun dan juga masa
pengisian kapiler sangat memanjang (≥ 3 detik) dengan kulit yang
dingin dan pucat (Kliegman et al, 2006).

E. Pathway

infeksi malabsorbsi in
malabsorbsi makanan

Kuman masuk dan Tekanan osmotik Toksin tidak


berkembang meningkat dapat diabsorbsi
dalam usus

Pergeseran air
Toksin dalam
dan elektrolit
dinding usus
kerongga usus
halus
hiperperistaltik

Sumber : Price S A (2005)

F. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium :
- feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
- Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
- AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2
meningkat, HCO3 menurun )
- Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
b. Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni
G. Penatalaksanaan
Prinsip tatalaksana diare pada balita adalah dengan rehidrasi tetapi
bukan satu-satunya terapi melainkan untuk membantu memperbaiki
kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/ menghentikan diare dan
mencegah anak dari kekurangan gizi akibat diare dan menjadi cara untuk
mengobati diare. Prinsip tatalaksana diare di Indonesia telah ditetapkan
oleh Kementerian Kesehatan yaitu Lima Langkah Tuntaskan Diare (Lintas
Diare) yaitu: rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah, pemberian
Zinc selama 10 hari berturut-turut, teruskan pemberian ASI dan makanan,
antibiotik selektif, nasihat kepada orangtua/pengasuh (KEMENKES RI,
2011). Penatalaksanaan diare akut pada orang dewasa antara lain meliputi:
1. Rehidrasi sebagai perioritas utama pengobatan, empat hal yang perlu
diperhatikan adalah
a. Jenis cairan, pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit,
cairan Ringer Laktat, bila tidak tersedia dapat diberikan NaCl
isotonik ditambah satu ampul Na bikarbonat 7,5% 50 ml
b. Jumlah cairan, jumlah cairan yang diberikan idealnya sesuai dengan
cairan yang dikeluarkan
c. Jalan masuk, rute pemberian cairan pada oarang dewasa dapat dipilih
oral atau i.v
d. Jadwal pemberian cairan, rehidrasi diharapkan terpenuhi lengakap
pada akhir jam ke-3 setelah awal pemberian.

2. Terapi simptomatik, obat antidiare bersifat simptomatik dan diberikan


sangat hati-hati atas pertimbangan yang rasional. Beberapa
golonganantidiare: Antimotilitas dan sekresi usus, turunan opiat,
Difenoksilat, Loperamid, Kodein HCl, Antiemetik: Metoklopramid,
Domperidon.
3. Terapi definitif, edukasi yang jelas sangat penting dalam upaya
pencegahan, higienitas, sanitasi lingkungan (Mansjoer dkk, 2009).

Terapi non farmakologi :


Pencegahan Diare dapat diupayakan melalui berbagai cara umum dan
khusus/imunisasi. Termaksud cara umum antara lain adalah peningkatan
higiene dan sanitasi karena peningkatan higiene dan sanitasi dapat
menurunkan insiden diare, jangan makan sembarangan terlebih makanan
mentah, mengonsumsi air yang bersih dan sudah direbus terlebih dahulu,
mencuci tangan setelah BAB dan atau setelah bekerja. Memberikan ASI
ekslusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun. Memberikan makanan
pendamping ASI sesuai umur, untuk mencegah dehidrasi bila perlu diberikan
infus cairan untuk dehidrasi. Buang air besar dijamban, Membuang tinja bayi
dengan Dengan benar Memberikan imunisasi campak (Kasaluhe et al, 2015).
Terapi farmakologi :
Anti–Diare diberikan untuk mengurangi peristaltik, spasme usus,
menahan iritasi, absorbsi racun dan sering dikombinasi dengan
antimikroba. Diare yang menyerupai kolera mengakibatkan dehidrasi
ringan dan sering memerlukan infus, karena pasien dapat meninggal
karena kekurangan cairan dan elektrolit. Bila tidak disertai muntah, maka
cairan garam rehidrasi (oral rehyration salt = ORALIT) banyak menolong
sebagai pertolongan pertama (Djamhuri, 1994). Oralit merupakan cairan
elektrolit–glukosa yang sangat esensial dalam pencegahan dan rehidrasi
penderita dengan dehidrasi ringan–sedang. Pada dehidrasi ringan dan
sedang, bila diare profus dengan pengeluaran air tinja yang hebat (>100
ml/kg/hari) atau mutah hebat (severe vomiting) dimana penderita tak dapat
minum sama sekali, atau kembung yang sangat hebat (violent meteorism)
sehingga rehidrasi oral tetap akan terjadi defisit maka dapat dilakukan
rehidrasi parenteral meskipun sebenarnya rehidrasi parenteral dilakukan
hanya untuk dehidrasi berat dengan gangguan sirkulasi. Terapi rehidrasi
oral terdiri dari rehidrasi yaitu mengganti kehilangan air dan elektrolit:
trapi cairan rumatan yaitu menjaga kehilangan cairan yang sedang
berlangsung. Bahkan pada kondisi diare berat, air dan garam diserap terus
menerus melaui absorbsi aktif natrium yang ditingkatkan oleh glukosa
dalam usus halus. Larutan-larutan pengganti oral akan efektif jika
mengandung natrium, kalium, glukosa, dan air dalam jumlah yang
seimbang, glukosa diperlukan untuk meningkatkan absorbsi elektrolit
(Wiffen, 2014).

2. Konsep Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan
verifikasi atau komunikasi data tentang klien selama pengkajian perawat
mendapatkan dua tipe data yaitu :
a) Data subjektif : pengumpulan data dari sumber primer/ klien)
merupakan persepsi klien tentang masalah kesehatannya biasanya
mencangkup perasaan ansietas, ketidaknyamanan fisik atau stress
mental. -Pasien mengeluh diare terus menerus -Pasien mengatakan
feses encer/cair -Pasien mengeluh mulas  
b) Data objektif: (pengumpulan data dari sumber sekunder) merupakan
pengamatan atau pengukuran yang dibuat oleh pengumpul data.
-Pasien terlihat tampak lemas
-Pasien terlihat memegangi area perutnya
c) Riwayat Kesehatan
1. Riwayat imunisasi terutama anak yang belum imunisasi campak.
Diare lebih sering terjadi dan berakibat berat pada anak yang
menderita campak dalam empat minggu terakhir, yaitu akibat
penurunan kekebalan pada pasien.
2. Pertembuhan dan perkembangan
Pada anak penderita diare akan mengalami gangguan atau masalah
karena anak dengan dehidrasi sehingga berat badan menurun.

d) Pola kesehatan fungsional


1. Pemeliharaan kesehatan Personal hygiene kurang : kebiasaan
memelihara kuku, cuci tangan sebelum makan, makanan yang
dihidangkan tidak tertutup, makanan basi.  
2. Nutrisi dan metabolic Hipertermi, penuturan berat badan total
sampai 50%, dnoteksia, muntah.
3. Eliminasi BAB :Feces encer, frekuensi bervariasi dari > dari 3
sampai 8 kali per hari.
4. Aktifitas : Kelemahan tidak toleran terhadap aktifitas.
5. Sensori  Nyeri ditandai rasa sakit pada abdomen.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :Tampak lemah dan kesakitan.  
b. Tanda vital : Berat badan menurun 2% dehidrasi ringan, berat
badan menurun 5% dehidrasi sedang, berat badan menurun 8%
dehidrasi berat TD menurun karena dehidrasi RR meningkat
karena hipermetabolisme, cepat dan dalam (kusmoul) Suhu
meningkat bila terjadi reaksi inflmasi  Nadi meningkat (nadi
perifer melemah)
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup
pada anak umur 1 tahun lebih
d. Mata : cekung, kering, sangat cekungSistem pencernaan :
mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat
>35x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal
atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit
atau kelihatan bisa minum
e. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat >40x/mnt karena
asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
f. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat >120x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang .
g. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 detik,
suhu meningkat >37,50C, akral hangat, akral dingin (waspada
syok), capillary refill time memajang >2 detik, kemerahan pada
daerah perianal.
B. Diagnosa keperawatan yang muncul
1. Diare b.d proses infeksi, inflamasi diusus
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d penurunan
intake makanan
4. Kerusakan integritas kulit b.d eksresi/BAB sering
5. Hipertermi b.d dehidrasi
C. Intervensi
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
o Hasil
1 Defisit volume cairan NOC: NIC :
  Fluid balance Fluid management
Definisi : Penurunan   Hydration Timbang
cairan intravaskuler,   Nutritional popok/pembalut jika
interstisial, dan/atau Status : Food diperlukan
intrasellular. Ini and Fluid Intake Pertahankan catatan
mengarah ke dehidrasi, intake dan output yang
kehilangan cairan Kriteria Hasil : akurat
dengan pengeluaran    Monitor status hidrasi
sodium Mempertahanka ( kelembaban membran
n urine output mukosa, nadi adekuat,
Batasan sesuai dengan tekanan darah ortostatik ),
Karakteristik : usia dan BB, BJ jika diperlukan
-    Kelemahan urine normal, Monitor vital sign
-    Haus HT normal Monitor masukan
-    Penurunan turgor   Tekanan darah, makanan / cairan dan
kulit/lidah nadi, suhu tubuh hitung intake kalori
-    Membran dalam batas harian
mukosa/kulit normal Kolaborasikan
kering   Tidak ada tanda pemberian cairan
-    Peningkatan tanda dehidrasi, intravena IV
denyut nadi, Elastisitas turgor Monitor status nutrisi
penurunan tekanan kulit baik, Dorong masukan oral
darah, penurunan membran Berikan penggantian
volume/tekanan mukosa lembab, nesogatrik sesuai
nadi tidak ada rasa output
-    Pengisian vena haus yang Dorong keluarga untuk
menurun berlebihan membantu pasien
-    Perubahan status makan
mental Tawarkan snack ( jus
-    Konsentrasi urine buah, buah segar )
meningkat Kolaborasi dokter jika
-    Temperatur tubuh tanda cairan berlebih
meningkat muncul meburuk
-    Hematokrit Atur kemungkinan
meninggi tranfusi
-    Kehilangan berat Persiapan untuk
badan seketika tranfusi
(kecuali pada third
spacing) Hypovolemia
Management
Faktor-faktor yang  Monitor status cairan
berhubungan: termasuk intake dan
-    Kehilangan ourput cairan
volume cairan   Pelihara IV line
secara aktif   Monitor tingkat Hb
-    Kegagalan dan hematokrit
mekanisme   Monitor tanda vital
pengaturan   Monitor responpasien
terhadap penambahan
cairan
  Monitor berat badan
  Dorong pasien untuk
menambah intake oral
  Pemberian cairan Iv
monitor adanya tanda
dan gejala
kelebihanvolume
cairan
  Monitor adanya tanda
gagal ginjal
2 Risiko kerusakan NOC : NIC :
integritas kulit Tissue Integrity : Pressure Management
Skin and Mucous   Anjurkan pasien untuk
Definisi : Perubahan Membranes menggunakan pakaian
pada epidermis dan yang longgar
dermis Kriteria Hasil :   Hindari kerutan padaa
  Integritas kulit tempat tidur
Batasan karakteristik yang baik bisa   Jaga kebersihan kulit
: dipertahankan agar tetap bersih dan
- Gangguan pada (sensasi, kering
bagian tubuh elastisitas,   Mobilisasi pasien
-  Kerusakan lapisa temperatur, (ubah posisi pasien)
kulit (dermis) hidrasi, setiap dua jam sekali
- Gangguan pigmentasi)   Monitor kulit akan
permukaan kulit   Tidak ada adanya kemerahan
(epidermis) luka/lesi pada   Oleskan lotion atau
kulit minyak/baby oil pada
Faktor yang   Perfusi jaringan derah yang tertekan
berhubungan : baik   Monitor aktivitas dan
Eksternal :   Menunjukkan mobilisasi pasien
-  Hipertermia atau pemahaman   Monitor status nutrisi
hipotermia dalam proses pasien
- Substansi kimia perbaikan kulit   Memandikan pasien
-  Kelembaban udara dan mencegah dengan sabun dan air
- Faktor mekanik terjadinya sedera hangat
(misalnya : alat yang berulang
dapat menimbulkan   Mampu
luka, tekanan, melindungi kulit
restraint) dan
- Immobilitas fisik mempertahankan
          Radiasi kelembaban kulit
- Usia yang ekstrim dan perawatan
- Kelembaban kulit alami
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status
metabolik
-Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang
berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status
nutrisi (obesitas,
kekurusan)
- Perubahan status
cairan
-  Perubahan
pigmentasi
-  Perubahan sirkulasi
- Perubahan turgor
(elastisitas kulit)

3 Ketidakseimbangan NOC : Nutrition Management


nutrisi kurang dari   Nutritional Status   Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh : makanan
  Nutritional Status   Kolaborasi dengan
Definisi : Intake nutrisi : food and Fluid ahli gizi untuk
tidak cukup untuk Intake menentukan jumlah
keperluan metabolisme   Nutritional Status kalori dan nutrisi yang
tubuh. : nutrient Intake dibutuhkan pasien.
  Weight control   Anjurkan pasien
Batasan karakteristik untuk meningkatkan
: Kriteria Hasil : intake Fe
-    Berat badan 20 %   Adanya   Anjurkan pasien
atau lebih di peningkatan berat untuk meningkatkan
bawah ideal badan sesuai protein dan vitamin C
-    Dilaporkan adanya dengan tujuan   Berikan substansi gula
intake makanan   Berat badan ideal   Yakinkan diet yang
yang kurang dari sesuai dengan dimakan mengandung
RDA (Recomended tinggi badan tinggi serat untuk
Daily Allowance)   Mampu mencegah konstipasi
-    Membran mukosa mengidentifikasi   Berikan makanan yang
dan konjungtiva kebutuhan nutrisi terpilih ( sudah
pucat   Tidk ada tanda dikonsultasikan
-    Kelemahan otot tanda malnutrisi dengan ahli gizi)
yang digunakan   Menunjukkan   Ajarkan pasien
untuk peningkatan bagaimana membuat
menelan/mengunya fungsi catatan makanan
h pengecapan dari harian.
-    Luka, inflamasi menelan   Monitor jumlah nutrisi
pada rongga mulut   Tidak terjadi dan kandungan kalori
-    Mudah merasa penurunan berat   Berikan informasi
kenyang, sesaat badan yang tentang kebutuhan
setelah mengunyah berarti nutrisi
makanan   Kaji kemampuan
-    Dilaporkan atau pasien untuk
fakta adanya mendapatkan nutrisi
kekurangan yang dibutuhkan
makanan
-    Dilaporkan adanya Nutrition Monitoring
perubahan sensasi   BB pasien dalam
rasa batas normal
-    Perasaan   Monitor adanya
ketidakmampuan penurunan berat badan
untuk mengunyah   Monitor tipe dan
makanan jumlah aktivitas yang
-    Miskonsepsi biasa dilakukan
-    Kehilangan BB   Monitor interaksi
dengan makanan anak atau orangtua
cukup selama makan
-    Keengganan untuk   Monitor lingkungan
makan selama makan
-    Kram pada   Jadwalkan
abdomen pengobatan dan
-    Tonus otot jelek tindakan tidak selama
-    Nyeri abdominal jam makan
dengan atau tanpa   Monitor kulit kering
patologi dan perubahan
-    Kurang berminat pigmentasi
terhadap makanan   Monitor turgor kulit
-    Pembuluh darah   Monitor kekeringan,
kapiler mulai rapuh rambut kusam, dan
-    Diare dan atau mudah patah
steatorrhea   Monitor mual dan
-    Kehilangan rambut muntah
yang cukup banyak   Monitor kadar
(rontok) albumin, total protein,
-    Suara usus Hb, dan kadar Ht
hiperaktif   Monitor makanan
-    Kurangnya kesukaan
informasi,   Monitor pertumbuhan
misinformasi dan perkembangan
  Monitor pucat,
Faktor-faktor yang kemerahan, dan
berhubungan : kekeringan jaringan
- Ketidakmampuan konjungtiva
pemasukan atau   Monitor kalori dan
mencerna makanan intake nuntrisi
atau mengabsorpsi   Catat adanya edema,
zat-zat gizi hiperemik, hipertonik
berhubungan dengan papila lidah dan cavitas
faktor biologis, oral.
psikologis atau   Catat jika lidah
ekonomi. berwarna magenta, scarlet

4 Diare NOC NIC


·Bowel elimination Diarhea Management
Definisi : Pasase feses · Fluid Balance · Evaluasi efek samping
yang lunak dan tidak · Hydration pengobatan terhadap
berbentuk. · Electrolyte and gastrointestinal
Acid base Balance · Ajarkan pasien untuk
menggunakan obat
Batasan karakteristik Kriteria Hasil : antidiare
· Nyeri abdomen · Feses berbentuk, · Instruksikan pasien /
sedikitnya tiga kali BAB sehari sekali keluarga untuk
defekasi per hari tiga hari mencatat warna,
· Kram · Menjaga daerah jumlah, frekuensi dan
·Bising usus hiperaktif sekitar rectal dari konsistensi dari feses
· Ada dorongan iritasi · Evaluasi intake
· Tidak mengalami makanan yang masuk
Faktor Yang diare · Identifikasi faktor
Berhubungan : ·Menjelaskan penyebab dari diare
Psikologis penyebab diare dan · Monitor tanda dan
· Ansietas rasional tindakan gejala diare
· Tingkat stres tinggi ·Mempertahankan · Observasi turgor kulit
Situasional turgor kulit secara rutin
· Efek samping obat · Ukur diare/ keluaran
· PenyaIah gunaan BAB
alkohol · Hubungi dokter jika ada
· Kontaminan kenaikan bising usus
·  Penyalahgunaan · Instruksikan pasien
laksatif untuk makan rendah
· Radiasi, Toksin serat, tinggi protein dan
· Melakukan tinggi kalori jika
perjalanan memungkinkan
· Slang makan · Instruksikan untuk
Fisiologis menghindari laksative
·Proses infeksi dan · Ajarkan tehnik
parasit menurunkan stress
·Inflamasi dan Iritasi Monitor persiapan
· Malabsorbsi makanan yang aman

5. Hipertermia NOC NIC


Fever treatment
Definisi : Peningkatan Thermoregulation ·  Monitor suhu sesering
suhu tubuh diatas mungkin
kisaran normal Kriteria Hasil: ·  Monitor IWL
· Suhu tubuh dalam ·  Monitor warna dan
Batasan rentang normal suhu kulit
Karakteristik : · Nadi dan RR · Monitor tekanan darah,
· Konvulsi dalam rentang nadi dan RR
·  Kulit kemerahan normal ·  Monitor penurunan
·  Peningkatan suhu · Tidak ada tingkat kesadaran
tubuh diatas kisaran perubahan warna ·  Monitor WBC, Hb, dan
normal kulit dan tidak ada Hct
·  Kejang pusing ·  Monitor intake dan
·  Takikardi output
·  Takipnea ·  Berikan anti piretik
·   Kulit terasa hangat ·  Berikan pengobatan
untuk mengatasi
Faktor Yang penyebab demam
Berhubungan: ·  Selimuti pasien
- Anastesia ·  Lakukan tapid sponge
- Penurunan respirasi ·  Kolaborasi pemberian
- Dehidrasi cairan intravena
- Pemajanan ·  Kompres pasien pada
lingkungan yang lipat paha dan aksila
panas ·  Tingkatkan sirkulasi
- Penyakit udara
- Pemakaian pakaian · Berikan pengobatan
yang tidak sesuai untuk mencegah
dengan suhu terjadinya menggigil
lingkungan · Temperature regulation
- Peningkatan laju ·  Monitor suhu minimal
metabolisme tiap 2 jam
- Medikasi ·   Berikan anti piretik
- Trauma jika perlu
- Aktivitas berlebihan Vital sign Monitoring
· Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
· Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
· Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk atau
berdiri
· Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
· Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
· Monitor kualitas dari
nadi
· Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
· Monitor suara paru
· Monitor pola
pernapasan abnormal
· Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
· Monitor sianosis perifer
· Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
· Identifikasi penyebab
dari perubahan Vital sign
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul.H. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Munusia : Aplikasi Konsep


dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta

Brunner&Suddart. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Ed 12. EGC. Jakarta

Carpenitto.LJ. 2006. Diagnosa KeperawatanAplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 7.


EGC. Jakarta.

Price S A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi VI.


Alih Bahasa:Siti Aminah. Jakarta: EGC.

NANDA. 2015-2017. Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai