DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
SUMATERA UTARA
MEDAN
2019/2020
IDENTITAS BUKU
Cetakan : Pertama
a. Hakikat manusia sebagai: (a) kreasi atau makhluk yang diciptakan Allah Swt, (b)
makhluk yang dianugerahi potensi jismiyah dan ruhiyah sehinga berkemampuan
membelajarkan diri, dan (e) makhluk yang dipilih sebagai khalifah di muka bumi yang
diberi tugas untuk memimpin dan memakmurkan kehidupan di dalamnya.
b. Kapasitas atau kemampuan manusia dalam meneladani dan mengembangkan sifat-sifat
Ketuhanan yang tersimpul dalam al-asma al-husna ke dalam dirinya.
c. Adab atau Akhlaq al-Karimah, yakni nilai-nilai universal untuk menata kehidupan diri
sendiri, masyarakat, dan alam semesta yang sejahtera, anggun, dan mulia.
d. Al-Ilm, yaitu ilmu pengetahuan yang dibutukan manusia untuk mampu menjalankan
tugas kekhalifahannya, baik ilmu-ilmu yang didatangkan Allah Swt melalui nabi dan
rasul-Nya, maupun ilmu-ilmu yang dihamparkan-Nya di alam semesta dan dalam diri
manusia, yang dapat didekati manusia lewat penginderaan, pemikiran, dan
eksperimentasi ilmiah.
e. Sunnah Allah, yaitu perubalhan dan perkembangan alam ser kehidupan manusia di mana
mereka dipersyaratkan untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan, keterampilan,
dan kepribadian agar mampu menyiasati dan mewarnai perubahan tersebut ke arah yang
lebih baik.
Kemudian dalam konteks wilayah pengabdian diri kepada Allah Swt sebagai 'abd
Allah, maka kandungan kurikulum pendidikan Islam harus berisikan tentang:
a. Hakikat manusia sebagai 'abd Allah yang merupakan: 1) makhluk spiritual yang
memiliki perjanjian suci dengan Tuhan, 2) makhluk yang diperintahkan untuk berserah
diri dan menyembah kepada-Nya, 3) makhluk yang diperintahkan untuk tidak
mensyarikatkan ibadah yang dilakukan kepada sesuatu, kecuali hanya Allah Swt semata,
dan 4) makhluk yang diperintahkan untuk bersikap tulus ikhlas dalam beribadah kepada-
Nya.
b. Tugas-tugas pengabdian manusia yang berdimensi luas, baik dalam dimensi vertikal
maupun horizontal (habl min Allah wahabl min al-nás). Dalam dimensi vertikal, tugas-
tugas pengabdian itu mencakup pelaksanaan ibadah mahdlah secara kontinum sepanjang
kehidupan, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Sedangkan dalam dimensi horizontal,
pengabdian itu meliputi semua 'amal shalih atau perbuatan baik yang berhubungan
dengan kehidupan antar sesama manusia dan makhluk ciptaan Allah Swt.
c. Al-‘IIm, yakni semua ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk berkemampuan
merealisasikan fungsinya sebagai makhluk ibadah ('abd Allah), yakni makhluk yang
diperintahkan untuk secara kontinum mengabdi kepada Allah Swt dengan tulus dan
ikhlas.
Kesimpulan
Dalam bahasa Arab, Istilah kurikulum pendidikan adalah manhaj yang berarti jalan
terang yang harus dilalui pendidik untuk mengembangkan pengetahuan, dan sikap-sikap
mereka. Dalah falsafah pendiidkan Islam, Allah SWT pada hakikatnya adalah Al-Alim dan
Mu’allim yang mendidik semua makhluk ciptaanNya. Baik mendiidk secara langsung mapun
mendiidk secara tidak langsung. Secara umum, cakupan kurikulum pendidikan Islami
meliputi seluruh kawasan kehidupan manusia Muslim, baik dalam ruang lingkup wilayah
kekhilafahan maupun pengabdiannya kepada Allah Swt sebagai makhluk ibadah. Al-
Syaibany mengemukakan bahwa asas-asas umum yang menjadi landasan pembantukan
kurikulum dalam pendidikan Islam adalah: Asas Agama
Seluruh sistem yang ada dalam masyarakat Islam, termasuk sistem pendidikannya harus
meletakkan dasar falsafah, tujuan, dan kurikulumnya pada ajaran Islam yang meliputi
aqidah, ibadah, muamalah dan hubungan-hubungan yang berlaku dalam masyarakat. (1)
Asas Falsafah (2) Asas Psikologis (3) Asas Sosial (4) Asas Agama. Menurut al-Syaibany,
diantara ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah: (1) Mementingkan tujuan agama dan
akhlak (2) Meluaskan perhatian dan kandungan hingga mencakup perhatian, pengembangan
serta bimbingan terhadap segala aspek pribadi (3) Adanya prinsip keseimbangan antara
kandungan kurikulum tentang ilmu dan seni, (4) Menekankan konsep menyeluruh dan
keseimbangan pada kandungannya yang tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu teoritis, baik
yang bersifat aqly maupun naqly, (5) Ketertarikan antara kurikulum pendidikan Islami
dengan minat, kemampuan, keperluan, dan perbedaan individual antara peserta didik.