Anda di halaman 1dari 15

Makalah Geologi Eksplorasi

STRATEGI EKSPLORASI

OLEH:

1. LA ODE AHMAT RIFAI R1C116026


2. MUHAMMAD ADNAN SAMSURIQ R1C116043
3. WA ODE ASNENI R1C116057
4. RANDA IMAWAN R1C116075
5. RAYNALDO BAHARI R1C116080
6. MUDJU SILFARA RIFU RINAMU R1C116081
7. URIA DEVI NATALIA R1C116091
8. RISAL SEPDIANSAR R1C116119

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan dan rahmat-Nya kami
mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata
kuliah “Geologi Eksplorasi”
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
kami hadapi. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Dan kami menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari  dosen pembimbing dan teman – teman terdekat kami sehingga
kendala-kendala yang  kami hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang ‘“Geologi Eksplorasi” ‘. Makalah ini di sajikan berdasarkan rangkuman
dari hasil pengamatan yang bersumber dari berbagai informasi, referensi, dan
berbagai buku tentang eksplorasi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang
lebih luas. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Kami mohon kiranya pembaca berkenang memberikan komentar yang
bersifat membangun untuk makalah kami agar kami tidak melakukan kesalahan
dalam pembuatan makalah ini nantinya. Terima kasih kami ucapkan......

Kendari, Desember 209

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Secara umum pengertian eksplorasi adalah mengetahui, mencari dan


menilai suatu endapan mineral. Menurut Dhadar (1980), eksplorasi bahan galian
didefinisikan sebagai penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu
keterangan mengenai letak, sifat-sifat, bentuk, cadangan, mutu serta nilai
ekonomis dari endapan bahan galian.
Koesoemadinata (1995) mengibaratkan eksplorasi dengan sebuah
perburuan. Seorang ahli geologi atau seorang ahli eksplorasi dipersamakan
dengan pemburu. Pemburu tersebut harus dapat memperhatikan model binatang
yang diburu, habitat dimana buruan itu hidup, petunjuk-petunjuk atau jejak-jejak
yangditinggalkannya, kelemahan dan kekuatan dari binatang tersebut, senjata
yang ampuh untuk merobohkannya, serta strategi untuk dapat sampai mendekati
sasaran dalam jarak tembak.
Tujuan dari eksplorasi adalah untuk menemukan serta mendapatkan
sejumlah maksimum dari cebakan mineral ekonomis baru dengan biaya dan waktu
seminimal mungkin (to find and acquire a maximum number of new economic
mineral deposits within a minimum cost and in a minimum time (Baily, 1968
dalam Koesoemadinata 1995).
Koesoemadinata (1995) menyebutkan bahwa untuk melakukan eksplorasi
atau pencarian suatu cebakan, seseorang yang bekerja di bidang eksplorasi ini
harus mempunyai bayangan tentang apa yang akan dicari, di daerah mana akan
dicari serta metoda dan sistem apa yang efektif digunakan, dengan kata lain harus
memiliki konsep. Konsep ini akan digunakan sebagai dasar suatu sistem
pencarian. Terakhir adalah menentukan metoda untuk melacak, sehingga secara
singkat konsep eksplorasi akan merumuskan strategi dan taktik serta program
kegiatan eksplorasi.
Starategi eksplorasi adalah ilmu perencanaan dan pengarahan kegiatan
eksplorasi bersekala besar untuk mendapatkan daerah yang sangat favorabel akan
terdapatnya cebakan mineral atau akumulasi hidrokarbon sebelum pencarian yang
sesungguhnya.
Menurut Pretorius (1968), yang dimaksud strategi eksplorasi adalah
menggeluti permasalahan mengenai apa yang akan dicari, dimana mencarinya,
dan bagaimana cara mencarinya, dan ini berkisar seputar pengaruh dari teori-teori
genetik atau model cebakan dan hipotesa target dari penemuan di masa yang akan
datang
Dapat dikatakan bahwa sebelum melakukan ekplorasi dibutuhkan konsep
dan strategi yang sesuai dengan bahan galian apa yang dicari. Dimana hal tersebut
yang melatar belakangi kami membuat makalah mengenai strategi ekplorasi.

2. Rumusan masalah
Permasalahan yang diangkat pada makalah geologi ekplorasi ini antara
lain:
1. Bagaiana Konsep dasar dalam kegiatan eksplorasi?
2. Bagaimana tahapan-tahapan kegiatan eksplorasi?
3. Bagaimana cara menyusun tahapan eksplorasi dan pemilihan metode
eksplorasi?
4. Bagaimana merencanakan suatu strategi eksplorasi?
5. Apa saja metode eksplorasi?

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dalam kegiatan eksplorasi
2. Untuk mengetahui tahapa-tahapan kegiatan eksplorasi
3. Untuk mengetahui cara menyusun tahapan eksplorasi dan pemilihan
metode eksplorasi
4. Untuk merencanakan suatu strategi eksplorasi
5. Untuk mengetahui metode eksplorasi dan jenis metode eksplorasi
4. Manfaat
Manfaat yang dapat dicapai dari pembuatan makalah mengenai geologi
ekplorasi ini yaitu:
1. dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang strategi ekplorasi
2. dapat menjadi referensi dan studi literatur bagi pembaca sebelum
melakukan ekplorasi.
3. dapat menjadi landasan teori tentang penelitian terkait.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Eksplorasi


Agar eksplorasi dapat dilaksanakan dengan efisien, ekonomis, dan tepat
sasaran, maka diperlukan perencanaan berdasarkan prinsip-prinsip dan konsep-
konsep dasar eksplorasi sebelum program eksplorasi tersebut dilaksanakan.
Prinsip-prinsip (konsep) dasar eksplorasi tersebut antara lain :
 Targetan Eksplorasi
- jenis bahan galian (spesifikasi kualitas)
- pencarian model-model geologi yang sesuai
 Pemodelan Eksplorasi
- menggunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target
eksplorasi
- menentukan model geologi lokal berdasarkan keadaan lapangan, dan
- mendiskripsikan petunjuk-petunjuk geologi yang akan dimanfaatkan
- penentuan metoda-metoda eksplorasi yang akan dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk geologi yang diperoleh.
Selain itu, perencanaan program eksplorasi tersebut harus memenuhi
kaidah-kaidah dasar ekonomis dan perancangan (design) yaitu :
1. Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metoda harus sesuai dengan
keadaan geologi endapan yang dicari
2. Efisien ; dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, yaitu dengan biaya
serendahrendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya
3. Cost-beneficial ; hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable).
Model geologi regional dapat dipelajari melalui salah satu konsep genesa
bahan galian yaitu mendala Metalogenik, yaitu yang berkenaan dengan batuan
sumber atau asosiasi batuan, proses-proses geologi (tektonik, sedimentasi), serta
waktu terbentuknya suatu endapan bahan galian.
2.2 Tahapan Eksplorasi
Khusus kegiatan eksplorasi, beberapa tahapan harus dilakukan yaitu:
a. Studi pendahuluan
Pada studi pendahuluan yang dilakukan persiapan lapangan sebelum
menuju ketempat yang akan diselidiki. Dalam hal ini dilakukan pengumpulan
data-data yang dapat berupa literatur keadaan geologi regional maupun lokal
daerah yang ingin di eksplorasi, studi citra landsat / foto udara, data laboratorium
yang mendukung, eksplorasi geofisika maupun eksplorasi geokimia.
b. Survei tinjau
Tahap survei tinjau mulai dilakukan pembuatan peta geologi berskala kecil
( 1 : 100.000 – 1: 200.000), selain itu terkadang dilakukan pula pengambilan
sampel stream sediment dan survei aeromagnetic/airborne radiometric. Data
yang didapat pada survei tinjau masih bersifat umum, hasil yang didapat
digunakan untuk menentukan daerah tertentu yang dianggap memiliki prospek.
c. Prospeksi
Tahap prospeksi membutuhkan pembuatan peta geologi daerah prospek
yang lebih terperinci, peta yang diperlukan berskala (1: 50.000 – 1 : 25.000). Pada
tahap ini akan dikumpulkan data mengenai keadaan dan jenis batuan, struktur,
stratigrafi (dilakukan MS sepanjang lintasan tertentu) dan pengumpulan sampel
lapangan yang dilakukan secara lebih sistematik. Di tahap ini juga umumnya
dilakukan land atau aero magnetic/radioactivity, survei seismik dan survei
gravitasi, juga pengambilan sampel stream sediment. Seluruh data di tahap ini
akan digunakan untuk menentukan daerah sasaran.
d. Eksplorasi umum
Tahap eksplorasi umum dilakukan pada peta berskala 1 : 10.000 – 1 :
5.000. Pemetaan yang dilakukan ditunjang pula dengan pekerjaan pembuatan
paritan (trench), pembuatan sumur uji (test pit), pengukuran geofisika detail,
pengambilan sampel geokimia detail (soil sampling dan hidrokimia) serta
pemboran dangkal. Data yang diharapkan dalam tahap eksplorasi ini adalah
mengetahui penyebaran lateral dan vertikal secara umum endapan mineral, juga
kualitas dan kuantitasnya.
e. Eksplorasi rinci/detail
Eksplorasi rinci dilakukan pada peta dengan skala 1 : 2.000 – 1: 200. Pada
tahap ini juga dilakukan pula pemetaan geologi detail bawah permukaan (studi
struktur geologi tubuh deposit) juga program pemboran dan pengambilan sampel
yang terperinci dan sistematis untuk estimasi cadangan terukur dan perencanaan
penambangan.

2.3 Cara Menyusun Tahapan Eksplorasi dan Pemilihan Metode Eksplorasi


Pentahapan dalam eksplorasi mutlak dilakukan untuk meminimalkan
kerugian/resiko kegagalan karena eksplorasi merupakan aktivitas yang berisiko
tinggi. Pentahapan dalam eksplorasi harus dilakukan sesuai dengan karakteristik
tiap endapan mineral untuk mengurangi resiko kegagalan (kerugian) yang lebih
besar dalam menemukan endapan mineral tersebut. Setelah suatu tahapan
eksplorasi selesai dilakukan, perlu adanya evaluasi untuk pengambilan keputusan
yang akan dilakukan selanjutnya.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang suatu kegiatan
eksplorasi adalah :
- Efektifitas, yaitu mengenai sasaran dengan metoda dan strategi yang
tepat
- Efisiensi, dengan usaha (biaya dan waktu) yang seminimal mungkin
untuk mendapatkan hasil yang optimal
- Unsur ekonomi, biaya eksplorasi harus sesuai dengan hasil yang
diharapkan dengan memperhitungkan resiko. Hal ini disebabkan
karena lebih tinggi resiko maka keuntungan yang dicapai makin
berlipat ganda.

Adapun pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada masing-masing tahapan


eksplorasi serta pemilihan metode dapat digambarkan secara umum seperti
terlihat pada Tabel berikut
Tahapan Metode Jenis Endapan MIneral
Pendahuluan Citra landsat Semua
Sintesis regional Semua
Survei Tinjau Foto udara Semua
Aeromagnetik Logam dasar
Pemetaan geologi Semua
Pengukuran penampang mis. batubara
stratigrafi logam dasar
Stream sedimen sampling mineral berat
Pendulangan
Prospeksi Umum Pemetaan geologi semua
Stream sedimen sampling logam dasar
Pendulangan mineral berat
Gravity non-matalik
Seismik singenetik
Magnetik logam dasar tertentu
Rock sampling semua
Prospeksi Detail Pemetaan geologi semua
Test pitting semua
Geolistrik (resistivity, IP, dll) logam dasar
Seismik refraksi/refleksi singenetik
Detail magnetik logam dasar tertentu
Soil sampling (geokimia) logam dasar
Rock sampling (geokimia) semua
Rock sampling (petrografi, logam dasar, dll
ubahan)
Eksplorasi Detail Pengambilan conto semua
sistematik
dengan : pemboran inti, test
pit atau dengan logging
geofisik

2.4 Strategi Eksplorasi


Starategi eksplorasi adalah ilmu perencanaan dan pengarahan kegiatan
eksplorasi bersekala besar untuk mendapatkan daerah yang sangat favorabel akan
terdapatnya cebakan mineral atau akumulasi hidrokarbon sebelum pencarian yang
sesungguhnya. Menurut Pretorius (1968), yang dimaksud strategi eksplorasi
adalah menggeluti permasalahan mengenai apa yang akan dicari, dimana
mencarinya, dan bagaimana cara mencarinya, dan ini berkisar seputar pengaruh
dari teori-teori genetik atau model cebakan dan hipotesa target dari penemuan di
masa yang akan datang.
Tujuan strategi menurut Griffits (1967), adalah bagaimana mengarahkan
semua usaha untuk mencapai sasaran eksplorasi yang dilaksanakan dengan
perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian semua unsur dalam suatu sistem
penyerangan. Namun tujuan terpenting dalam strategi adalah dari segi ekonomi,
yaitu:
1. Efisiensi: mencapai sasaran dengan biaya dan waktu seminimal mungkin
2. Efektivitas: penggunaan metoda atau teknologi secara efektif.
3. Manfaat biaya dari penggunaan metoda eksplorasi: suatu gejala geologi yang
menjadi petunjuk dapat saja dieksplorasidengan suatu metoda tertentu secara
akurat, tetapi biayanya sangat mahal. Mungkin saja dipilih metoda yang
kurang akurat tetapi cukup baik dengan biaya yang lebih murah. Hal ini
terutama juga tergantung dari besarnya nilai obyektif yang diharapkan.
Misalnya dalam eksplorasi minyak dan gasbumi, penggunaan seismik yang
mahal sering digunakan pada tahap awa dari suatu program eksplorasi, tetapi
dalam eksplorasi batubara yang menggunakan petunjuk geologi yang sama,
survey seismik jarang dilakukan, kecuali jika hasilnya akan sangat
menguntungkan, misalnya menghindari masalah-masalah penambangan
dikemudian hari yang dapatmengakibatkan biaya operasijauh lebih mahal lagi.
4. Memperkecil Resiko: strategi eksplorasi ditujukan untuk memperkecil resiko
untuk menderita kerugian besar. Untuk ini harus memberikan kesempatan
untuk mengambil keputusan setiap saat apakah usaha ini dilanjutkan atau tidak
atau mengambil alternatif lainnya sebelum suatu kerugian besar terjadi.

2.5 Metode Eksplorasi


Pemilihan metoda eksplorasi yang akan digunakan harus sesuai dengan
petunjuk geologi yang diturunkan dari model geologi. Pemilihan metoda
eksplorasi yang tepat dipakai untuk mendapatkan kepastian yang tinggi sehingga
dapat dilakukan pada daerah yang terbatas dengan tingkat kegagalan yang rendah.
Metoda eksplorasi yang biasa dilakukan dalam kegiatan eksplorasi bahan galian
khususnya endapan bijih adalah:

1. Metoda Geologi
Metoda eksplorasi ini dilakukan langsung pada endapannya, baik
dipermukaan (pemetaan geologi), maupun bawah permukaan (test pitting,
trenching & pemboran inti) :
a. Pemetaan geologi endapan
Pemetaan geologi endapan dilakukan untuk mendapatkan data geologi
endapan yang representatif mencakup aspek litologi, stratigrafi, struktur geologi,
pola alterasi dan mineralisasi, pola serta arah urat dan lain sebagainya. Pemetaan
geologi endapan umumnya dilakukan pada skala rinci (1 : 5000 – 1 : 200) untuk
mendapat gambaran detail kondisi geologi endapan.
b. Paritan uji (trenching)
Tujuannya: Untuk mengetahui penyebaran vertical dan horizontal tubuh
bijih.
- Dibuat pada lokasi yang menunjukkan adanya gejala mineralisasi dan
dibuat tegak lurus terhadap jurus tubuh bijih atau formasi.
- Pada singkapan atau overburden yang tipis.
- Kedalaman yang efektif/ekonomis + 2 . 2,5 m
- Dibuat mulai dari bagian yang rendah, sehingga terjadi pengeringan
langsung.
c. Sumur uji (test pitting)
- Untuk mengetahui perkembangan secara vertikal suatu tubuh bijih
serta ketebalannya.
- Dibuat sumur uji untuk endapan yang terlalu dalam bila dibuat parit
uji.
- Penyanggaan sesedikit mungkin / tidak mudah longsor
- Kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 meter, hal ini tergantung
pada kestabilan dinding, tubuh bijih, dan kemampuan
pekerja/peralatan.
d. Pemboran inti
Teknik ini dilakukan pada tubuh bijih.
- Tujuannya : untuk mengetahui kondisi bawah permukaan dan
penyebaran dari tubuh bijih
- Dengan mengkorelasikan kolom-kolom litologi dari titik-titik bor akan
didapatkan gambaran penampang bawah permukaan daerah
mineralisasi.
- Untuk mendapatkan sampel endapan yang representatif untuk di
analisis di laboratorium.
2. Metoda Geofisika
Metoda geofisika dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
diantaranya perencanaan wilayah, pengidentifikasian potensi sumber daya geologi
untuk pemahaman fenomena geologi dalam masalah kebencanaan dan lingkungan
geologi serta pemberian rekomendasi dalam rangka konservasi potensi sumber
daya geologi.
Dalam pengidentifikasian sumberdaya geologi seperti eksplorasi bahan
galian, metoda geofisika dimaksudkan untuk melokalisir daerah anomali, yang
ditimbulkan oleh keberadaan cebakan mineral logam dan non logam. Tujuannya
untuk menduga sebaran cebakan di bawah permukaan berdasarkan pola anomali
sifat-sifat fisiknya. Kegunaan metoda ini adalah untuk memberikan arahan atau
petunjuk pekerjaan selanjutnya, seperti pembuatan sumur uji, parit uji dan/atau
penentuan titik pemboran inti.
Metoda pengambilan data geofisika pada umumnya bersifat survai,
dilakukan berdasarkan lintasan-lintasan yang telah ditentukan, pada umumnya
berupa kisi. Eksplorasi geofisika disebut pula prospeksi geofisika (geophysical
prospecting).

3. Metoda Geokimia
Pengertian geokimia secara tradisional adalah deskripsi kimia bumi yang
ditekankan pada distribusi unsur isotopnya pada atmosfir, hidrosfer, kerak, mantel
dan inti bumi (Fyfe, 1974), sedangkan secara modern diartikan sebagai integrasi
pendekatan kimia dan geologi dalam memahami masalah bumi dan (matahari)
sejak pembentukannya (Fyfe, 1974).
Pengertian geokimia eksplorasi/prospeksi geokimia diartikan sebagai
penerapan praktis prinsip-prinsip geokimia teoritis pada eksplorasi mineral
(Levinson, 1973 dalam Eego, 1997) dengan tujuan agar mendapatkan endapan
mineral baru dari logam-logam yang dicari dengan metoda kimia. Metoda tersebut
meliputi pengukuran sistematik satu atau lebih unsur kimia pada batuan, stream
sediment, tanah, air, vegetasi dan udara. Metoda ini dilakukan agar mendapatkan
beberapa dispersi unsur di atas (di bawah) normal yang disebut anomali, dengan
harapan menunjukkan mineralisasi yang ekonomis.
Anomali geokimia merupakan suatu conto/kelompok conto yang
mengandung satu atau lebih unsur dalam konsentrasi di atas/ di bawah normal dari
populasi tersampling, dimana karakter geokimia dan ruangnya dapat
menunjukkan adanya mineralisasi (Joyce, 1984).
Tujuan dilakukan metoda geokimia adalah:
Menemukan dan melokalisir tubuh mineralisasi
Menentukan ukuran (size) dan nilai (value) dari tubuh mineralisasi
Mengetahui adanya anomali unsur target, penyebaran kadar, indikasi
mineralisasi, dan melacak batuan sumber.
Pemilihan metoda geokimia yang ada didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan :
Biaya
Tahap eksplorasi
Karakter terrain
Target jenis mineral, ukuran
Sejarah eksplorasi
Iklim dan Geomorfologi
Pemilihan metoda eksplorasi yang dipakai harus disesuaikan dengan jenis
dan sifat bahan galian yang akan dicari untuk mengefisiensikan dan
mengefektifkan biaya, waktu dan tenaga yang tersedia. Selain itu pemilihan
metoda eksplorasi juga harus menyesuaikan tingkat tahapan eksplorasi yang
dilakukan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Pentahapan dalam eksplorasi mutlak dilakukan untuk meminimalkan
kerugian/resiko kegagalan karena eksplorasi merupakan aktivitas yang
berisiko tinggi. Pentahapan dalam eksplorasi harus dilakukan sesuai
dengan karakteristik tiap endapan mineral untuk mengurangi resiko
kegagalan (kerugian) yang lebih besar dalam menemukan endapan
mineral tersebut
2. Starategi eksplorasi adalah ilmu perencanaan dan pengarahan kegiatan
eksplorasi bersekala besar untuk mendapatkan daerah yang sangat
favorabel akan terdapatnya cebakan mineral atau akumulasi
hidrokarbon sebelum pencarian yang sesungguhnya
3. Pemilihan metoda eksplorasi yang akan digunakan harus sesuai dengan
petunjuk geologi yang diturunkan dari model geologi. Pemilihan
metoda eksplorasi yang tepat dipakai untuk mendapatkan kepastian
yang tinggi sehingga dapat dilakukan pada daerah yang terbatas
dengan tingkat kegagalan yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Dhadar, J. R. (1980) Eksplorasi bahan galian, Penerbit G.S.B., Bandung


Fyfe, W.S. (1974) Geochemistry. Clarendon Press, Oxford, 107h.
Joyce, A. S. (1984) Geochemical exploration. The Australian Mineral Foundation
Inc,183h.
Koesoemadinata, R. (1995) Kuliah tamu yang diadakan di Jurusan Geologi,
Fakultas Teknologi Mineral, ITB, Bandung, untuk kalangan terbatas.
Widodo (1999) Eksplorasi pada tahap penambangan: Studi kasus pertambangan
skala kecil, KUD Mandiri Panca Usaha. Prosiding SeminarNasional 40
tahun Jurusan Teknik Geologi UGM: h 44-47.

Anda mungkin juga menyukai