PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Bangunan rumah toko dan kantor (rukan) tiga lantai yang terletak di kompleks
Cendrawasih Permai, Jl Ahmad Yani, Kecamatan Sunga Pinang Kota Samarinda Kalimantan
Timur runtuh pada tanggal 3 Juni 2014 saat masih dalam proses pengerjaan yang
menyebabkan 12 pekerjanya tewas. Bangunan ini memiliki lebar 15 meter dan panjang 98
meter dengan biaya konstruki senilai kurang dari 15 Milyar rupiah. Merupakan bentuk
kegagalan dari sebuah struktur bangunan yang dibangun pada zaman modern seperti saat ini.
Seluruh bangunan runtuh tak tersisa, tampak seperti mengalami bencana gempa bumi. Setelah
dilakukan observasi, runtuhnya rukan disebabkan oleh empat perkara yang sangat fatal.
Pertama, kegagalan pondasi dimana tanah yang ada di area konstruksi adalah tanah rawa dan
merupakan tanah lempung sehingga memerlukan waktu lama untuk terkonsolidasi jika tanpa
penanganan khusus seperti vertical drain. Kedua, kegagalan struktur utama. Struktur yang
dimaksud adalah balok-kolom. Hal ini didasarkan fakta bahwa adanya retakan pada kolom di
lantai 2, tentunya hal ini merupakan indikasi awal bahwa ada masalah pada struktur tersebut.
Ketiga, kesalahan sistem perancah pengecoran lantai. Keempat, orgaisasi proyek tidak benar
karena faktanya proyek ini tidak memiliki konsultan perencana. Kelima, adanya pengalihan
pekerjaan secara serampangan dan tidak ada pengawasan dari kontraktor utama. Melihat
kasus ini banyak pihak yang perlu bertanggung jawab atas kesalahan fatal yang telah
diakibatkan oleh pihak-pihak terkait sebagai mana diatur dalam UU Nomor 18/1999
mengenai Jasa Konstruksi.
Runtuhnya rukan cendrawasih merupakan salah satu dari banyaknya contoh kasus
kegagalan konstruksi. Kegagaln kostruksi tidak haya akan merugikan pihak pertama (owner)
saja melainkan juga pihak kedua (sebagai pelaksana) karena tidak hanya masalah uang,
waktu, tenaga, dan material yang akan terbuang sia-sia bahkan nyawa seseorang yang menjadi
taruhannya. Martabat perusahan juga akan dipertaruhkan di mata masyarakat yang nantinya
akan mempengaruhi kredibilitas perusahaan dimasa depan. Timbulnya implikasi negatif
terhadap politik, sosial dan teknis dari suatu konstruksi merupakan kegagalan konstruksi.
Konstruksi rusak, negara rusak. Konstruksi gagal adalah gagalnya pembangunan negara.
Untuk mendapatkan faktor penyebab kegagalan pekerjaan konstruksi tidaklah mudah.
Kadangkala sumber dari kegagalan itu sendiri merupakan akumulasi dari berbagai faktor.
Sumber kegagalan konstruksi seringkali dipengaruhi oleh faktor alam dan perilaku manusia
(Pranoto,1997). Faktor alam dicontohkan sebagai kegagalan yang terjadi akibat perubahan
1
dinamik dari alam, seperti letusan gunung berapi, banjir, gelombang laut dan gempa bumi.
Perilaku manusia juga berperan signifikan. Vicknasyon (2003) mengemukakan, 80% dari total
kegagalan konstruksi dimungkinkan penyebabnya faktor manusia. Riset yang dilakukan Oyfer
(2002) menyatakan hal seperti itu di Amerika disebabkan oleh faktor manusia (54%), desain
(17%), perawatan (15%), material (12%) dan hal yang tak terduga (2%). (Suara Merdeka,
Kamis 26 September 2006).
Salah satu sumber
penyimpangan
kegagalan
pekerjaan
konstruksi
adalah
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kajian pustaka yang akan dibahas adalah:
1. Apa saja aspek hukum yang ada dalam bidang jasa konstruksi?
2. Apa penyebab kegagalan konstruksi rukan cendrawasih di tinjau dari ilmu teknik
sipil dan jika ada ketidak sesuaian dengan metode konstruksi, bagaimana
seharusnya?
3. Bagaimana kajian
hukum mengenai
kasus
kegagalan
konstruksi rukan
cendrawasih?
a. Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam kegagalan konstruksi rukan
cendrawasih?
b. Apa saja aspek hukum yang akan diterima oleh pihak-pihak yang
bertanggung jawab atas kasus runtuhnya rukan cendrawasih?
1.3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10%
(sepuluh per seratus) dari nilai kontrak.
2) Barang siapa yang melakukan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang
bertentangan atau tidak sesuai dengan ketentuan keteknikan yang telah
ditetapkan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau
kegagalan bangunan dikenakan pidana paling lama 5 (lima) tahun
penjara atau dikenakan denda paling banyak 5% (lima per seratus) dari
nilai kontrak.
3) Barang siapa yang melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dengan sengaja memberi kesempatan kepada orang lain yang
melaksanakan pekerjaan konstruksi melakukan penyimpangan terhadap
ketentuan keteknikan dan menyebabkan timbulnya kegagalan pekerjaan
konstruksi atau kegagalan bangunan dikenai pidana paling lama 5
(lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh
per seratus) dari nilai kontrak.
2.1.3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000
Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
BAB IV Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi
Pasal 25
Lingkup tahap perencanaan pekerjaan konstruksi meliputi prastudi kelayakan,
studi kelayakan, perencanaan umum, dan perencanaan teknik.
Pasal 26
1) Dalam perencanaan pekerjaan konstruksi dengan pekerjaan risiko tinggi
harus dilakukan prastudi kelayakan, studi kelayakan, perencanaan umum,
dan perencanaan teknik.
2) Dalam perencanaan pekerjaan konstruksi dengan pekerjaan risiko sedang
harus dilakukan studi kelayakan, perencanaan umum, dan perencanaan
teknik.
3) Dalam perencanaan pekerjaan konstruksi dengan pekerjaan risiko kecil
harus dilakukan perencanaan teknik.
Pasal 28
1) Lingkup tahap pelaksanaan beserta pengawasan pekerjaan konstruksi
meliputi pelaksanaan fisik, pengawasan, uji coba, dan penyerahan hasil
akhir pekerjaan.
2) Pelaksanaan beserta pengawasan pekerjaan konstruksi dilakukan
berdasarkan hasil perencanaan teknik sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26.
7
disesuaikan
dengan
kegiatan
tahapan
pelaksanaan
dan
pengawasan.
3) Penyedia jasa wajib menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan serta
pengawasan yang meliputi hasil tahapan pekerjaan, hasil penyerahan
pertama dan hasil penyerahan akhir secara tepat biaya, tepat mutu, dan
tepat waktu.
4) Pengguna jasa wajib melaksanakan pembayaran atas penyerahan hasil
pelaksanaan pekerjaan beserta pengawasan secara tepat jumlah dan tepat
waktu.
5) Untuk pekerjaan tertentu uji coba wajib dilakukan atau disahkan oleh
instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 30
1) Untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi, penyelenggara pekerjaan konstruksi wajib memenuhi
ketentuan tentang :
a. keteknikan, meliputi persyaratan keselamatan umum, konstruksi
bangunan, mutu hasil pekerjaan, mutu bahan dan atau
komponen bangunan, dan mutu peralatan sesuai dengan standar
atau norma yang berlaku;
b. keamanan, keselamatan, dan kesehatan tempat kerja konstruksi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. perlindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
d. tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Ketentuan keteknikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a
diatur oleh Menteri teknis yang bersangkutan.
8
c.
d.
e.
f.
g.
atau
h. larangan melakukan pekerjaan.
3) Pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah ini dikenakan sanksi
administratif yang ditetapkan oleh Pemerintah kepada pengguna jasa,
berupa :
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara sebagian atau keseluruhan pekerjaan
konstruksi;
c. pembekuan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
d. pencabutan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi; atau
e. larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi.
4) Pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah ini dikenakan sanksi
administratif yang ditetapkan oleh Lembaga kepada penyedia jasa dan
asosiasi, berupa :
a. peringatan tertulis; atau
b. pembatasan bidang usaha dan atau profesi.
5) Pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah ini dikenakan sanksi
administratif yang ditetapkan oleh asosiasi kepada anggota, berupa :
a. peringatan tertulis; atau
b. pembekuan sertifikat.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Rukan Cendrawasih Permai dibangun sejak Desember 2013 oleh CV Abadi pada areal
kompleks Perumahan Cendrawasih Permai di atas lahan seluas 50 x 100 m 2 dengan luas
bangunan 15 x 98 m2. Rencana Rukantersebut akan dibangun sebanyak 17 petak bangunan
dan masing-masing bangunan berdiri diatas tiga lantai. Rumah toko (Ruko) tiga lantai di
kompleks perumahan Cendrawasih Permai di jalan Ahmad Yani, kota Samarinda, Kalimantan
Timur roboh pada selasa pagi sekitar pukul 06.25 WITA tanggal 3 Juni 2014. Robohnya
rukan mengakibatkan tewasnya 12 orang pekerja dan 6 orang luka berat. Proyek ini
mempekerjakan 84 orang pekerja.
Kontraktor proyek rukan ini semula PT. Firma Abadi yang beralamat di Surabaya
menyerahkan sepenuhnya pekerjaan kepada perseorangan/individu yang merupakan
pemborong berinisial NI yang beralamat di Samarinda yang kemudian menyerahkan lagi
kepada mandor yang berinisial S. Pengalihan pekerjaan ini meliputi keseluruhan pekerjaan.
Robohnya Rukan cendrawasih diakibatkan karena kegagalan pekerjaan konstruksi.
Rukan cendrawsih ambruk sebelum pekerjaaan konstruksi terselesaikan. Setelah diselidiki
ternyata ada beberapa kesalahan yang dilakukan dan penyebab kegagalan pekerjaan
konstruksi di proyek Rukan Cendrawasih :
1. Izin Mendirikan Bangunan Bermasalah
Setelah di telusuri ternyata izin awal mendirikan bangunan di kompleks
Cendrawasih Permai di Jl. A Yani diperuntukkan untuk membangun gedung kantor.
Namun dalam pelaksanaannya fungsi bangunan berubah menjadi rukan (rumah
kantor).
2. Kegagalan Pondasi
Menurut warga sekitar, sebagian besar bangunan di sekitar lokasi setidaknya
memerlukan setahun untuk pematangan lahan, untuk lahan yang merupakan timbunan
diperlukan waktu perawatan tanah sebelum melanjutkan proses pengerjaan konstruksi.
11
Sedangkan pengurukan rawa sampai bangunan lantai satu rampung hanya memakan
tenggang 6 bulan. Diketahui tipe tanah di areal konstruksi terebut bertipe tanah rawa
yang merupakan tanah lempung lunak. Tanah bertipe lempung perlu waktu lama untuk
terkonsolidasi jika tanpa penanganan khusus. Tanah lempung merupakan tanah yang
memiliki permeabilitas kecil, ketika tanah jenuh maka air akan tertampung dan jika
dibebani tanah tidak akan mampu menahan beban yang diberikan. Terdapat beberapa
metode yang bisa dilakukan guna memperbaiki tanah lunak:
Pertama memasang vertical drain, tanah lempung lunak jenuh adalah tanah
dengan rongga kapiler yang sangat kecil sehingga proses konsolidasi saat tanah
dibebani memerlukan waktu cukup lama, sehingga untuk mengeluarkan air dari tanah
secara cepat adalah dengan mebuat vertical drain pada radius tertentu sehingga air
yang terkandung dalam tanah akan termobilisasi keluar melalui vertical drain yang
telah terpasang. Vertical drain ini dapat berupa stone column atau menggunakan
material fabricated yang diproduk oleh geosinindo atau pabrik yang lainnya.
Pekerjaan vertical drain ini biasanya dikombinasikan dengan pekerjaan pre-load
berupa timbunan tanah, dengan maksud memberikan beban pada tanah sehingga air
yang terkandung dalam tanah bisa termobilisasi dengan lebih cepat.
Kedua dengan menggunakan cerucuk bamboo atau corduroy, prinsip
kerjanya sebelum dilakukan penimbunan terlebih dahulu memasang bantalan baik
yang terbuat dari bamboo (cerucuk) atau dari kayu gelondongan (corduroy) sehingga
saat tanah dihampar tidak bercampur dengan tanah asli dibawahnya dan tanah
timbunan tersebut membentuk satu kesatuan yang mengapung diatas tanah aslinya
semacam pontoon yang mengapung diatas air. Terdapat pondasi cerucuk bamboo yang
telah dimodifikasi dan dipatentkan oleh Pak Mansyur Irsyam (dosen ITB) yang telah
diaplikasikan pada bebepara daerah diindonesia serta telah terbukti mamfaatnya.
Ketiga dengan menggunakan tiang pancang, bisa berupa bore pile atau PC
spun pile, sehingga struktur yang akan kita bangun diatas tanah tersebut tidak lagi
menumpuh pada tanah lunak tersebut akan tetap menumpu pada lapisan tanah keras
dibawahnya. Satu hal yang perlu diperhatikan saat merencanakan pondasi tiang
pancang pada tanah lunak adalah negative skin friction.
3. Kegagalan Struktur Utama
Berdasarkan random sampling yang diambil dari reruntuhan rukan, ada deviasi
perencanaan dan pelaksaan yang dilakukan oleh kontraktor, seperti tulangan beton
yang direncakanan seharusnya menggunakan ukuran 15 - 16 mm tetapi fakta
12
sequence nya
Test beton harus dilakukan sebelum bongkar bekisting
Inspeksi harus memastikan bahwa kontraktor telah memasang perancah
yang benar dan beton yang telah tercor telah mencapai kekuatan
desainnya.
5. Keorganisasian
Organisasi proyek ini tidak lengkap, karena faktanya proyek ini tidak memiliki
konsultan perencana yang ahli dan bersertifikat. Dalam perencanaan proyek ini tidak
13
diketahui darimana dibuatnya. Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh
pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa
perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Peran konsultan
perencana dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah:
Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keiinginan pemilik
bangunan
Membuat gambar kerja pelaksanaan
Membuat rencanan kerja dan syarat-syarat
Membuat Rencana kerja dan syarat syarat pelaksanaan bangunan (RKS)
desain bangunan.
Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud di
wujudkan.
Mempertanggung jawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi.
Agar pelaksanaan proyek pembangunan dapat berjalan dengan baik
diperlukan konsultan perencana yang bagus dalam menghasilkan setiap detail
perencanaan bangunan, misalnya gambar kontrak yang jelas tanpa adanya
pertentangan perbedaan antar gambar serta perbedaan gambar rencana dengan kondisi
dilapangan. selain itu dalam hal spesifikasi bangunan juga dijelaskan dengan detail
agar tidak terjadi hambatan dalam pemilihan material saat pekerjaan pembangunan
berlangsung.
6. Tidak Adanya Pengawas di Lapangan
Dalam proyek ini, ada pengalihan pekerjaan secara serampangan dan tidak ada
pengawasan dari kontraktor utama. Lagi-lagi tidak adanya pengawasan dari seorang
ahli yang mengawasi jalannya proyek. Pengawasan proyek ini pun hanya dilakukan
oleh mandor dari pemborong saja.
Konsultan pengawas dalam suatu proyek mempunyai tugas sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB IV
ANALISIS
15
pelaksana konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian; 4) tenaga kerja yang melaksanakan
pekrjaan keteknikan yang bekerja pada pelaksana konstruksi harus memiliki sertifikat
keterampilan dan keahlian kerja. Pasal 24 ayat 2 berbunyi Subpenyedia jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) wajib memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagaimana tercantum
dalam kontrak kerja konstruksi antara penyedia jasa dan subpenyedia jasa.
Selain itu UU No. 18 tahun 1999 yang juga dilanggar adalah Pasal 22 ayat 2 butir d
yang berbunyi Kontrak kerja konstruksi sekurang-kurangnya harus mencajup uraian
mengenai : tenaga ahli, yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan kualifikasi
tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.
Maka Sanksi dari UU No.18 tahun 1999 yang di berikan kepada Djoni Tanjung adalah
Pasal 43 ayat 1 yang berbunyi Barang siapa yang melakukan perencanaan pekerjaan
konstruksi yang tidak memenuhi ketentuan keteknikan dan mengakibatkan kegagalan
pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun
penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak.
Djoni Tanjung selaku subkontraktor juga melanggar Peraturan Pemerintah No. 29 tahun
2000 Pasal 30, untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi,
penyelenggara pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang : a) keteknikan,
meliputi persyaratan keselamatan umum, konstruksi bangunan, mutu hasil pekerjaan, mutu
bahan dan atau komponen bangunan, dan mutu peralatan sesuai dengan standar atau norma
yang berlaku; b) keamanan, keselamatan, dan kesehatan tempat kerja konstruksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c) perlindungan sosial tenaga kerja
dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku; d) tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kemudian Pasal 31 yang berbunyi Kegagalan
pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja konstruksi baik sebagian
maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna jasa atau penyedia jasa.
Dari hasil analisa peraturan yang dilanggar Djoni Tanjung maka sesuai Pasal 32 ayat 4
Penyedia jasa wajib mengganti atau memperbaiki kegagalan pekerjaan konstruksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 yang disebabkan kesalahan penyedia jasa atas biaya
sendiri.
Maka sanksi dari PP No.29 tahun 2000 Pasal 56 ayat 1 yang isinya, pelanggaran
terhadap Peraturan Pemerintah ini dikenakan sanksi administratif yang ditetapkan oleh
Pemerintah kepada penyedia jasa, berupa :
17
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara sebagian atau keseluruhan pekerjaan konstruksi;
c. pembekuan izin usaha;
d. pencabutan izin usaha;
e. pembekuan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
f. pencabutan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
g. larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi; atau
h. larangan melakukan pekerjaan.
Selain Djoni Tanjung selaku subkontarktor utama juga ada Nanang Ismail selaku
pemborong atau pelaksana lapangan yang menerima pekerjaan dari Kontraktor Djoni
Tanjung. Nanang Ismail juga tidak mempunyai sertifikasi ahli dan hanya mengandalkan
pengalamannya saja dibidang konstruksi. Padahal pengalaman tanpa didasari analisa dan teori
masih belum disebut sempurna dalam menyelesaikan sebuah kasus konstruksi yang pada
kenyataannya berbeda tergantung berbagai macam variable yang mengikat. Pada tahap
pematangan lahan pelaksana konstruksi tidak memperhatikan kondisi tanah yang merupakan
tanah rawa yang mana harus dilakukan perawatan kusus agar tanah siap menahan beban
konstruksi. Dalam melaksanakan pekerjaannya pemborong Nanang Ismail juga tidak
memperhatikan spesifikasi bangunan sesuai perencanaan serta SOP dan melakukan kesalahan
teknis dalam menangani konstruksi beton. Setelah dilakukan pengambilan random sampling
dari reruntuhan ruko dapat diketahui bahwa ada deviasi dari perencanaan dan pelaksanaan
yang mana ukuran kolom dan balok tidak sesuai spesifikasi di dalam gambar kerja dan
kontrak selain itu juga pembesian yang dikerjakan juga tidak sesuai dengan perencanaan
bahkan campuran semen juga ikut dikurangi. Karena ketidak tahuan Nanang Ismail dalam
sistem peranca dan teknis beton dalam penanganannya juga terjadi kesalahan. Akibatnya
terjadilah kegagalan pekerjaan konstruksi. Terlebih lagi Nanang Ismail ditunjuk sebagai
pengawas oleh Djoni Tanjung.
Dari analisa di atas Nanang Ismail Melanggar Undang-undang No. 18 tahun 1999 Pasal
9 ayat 2 yang berbunyi Pelaksana konstruksi orang perseorangan harus memiliki sertifikat
keterampilan kerja dan sertifikat keahlian kerja.
Maka Sanksi dari UU No.18 tahun 1999 yang di berikan kepada Djoni Tanjung adalah
Pasal 43 ayat 2 yang berisi Barang siapa yang melakukan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
yang bertentangan atau tidak sesuai dengan ketentuan keteknikan yang telah ditetapkan dan
mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan dikenakan pidana
paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling banyak 5% (lima per seratus)
18
dari nilai kontrak. Ayat 3 yang berisi Barang siapa yang melakukan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan sengaja memberi kesempatan kepada orang lain
yang melaksanakan pekerjaankonstruksi melakukan penyimpangan terhadap ketentuan
keteknikan dan menyebabkan timbulnya kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan
bangunan dikenai pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling
banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak.
Nanang Ismail juga melanggar PP No. 29 tahun 2000 yang berbunyi Kegagalan
pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja konstruksi baik sebagian
maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna jasa atau penyedia jasa.
Maka sanksi dari PP No.29 tahun 2000 Pasal 56 ayat 2 butir b yang isinya, tidak
memenuhi persyaratan perencanaan tersebut pada huruf a paling lama 6 (enam) bulan sejak
peringatan tertulis dan atau penghentian sementara dikenakan sanksi administratif berupa
pembatasan bidang usaha dan atau profesi atau pembekuan izin usaha dan atau profesi. Psal
56 ayat 3 butir b yang isinya, apabila pengawas tidak memenuhi ketentuan perencanaan
tersebut pada huruf a paling lama 6 (enam) bulan sejak peringatan tertulis dan atau
penghentian sementara, dikenakan sanksi administratif berupa pembatasan bidang usaha dan
atau pembekuan izin usaha dan atau profesi.
Djoni Tanjung dan Nanang Ismail juga dikenakan KUHP pasal 359 yang isinya, barang
siapa karena kesalahannya menyebabkan orang mati, dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun. Pasal 360
ayat 1 Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka berat dihukum penjara
selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun. Ayat 2,
Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka sedemikian rupa sehingga orang
itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan jabatan atau pekrjaannya sementara,
di hukum dengan hukuman penjara selama-lamanya enam bulan atau hukuman kurungan
selama-lamanya enam bulan atau hukuman denda setinggi-tingginya tiga ratus rupiah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1.
Kesimpulan
19
1.2.
Saran
Suatu proyek yang benar adalah proyek yang mematuhi semua aturan hukum
yang ada serta melaksanakan manajemen konstruksi dan manajemen kualitas dengan
baik dan benar. Sebagai owner proyek seharusnya memilih pengusaha jasa konstruksi
yang bersertifikat, tidak hanya mengandalakan pengalaman kerja lapangan saja. Agar
tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kegagalan konstruksi. Selain itu
pengawasan dilapangan juga sangat penting untuk meminimalisir kesalahan yang bisa
saja terjadi pada sebuah proyek konstruksi. Sebagai warga negara hukum, sudah
sepatutnya menegakkan aturan yang ada. Hukum dibuat bukan untuk di hindari tetapi
untuk dipatuhi agar terciptanya keselarasan, keamanan dan kedamaian.
DAFTAR PUSTAKA
http://beritaborneo.co.id/saksi-ahli-tentukan-proses-hukum-ruko-runtuh/
http://beritakaltim.com/?p=687
http://deswitam.blogspot.nl/2012/06/kegagalan-bangunan-dan-kegagalan.html
http://fakultasonline.blogspot.nl/2013/05/skripsi-hukum-peranan-hukum-dibidang_22.html
20
http://hukumpidana.bphn.go.id/bidangkuhpout/konstruksi-bangunan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_perdata
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_pidana
http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Undang-undang_Hukum_Perdata
http://kabar7.com/kabar7-terkait-runtuhnya-toko-polisi-periksa-7-saksi.html
http://kuliahinsinyur.blogspot.nl/2012/06/hukum-konstruksi-dindonesia.html#.VPvNeS4yOT8
http://padepokannurulhudaalfatawy.blogspot.nl/2012/12/perbedaan-hukum-pidana-denganhukum.html
http://simomot.com/2014/06/06/korban-ruko-ambruk-jadi-9-orang-3-korban-lainnya-masihtertimbun/
http://www.arrahmah.com/news/2014/06/03/dua-pekerja-meninggal-terhimpit-ambruknyaruko-di-samarinda.html
http://www.slideshare.net/ayufatimahzahra/kegagalan-konstruksi?next_slideshow=1
http://www.sorot.co.id/695-2-kontraktor-ruko-runtuh-di-samarinda-didakwa-pasalberlapis.html
21