Laporan Pendahuluan
02-Juni-2020
WAHAM
Disusun Oleh:
LUKMAN IMA
NIM : N201901141
A. Definisi
Waham adalah keyakinan salah yang didasarkan oleh kesimpulan
yang salah tentang realita eksternal dan dipertahankan dengan kuat
(Keliat & Akemat, 2007;Sadock, 2010; SDKI, 2016: Erawati, Keliat, &
Moritz, 2017 dalam Budi Anna Keliat 2019).
Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat,
tidak sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar
belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan
biarpun telah dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak
benar secara umum. (Tim Keperawatan PSIK FK UNSRI, 2005).
Waham dapat berupa waham kebesaran, curiga, persekusi, somatik,
dan kendali pikir.
B. Etiologi
1. Genetik.
2. Biologis yaitu ketidakseimbangan neurotransmiter.
3. Diisolasi sosial oleh lingkungan.
4. Mudah kecewa, kecemasan tinggi, mudah putus asa dan menutup diri.
5. Konsep diri yang negatif.
C. Jenis Waham
Menurut Mayer Gross, waham dibagi 2 macam :
1. Waham Primer
Timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari
luar. Misal seseorang merasa istrinya sedang selingkuh sebab ia
melihat seekor cicak berjalan dan berhenti dua kali.
2. Waham Sekunder
Biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan merupakan cara bagi
penderita untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lainnya.
H. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan pada klien
a. Tindakan keperawatan ners.
1) Pengkajian : Kaji tanda dan gejala, penyebab waham dan
kemampuan klien mengatasinya.
Jika ada waham katakan : Anda percaya, tetapi anda tidak
mengetahuinya.
2) Diagnosis : Jelaskan proses terjadinya waham
3) Tindakan keperawatan:
a) Sikap perawat : kalem, lembut, netral, jujur, hindari
pertentangan, bicara jelas, dan simpel.
b) Tidak mendukung dan tidak membantah waham klien.
c) Yakinkan klien berada pada lingkungan yang aman.
d) Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan yang realitas.
e) Diskusikan kemampuan/ aspek positif yang dimiliki klien.
f) Latih klien dalam melakukan kemampuan/ aspek positif
yang dimiliki.
b. Tindakan keperawatan spesialis : Terapi kognitif perilaku
1) Sesi 1 : Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
dan menimbulkan pikiran otomatis negatif dan perilaku negatif
2) Sesi 2 : Melawan pikiran otomatis negatif
3) Sesi 3 : Mengubah perilaku negatif menjadi positif
4) Sesi 4 : Memanfaatkan sistem pendukung
5) Sesi 5 : Mengevaluasi manfaat melawan pikiran negatif dan
mengubah perilaku negatif.
Hasil penelitian Erawati, Keliat, dan Daulima (2013)
menyatakan terapi metakognitif mampu menurunkan intensitas
waham dan meningkatkatkan kemampuan metakognitif klien.
2. Tindakan pada keluarga
a. Tindakan keperawatn ners
1) Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat
klien
2) Menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta
proses terjadinya waham yang dialami klien
3) Mendiskusikan cara merawat waham dan memutuskan cara
merawat yang sesuai dengan kondisi klien
4) Melatih keluarga cara merawat waham :
a) Tidak mendukung dan tidak membantah waham klien
(netral)
b) Membimbing klien melakukan latihan cara megendalikan
waham sesuai dengan yang dilatih perawat kepada klien
c) Memberi pujian atas keberhasilan klien
5) Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam membimbing
orientasi realita (orang, tempat, dan waktu), memenuhi
kebutuhan klien yang tidak terpenuhi, memotivasi melakukan
kemampuan/ aspek positif yang dimiliki. Memberi pujian atas
keberhasilannya.
6) Menjelaskan tanda dan gejala yang memerlukan rujukan segera
serta melakukan follow up ke pelayanan kesehatan secara
teratur.
b. Tindakan keperawatan spesialis: Psikoedukasi keluarga
1) Sesi 1: Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi klien
dan masalah krsehatan keluarga dalam merawat klien
2) Sesi 2 : Merawat masalah kesehatan klien
3) Sesi 3 : Manajemen stres untuk keluarga
4) Sesi 4 : Manajemen beban untuk keluarga
5) Sesi 5 : Memanfaatkan sisitem pendukung
6) Sesi 6 : Mengevaluasi manfaat psikoedukasi keluarga
4. Tindakan kolaborasi
a. Melakukan kolaborasi dengan dokter menggunakan ISBAR dan
TbaK.
b. Memberikan program terapi dokter (obat) : Edukasi 8 benar
pemberian obat dengan konsep safety pemberian obat.
c. Mengobservasi manfaat dan efek samping obat.
I. Discharge Planning
1. Menjelaskan rencana persiapan pasca rawat di rumah untuk
memandirikan klien.
2. Menjelaskan rencana tindak lanjut perawatan dan pengobatan.
3. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan.
J. Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala waham.
2. Peningkatan kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan dan
melatih aspek positif yang dimiliki.
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien.
K. Rencana Tindak Lanjut
1. Rujuk klien dan keluarga ke fasilitas praktik mandiri perawat spesialis
keperawatan jiwa.
2. Rujuk klien dan keluarga ke case manager di fasilitas pelayanan
kesehatan primer di puskesmas, pelayanan kesehatan sekunder dan
tersier di rumah sakit.
3. Rujuk klien dan keluarga ke kelompok pendukung, kader kesehatan
jiwa, kelompok swabantu dan fasilitas rehabilitas psikososial yang
tersedia di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna, dkk. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. EGC, Jakarta.
https://abienaufal.blogspot.com/2015/02/lp-waham.html ,diakse tanggal 02 Juni 2020.