Anda di halaman 1dari 16

Aspek Hukum dan Manajemen

Proyek

Disajikan Oleh :
Feronika Yappo (155102496)
Asisi Happy Kurniawan (155102500)
Jena Fani Apurijau (155102467)
Jurnal Mengenai Aspek Hukum dan Manajemen
Proyek
 Aspek Hukum Terhadap Kegagalan Pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi Proyek di Jakarta

• Kajian Aspek Hukum Sub Kontraktor Bangunan Bawah


dan Drainase Dalam Manajemen Proyek (Studi kasus
pada rencana jembatan Layang Simpang Charitas)

• Penerapan Aspek Hukum Terhadap Keselamatan Kerja


(Studi kasus : Proyek The Lagoon Tamansari Bahu Mall)
Aspek Hukum Terhadap Kegagalan Pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi Proyek di Jakarta
 Pendahuluan
Kegagalan pekerjaan konstruksi dapat berujung pada proses hukum,munculnya kasus
hukum pada proyek konstruksi terjadi karena adanya penyimpangan terhadap volume,
kualitas maupun waktu proyek.
Penelitian => Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan adalah faktor
manusia(man),material,metode kerja

Yang mengatur tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (PP 29/2000)


PP 29/2000 Pasal 31  Kegagalan Pekerjaan Konstruksi

• Tujuan
Untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan pekerjaan konstruksi
serta bagaimana cara penyelesaiannya ditinjau dari aspek hukum
terhadap kegagalan pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaan proyek di
DKI Jakarta yang berpotensi menjadi perselisihan antara pihak terkait
Metode Penelitian
Pengumpulan data - pengolahan data-dianalisia-hasil-kesimpulan
Lokasi penelitian : diwilayah DKI Jakarta
Waktu pelaksanaan : 6 (enam) bulan efektif

Pengolahan data
Data kuantitatif
Data kualitatif
Hasil dan Pembahasan
Data primer diambil dari responden yang bekerja pada bidang
konstruksi terdiri dari :
 penyedia jasa yaitu kontraktor-konsultan
pengawas-konsultan perencana
pengguna jasa
Profile pendidikan
S2
S1
Pendidikan lainnya
Pengalaman kerja rata-rata 6-10tahun
Pengalaman kerja antara 11-25
Bekerja pada Swasta Nasional
BUMN
Pemerintah

Data Sekunder
Studi pustaka : jurnal,teks book, perundang-undangan
S1
Pendidikan lainnya
Pengalaman kerja rata-rata 6-10tahun
Pengalaman kerja antara 11-25
Bekerja pada Swasta Nasional
BUMN
Pemerintah
Hasil penelitian
Bagian konstruksi yang sering terjadi kegagalan
pekerjaan konstruksi : Struktur bangunan, pekerjaan
pondasi,pekerjaan kerangka dan penutup atap,
pekerjaan tanah konstruksi, pekerjaan arsitektur,
pekerjaan utilitas bangunan
Faktor penyebab terjadinya kegagalan pekerjaan
konstruksi : Metode kerja dan lokasi proyek masing-
masing, desain bangunan,material bangunan dan alat
pendukung pelaksaan proyek,SDM, Kontrak dan
penyimpangan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
Penyelesaian kegagalan pekerjaan konstruksi
ditinjau dari aspek hukum adalah
Aspek hukum penyelesaian sangketa antara pihak-
pihak terkait umumnya
Sanksi dalam kegagalan pekerjaan konstruksi yaitu
apabila kesalahan penyedia,maka penyedia jasa
tersebut harus memperbaiki atau mengganti dengan
biaya ditanggung sendiri dan tidak diberikan
tambahan waktu.
Apabila kesalahan pada pengguna jasa ,maka pengguna
jasa harus membayar biaya yang timbul dan
memberikan tambahan waktu pelaksanaan
Penerapan Aspek Hukum Terhadap Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja
 Pendahuluan
Pekerjaan konstruksi sangat rentan terhadap kecelakaan. Oleh karena itu
menerapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat penting.
Karena bertujuan untuk membedrikan suasana lingkungan dan kondisi kerja yang
baik,nyaaman dan aman serta dapat menghindari kecelakan dan penyakit kerja.

 Tujuan
Mengetahui penerapan aspek hukum terhadap keselamatan kerja (K3) pada
proyek konstruksi.

 Metodologi Penelitian
1. Studi kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian
2. pengamatan data proyek melalui konsultasi dengan pihak terkait
3. Penelitian langsung dilapangan
4. wawancara dengan staf di lapangan
5. Pengambilan data proyek di lapangan ( data primer : wawancara, daftar
pertanyaaan serta data tentang tenaga kerja. Data sekunder : referensi pustaka )
Hasil Dan Pembahasan
Hasil observasi menunjukkan bahwa keseluruhan elemen sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi proyek tersebut telah
dilaksanakan sepenuhnya. Hal ini terlihat dari kelengkaapan prosedur
yang disediakan oleh perusahaan untuk mengatur dan menyusun
pekerjaan dengan aman dan efisien.

Kesimpulan
Penerapan aspek hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh
baik kepada perusahaan maupun tenaga kerja karena apabila perusahaan ataupun
Tenaga kerja mengabaikan K3 dalam menjalankan pekerjaan akan diberkan sanksi

hukum karena baik perusahan dan tenaga kerja telah terikat secara
hukum.
KAJIAN ASPEK HUKUM SUB KONTRAKTOR
BANGUNAN BAWAH DAN DRAINASE DALAM
MANAJEMEN PROYEK
Pendahuluan
Dalam upaya pencapaian target pembangunan jembatan layang simpang
Charitas yang diharapkan dapat selesai tepat waktu, maka perlu diadakan kajian
aspek hukum terutama bangunan bawah dan drainase ditinjau dari segi
manajenen proyek. Dimana perlu dilakukan kajian yang mungkin terjadi dalam
pelaksanaannya nanti yang dapa tmenghambat jalannya pembangunan karena
menyangkut dengan keberadaan lingkungan yang mungkin sulit dilakukan
kompromi bila waktunya telah mendesak.
Tujuan
Untuk menentukan dan mengeliminir masalah-masalah yang akan
timbul antara kontraktor dan sub kontraktor terkait dengan
pembangunan jembatan layang Caritas terutama menyangkut
pekerjaan bangunan bawah dan drainase serta menetapkan berbagai
solusinya dalam kontrak.
Metodologi
1. Penilaian suatu permasalahan
Adapun permasalahan yang sering dihadapi oleh sub kontraktor dimana
dalam tender suatu proyek besar, biasanya main kontraktor memberikan
sebagian pekerjaan pada sub kontraktor. Disini dapat menimbulkan
beberapa persoalan bilamana mereka mempertimbangkan proses
pemberian sub pekerjaannya melalui persaingan beberapa sub kontraktor
dengan penawaran terendah baik secara tertulis maupun secara lisan atau
pertelepon saja.

2. Permasalahan pada bangunan bawah


Tanpa mengenal kelemahan-kelemahan, keuntungan dan kesadaran yang
diharapkan terancam merosot atau hilang, dan langkah pengamanan bisa keliru
arah serta intensitasnya. Dengan mengenal kelemahan diharapkan dapat
membentuk motivasi dan kesadaran bahwa langkah-langkah pengamanan,
control yang teliti terhadap kemungkinan terjadinya kelemahan adalah untuk
salah satu cara untuk mengendalikan aspek hukum yang mungkin terjadi.
3. Permasalahan pada drainase
 Berdasarkan rencana pembuatan drainase sampai ke permukaan
tanah penyaluran air tidak akan menjadi permasalahan, yaitu
hanya pembuatan saluran pipa–pipa baja atau paralon yng
diletakkan pada pilar-pilar jembatan yang pada umumnya
ditempelkan kepilar jembatan, hal ini dilakukan agar lebih
mudah untuk melakukan perbaikan atau penggantian
dibelakang hari. Jadi masalah yang timbul kemungkinan dari
masyarakat sekitar yang terkena dampak aliran air dan
ketidaktepatan survey lapangan.
Hasil dan pembahasan
1. Hasil penelitian lapangan
 Perluasan areal perlintasan agar jalur jalan yang akan dibangun
memenuhi standar jumlah jalur yang memadai.
 Saluran pembuangan yang memadai dari rencana proyek ke saluran
pembuangan akhir.
 Pembebasan tanah yang akan memerlukan dana yang besar karena
perluasan areal berupa gedung-gedung bertingkat yang bernilai tinggi.
2. Hubungan pekerjaan dan aspek hukum
Mengingat kompleksitasnya, pembangunan simpang susun simpang Charitas akan
melibatkan berbagai bidang pekerjaan spesialisasi. Oleh karena itu diperlukan sub
kontraktor yang mengkhususkan diri melaksanakan pekerjaan pada jenis pekerjaan tertentu
dilihat dari kebutuhannya.
 Bangunan Bawah dan drainase
 Bangunan atas
 Mekanikal dan Elektrikal.
BANGUNAN BAWAH
a. Pondasi : bore pile –cast in situ,
b. Pile Caps : cast in situ
c. Abutment : cast in situ
d. Pilar( Pier ): Modified Flared–cast in situ.
ANTISIPASI PERMASALAHAN YANG
MUNGKIN TIMBUL
 Mengenal kelemahan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaannya, antisipasi langkah-
langkah pengamanan.
 Agar pemasangan bore pile dengan sebaik mungkin dan sepenuhnya vertikal dan berapa
batas toleransi penyimpangan vertikalitas dan penyimpangan dari lokasi yang dapat
dipenuhi.
 Agar pada sambungan tidak ada patahan, tidak ada perlemahan besaran mekanisnya,
dan pengelasannya baik dan efektif.
 Agar pengawas yakin bahwa fundasi sudah mencapai lapis dan jenis tanah yang
ditetapkan.
 Tidak ada pengecilan lubang bor (sebelum
 pembetonan) dan pembesian yang dilakukan, pengecoran cukup baik dan mencapai
kapasitas desain tanpa ada kerusakan strukturnya.
 Pembesian , bekisting dan pengecoran Pile cap, pilar, dan abutment telah dilaksanakan
cukup baik dan sesuai dengan gambar dan speknya.
SOLUSI

KESIMPULAN

 Risiko keselamatan yang sudah diperkecil dapat dialihkan keperlindungan


asuransi.
 seorang ahli adalah sangat diperlukan untuk menjembatani hubungan Aspek
Hukum dan Aspek Teknis dalam dunia konstruksi yang memang cukup
kompleks tapi bukan dua Aspek yang tidak dapat dipertemukan.
 Untuk menghindari kekeliruan dalam pelaksanaan pekerjaan perlu dilakukan
penunjukan petugas pelaksana yang benar-benar mengerti dan berpengalaman
dibidang tugas yang akan dikerjakan sesuai dengan prinsip-prinsip dalam
manajemen proyek.
 Sedangkan dalam menyusun perjanjian kerjasama antara kontraktor utama
dengan sub-subkontraktor baik kontraktor pelaksana bagian-bagian bangunan
maupun suplyer bahan-bahan bangunan perlu ditangani oleh seorang ahli
yang berpengalaman ataupun ahli hukum yang sudah mengerti permasalahan
yang akan ditanganinya.

Anda mungkin juga menyukai