Kepada
di-
TEMPAT
SURAT EDARAN
Nomor : 142/1441/DPMPD-C
TENTANG
PERUBAHAN ATAS SYARAT-SYARAT DAN MEKANISME PENCAIRAN DANA DESA
DALAM UPAYA PENANGGULANGAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
1. BAB II Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa Bagian Kesatu Pemegang Kekuasaan Pengelolaan
Keuangan Desa, Pasal 3 berbunyi :
a. Kepala Desa adalah Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa (PKPKD) dan mewakili
Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan milik Desa yang dipisahkan.
b. Kepala Desa selaku Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), mempunyai kewenangan:
1) menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa;
2) menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik Desa;
3) melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBDesa;
4) menetapkan Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa (PPKD);
5) menyetujui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), Dokumen Pelaksanaan Perubahan
Anggaran (DPPA) , dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan (DPAL);
6) menyetujui Rencana Anggaran Kas Desa (RAK); dan
7) menyetujui Surat Permintaan Pembayaran (SPP).
c. Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), kepala Desa menguasakan sebagian kekuasaannya kepada perangkat desa selaku PPKD.
d. Pelimpahan sebagian kekuasaan PKPKD kepada PPKD ditetapkan dengan keputusan Kepala
Desa.
2. Bagian Kedua Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa, Pasal 4 berbunyi : PPKD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) terdiri atas :
a. Sekretaris Desa;
b. Kaur dan Kasi;
c. Kaur Keuangan.
Pasal 8 berbunyi :
a. Kaur Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c melaksanakan fungsi
kebendaharaan.
1) Menyusun RAK Desa; dan
2) Melakukan penatausahaan yang meliputi menerima, menyimpan, menyetorkan/ membayar,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan Desa dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan APBDesa.
b. Kaur Keuangan dalam melaksanakan fungsi kebendaharaan memiliki nomor Pokok Wajib Pajak
Pemerintah Desa.
3. Penyaluran Dana Desa dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Tahap I paling cepat bulan Januari sebesar 40% (empat puluh persen);
b. Tahap II paling cepat bulan Maret sebesar 40% (empat puluh persen);
c. Tahap III paling cepat bulan Juni sebesar 20% (dua puluh persen).
5. Dalam hal Desa belum salur Dana Desa tahap I, Dana Desa disalurkan dengan persyaratan
sebagaimana dimaksud poin 4 (empat) Surat Edaran ini, dengan ketentuan tambahan :
a. Dana Desa tahap I disalurkan secara bulanan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan, dengan
besaran dan persyaratan tambahan setiap bulan masing-masing :
1) Bulan pertama sebesar 15% (lima belas persen), dengan persyaratan Peraturan Kepala Desa
mengenai penetapan keluarga penerima manfaat BLT Dana Desa;
2) Bulan kedua sebesar 15% (lima belas persen), dengan persyaratan laporan pelaksanaan BLT
Dana Desa bulan pertama;
3) Bulan ketiga sebesar 10% (sepuluh persen), dengan persyaratan laporan pelaksanaan BLT
Dana Desa bulan kedua; dan
4) Persyaratan berupa Surat Pengantar Kepala Desa, Surat Pengantar Camat, Uraian
Pembagian pertahapan 40% ( 15%, 15%, dan 10% ), kwitansi bermaterai Rp. 6.000,- dan
foto copy rekening giro terakhir tetap dilampirkan setiap bulan pengajuan.
b. Penyaluran Dana Desa tahap II dan tahap III dilaksanakan sesuai ketentuan poin 3 (tiga) dan
memenuhi persyaratan penyaluran sesuai ketentuan poin 4 (empat) Surat Edaran ini.
c. Dana Desa tahap I diprioritaskan untuk BLT Dana Desa.
6. Dalam hal Desa telah salur Dana Desa tahap I, diatur dengan ketentuan :
a. Untuk Dana Desa yang diterima belum dibelanjakan :
1) Penyaluran Dana Desa tahap II dan tahap III dilaksanakan sesuai ketentuan poin 3 (tiga)
dan memenuhi persyaratan penyaluran sesuai ketentuan poin 4 (empat) Surat Edaran ini;
dan
2) Dana Desa tahap I diprioritaskan untuk BLT Dana Desa; serta
b. Untuk Dana Desa yang diterima sudah dibelanjakan, diatur dengan ketentuan :
1) Dana Desa tahap II disalurkan secara bulanan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan, dengan
besaran dan persyaratan setiap bulan masing-masing :
a) Bulan pertama sebesar 15% (lima belas persen), dengan persyaratan Peraturan Kepala
Desa mengenai penetapan keluarga penerima manfaat BLT Dana Desa;
b) Bulan kedua sebesar 15% (lima belas persen), dengan persyaratan laporan pelaksanaan
BLT Dana Desa bulan pertama; dan
c) Bulan ketiga 10% (sepuluh persen), dengan persyaratan laporan pelaksanaan BLT Dana
Desa bulan kedua.
d) Persyaratan berupa Surat Pengantar Kepala Desa, Surat Pengantar Camat, Uraian
Pembagian pertahapan 40% ( 15%, 15%, dan 10% ), kwitansi bermaterai Rp. 6.000,-
dan foto copy rekening giro terakhir tetap dilampirkan setiap bulan pengajuan.
2) Dana Desa tahap II diprioritaskan untuk BLT Dana Desa.
7. Dalam hal Pemerintah Desa tidak menganggarkan dan tidak melaksanakan kegiatan BLT Dana
Desa, dikenakan sanksi berupa penghentian penyaluran Dana Desa tahap III tahun anggaran
berjalan.
8. Permohonan penyaluran Dana Desa Tahun Anggaran 2020 yang telah disampaikan oleh Kepala
Desa kepada Bupati Sintang melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dan/
atau sudah diajukan ke KPPN, penyaluran tersebut tetap dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa.
9. Untuk persyaratan pencairan Penghasilan Tetap (Siltap) Kepala Desa beserta perangkat desa dan
tunjangan BPD, Alokasi Dana Desa (ADD), serta Pendapatan Bagi Hasil (PBH) tetap mengacu pada
Edaran Bupati Sintang Nomor 142/0513/DPMPD-C tanggal 18 Februari 2020 tentang Syarat-syarat
Pencairan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa Pertahapan.
10. BLT Dana Desa dianggarkan melalui jenis Belanja Tidak Terduga pada Sub Bidang Keadaan
Mendesak Desa bidang Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat dan Mendesak
Berskala Lokal Desa menggunakan kode rekening 5.3.00.5.4.1.01.
11. Calon penerima BLT-Dana Desa adalah keluarga miskin yang terdapat dalam Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang kehilangan mata pencaharian, terdapat anggota keluarga
berpenyakit kronis/menahun, non PKH, non BPNT, non Kartu Prakerja, dan non BST Kemensos.
12. Jika ditemukan keluarga miskin sebagaimana poin 11 (sebelas) tapi tidak masuk didalam DTKS,
tetap dapat menerima BLT-Dana Desa. Selanjutnya, data penerima BLT-Dana Desa tersebut
diusulkan masuk dalam pemutakhiran DTKS sesuai ketentuan yang berlaku.
14. Optimalisasi peran pembinaan dan pengawasan aparat Pemerintah Daerah terkait termasuk Camat,
serta Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) secara berjenjang agar pelaksanaan
penanggulangan COVID-19 melalui APBDesa dilakukan secara efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel.
15. Setiap Desa wajib membentuk Posko Penanganan COVID-19 di masing-masing Desa, kegiatan
penanganan dan pelaporan dilaksanakan di masing-masing desa dan bukan merupakan posko
gabungan.
16. Pada Posko Penanganan COVID-19 wajib memasang baliho/ banner/ spanduk agar mudah terlihat
oleh masyarakat.
Ditetapkan di : Sintang
Tanggal : 27 April 2020
Tembusan Yth. :
1. Wakil Bupati Sintang di Sintang;
2. Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang;
3. Inspektur Kabupaten Sintang;
4. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Sintang di Sintang;
5. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sintang di Sintang.
FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI DANA DESA (BLT-DANA DESA)
DESA ............... KECAMATAN ...............
KABUPATEN ...............
dst.
( ................................ ) ( ................................ )
MENGETAHUI
KEPALA DESA,
( ................................ )