Pendahuluan
Al-Qur’an merupakan kitab suci ummat Islam, terdapat banyak surat didalamnya,
namun masih banyak dari kita yang belum memahami makna dari ayat Al-Qur’an tersebut.
Banyak versi penafsiran ayat Al-Qur’an sehingga terjadilah perbedaan paham disetiap ummat
Islam. Al-Qur’an juga memiliki aturan bacanya yang diatur didalam Ilmu Tajwid. Adapun
kami disini akan membahas mengenai tafsiran Surah Al-Humazah, At-Takasur dan Al-
Zalzalah
A. SURAH AL-HUMAZAH (PENGUMPAT)
Surah Al-Humazah merupakan surat ke 103 terdiri atas 9 ayat, termasuk golongan
surah Makkiyah, diturunkan sesudah surah Al-Qiyaamah. Kaitannya dengan surat Al ‘Ashr
ialah ketika Allah di dalam Surat Al ‘Ashr menyebutkan bahwa semua persoalan manusia
bergelimang dalam kesesatan, kecuali orang yang dilindungi Allah, lalu di surat ini Dia
menyebutkan sebagian sifat-sifat orang yang sesat itu.Dinamai Al-
Humazah(pengumpat)diambil dari ayat pertama. Adapun bacaan surah Al-Humazah sebagai
berikut:
1
(2) Yang mengumpulkan harta dan suka menghitung-hitungnya.
(3) Dia mengira bahwa hartanya itu dapat memeliharanya.
(4) Sekali-kali Tidak! Sesungguhnya Dia pasti akan dilemparkan ke dalam Huthamah.
(5) Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?.
(6) (yaitu) api Neraka Allah yang menyala-nyala.
(7) yang (membakar) sampai ke hati mereka.
(8) Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka.
(9) (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.1
Tafsiran
1. Ayat 1 : Adapun “pengumpat”ialah suka memburuk-burukkan orang lain dan merasa bahwa
dia saja yang benar. Kerapkali keburukan orang dibicarakannya dibelakang orang itu, padahal
kalau berhadapan dia bermulut manis. “Pencela” orang yang merasa tiap-tiap pekerjaan orang
lain, betapa pun baiknya, namun bagi dia ada saja cacatnya, ada saja celanya. Dan dia lupa
memperhatikan cacat dan cela yang ada pada dirinya sendiri.
2. Ayat 2-3 :Yang menyebabkan dia mencela dan menghina orang lain, memburuk-burukkan
siapa saja ialah karena kerjanya sendiri hanya mengumpulkan harta kekayaan buat dirinya.
Supaya orang jangan mendekat, dipagarinya dirinya dengan memburukkan dan menghina
orang. Karena buat dia tidak ada kemuliaan, tidak ada kehormatan dan tidak akan ada harga
kita dalam kalangan manusia kalau saku tidak berisi. Tiap-tiap membumbung
menggelembung isi puranya, tiap-tiap naik melangit pula suaranya. Dia benci kepada
kebaikan dan kepada orang yang berbuat baik. Dia benci kepada pembangunan untuk
maslahat umum. Asal ada orang datang mendekati dia, dsangkanya akan meminta hartanya
saja. Kadang-kadang orang dikata-katainya. Tidak atau jarang sekali dia berfikir bahwa
perbuatannya mengumpat dan mencela dan memburukkan orang lain adalah satu kesalahan
besar dalam masyarakat manusia beriman, yang akan menyebabkan kesusahan bagi dirinya
sendiri di belakang hari. Sebab: “Dia menyangka bahwa hartanya itulah yang akan
memeliharanya.” (ayat 3). Dengan harta bendanya itu dia menyangka akan terpelihara dari
gangguan penyakit, dari bahaya terpencil dan dari kemurkaan Tuhan. Karena jiwanya telah
terpukau oleh harta bendanya itu menyebabkan dia lupa bahwa hidup ini akan mati, sehat ini
akan sakit, kuat ini akan lemah.
1 Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Qur’an…, h. 600
2
3. Ayat 4-5 : ayat ke-4 membantah dugaan diayat ke-3 itu sambil mengancam yang
bersangkutan bahwa: “Tidak, atau hati-hatilah, Aku bersumpah dia pasti akan dilemparkan
ke neraka al-Hutomah”. Allah pun bertanya diayat ke-5Dan tahukah kamu apa Huthamah
itu?Adalah untuk menarik perhatian Nabi tentang penggambaran betapa ngeri dan pedihnya
siksa neraka itu ayat berikutnya.
4. Ayat 6: Karena selalu dinyalakan, berarti tidak pernah dibiarkan lindap apinya, bernyala
terus, karena ada malaikat yang dikhususkan kerjanya menjaga selalu kenyalaan itu, maka
dari itu berkobarlah apinya terus.
5. Ayat 7 : Maka hanguslah selalu, terpangganglah selalu hati mereka itu. Yaitu hati yang sejak
dari masa hidup di dunia penuh dengan kebusukan, merugikan orang lain untuk keuntungan
diri sendiri, menginjak-injak orang lain untuk kemuliaan diri.
6. Ayat 8 : Setelah masuk ke sana mereka tidak akan dikeluarkan lagi, dikunci mati dengan
tiang panjang melintang.
7. Ayat 9 : Mereka itu di dalam neraka diikat di tiang yang panjang, dan tiang-tiang itupun
terbakar yang membakar mereka.
Begitulah yang akan terjadi saat terlaksananya azab. Sehingga orang yang diazab
merasa yakin bahwa tak ada lagi jalan keselamatan baginya. Keyakinan seperti itu akan
dialami, baik ia pada akhirnya akan diselamatkan-jika ia termasuk kelompok kaum Mukmin
yang berdosa-ataukah ia tidak akan terselamatkan untuk selama-lamanya, jika ia termasuk
dalam kelompok orang-orang yang telah ‘terlingkungi oleh dosa-dosanyaa’, dan karenanya ia
tergolong dalam kelompok’orang-orang yang binasa’
3 Contoh penerapan isi kandungan surah al humazah adalah
1. Tidak menggupat orang lain dalam kehidupan sehari-hari
2. Tidak menghina dan tidak mencela orang lain dalam kehidupan sehari-hari
3. Tidak pelit dan selalu menyedekahkan sebagian harta yang dimiliki kepada orang
yang membutuhkan
B. SURAH AT-TAKATSUR(BERMEGAH-MEGAHAN)
Surah At-takatsur merupakan surat ke 102yang terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan
surah Makkiyah, diturunkan sesudah surah Al-Kautsar. Dinamai Surah At-Takatsur
3
(Bermegah-Megahan) diambil dari ayat pertama. Adapun bacaan surah At-Takatsur sebagai
berikut:
4
Ayat-4-5: (Allah mengingatkan), andaikan kamu mengetahui perkara (besar) ini
dengan ilmu-yaqin, pastilah kamu dengan banyaknya harta dan anak, tidak membuat kamu
berbangga-bangga yang dapat melalaikan ketaatanmu kepada Allah dan hari akhirat.
Ayat-6: sungguh kalian akan diperlihatkan al Jahiim (Neraka) kelak di akhirat, sebuah
persaksian dengan jiwa, raga, dan dengan mata kepala sendiri, sehingga kamu menjadi yakin.
(ayat 7).
Pada ayat ke-8, maka Allah mengingatkan kepada kita semua, terutama mereka yang
berbangga-bangga dengan limpahan karunia dunia –harta dan anak serta lain-lainnya –
pastilah mereka akan ditanya tetang limpahan dunia yang melalaikan dari amal-amal untuk
akhirat. Mereka pun akan ditanya tentang keamanan, kesehatan, waktu luang (kesempatan),
juga kelezatan makanan dan minuman, juga naungan-naungan tempat tinggal (rumah, villa,
apartemen, dsj), untuk dipertanggung jawabkan.2
3 Contoh penerapan isi kandungan surah at takatsur adalah
1. Hidup sederhana
2. Tidak suka hidup secara foya-foya atau hidup secara bermegah-megahan
3. Selalu mau membantu dan memberikan rezeki kepada orang lain
5
Terjemahan
(1) Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan (yang dahsyat)
(2) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya
(8) Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula.
Tafsiran
(1) Allah SWT memberitahukan tentang hal yang akan terjadi pada hari Kiamat, yaitu bahwa
bumi akan diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat sehingga bangunan-bangunan di
atasnya runtuh semua. Demikian pula gunung-gunung dan perbukitan akan diratakan
sehingga menjadi datar sama sekali.
(2) Yaitu perbendaharaannya dan orang-orang yang telah mati yang dikubur di dalamnya.
Semua itu akan dimuntahkan ke atasnya.
(3) Yaitu orang yang kafir kepada kebangkitan.
(4) Yakni memberitakan apa yang dikerjakan di atasnya; kebaikan atau keburukan. Syaikh As
Sa’diy berkata, “Bumi akan bersaksi terhadap orang-orang yang beramal tentang apa yang
mereka kerjakan di atasnya, baik atau buruk, karena bumi termasuk para saksi terhadap
hamba tentang amal yang mereka kerjakan.” Hal itu, karena Allah SWT memerintahkan bumi
untuk memberitahukan apa yang dikerjakan di atasnya, maka ia tidak mendurhakai perintah-
Nya.
(5) Maksudnya, pada hari itu manusia tampil di padang mahsyar ketika Allah SWT memberikan
keputusan di antara mereka dengan keadaan yang berbeda-beda; ada yang berbahagia dan ada
6
yang celaka. Ada yang yang diperintahkan ke surga dan ada yang diperintahkan ke neraka.
Ada yang putih mukanya dan ada pula yang hitam dan sebagainya.
(6) Yakni seukuran semut yang kecil. Jika amal seukuran itu saja diperlihatkan, lalu bagaimana
dengan amal yang lebih besar dari itu? Tentu lebih diperlihatkan lagi. Allah SWT berfirman,
“Pada hari ketika setiap diri mendapatkan segala kebajikan dihadapkan kepadanya, begitu
(pula) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu
ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat
Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.” (Terj.Ali Imran: 30)
(7) Dalam ayat di atas terdapat targhib (dorongan) untuk mengerjakan kebaikan meskipun kecil,
dan tarhib (penakut-nakutan) tehadap perbuatan buruk meskipun ringan.
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah bersifat adil dalam hamba-Nya, setiap yang
berbuat kebaikan dan keburukan seberat dzarrah pun dan dilakukan dimana dan kapanpun
Allah pasti akan tetap membalas perbuatan tersebut tanpa pengecualian. Jika banyak berbuat
baik selama hidupnya akan mendapatkan balasan berupa surga dan jika selama hidupnya
banyak melakukan kejahatan maka balasannya adalah neraka. Adapun dalam tafsir Ibnu
Katsir,menjelaskan ayat ini bahwa:
Sama halnya dengan tafsir al-Mishbâh bahwa dalam konteks kecil atau besarnya amal,
Nabi Saw., bersabda: “Lindungilah diri kamu dari api neraka walau dengan sepotong kurma”.
(HR. Bukhâri dan Muslim melalui ‘Adi Ibn Hâtim).³
Dari penjelasan kedua tafsir di atas dapat disimpulkan bahwa surat ini berkaitan tentang
orang yang meremehkan perbuatan baik dan buruk walaupun hanya separuh biji kurma.4
3 ibid
4 M.Quraish Shihab, Tafsîr al-Mishbâh Pesan, Kesan, dan Keserasian Alquran Juz ‘Amma 15 (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 532.
7
KESIMPULAN
8
2. At-Takatsur menceritakan tentang Orang yang suka mengumpul-ngumpulkan harta hingga
bermegah-megahan akan membuat ia melalaikan ketaatannya pada Allah SWT dan ia akan
sadar ketika azal hendak menjemput.
3. Al-Zalzalah menceritakan tentang hari Kiamat bahwa setiap kebaikan seberat dzarrah pun
akan dibalas di akhirat dan begitu sebaliknya. Dan ketika bangkit dari kubur kita bangkit
dalam keadaan yang berbeda-beda/berkelompok-kelompok sesuai dengan amal masing-
masing.
DAFTAR PUSTAKA
M.Quraish Shihab, Tafsîr al-Mishbâh Pesan, Kesan, dan Keserasian Alquran Juz ‘Amma 15
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 532.
9
Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury, Tafsir Ibnu Katsir 10 (Bandung: Sygma Creative
Media, 2012), h. 694.
http://tafsir.cahcepu.com/alhumazah/al-humazah-1-9/.
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-al-zalzalah.html/
http://warohmah.com/hukum-bacaan-alif-lam/.
10