Tanah Pasir Saat Gempa, Studi Kasus Gempa Flores 1992 di Maumere
Paulus P. Rahardjo & Lyna Meilinda
Fakultas Teknik Jurusan Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Paulus Sianto
Fakultas Teknik Sipil, Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau kembali potensi likuifaksi dan dampaknya terhadap
penurunan serta peningkatan tekanan air pori. Pada kasus gempa Flores tahun 1992 di kota Maumere,
menggunakan data bor dan sondir masing-masing sebanyak 17 titik. Gempa berupa dengan magnitude 6.8
skala Richter, kedalaman fokus 34 km dan jarak epicentrum 40 km. Analisis percepatan gempa menggunakan
fungsi atenuasi dari Donovan (1972). Analisis dilakukan dengan menggunakan metode tegangan siklik dan
metode lain seperti diantaranya penerapan konsep state parameter.
Hasil evaluasi potensi likuifaksi untuk tanah Maumere menunjukkan : tanah tergolong mudah mengalami
likuifaksi mengingat fraksi butir halusnya tidak plastis dan konsistensinya lepas hingga medium. Daerah yang
mengalami likuifaksi terletak pada lapisan alluvium dan alluvium lunak serta terjadi pada SPT lebih kecil dari
10 dan qc lebih kecil dari 45 kg/cm2. Korelasi faktor keamanan, FK, dan state parameter, ψ menunjukkan
bahwa pada nilai ψ ≥ -0.15, FK yang diperoleh umumnya lebih kecil dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa pada
nilai state parameter negatif juga masih dapat terjadi liquifaksi. Prediksi tekanan air pori menggunakan metode
state parameter menghasilkan nilai ∆u yang lebih besar dibanding metode Dobry dan metode Davis-Berrill.
Tekanan air pori yang memicu terjadinya likuifaksi berada pada rentang 0.5 sampai 1.1 kg/cm2 untuk metode
state parameter, sedangkan metode Dobry dan metode Davis-Berrill menghasilkan nilai tekanan air pori antara
0.2 sampai 0.9 kg/cm2. Likuifaksi terjadi pada nilai tegangan vertikal efektif tanah sebelum nol. Hal ini berbeda
dengan pendapat lama dari Seed yang menyatakan bahwa likuifaksi akan terjadi bila terjadi peningkatan
tekanan air pori yang harganya sama dengan tegangan keliling.
Kata Kunci : liquifaksi, steady state line, state parameter
ABSTRACT: The objective of this research is to review liquefaction potential and its effect on the build up of
excess pore pressure and settlement during 1992, Flores earthquake at Maumere city based on boreholes and
CPTs at 17 locations. The earthquake has magnitude 6.8 Richter scale, depth of focus 34 km and epicentral
distance 40 km. The earthquake acceleration is determined using Donovan attenuation function (1972). The
analysis is conducted using cyclic shear stress method and state parameter approach.
The result of liquefaction potential evaluation at Maumere city shows that the soil is susceptible to liquefaction
due to low relative densities and non-plastic fine content. The location with severe liquefaction is on soft
alluvial layers with SPT < 10 and CPT depth resistance < 45 kg/cm2. Correlation of safety factor and state
parameter shows that safety factor is lower than unity at the value of state parameter > -0.15. Prediction of
pore water pressure using state parameter, method proposed by Dobry and by Davis-Berrill resulted in range
of excess pore water pressure of 0.2 – 1.1 kg/cm2. This verify that during liquefaction the increase of pore
water pressure did not reach overburden pressure.
Keywords : liquefaction, steady state line, state parameter