DIARE
Oleh :
17613086
DIII KEPERAWATAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
(…………………………………….) (…………………………………….)
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Konsep Dasar
A. Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang
lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja), dengan tinja
berbentuk cair atau setengan padat, dapat disertai frekuensi yang
meningkat (Markum, 2010). Menurut WHO (2014), diare adalah buang air
besar encer lebih dari 3 x sehari dan diare terbagi 2 berdasarkan mula dan
lamanya , yaitu diare akut dan kronis.
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume,
keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih
dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Alimul H, 2006).
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feces encer, dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja
(Potter & Perry, 2006)
Diare adalah kondisi yang didefinisikan oleh peningkatan
frekwensi defekasi (lebih dari 3kali sehari), peningkatan jumlah feses
(lebih dari 200g per hari) dan perubahan konsistensi (cair)
(Brunner&Suddart, 2014).
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar
dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu
hari.Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6 golongan
besar yaitu infeksi disebabkan oleh bakteri, virus atau invasi parasit,
malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainya
(DEPKES RI, 2011).
B. Klasifikasi
Penyakit diare secara umum dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Diare akut : Diare akut adalah diare yang terjadinya mendadak dan
berlangsung kurang dari 2 minggu. Gejalanya antara lain: tinja cair,
biasanya mendadak, disertai lemah dan kadang-kadang demam atau
muntah. Biasanya berhenti atau berakhir dalam beberapa jam sampai
beberapa hari. Diare akut dapat terjadi akibat infeksi virus, infeksi
bakteri, akibat makanan.
2. Diare kronis : Diare kronis adalah diare yang melebihi jangka waktu 15
hari sejak awal diare. Berdasarkan ada tidaknya infeksi, diare dibagi
menjadi 2 yaitu diare spesifik dan diare non spesifik. Diare spesifik
adalah diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit.
Diare non spesifik adalah diare yang disebabkan oleh makanan (Wijaya,
2010). Diare kronik atau diare berulang adalah suatu keadaan
bertambahnya kekerapan dan keenceran tinja yang berlangsung
berminggu-minggu atau berbulan-bulan baik secara terus menerus atau
berulang, dapat berupa gejala fungsional atau akibat suatu penyakit
berat. Tanda-tanda diare kronik seperti: demam, berat badan menurun,
malnutrisi, anemia, dan meningginya laju endap darah. Demam disertai
defense otot perut menunjukan adanya proses radang pada perut. Diare
kronik seperti yang dialami seseorang yang menderita penyakit crohn
yang mula-mula dapat berjalan seperti serangan akut dan sembuh
sendiri. Sebaliknya suatu serangan akut seperti diare karena infeksi
dapat menjadi berkepanjangan. Keluhan penderita sendiri dapat
diarahkan untuk memebedakan antara diare akut dengan diare kronik
Klasifikasi Diare Diare tanpa Diare dehidrasi Diare dehidrasi
Berdasarkan dehidrasi Ringan/ Sedang Berat
tabel Derajat
Dehidrasi
Gejala/ derajat
dehidrasi
Bila terdapat dua tanda atau lebih Bila terdapat dua Bila terdapat dua
tanda atau lebih tanda atau lebih
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lusu, Lunglai/ tidak
sadar
Mata Tidak Cekung Cekung Cekung
Keinginan untuk Normal, tidak ada Ingin minum Malas minum
Minum rasa haus terus, ada rasa
haus
Turgor Segera kembali Kembali lambat Kembali sangat
lambat
(DEPKES RI, 2011).
C. Etiologi
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6 golongan besar
yaitu infeksi (disebakan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit),
malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainya
(DEPKES RI, 2011). Penyebab diare sebagian besar adalah bakteri dan
parasit, disamping sebab lain seperti racun, alergi dan dispepsi (Djamhuri,
1994).
Etilogi diare menurut Brunner&Suddart (2014):
1)Faktor infeksi : Bakteri (Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2)Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada
anak-anak).
3)Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.
4)Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran dimasak kutang matang.
5)Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
6)Medikasi tertentu, formula untuk pemberian makanan melalui selang,
gangguang metabolisme dan endokrin, deficit sfingter anal, sindrom
Zollinger-Ellison, ileus paralitik, AIDS, dan obstruksi usus.
D. Tanda dan gejala
Tanda dan Gelaja diare menurut Brunner&Suddart (2014):
a. Peningkatan frekwensi defekasi dan kandungan cairan dalam feses
b. Kram abdomen, distensi, gemuruh di usus (borborigmus), anoreksia dan
rasa haus, kontraksi anus dan nyeri serta mengejan yang tidak efektif
(tenemus) setiap kali defekasi.
c. Feses cair, yang mengindikasikan penyakit pada usus kecil
d. Feses semi padat, lunak yang disebakan oleh gangguan pada usus besar
e. Terdapat lender, darah, dan nanah dalam feses, yang menunjukan kolitis
atau inflamasi
f. Cipratan minyak pada cairan toilet, yang merupakan diagnosis
insufisiensi pancreas dan diare nokturnal, yang merupakan manifestasi
neuropatik diabetik.
Gejala dan atau penyebab Diare akut dan kronis (Stein, 2001).
Diare Akut :
No Gejala Penyebab
1. Diare tidak berdarah, Infeksi (enteropatigenic dan
gejala penyakit sistemik enterotoksigenic E.coli,
cryptosporidium, giardia, virus).
2. Diare berdarah, gejala Infeksi (shigella, campylobacter,
penyakit sitemik enteroinvasif dan enterohemoragik,
E.coli, salmonella, yersinia,
E.histolistica), penyakit radang
usus besar, colitis iskemik, colitis
dan
pseudomembranosa.
3. Diare berdarah, tanpa Infeksi prokitis ulseratif, prokitis
gejala sistemik. radiasi, dan karsinoma
rektosigmamoid.
4. Diare tidak berdarah, Infeksi atau keracunan makanan
tanda gejala sistemik (seperti disebutkan sebelumnya),
sindrom usus besar yang mudah
teriritasi, impaksi fektal, obat-
obatan (antasida, antibiotika,
NSAID, kolsisin, kuinidin,
digitalis, metildopa, hidratazin,
laktosa).
Diare Kronis
No Gejala Penyebab
1. Diare tidak berdarah Sindrom iritasi usus besar,
intoleransi laktosa, obat-obatan
(antasida, antibiotika, NSAID,
kolsisin, kuinidin, digitalis,
metildopa, Hidratazin, laktosa),
giardiasis, penyalahgunaan laktasif,
impaksi fekal.
2. Diarea inflamatorik atau Kolitis ulseratif, penyakit crohn,
berdarah penyakit diverticular, kolera,
pankreatik, sindrom zollinger-
alison, karsinoma medulla
karsinoid, alkohol, penyalahgunaan
laktasif, idiopatik.
3. Diare osmotic Intoleransi laktosa, magnesium
sulfat, fosfat, manitol, sorbitol,
defisien sidisakaridase, malabsorbsi
glukosa-galaktosa herediter atau
malabsorbsi fruktosa herediter.
4. Diare yang berhubungan Diabetes, tirotoksinosis, penyakit
dengan penyakit sistemik addison, AIDS, defisiensi niasin dan
seng, leukemia, pseudo obstruktif.
E. Pathway
infeksi malabsorbsi in
malabsorbsi makanan
Pergeseran air
Toksin dalam
dan elektrolit
dinding usus
kerongga usus
halus
hiperperistaltik
F. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium :
- feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
- Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
- AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2
meningkat, HCO3 menurun )
- Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
b. Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni
G. Penatalaksanaan
Prinsip tatalaksana diare pada balita adalah dengan rehidrasi tetapi
bukan satu-satunya terapi melainkan untuk membantu memperbaiki
kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/ menghentikan diare dan
mencegah anak dari kekurangan gizi akibat diare dan menjadi cara untuk
mengobati diare. Prinsip tatalaksana diare di Indonesia telah ditetapkan
oleh Kementerian Kesehatan yaitu Lima Langkah Tuntaskan Diare (Lintas
Diare) yaitu: rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah, pemberian
Zinc selama 10 hari berturut-turut, teruskan pemberian ASI dan makanan,
antibiotik selektif, nasihat kepada orangtua/pengasuh (KEMENKES RI,
2011). Penatalaksanaan diare akut pada orang dewasa antara lain meliputi:
1. Rehidrasi sebagai perioritas utama pengobatan, empat hal yang perlu
diperhatikan adalah
a. Jenis cairan, pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit,
cairan Ringer Laktat, bila tidak tersedia dapat diberikan NaCl
isotonik ditambah satu ampul Na bikarbonat 7,5% 50 ml
b. Jumlah cairan, jumlah cairan yang diberikan idealnya sesuai dengan
cairan yang dikeluarkan
c. Jalan masuk, rute pemberian cairan pada oarang dewasa dapat dipilih
oral atau i.v
d. Jadwal pemberian cairan, rehidrasi diharapkan terpenuhi lengakap
pada akhir jam ke-3 setelah awal pemberian.