Tugas ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah keperawatan keluarga
Disusun oleh :
ANI YULIASTUTI
433131490119101
c. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dan struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga.
Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998);
Setiawati & Dermawan (2005) yaitu
1. Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenihi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan
respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap
anggota keluarga mengekspresikan kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan
batasan-batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai2 budaya keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan
kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan
kebutuhan perkembangan fisk, mental, spiritual dengan cara
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi
sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, pangan, papan dn kebutuhan lainnya melalui keefektifan
sumber dana keluarga.Mencari sumber2 penghasilan guna
memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga,
menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang akan
datang (pendidikan anak dan jaminan hari tua).
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan
keturunan tetapi untuk memelihara dan membebaskan anak untuk
kelanjutan generasi.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih
sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota
keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga,
memberikan identitas keluarga.
7. Fungsi Pendidikan
Diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan, membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak
untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya
d. Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan.Lima tugas keluarga yang dimaksud :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan
e. Tingkat kemandirian keluarga
Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan
perawat keluarga dapat dimulai dari seberapa tingkat kemandirian
keluarga dengan mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi
ketentuan tingkatan mulai dari tingkat kemandirian I sampai tingkat
kemandirian IV, menurut Dep-Kes (2006) sebagai berikut :
1. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I /KM I)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
2. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II /KM II)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang
dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
3. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III /KM III)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang
dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
4. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV /KM IV)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang
dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
g) Melakukan tindakan promotif secara aktif
f. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga
1) Tahap I, Pasangan pemula/baru menikah
Tugas :
Saling memuaskan antar pasangan
Beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-masing
pihak
Merencanakan dengan matang jumlah anak
Memperjelas peran masing-masing pasangan
2) Tahap II, Keluarga dengan menunggu kelahiran anak
Tugas:
Mempersiapkan biaya persalinan
Mempersiapkan mental calon orang tua
Mempersiapkan berbagai kebutuhan anak
3) Tahap III, Keluarga dengan mempunyai bayi
Tugas:
Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi (ASI
ekslusif 6 bln)
Memberikan kasih sayang
Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga
besar masing-masing pasangan
Pasangan kembali melakukan adaptasi karena
kehadiran anggota keluarga baru termasuk siklus
hubungan sex
Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan
pasangan
4) Tahap IV, Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas:
Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan
Mulai menanamkan keyakinan beragama
Mengenalkan kultur keluarga
Memenuhi kebutuhan bermain anak
Membantu anak dalam sosialisasi dengan lingkungan
sekitar
Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil
Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak
5) Tahap V, Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas:
Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat
sekolah maupun biaya sekolah
Membiasakan belajar teratur
Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas
sekolahnya
Memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan
sangat penting untuk masa depan anak
Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan
lingkungan sekitarnya
6) Tahap VI, Keluarga dengan anak remaja
Tugas:
Memberikan perhatian lebih pada anak remaja
Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana
sekolah/kegiatan di luar sekolah
Memberikan kebebasan dalam batasan yang
bertanggung jawab
Mempertahankan komunikasi dua arah
7) Tahap VII, Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat
Tugas:
Mempertahankan keintiman pasangan
Membantu anak untuk mandiri
Mempertahankan komunikasi
Memperluas hubungan keluarga antara orang tua
dengan menantu
Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah
ditinggal anak
8) Tahap VIII, Keluarga dengan tahap berdua kembali
Tugas:
Menjaga keintiman pasangan
Merencanakan kegiatan yang akan datang
Tetap menjaga komunikasi dengan anak dan cucu
Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
9) Tahap IX, Keluarga dengan tahap masa tua
Tugas:
Saling memberikan perhatian yang menyenangkan
antar pasangan
Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua
seperti dengan berolahraga, berkebun, mengasuh cucu
Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan
adanya kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini
g. Level Pencegahan Perawatan keluarga
Pencegahan keperawatan keluarga, berfokus pada tiga level prevensi
yaitu
1) Pencegahan primer (primary prevention)
2) Pencegahan sekunder (secondary prevention)
3) Pencegahan tersier (tertiary prevention)
C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganlia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinephrin mengakibatkan
kontriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.
Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa
hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis
merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal
juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan vasokontriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan rtensi Natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vascular. Semua factor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional pada sistem
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (Volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Brunner & Suddarth, 2002).
D. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National Committee
on Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999 hal 519, dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg
a. Normal 130 – 139 85 – 89
b. Perbatasan 140 – 159 90 – 99
c. Hipertensi tingkat I 160 – 179 100 – 109
d. Hipertensi tingkat 2 > 180 < 85
e. Hipertensi tingkat 3 < 130 > 110
D. Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila
demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau
jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah,
telinga berdenging, mata berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk,
1999).
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).Pada
tingkat awal sesungguhnya, Hipertensi asimtomatis, mempunyai gejala :
1. Sakit kepala : pada occipital,, seringkali timbul pada pagi hari.
2. Vertigo dan muka merah.
3. Epistaksis sppontan.
4. Kelelahan
5. Mual dan muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Penglihatan kabur atau scotomas dengan perubahan retina.
9. Kekerapan nocturnal akibat peningkatan tekanan dan bukan oleh gangguan
ginjal.
F. Penatalaksanaan
Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan
terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140
mmHg dan tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengntrol factor risiko. Hal
ini dapat di capai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat
antihipertensi.
1. Terapi tanpa Obat Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a. Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
b. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
2. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.
a. Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang, dan
lain-lain.
b. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.
c. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau
72-80% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
d. Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5
kali/minggu.
d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.
f. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE
(dengan disfungsi sistolik).
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC
http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-darah-tinggi-hipertensi.html
http://medicastore.com/penyakit/4/Tekanan_Darah_Tinggi_Hypertension.html
ASKEP KELUARGA TN. A DENGAN HIPERTENSI DI KELURAHAN
TUNGGAK JATI RT.01/RW.01 KEC. KARAWANG BARAT
A. Data Umum
Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Hubungan perkawinan
: Hubungan anak
: Tinggal serumah
4. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. A adalah kaluarga inti
5. Suku
Keluarga Tn. A berasal dari suku sunda
6. Agama
Keluarga Tn. A beragama islam
7. Status sosial ekonomi keluarga
Tn A saat ini bekerja sebagai buruh tani
8. Pendidikan : Tn A dengan pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD) dan Ny.
R pendidikan terakhir SD
9. Pekerjaan : Tn. A saat ini bekerja sebagai buruh tani
10. Pendapatan : pendapatan Tn. A perbulannya tidak tentu sesuai dengan hasil
panen.
11. Aktivitas Rekreasi keluarga : Keluarga Tn. A mendapat hiburan dari TV
Tahap perkembangan keluarga Tn. A saat ini yaitu keluarga dengan usia
pertengahan.
Tn. A mengeluh pusing berputar dan pada saat dikaji Tensi darah Tn.
A yaitu 150/100 mmhg Tn. A mengeluh gampang cape setelah
melakukan aktivitas berlebih.
Ny E mengeluh sering pusing, mempunyai riwayat hipertensi sejak 9
tahun yang lalu namun tidak pernah di kontrol saat di kaji Tensi darah
160/110 mmhg. Ibu E juga pernah mengalami kecelakaan 8 tahun yang
lalu sehingga terdapat kelainan pada kaki sebelah kanan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Tn. A dan Ny. E mengatakan mempunyai riwayat hipertensi.
Data Lingkungan :
Tempat tinggal Tn. A memiliki luas +/- 60 m2 dan merupakan milik
sendiri. Rumah Tn. A memiliki 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang
tengah, dan dapur. Penerangan cukup tapi ventilasi kurang, karena
semua jendela di rumah selalu ditutup. Tn. A tidak memiliki septic
tank, jarak pembuangan septic tank dengan sumber mata air <10 m.
Keluarga Tn. A menggunakan sumber air minum dari sumur pompa
yang dimasak terlebih dahulu. Tidak tersedia tempat sampah di depan
rumah, untuk pembuangan sampah terakhir di buang ke samping
rumah dan di bakar.
B. Lingkungan
Denah Rumah
Kamar 2
1. Karakteristik Komunitas
Keluarga Tn. A dan keluarga tinggal di pemukiman biasa. Tetangga yang ada
di sekitar rumah semuanya ramah dan saling tolong menolong satu sama lain
dengan pekerjaan mayoritas sebagai buruh.
2. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. A sudah menempati rumah >15 tahun yang lalu. Jarak dari
rumah ke pelayanan kesehatan sekitar 2-5 KM.
3. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Tn. A dalam setiap hari nya selalu meluangkan waktunya untuk berkumpul
dengan anggota keluarganya. Dengan masyarakat lain pun Tn. A dan
keluarga mempunyai hubungan yang sangat baik begitu pun dengan interaksi
dengan masyarakat.
4. Sistem Pendukung Keluarga
Antara anggota keluarga saling menyayangi dan membantu sama lain.
Keluarga Tn. A memiliki fasilitas: tv, kamar mandi, tempat tidur, sumber air
bersih, dan untuk masalah kesehatan keluarga Tn. A tidak mempunyai
jaminan kesehatan.
C. Struktur Keluarga
2. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. A saling menyayangi antar anggota keluarga. Antar anak dan
orang tua saling menghormati.
3. Fungsi Sosialisasi
Interaksi Tn. A dengan anak-anaknya terjalin dengan baik, saling mendukung
dan mengingatkan, bahu membahu, dan saling ketergantungan. Tn. A
memiliki peran yang besar dalam pengambilan keputusan.
4. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn. A belum mampu mengenal masalah kesehatan yang ada di
keluarga. Sebagian keluarga Tn. A tidak dapat menyebutkan penyebab
salah satu penyakit yang di miliki oleh anggota keluarganya. Bahkan Tn.
A sendiri tidak mengetahui bahwa Tn. A dan Ny. E mempunyai darah
tinggi.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat
Keluarga Tn. A tidak mengetahui tentang masing-masing penyakit yang
pernah dideritanya, akan tetapi jika ada yang terasa tidak baik-baik saja
keluarga Tn. A memeriksakanya atau membeli obat di warung.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Jika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn. A mengobatinya
dengan obat warung. Jika anggota keluarga yang sakit itu tidak ada
perkembangan untuk sembuh keluarga Tn. A membawanya ke klinik.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat
Keluarga Tn. A sudah mengurangi makanan yang tinggi garam akan
tetapi Tn. A belum dapat mengurangi frekuensi makan dan kebiasaan
tidur setelah makan.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat
Keluarga Tn. A tahu mengenai fasilitas kesehatan yang ada di
masyaraakat. Keluarga Tn. A jika sakitnya tidak ada perkembangan
langsung memeriksakanya ke pelayanan kesehatan.
5. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor Jangka Panjang dan Jangka Panjang
Menurut Tn. A dan Ny. E khawatir dengan penyakit darah tingginya
yang tiba-tiba mungkin kambuh serta tidak bisa berobat ke rumah sakit.
b. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Masalah
Respon terhadap masalah keluarga Tn. A baik, dan saat ini berusaha
menjadi seorang kepala keluarga yang baik.
a. Strategi Koping yang Digunakan
Untuk menghadapi stressor Tn. A selalu mendiskusikanya dengan isrtri
dan anak-anaknya. Dan sering mengunjungi anak pertamanya yang
sudah mmenikah. Serta bermain dengan cucu pertamanya karena rumah
anaknya yang dekat.
D. Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga
fisik Tn A Ny E Ny L Sdr. A
7. Mulut, gigi, Mulut dan lidah Mulut dan lidah Mulut dan lidah Mulut dan lidah
lidah, tonsil bersih, gigi bersih, gigi bersih, gigi bersih, gigi
lengkap, lengkap, lengkap, lengkap,
terdapat caries terdapat caries terdapat caries terdapat caries
gigi, tidak ada gigi, tidak ada gigi, tidak ada gigi, tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
tonsil, tidak tonsil, tidak tonsil, tidak tonsil, tidak
adanya adanya adanya adanya
stomatitis stomatitis stomatitis stomatitis
8. Leher dan Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
Tenggorokan saat menelan, saat menelan, saat menelan, saat menelan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada deviasi
deviasi trakea deviasi trakea deviasi trakea trakea
9. Dada/Thorak
a. Pemeriksaan tidak ada tidak ada tidak ada lesi tidak ada lesi
paru lesi lesi suara nafas suara nafas
Inspeksi suara nafas suara nafas vesikuler vesikuler
Palpasi vesikuler vesikuler tidak ada tidak ada
Perkusi tidak ada tidak ada massa massa
Auskultasi massa massa
10. Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Inspeksi jaringan jaringan jaringan jaringan
Auskultasi parut, tidak parut, tidak parut, tidak parut, tidak
Palpasi ada lesi ada lesi ada lesi ada lesi
E. Harapan Keluarga
Tn A berharap keluarganya selalu diberikan kesehatan.
F. Analisa Data
No DATA MASALAH
Do:
- Bb saat ini 78 kg
2 Ds : Ketidakefektifan manajemen
- Keluarga Ny E mengatakan kesehatan keluarga
terakhir di cek tekanan darah 3
bulan yang lalu
- Ny E sudah lama merasakan darah
tinggi sejak 9 tahun lalu
- Ny E mengatakan jika setelah
makan Tn. A langsung tidur
- Ny E mengatakan tidak dapat
menjaga makanan. Dalam waktu
dekat makan sebanyak 2 kali
- Ny E mengatakan sudah lama
mengetahui adanya darah tinggi
akan tetapi tidak mau minum obat
Do :
- TD : 180/90 mmhg
- N : 90X/mnt
- S : 36,5
- RR : 24X/mnt
G. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
2. Gaya hidup kurang gerak pada Ny E
3. Defisiensi pengetahuan
Potensial : 1
3. Kemungkinan
masalah dapat
dicegah
Tinggi: 3 1 1x3/3 1
Sebagian: 2
Rendah: 1
4. Menonjolnya
masalah
Segera: 2
Tidak 1 1x2/2 1
segera : 1
Tidak di
rasakan : 0
SKOR 3,5
Masalah : Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1. Sifat masalah
Aktual :3
Resiko :2 1 1x3/3 1
Potensial : 1
2. Kemungkinan
masalah dapat di
ubah
Mudah: 2 1 1x1/2 1
Sebagian: 1
Tidak dapat:
0
3. Kemungkinan
masalah dapat
dicegah
Tinggi :3 1 1x3/3 1
Sebagian : 2
Rendah :1
4. Menonjolnya
masalah
Segera: 2
Tidak segera: 1 1x2/2 1
1
Tidak di
rasakan: 0
SKOR 4
Potensial : 1
2. Kemungkinan
masalah dapat di
ubah
Mudah: 2 1 1x2/2 1
Sebagian: 1
Tidak dapat:
0
3. Kemungkinan
masalah dapat
dicegah
Tinggi: 3 1 1x3/3 1
Sebagian: 2
Rendah: 1
4. Menonjolnya
masalah
Segera: 2
Tidak segera: 1 1x1/2 0,5
1
Tidak di
rasakan: 0
SKOR 3,16
H. Diagnosa prioritas
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
2. Gaya hidup kurang gerak pada Ny E
3. Defisiensi pengetahuan
I. Intervensi
185521
O:
Tampak keluarga
memperhatikan saat
melakukan diskusi bersama
Terjadi kontrak mata saat
berinterksi dengan perawat
Tampak keluarga sekali-kali
menganggukkan kepala tanda
mengerti penjelasan yang
perawat berikan
Keluarga tersenyum saat
diberikan pujian
A:
Masalah teratasi dimana
keluarga memahami tentang
Mengoptimalkan kesehatan
dan melakukan perilaku
sehat, melakukan kegiatan
hidup sehari-hari dengan
perilaku kesehatan yang
sudah dijarkan
P:
Lanjutkan intervensi
Gaya hidup Kamis, 18 Penkes hipertensi S : Ny E mengatakan tidak
kurang gerak juni 2020 Terapi mempunyai kebiasaan
komplementer berolahraga Ny E mengatakan
dengan pijat gampang cape setelah
refleksi melakukan kegiatan ringan,
seperti jalan dengan jarak ≤500
m
Keluarga dapat
melakukan aktivitas
berolahraga
Keluarga dapat
meningkatkan
aktivitasnya
Keluarga tidak mudah
lelah setelah melakukan
aktivitas
Mengikuti terapi yang
sudah dianjurkan yaitu
terapi pijatb refleksi
O:
Keluarga terlihat
melakukan olahraga yang
sudah disepakati
Keluarga terlihat lebih
aktif dan segar
A:
Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga untuk
meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan
P:
Intervensi dilanjutkan
O:
Keluarga merasa senang
dengan kehadiran
perawat di rumah
Keluarga mau
bekerjasama dengan
perawat
A:
Keluarga mampu
memutuskan untuk
merawat, menurunkan
faktor risiko dengan baik
P:
Intervensi dilanjutkan