Anda di halaman 1dari 40

STIKes Kharisma Karawang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. A DI RT 01 RW 01


KELURAHAN TUNGGAK JATI KECAMATAN KARAWANG BARAT
KABUPATEN KARAWANG

Tugas ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah keperawatan keluarga

Disusun oleh :
ANI YULIASTUTI
433131490119101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS NON REGULER


STIKES KHARISMA KARAWANG
Jl. Pangkal Perjuangan Km 1 By Pass Karawang 41316
Juni 2020
Laporan Pendahuluan Hipertensi

1. Konsep Dasar Teori Keluarga


a. Pengertian Keluarga
1) Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua / lebih
individu yang dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin saja
memiliki /tidak memiliki hubungan darah / hukum yang
mencirikan orang tersebut kedalam satu keluarga (Whall,
1986).
2) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta
tinggal disuatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).
3) Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat
dalam perkawinan, ada hubungan darah /adopsi dan tinggal
dalam satu rumah (Friedman, 1998).
b. Bentuk-bentuk Keluarga
1) Menurut Susman (1974) & Maclin (1988)
a) Keluarga Tradisional
 Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak-anak yang hidup dalam rumah tangga
yang sama
 Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang
hanya dengan satu orang yang mengepalai akibat dari
penceraian, pisah atau ditinggalkan
 Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan istri saja,
tanpa anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama
mereka
 Bujang dewasa yang tinggal sendirian
 Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai
pencari nafkah dan istri tinggal dirumah dengan anak
sudah kawin atau bekerja
 Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua keluarga inti
atau lebih atau anggota keluarga yang tidak menikah,
hidup berdekatan dalam daerah geografis
b) Keluarga Non tradisional
 keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa
menikah
 Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul
kebo)
 keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang berjenis
kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan yang
menikah
 keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari
lebih satu pasangan monogamy dengan anak-anak,
secara bersama menggunakan fasilitas, sumber, dan
memiliki pengalaman yang sama
2) Menurut Anderson Carter
 Keluarga Inti (nuclear family) yaitu keluarga yang
terdiri dari suami, istri, dan anak kandung atau anak
angkat
 Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga inti
ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai
hubungan darah
 Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang
terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan satu keluarga inti
 Keluarga duda/janda (single family) yaitu rumah tangga
yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung
atau anak angkat yang disebabkan karena perceraian
atau kematian
 Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-
sama
 Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa
pernikahan

c. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dan struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga.
Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998);
Setiawati & Dermawan (2005) yaitu
1. Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenihi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan
respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap
anggota keluarga mengekspresikan kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan
batasan-batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai2 budaya keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan
kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan
kebutuhan perkembangan fisk, mental, spiritual dengan cara
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi
sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, pangan, papan dn kebutuhan lainnya melalui keefektifan
sumber dana keluarga.Mencari sumber2 penghasilan guna
memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga,
menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang akan
datang (pendidikan anak dan jaminan hari tua).
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan
keturunan tetapi untuk memelihara dan membebaskan anak untuk
kelanjutan generasi.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih
sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota
keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga,
memberikan identitas keluarga.
7. Fungsi Pendidikan
Diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan, membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak
untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya
d. Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan.Lima tugas keluarga yang dimaksud :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan
e. Tingkat kemandirian keluarga
Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan
perawat keluarga dapat dimulai dari seberapa tingkat kemandirian
keluarga dengan mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi
ketentuan tingkatan mulai dari tingkat kemandirian I sampai tingkat
kemandirian IV, menurut Dep-Kes (2006) sebagai berikut :
1. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I /KM I)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
2. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II /KM II)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang
dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
3. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III /KM III)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang
dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
4. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV /KM IV)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang
dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
g) Melakukan tindakan promotif secara aktif
f. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga
1) Tahap I, Pasangan pemula/baru menikah
Tugas :
 Saling memuaskan antar pasangan
 Beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-masing
pihak
 Merencanakan dengan matang jumlah anak
 Memperjelas peran masing-masing pasangan
2) Tahap II, Keluarga dengan menunggu kelahiran anak
Tugas:
 Mempersiapkan biaya persalinan
 Mempersiapkan mental calon orang tua
 Mempersiapkan berbagai kebutuhan anak
3) Tahap III, Keluarga dengan mempunyai bayi
Tugas:
 Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi (ASI
ekslusif 6 bln)
 Memberikan kasih sayang
 Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga
besar masing-masing pasangan
 Pasangan kembali melakukan adaptasi karena
kehadiran anggota keluarga baru termasuk siklus
hubungan sex
 Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan
pasangan
4) Tahap IV, Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas:
 Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan
 Mulai menanamkan keyakinan beragama
 Mengenalkan kultur keluarga
 Memenuhi kebutuhan bermain anak
 Membantu anak dalam sosialisasi dengan lingkungan
sekitar
 Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil
 Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak
5) Tahap V, Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas:
 Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat
sekolah maupun biaya sekolah
 Membiasakan belajar teratur
 Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas
sekolahnya
 Memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan
sangat penting untuk masa depan anak
 Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan
lingkungan sekitarnya
6) Tahap VI, Keluarga dengan anak remaja
Tugas:
 Memberikan perhatian lebih pada anak remaja
 Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana
sekolah/kegiatan di luar sekolah
 Memberikan kebebasan dalam batasan yang
bertanggung jawab
 Mempertahankan komunikasi dua arah
7) Tahap VII, Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat
Tugas:
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu anak untuk mandiri
 Mempertahankan komunikasi
 Memperluas hubungan keluarga antara orang tua
dengan menantu
 Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah
ditinggal anak
8) Tahap VIII, Keluarga dengan tahap berdua kembali
Tugas:
 Menjaga keintiman pasangan
 Merencanakan kegiatan yang akan datang
 Tetap menjaga komunikasi dengan anak dan cucu
 Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
9) Tahap IX, Keluarga dengan tahap masa tua
Tugas:
 Saling memberikan perhatian yang menyenangkan
antar pasangan
 Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
 Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua
seperti dengan berolahraga, berkebun, mengasuh cucu
 Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan
adanya kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini
g. Level Pencegahan Perawatan keluarga
Pencegahan keperawatan keluarga, berfokus pada tiga level prevensi
yaitu
1) Pencegahan primer (primary prevention)
2) Pencegahan sekunder (secondary prevention)
3) Pencegahan tersier (tertiary prevention)

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIPERTENSI


Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan Aracelis Maglaya
1978.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang di rawat
dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur.
A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang
dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau
lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan
tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih.
(Barbara Hearrison1997). Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan tekanan
sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau telkanan diastolik lebih tinggi
dari 90 mmHg. Diagnosa dipastikan dengan mengukur rata-rata dua atau lebih
pengukuran tekanan darah pada dua waktu yang terpisah. Patologi utama pada
hipertensi adalah peningkatan tahanan vaskuler perifer pada tingkat arteriol.
B. Etiologi
Hipertensi adalah asimtomatik. Gejala-gejala menandakan kerusakan pada
organ targeet seperti otak, ginjal, mata, dan jantung. Bila tak teratasi, hipertensi
dapat menimbulkan stroke, gagal ginjal, dan kebutaan, dan gagal jantung
kongestif. Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)
1. Esensial (primer/idiopatik) etiologi tak diketahui, dapat dipercepat atau
maligna, namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin,
efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress Sekunder atau hipertensi
renal disebabkan oleh proses penyakit dasar. Dapat diakibatkan karena
penyakit parenkim renal/vakuler renal.
2. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll. Pada umunya
hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik : Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stress Lingkungan
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta
pelabaran pembuluh darah.
Faktor-faktor yang mempertinggi resiko terjadinya hipertensi antara lain:
a. Keturunan
b. Usia
c. Berat badan
d. Perokok Pola makan
e. dan gaya hidup Aktivitaas olah raga

C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini  bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganlia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinephrin mengakibatkan
kontriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.
Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa
hal tersebut bisa terjadi. Pada saat  bersamaan dimana system saraf simpatis
merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal
juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan vasokontriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan rtensi Natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vascular. Semua factor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional pada sistem
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (Volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Brunner & Suddarth, 2002).
D. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National Committee
on Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999 hal 519, dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg
a. Normal 130 – 139 85 – 89
b. Perbatasan 140 – 159 90 – 99
c. Hipertensi tingkat I 160 – 179 100 – 109
d. Hipertensi tingkat 2 > 180 < 85
e. Hipertensi tingkat 3 < 130 > 110
D. Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila
demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau
jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah,
telinga berdenging, mata berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk,
1999).
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).Pada
tingkat awal sesungguhnya, Hipertensi asimtomatis, mempunyai gejala :
1. Sakit kepala : pada occipital,, seringkali timbul pada pagi hari.
2. Vertigo dan muka merah.
3. Epistaksis sppontan.
4. Kelelahan
5. Mual dan muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Penglihatan kabur atau scotomas dengan perubahan retina.
9. Kekerapan nocturnal akibat peningkatan tekanan dan bukan oleh gangguan
ginjal.
F. Penatalaksanaan
Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan
terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140
mmHg dan tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengntrol factor risiko. Hal
ini dapat di capai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat
antihipertensi.
1. Terapi tanpa Obat Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a. Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
b. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
2. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.
a. Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang, dan
lain-lain.
b. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.
c. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau
72-80% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
d. Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5
kali/minggu.

3. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)

Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien


tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplkasi lebih lanjut.

4. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah


saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah
sebagai berikut :

a. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.

b. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor ACE, penghambat


reseptor angiotensin II, alfa  blocker, alfa-beta-blocker, beta blocker,
antagonis Ca dan diuretic

c. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria diberikan


inhibitor ACE.

d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.

e. Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca dihidropiridin kerja


sama.

f. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE
(dengan disfungsi sistolik).
DAFTAR PUSTAKA

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC

Setiawati, Santun dkk. (2005). Tuntunan Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.


Bandung:Rizqi press

Akhmadi. (2008). Konsep Keluarga. Diambil tanggal 5 november 2011 dari


http://creasoft.files.wordpress.com.pdf

. (2009). Konsep Keluarga. Diambil tanggal 5 November 2011 dari


http://www.rajawana.com.pdf

http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-darah-tinggi-hipertensi.html

http://medicastore.com/penyakit/4/Tekanan_Darah_Tinggi_Hypertension.html
ASKEP KELUARGA TN. A DENGAN HIPERTENSI DI KELURAHAN
TUNGGAK JATI RT.01/RW.01 KEC. KARAWANG BARAT

A. Data Umum

1. Nama Keluarga (KK) : Tn. A

2. Alamat dan Telpon : Kelurahan Tunggak Jati RT 01/RW 01 Kecamatan

Karawang Barat Kab. Karawang

3. Komposisi Keluarga : Suami, istri dan anak

Bentuk Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Hubungan Agama Pendidikan Pekerjaan Keterangan


1. Ny. E P 54 Istri Islam SMA IRT Kawin

2. Ny. L P 29 Anak Islam SMA IRT Kawin

3. Sdr. A L 20 Anak Islam SMA - Tidak kawin

Genogram
Keterangan :

: laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Hubungan perkawinan

: Hubungan anak

: Tinggal serumah

: Sudah meninggal laki-laki

: Sudah meninggal perempuan

4. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. A adalah kaluarga inti
5. Suku
Keluarga Tn. A berasal dari suku sunda
6. Agama
Keluarga Tn. A beragama islam
7. Status sosial ekonomi keluarga
Tn A saat ini bekerja sebagai buruh tani
8. Pendidikan : Tn A dengan pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD) dan Ny.
R pendidikan terakhir SD
9. Pekerjaan : Tn. A saat ini bekerja sebagai buruh tani
10. Pendapatan : pendapatan Tn. A perbulannya tidak tentu sesuai dengan hasil
panen.
11. Aktivitas Rekreasi keluarga : Keluarga Tn. A mendapat hiburan dari TV

yang merupakan satu-satunya alat hiburan keluarga Tn. A dan keluarga Tn A

Melakukan rekreasi setahun sekali.

A. Tahap Perkembagan Keluarga Saat Ini :

Tahap perkembangan keluarga Tn. A saat ini yaitu keluarga dengan usia

pertengahan.

a. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga Tn. A yang belum terpenuhi yaitu .

b. Riwayat Kesehatan Keluarga Saat Ini :

Tn. A mengeluh pusing berputar dan pada saat dikaji Tensi darah Tn.
A yaitu 150/100 mmhg Tn. A mengeluh gampang cape setelah
melakukan aktivitas berlebih.
Ny E mengeluh sering pusing, mempunyai riwayat hipertensi sejak 9
tahun yang lalu namun tidak pernah di kontrol saat di kaji Tensi darah
160/110 mmhg. Ibu E juga pernah mengalami kecelakaan 8 tahun yang
lalu sehingga terdapat kelainan pada kaki sebelah kanan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Tn. A dan Ny. E mengatakan mempunyai riwayat hipertensi.
Data Lingkungan :
Tempat tinggal Tn. A memiliki luas +/- 60 m2 dan merupakan milik
sendiri. Rumah Tn. A memiliki 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang
tengah, dan dapur. Penerangan cukup tapi ventilasi kurang, karena
semua jendela di rumah selalu ditutup. Tn. A tidak memiliki septic
tank, jarak pembuangan septic tank dengan sumber mata air <10 m.
Keluarga Tn. A menggunakan sumber air minum dari sumur pompa
yang dimasak terlebih dahulu. Tidak tersedia tempat sampah di depan
rumah, untuk pembuangan sampah terakhir di buang ke samping
rumah dan di bakar.

B. Lingkungan

Denah Rumah

Kamar 1 Ruang tamu

Kamar 2

Kamar mandi dan dapur

1. Karakteristik Komunitas
Keluarga Tn. A dan keluarga tinggal di pemukiman biasa. Tetangga yang ada
di sekitar rumah semuanya ramah dan saling tolong menolong satu sama lain
dengan pekerjaan mayoritas sebagai buruh.
2. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. A sudah menempati rumah >15 tahun yang lalu. Jarak dari
rumah ke pelayanan kesehatan sekitar 2-5 KM.
3. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Tn. A dalam setiap hari nya selalu meluangkan waktunya untuk berkumpul
dengan anggota keluarganya. Dengan masyarakat lain pun Tn. A dan
keluarga mempunyai hubungan yang sangat baik begitu pun dengan interaksi
dengan masyarakat.
4. Sistem Pendukung Keluarga
Antara anggota keluarga saling menyayangi dan membantu sama lain.
Keluarga Tn. A memiliki fasilitas: tv, kamar mandi, tempat tidur, sumber air
bersih, dan untuk masalah kesehatan keluarga Tn. A tidak mempunyai
jaminan kesehatan.
C. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga


Keluarga Tn. A dalam kesehariannya baik berkomunikasi langsung/tidak
langsung menggunakan bahasa Sunda.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn. A selalu membantu apabila anggota keluarga Tn. A lainnya
membutuhkan pertolongan.
3. Struktur Peran
a. Tn. A
Peran formal: sebagai suami, dan sebagai kepala keluarga, sebagai
pelindung dan pemberi rasa aman dalam keluarga, sebagai anggota
masyarakat.
Peran informal: pengambil keputusan tertinggi dirumah.
b. Ny. E
Peran formal: sebagai istri dan sebagai pengurus rumah tangga
Peran informal: sebagai ibu rumah tangga
c. Ny. L
Peran formal: sebagai anak dan anak
Peran informal: sebagai anak
4. Nilai dan Norma Budaya
Keluarga Tn. A menganut agama islam dan norma yang berlaku di
masyarakat dan adat istiadat orang sunda. Tn. A dan keluarga sering
mengikuti kegiatan keagamaan yang diadakan di tempat tinggalnya.
D. Fungsi keluarga
1. Fungsi Ekonomi
Tn. A mengatakan mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sehari-
hari dari pendapatan yang ia terima walaupun Tn. A tidak mempunyai
pekerjaan dan penghasilan yang tetap. Tetapi Tn. A berusaha untuk
mencukupi kebutuhan keluarga nya. Keluarga Tn. A makan dalam sehari 2
kali.

2. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. A saling menyayangi antar anggota keluarga. Antar anak dan
orang tua saling menghormati.
3. Fungsi Sosialisasi
Interaksi Tn. A dengan anak-anaknya terjalin dengan baik, saling mendukung
dan mengingatkan, bahu membahu, dan saling ketergantungan. Tn. A
memiliki peran yang besar dalam pengambilan keputusan.
4. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn. A belum mampu mengenal masalah kesehatan yang ada di
keluarga. Sebagian keluarga Tn. A tidak dapat menyebutkan penyebab
salah satu penyakit yang di miliki oleh anggota keluarganya. Bahkan Tn.
A sendiri tidak mengetahui bahwa Tn. A dan Ny. E mempunyai darah
tinggi.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat
Keluarga Tn. A tidak mengetahui tentang masing-masing penyakit yang
pernah dideritanya, akan tetapi jika ada yang terasa tidak baik-baik saja
keluarga Tn. A memeriksakanya atau membeli obat di warung.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Jika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. A mengobatinya
dengan obat warung. Jika anggota keluarga yang sakit itu tidak ada
perkembangan untuk sembuh keluarga Tn. A membawanya ke klinik.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat
Keluarga Tn. A sudah mengurangi makanan yang tinggi garam akan
tetapi Tn. A belum dapat mengurangi frekuensi makan dan kebiasaan
tidur setelah makan.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat
Keluarga Tn. A tahu mengenai fasilitas kesehatan yang ada di
masyaraakat. Keluarga Tn. A jika sakitnya tidak ada perkembangan
langsung memeriksakanya ke pelayanan kesehatan.
5. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor Jangka Panjang dan Jangka Panjang
Menurut Tn. A dan Ny. E khawatir dengan penyakit darah tingginya
yang tiba-tiba mungkin kambuh serta tidak bisa berobat ke rumah sakit.
b. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Masalah
Respon terhadap masalah keluarga Tn. A baik, dan saat ini berusaha
menjadi seorang kepala keluarga yang baik.
a. Strategi Koping yang Digunakan
Untuk menghadapi stressor Tn. A selalu mendiskusikanya dengan isrtri
dan anak-anaknya. Dan sering mengunjungi anak pertamanya yang
sudah mmenikah. Serta bermain dengan cucu pertamanya karena rumah
anaknya yang dekat.

D. Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga
fisik Tn A Ny E Ny L Sdr. A

1. Keadaan Umum Baik Baik Baik Baik

2. Kesadaran Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis


Tanda-tanda
vital :
 TD : 150/90 mmHg 180/90 mmHg 150/80 mmHg 140/60 mmHg
 Nadi : 80x/mnt 90x/mnt 60x/mnt 60x/mnt

 Suhu : 36,6°C 36,5°C 36,6°C 36,0°C

 RR : 20x/mnt 22x/mnt 20x/mnt 24x/mnt

3. Kepala dan Bersih, Bersih, Bersih, Bersih,


Rambut distribusi distribusi distribusi distribusi
rambut merata, rambut merata, rambut merata, rambut merata,
tidak ada massa tidak ada massa tidak ada massa tidak ada massa

4. Hidung Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak


ada secret ada secret ada secret ada secret

5. Telinga Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat


serumen, tidak serumen, tidak serumen, tidak serumen, tidak
ada gangguan ada gangguan ada gangguan ada gangguan
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran

6. Mata Simetris, pupil Simetris, pupil Simetris, pupil Simetris, pupil


isokor, isokor, isokor, isokor,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
ananemis, ananemis, ananemis, ananemis, sklera
sklera anikterik sklera anikterik sklera anikterik anikterik

7. Mulut, gigi, Mulut dan lidah Mulut dan lidah Mulut dan lidah Mulut dan lidah
lidah, tonsil bersih, gigi bersih, gigi bersih, gigi bersih, gigi
lengkap, lengkap, lengkap, lengkap,
terdapat caries terdapat caries terdapat caries terdapat caries
gigi, tidak ada gigi, tidak ada gigi, tidak ada gigi, tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
tonsil, tidak tonsil, tidak tonsil, tidak tonsil, tidak
adanya adanya adanya adanya
stomatitis stomatitis stomatitis stomatitis

8. Leher dan Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
Tenggorokan saat menelan, saat menelan, saat menelan, saat menelan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada deviasi
deviasi trakea deviasi trakea deviasi trakea trakea

9. Dada/Thorak
a. Pemeriksaan tidak ada  tidak ada  tidak ada lesi  tidak ada lesi
paru lesi lesi  suara nafas  suara nafas
 Inspeksi  suara nafas  suara nafas vesikuler vesikuler
 Palpasi vesikuler vesikuler  tidak ada  tidak ada
 Perkusi  tidak ada  tidak ada massa massa
 Auskultasi massa massa

 tidak ada  tidak ada


b. Pemeriksaan
 tidak ada  tidak ada pembesaran pembesaran
jantung
pembesaran pembesaran jantung, < 3 jantung, < 3
 Inspeksi
jantung, < 3 jantung, < 3 detik detik
 Palpasi detik detik  tidak ada  tidak ada
 Auskultasi  tidak ada  tidak ada massa massa
massa massa  terdengar BJ  terdengar BJ
 terdengar BJ  terdengar BJ 1 dan 2 1 dan 2
1 dan 2 1 dan 2

10. Abdomen  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada
 Inspeksi jaringan jaringan jaringan jaringan
 Auskultasi parut, tidak parut, tidak parut, tidak parut, tidak
 Palpasi ada lesi ada lesi ada lesi ada lesi

 Perkusi  Bising usus  Bising usus  Bising usus  Bising usus


7x/mnt 7x/mnt 7x/mnt 7x/mnt
 Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
organ dalam organ dalam organ dalam organ dalam
 Timpani  Timpani  Timpani  Timpani

11. Payudara payudaranya payudaranya


 Inspeksi - simetris, tidak simetris, tidak -
 Palpasi ada benjolan ada benjolan

12. Ekstremitas Sering Sering Sering -


mengalami mengalami mengalami
pegal-pegal pegal-pegal pegal-pegal
pada pada pada -
ekstremitas ekstremitas ekstremitas
bawah bawah bawah

13. Genetalia dan Bapak A Ny E Ny L Sdr A


anus mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
masalah pada masalah pada masalah pada masalah pada
genetalia dan genetalia dan genetalia dan genetalia dan
anusnya, BAK anusnya, BAK anusnya, BAK anusnya, BAK
dan BAB lancar dan BAB lancar dan BAB lancar dan BAB lancar
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
masalah. masalah. masalah. masalah.

E. Harapan Keluarga
Tn A berharap keluarganya selalu diberikan kesehatan.

F. Analisa Data
No DATA MASALAH

1 Ds: Gaya Hidup Kurang Gerak


- Ny E mengatakan tidak
mempunyai kebiasaan berolahraga Pada Ny E
Ny E mengatakan malas dan
gampang cape setelah melakukan
kegiatan ringan, seperti jalan
dengan jarak ≤500 m.

Do:
- Bb saat ini 78 kg

2 Ds : Ketidakefektifan manajemen
- Keluarga Ny E mengatakan kesehatan keluarga
terakhir di cek tekanan darah 3
bulan yang lalu
- Ny E sudah lama merasakan darah
tinggi sejak 9 tahun lalu
- Ny E mengatakan jika setelah
makan Tn. A langsung tidur
- Ny E mengatakan tidak dapat
menjaga makanan. Dalam waktu
dekat makan sebanyak 2 kali
- Ny E mengatakan sudah lama
mengetahui adanya darah tinggi
akan tetapi tidak mau minum obat
Do :
- TD : 180/90 mmhg
- N : 90X/mnt
- S : 36,5
- RR : 24X/mnt

3 Ds: Defisiensi Pengetahuan


- Ny E mengatakan tidak tahu cara
untuk menurunkan tekanan darah
tinggi dengan menggunakan selain
obat
- Ny E mengatakan tidak tahu
penyebab yang pasti dari darah
tinggi
Do:
- Ny E memasak makanan dengan
jumlah garam lumayan banyak
- TD: 180/90 mmhg

G. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
2. Gaya hidup kurang gerak pada Ny E
3. Defisiensi pengetahuan

SKALA PRIORITAS MASALAH

Masalah : Gaya hidup kurang gerak pada Ny E


KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1. Sifat masalah
 Aktual :3 1
 Resiko :2 1 1 x3/3

 Potensial : 1

2. Kemungkinan 1 1x1/2 0,5


masalah dapat di
ubah
 Mudah: 2
 Sebagian: 1
 Tidak dapat:
0

3. Kemungkinan
masalah dapat
dicegah
 Tinggi: 3 1 1x3/3 1

 Sebagian: 2
 Rendah: 1

4. Menonjolnya
masalah
 Segera: 2
 Tidak 1 1x2/2 1
segera : 1
 Tidak di
rasakan : 0

SKOR 3,5
Masalah : Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1. Sifat masalah
 Aktual :3
 Resiko :2 1 1x3/3 1

 Potensial : 1

2. Kemungkinan
masalah dapat di
ubah
 Mudah: 2 1 1x1/2 1
 Sebagian: 1
 Tidak dapat:
0
3. Kemungkinan
masalah dapat
dicegah
 Tinggi :3 1 1x3/3 1

 Sebagian : 2
 Rendah :1

4. Menonjolnya
masalah
 Segera: 2
 Tidak segera: 1 1x2/2 1
1
 Tidak di
rasakan: 0

SKOR 4

Masalah : Defisiensi pengetahuan


KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1. Sifat masalah
 Aktual :3
 Resiko :2 1 1x2/3 0,66

 Potensial : 1

2. Kemungkinan
masalah dapat di
ubah
 Mudah: 2 1 1x2/2 1
 Sebagian: 1
 Tidak dapat:
0
3. Kemungkinan
masalah dapat
dicegah
 Tinggi: 3 1 1x3/3 1

 Sebagian: 2
 Rendah: 1

4. Menonjolnya
masalah
 Segera: 2
 Tidak segera: 1 1x1/2 0,5
1
 Tidak di
rasakan: 0

SKOR 3,16
H. Diagnosa prioritas
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
2. Gaya hidup kurang gerak pada Ny E
3. Defisiensi pengetahuan

I. Intervensi

Data pendukung Diagnosis keperawatan NOC NIC


masalah keluarga Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Hasil

 Akselerasi gejala 00080 Ketidakefektifan Domain 6: Domain 3: Perilaku


penyakit seorang manajemen Kesehatan Keluarga Level S: Pendidikan
anggota keluarga kesehatan Pasien
keluarga Level X: NIC:
 Kegagalan Kesejahteraan Pendidikan kesehatan
melakukan Keluarga  Identivikasi factor
tindakan internal factor
mengurangi Outcome: eksternal yang dapat
factor resiko Status kesehatan
meningkatkan atau
 Kesulitan dngan keluarga Merupakan
keseluruhan mengurangi motivasi
regimen yang untuk berprilaku sehat
260605 kompetensi kesehatan
ditetapkan dan sosial keluarga,  Tentukan pengetahuan
 Ketidak tepatan 260629 dipertahankan pada 2 kesehatan dan gaya
aktifitas keluarga dan ditingkatkan 4 hidup prilaku saat ini
untuk memenuhi 260607  Kesehatan fisik pada individu,
tujuan kesehatan 260611 anggota keluarga keluarga atau
 Kurang perhatian  Strening kesehatan kelompok sasaran
pada penyakit 260615 keluarga sesuai usia  Bantu individu,
 Kehadiran anggota keluarga, dan
kelurga di sekolah masyarakat untuk
 Penyediaan memperjelas
makanan bergizi keyakinan dan nilai-
 Sumber daya nilai kesehatan
perawatan kesehatan  Libatkan individu,
yang tepat keluarga, dan
kelompok dalam
perencanaan dan
rencana implementasi
gaya hidup atau
modifikasi perilaku
kesehatan
 Tekankan pentingnya
pola makan yang sehat,
tidur, berolahraga, bagi
individu, keluarga dan
kelompok yang
meneladani nilai dan
prilaku ini dari orang
lain, terutama pada
anak-anak
 Pilihan aktivitas 00168 Gaya hidup Domain 4: Domain 4: pengetahuan
yang rendah kurang gerak Pengetahuan tentang Level S: Pengetahuan
gerak fisik kesehatan tentang kesehatan
 Deconditioning Level III:
fisik Kesejahteraan
 Rata-rata Keluarga NIC:
aktivitas fisik Manajemen energi
harian kurang Outcome:  Kaji status fisiologis
dari yang Status kesehatan pasien yang
keluarga Merupakan menyebabkan
dianjurkan
keseluruhan
menurut usia dan kelelahan sesuai
kompetensi kesehatan
jenis kelamin dan sosial keluarga, dengan komteks usia
dipertahankan pada 2 dan perkembangan
dan ditingkatkan 4  Anjurkan pasien
 Strategi pencegahan mengungkapkan
penyakit perasaan secara verbal
 Pentingnya mengenai keterbatasan
185522
mengkomunikasikan yang dialami
fikiran, perasaan dan  Monitor asupan nutrisi
emosi secara untuk mengetahui
185526 kontruktif sumber energi yang
 Pentingnya porsi adekuat
makan  Monitor waktu dan
 strategi untuk lama tidur pasien
185510 membatasi intake  Susun kegiatan fisik
sodium
 strategi untuk untuk mengurangi
mengurangi stress penggunaan cadangan
185509  hambatan untuk oksigen untuk fungsi
mempertahankan organ vital
185532 perilaku sehat

185521

 Ketidakakuratan 00126 Defisiensi Domain 4: Domain 3: Perilaku


melakukan tes pengetahuan Pengetaguan tentang Level S: Pendidikan
 Ketidakakuratan kesehatan Pasien
mengikuti Level III: NIC:
perintah Pengetahuan Pendidikan kesehatan
 Kurang manajemen hipertensi  Identivikasi factor
pengetahuan internal factor
 Perilaku tidak Outcome: eksternal yang dapat
Status kesehatan
tepat meningkatkan atau
keluarga Merupakan
keseluruhan mengurangi motivasi
kompetensi kesehatan untuk berprilaku sehat
dan sosial keluarga,  Tentukan pengetahuan
dipertahankan pada 2 kesehatan dan gaya
dan ditingkatkan 4 hidup prilaku saat ini
 Kisaran normal pada individu,
untuk tekanan darah keluarga atau
sistolik kelompok sasaran
183701  Target tekanan  Bantu individu,
darah keluarga, dan
183703  Pentingnya masyarakat untuk
mematuhi memperjelas
183713 pengobatan keyakinan dan nilai-
 Diet yang nilai kesehatan
dianjurkan  Libatkan individu,
183721
 Strategi untuk keluarga, dan
183723
membatasi sodium kelompok dalam
 Manfaat olahraga perencanaan dan
183727 teratur rencana implementasi
 Manfaat manajemen gaya hidup atau
183731 modifikasi perilaku
penyakit
kesehatan
 Tekankan pentingnya
pola makan yang sehat,
tidur, berolahraga, bagi
individu, keluarga dan
kelompok yang
meneladani nilai dan
prilaku ini dari orang
lain, terutama pada
anak-ana
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Dx. Keperawatan Tgl. Dan Implementasi Evaluasi
Waktu

Ketidakefektifan Rabu, Konseling S:


manajemen  Keluarga dapat menciptakan
17/06/2020 tentang hipertensi
kesehatan keluarga lingkungan perawatan
Pengajaran terapi kesehatan
komplementer  Keluarga dapat
dengan terapi berkomunikasi dengan
mempertimbangkan
musik
kesesuaian budaya,
kesesuaian usia, dan
kesesuaian jenis kelamin
 Keluarga dapat
mempertimbangkan status
kesadaran kesehatan pasien
 Keluarga dapat mengevaluasi
pemahaman pasien dengan
meminta pasien mengulangi
kembali penggunaan kata-
kata sendiri apa itu
pentingnya menjaga dan
merawat keluarga yang sakit
dari sistem kesehatan yang
ada

O:
 Tampak keluarga
memperhatikan saat
melakukan diskusi bersama
 Terjadi kontrak mata saat
berinterksi dengan perawat
 Tampak keluarga sekali-kali
menganggukkan kepala tanda
mengerti penjelasan yang
perawat berikan
 Keluarga tersenyum saat
diberikan pujian

A:
 Masalah teratasi dimana
keluarga memahami tentang
Mengoptimalkan kesehatan
dan melakukan perilaku
sehat, melakukan kegiatan
hidup sehari-hari dengan
perilaku kesehatan yang
sudah dijarkan

P:
Lanjutkan intervensi
Gaya hidup Kamis, 18 Penkes hipertensi S : Ny E mengatakan tidak
kurang gerak juni 2020 Terapi mempunyai kebiasaan
komplementer berolahraga Ny E mengatakan
dengan pijat gampang cape setelah
refleksi melakukan kegiatan ringan,
seperti jalan dengan jarak ≤500
m
 Keluarga dapat
melakukan aktivitas
berolahraga
 Keluarga dapat
meningkatkan
aktivitasnya
 Keluarga tidak mudah
lelah setelah melakukan
aktivitas
 Mengikuti terapi yang
sudah dianjurkan yaitu
terapi pijatb refleksi

O:
 Keluarga terlihat
melakukan olahraga yang
sudah disepakati
 Keluarga terlihat lebih
aktif dan segar

A:
Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga untuk
meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan

P:
Intervensi dilanjutkan

Defisiensi Jumat 19 juni Penkes tentang S:


pengetahuan 2020 hipertensi  Keluarga mengetahui
tentang penyakitnya
 Keluarga mengatakan
mencari solusi alternatif
dengan cara yang jelas
dan mendukung
 Keluarga berharap tidak
lagi mengkonsumsi
makanan yang bisa
memicu faktor risiko

O:
 Keluarga merasa senang
dengan kehadiran
perawat di rumah
 Keluarga mau
bekerjasama dengan
perawat

A:
Keluarga mampu
memutuskan untuk
merawat, menurunkan
faktor risiko dengan baik

P:
Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai