Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

FRAKTUR COLLES DAN ASPEK RADIOLOGISNYA

Disusun oleh:
Graciela Aprilia Djohan
406192036

Pembimbing:
dr. Herman Widjaja Hadiprodjo, Sp.Rad

KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI


PERIODE 29 JUNI 2020 – 4 JULI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN

Referat :
FRAKTUR COLLES DAN ASPEK RADIOLOGISNYA

Disusun oleh :

Graciela Aprilia Djohan


406192036
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian


Kepaniteraan Ilmu Radiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Jakarta, 3 Juli 2020

dr. Herman Widjaja Hadiprodjo, Sp.Rad


BAB I

PENDAHULUAN

Fraktur atau patah tulang adalah hasil dari tekanan pada tulang. Fraktur dapat terjadi
karena berbagai penyebab, jenis yang paling umum adalah fraktur traumatis, fraktur
insufisiensi, dan fraktur stres. Fraktur traumatis merupakan penyebab fraktur yang paling
umum dan hasil tidak disengaja, misalnya jatuh yang hebat, kecelakaan kendaraan bermotor
atau penyebab yang tidak disengaja atau disengaja seperti kekerasan. Fraktur insufisiensi
terjadi ketika kualitas tulang tidak cukup untuk menangani tekanan normal dari tumpuan
berat, misalnya osteoporosis. Fraktur stres (atau kelelahan) dikaitkan dengan tekanan beban-
beban yang berulang pada tulang yang sehat, biasa terjadi pada atlet misalnya penari, pelari
jarak jauh dan personel militer.1,2

Fraktur pada daerah ekstremitas atas merupakan fraktur yang sering terjadi. Radius
dan ulna bagian dari tulang- tulang antebrachii yang sering mengalami trauma. 3 Fraktur
radius distal merupakan 15 % dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa. Fraktur colles
merupakan kira-kira 8-15% dari seluruh fraktur dan 60% dari fraktus radius. Prevalensi
kejadian fraktur colles , umur atas 50 tahun wanita lebih banyak dari pada pria (5:1), sedang
umur sebelum 50 tahun wanita sama dengan pria. Sisi kanan lebih sering dari sisi kiri. Angka
kejadian rata-rata pertahun 0,98%. Usia terbanyak dikenai adalah antara umur 50 – 59 tahun. 4
Pemeriksaan penunjang terhadap kecurigaan terhadap fraktur dilakukan dengan foto rongent
dengan sinar X (x-ray). X-ray dapat memberikan gambaran patah tulang halus, termasuk
yang terjadi pada anak-anak, tetapi beberapa patah tulang yang disebabkan tekanan mungkin
tidak segera terlihat pada sinar-X.1 Pemeriksaan radiologi pada os antebrahcii dilakukan tanpa
menggunakan media kontras. Pemeriksaan radiografi yang sering dijumpai meliputi fraktur,
dislokasi, corpus alienum, dan lain-lain. Proyeksi pemeriksaan radiografi antebrachii yang
digunakan adalah proyeksi Anteriorposterior (AP) dan lateral.3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Antebrachii


Antebrachii terdiri atas dua buah tulang parallel yang berbeda panjang bentuknya,
yaitu os radius dan os ulna. Di sebelah proximal membentuk 3 persendian sedangkan
sebelah distal 2 persendian. Pada antebrakhii distal ini ditemui 2 sendi yaitu sendi
radioulna distal dan sendi radiocarpalia. Tulang radius berbentuk lebih melengkung dan
lebih pendek daripada ulna. Tulang radius bersendi dengan os ulna pada bagian proximal
dan distal “radio-ulnar joint” yang bersifat rotator. Antara kedua tulang ini juga
dihubungkan oleh membrane interosseus, suatu jaringan fibrous yang berjalan oblique
dari ulna ke radius. Membrane ini berfungsi merotasikan tulang radius terhadap os ulna,
yang menghasilkan gerakan pada lengan bawah.5

Gambar. 1 Tulang antebrachia Anterior et Posterior

2.2 Anatomi Radius dan Ulna


Baik radius maupun ulna memiliki interosesus anterior dan posterior. Kaput radius
terletak pada ujung proksima sedangkan kaput ulnaris pada ujung distal. Ujung bawah
radius memiliki artikulasi dengan os scaphoid dan os lunatum karpal pada pergelangan
tangan. Bagian distal ulna tidak turut secara langsung pada pergelangan tangan.
Tuberculum dorsale radii terletak di permukaan posterior radius distal. Baik radius
maupun ulna memiliki margo interoseus anterior dan posterior.
Suatu gerakan pronasi/ supinasi kaput radius berputar pada incisura radialis ulnae dan
korpus radii menjadi titik tumpu putaran disekitar ulna yang agak terfiksir (dihubungkan
oleh ligamentum interoseus antebrakii). Radius distal berputar di sekitar kaput ulnaris.6

Gambar 2. Tulang Radius dan Ulna Anterior et Posterior

2.3 Definisi Fraktur Colles

Fraktur colles adalah fraktur metafisis distal radius yang sudah mengalami osteoporosis,
garis fraktur transversal, komplit, jaraknya 2-2,5 cm proximal garis sendi, bagian distal
beranjak ke dorsal dan angulasi ke radial serta fraktur avulsi dari processus styloideus ulna.7

Gambar 3. Fraktur Colles


2.4 Etiologi

Fraktur Colles paling sering disebabkan oleh jatuh dengan tangan pronasi dengan
posisi pergelangan tangan dorsofleksi. Tingkat keparahan cedera biasanya ditentukan oleh
posisi pergelangan tangan saat cedera serta jumlah kekuatan trauma. Ketegangan pada volar
pergelangan tangan menyebabkan kekuatan lentur dan tekan. 8 Pada saat terjatuh sebagian
energi yang timbul diserap oleh jaringan lunak dan persendian tangan, kemudian diteruskan
ke distal radius, hingga dapat menimbulkan patah tulang pada daerah yang lemah yaitu antara
batas tulang kortikal dan tulang spongiosa.4

Gambar 4. Etiologi Fraktur Colles

2.5 Epidemiologi

Fraktur radius dapat terjadi pada orang dari segala usia. Fraktur ini paling sering
terjadi pada atlet muda dan orang tua. Orang dengan rentang usia 19 hinggan 49 tahun
merupakan kelompok usia yang jarang sekali mengalami cedera ini.9 Pada individu lanjut
usia, lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Osteoporosis terkait dengan penuaan
meningkatkan risiko patah tulang pada orang tua dan juga meningkatkan risiko pada wanita.10

2.6 Patofisiologi

Kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan pada tulang sehat baik secara langsung
maupun tidak langsung mengakibatkan jaringan tidak mampu menahan kekuatan yang
mengenainya. Maka tulang menjadi patah sehingga tulang yang mengalami fraktur akan
terjadi perubahan posisi tulang, kerusakan hebat pada struktur jaringan lunak dan jaringan
disekitarnya yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan yang
mengelilinginya.11

Trauma yang menyebabkan fraktur di daerah pergelangan tangan biasanya merupakan


trauma langsung, yaitu jatuh pada permukaan tangan sebelah volar atau dorsal. Jatuh pada
permukaan tangan sebelah volar menyebabkan dislokasi fragmen fraktur sebelah distal ke
arah dorsal. Dislokasi ini menyebabkan bentuk lengan bawah dan tangan bila dilihat dari
samping menyerupai garpu.12

Berdasarkan percobaan cadaver didapatkan bahwa Fraktur distal radius dapat terjadi,
jika pergelangan tangan berada dalam posisi dorsoflexi 40 – 900 dengan beban gaya tarikan
sebesar 195 kg pada wanita dan 282 kg pada pria.Pada bagian dorsal radius Frakturnya sering
comunited, dengan periosteum masih utuh, sehingga jarang disertai trauma tendon
extensor.Sebaliknya pada bagian volar umumnya fraktur tidak komunited, disertai oleh
robekan periosteum, dan dapat disertai dengan trauma tendon flexor dan jaringan lunak
lainnya seperti n. medianus dan n. ulnaris.Fraktur pada radius distal ini dapat disertai dengan
kerusakan radiocalpar joint dan radio ulna distal berupa luksasi atau subluksasi.Pada
radioulnar distal joint umumnya disertai dengan robekan dari triangular fibrocartilago.13

2.7 Klasifikasi

Ada banyak sistem klasifikasi yang digunakan pada fraktur ekstensi dari radius
distal.14 Namun yang paling sering digunakan adalah sistem klasifikasi oleh Frykman.
Klasifikasi tersebut dibagi menjadi dua yaitu dengan tanpa fraktur distal ulna dan dengan
fraktur distal ulna. di. Frykman terdiri dari 8 tipe, dimana tipe dengan angka genap
menunjukkan adanya fraktur styloideus ulna. Tipe I ialah fraktur ekstraartikular, tipe III
fraktur radiokarpal, tipe V fraktur radioulnar, dan tipe VII fraktur radiokarpal dan radioulnar.
12
Gambar 5. Klasifikasi Frykman Fraktur Radial Distal

Gambar 6. Ilustrasi Klasifikasi Frykman Fraktur Radial Distal

2.8 Manifestasi Klinis

Dari klinis pasien dengan fraktur colles biasanya terlihat dengan deformitas berupa
dinner fork deformity, dengan gambaran seperti garpu makan, dimana distal dari radius
displaced (bergeser) kearah dorsal. Jika berupa garden space merupakan fraktur smith dimana
distal dari radius displaced (bergeser) kearah volar. Pada saat terjadi Fraktur, terjadi
kerusakan cortex, arteri maupun vena, sumsum tulang dan soft tissue. Akibat dari hal
tersebut yaitu terjadi perdarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitar. Pergelangan tangan
biasanya juga bengkak dengan hematoma, nyeri tekan dan terdapat keterbatasan gerak.
Pemeriksaan kulit menyeluruh diperlukan untuk mengevaluasi kemungkinan fraktur terbuka.
Pemeriksaan pada siku ipsilateral dan bahu juga dilakukan untuk cedera terkait. Penilaian
terhadap neurovaskular juga harus dilakukan, dengan perhatian khusus pada fungsi saraf
median.16

2.9 Pemeriksaan Radiologi


2.9.1 Teknik radiografi

Untuk pemeriksaan radiografi patologis yang sering dijumpai meliputi fraktur, dislokasi,
corpus alienum, dan lain-lain. Pada pemeriksaan radiografi antebrachii ini proyeksi yang
digunakan adalah proyeksi AP dan lateral.

1. Teknik Radiografi Tulang Pergelangan Tangan dengan Proyeksi AP


Pasien diminta duduk di tepi meja pemeriksaan. Lengan dan tangan pasien diatur
dengan proyeksi posteranterior diatas meja pemeriksaan. Jari-jari tangan diatur fleksi.
Film diletakkan horizontal diatas meja pemeriksaan yang telah dibagi dua bagian
sama besar. Salah satu permukaan di tutup dengan timbal. Tulang pergelangan tangan
di atur dengan proyeksi posteroanterior di tengah-tengah film. Dibawah telapak
tangan di berik pengganjal spons kecil, agar tulang pergelangan tangan menempel fil.
Pusat berkas sinar diatur vertical tegak lurus terhadap objek, dengan titik tuju tepat
mengenai pertengahan area karpalia yang diperiksa. Film yang digunakan berukuran
18cm x 24 cm. Jarak focus ke film 90 cm. Penentuan factor ekspos, KV, dan mAs,
memperhartikan ketebalan objek, jenis film, tabir penguat dan kesegaran cairan
memproses film yang dipakai, Tanda R dan L diletakkan di bagian pojok kaset sesuai
dengan besarnya objek yang diperiksa.17

Gambar 7. Teknik Radiografi Pergelangan Tangan dengan Proyeksi AP

2. Teknik Radiografi Tulang Pergelangan Tangan dengan Proyeksi Lateral


Pasien diminta duduk di tepi meja pmeriksaan. Siku diatur fleksi 90 derajat. Lengan
dan tangan pasien diatur lateral di atas meja pemeriksaan. Film diletakkan horizontal
di atas meja pemeriksaan yang telah dibagi dua bagian sama besar. Salah satu
permukaan ditutup dengan timbal. Tulang pergelangan tangan di atur dengan posisi
lateral di tengah-tengah film. Pusat berkas sinar diatur vertical tegak lurus terhadap
objek, dengan titik tuju tepat mengenai pertengahan tulang pergelangan tangan yang
diperiksa. Film yang digunakan berukuran 18 cm x 24 cm. Jarak fokus ke film 90 cm.
Penentuan faktir ekspos, KV dan mAs, memperhatikan ketebalan objek, jenis film,
tabir penguat, dan kesegaran cairan pemproses film yang dipakai. Tanda R atau L
diletakkan di bagian pojok kaset sesuai dengan tangan yang dipakai. Tanda R atau L
diletakkan di bagian pojok kaset sesuai dengan tangan yang diperiksa. Luas lapangan
penyinaran dibatasi sesuai dengan besarnya objek yang diperiksa. Pada saat ekspos,
objek harus diperhatikan agar tidak bergerak. Kriteria yang tampak adalah gambar
radiografi lateral tulang pergelangan tangan, ujung distal tulang radius dan ulna saling
tumpeng tindih, tulang pergelangan tangan tumpeng tindih satu sama lain.17

Gambar 8. Teknik Radiografi Pergelengan Tangan dengan Proyeksi Lateral


Selain memperhatikan adanya fraktur, ada beberapa hal juga yang harus di perhatikan yaitu:
 Fraktur
 Derajat angulasi dorsal
 Derajat Impaksi
 Derajat dan arah fraktur
 lokasi garis fraktur medial melibatkan sendi radioulnar/ adanya fraktur intra-
artikular
 Fraktur tulang lainnya
 styloid ulnaris
 tulang karpal18

Penilaian radiografi pada fraktur radius distal :

1) Panjang atau tinggi radial


Panjang radial diukur pada radiografi PA sebagai jarak antara satu garis tegak
lurus terhadap sumbu panjang jari-jari melewati ujung distal dari styloid radial.
Garis kedua berpotongan dengan permukaan artikular distal caput ulnaris. Nilai
rata-rata pengukuran 10-13 mm.Pengukuran kurang dari 9 mm pada orang dewasa
menunjukkan adanya fraktur kominuta atau dampak dari fraktur radius
distal.Perbandingan dengan pergelangan tangan yang normal kontralateral
dianjurkan jika diagnosis tidak jelas.19

Gambar 9. Radial Height

2) Kemiringan atau sudut radial


Kemiringan radial diukur pada tampilan PA; ini adalah pengukuran sudut
radial.Sebuah garis ditarik sepanjang permukaan artikular dari radius tegak lurus
terhadap sumbu panjang jari-jari, dan garis singgung ditarik dari styloid
radial.Sudut normal 15-25o kecenderungan abnormal dari radius distal mungkin
merupakan cerminan dari fraktur radius distal.(5)

Gambar 10. Radial Inclined


3) Volar tilt
Volartilt diukur pada radiografi proyeksi lateral. Volar tilt diukur dengan menarik
garis tegak lurus terhadap panjang sumbu radius dan menarik garis singgung
sepanjang permukaan dorsal ke permukaan volar dari radius. Sudut normal 10-
25º.Volar tilt negatif menunjukkan angulasi dorsal permukaan artikular radial
distal.(5)

Gambar 11. Radial Tilt


Gambar 12. Ilustrasi radiografi

2.9.2 Foto Rontgen

Gambar 13. Foto Rontgen Fraktur Colles


Gambar 14. Gambaran dinner fork deformity

Gambar 15. Foto Rontgen Fraktur Colles

2.10. Tatalaksana

Fraktur yang dipindahkan biasanya dapat minimalisir dengan traksi tangan dan traksi
balik pada siku dengan menerapkan gaya volar / medial ke fragmen fraktur radial distal.
Pronasi juga mungkin diperlukan untuk mengatasi kelainan bentuk supinasi. Setelah itu untuk
semetara, cidera harus diimobilisasi dengan sugar tong splint. Pergelangan tangan akan perlu
dilakukan radiograf ulangi pasca reduksi, dan penilaian status neurovaskular tangan setelah
imobilasasi dengan sugar tong splint diterapkan. Perawatan definitif dilakukan setelah sugar
tong splint dilepas kemudian digunakan gips lengan. Setelah splinting atau casting, pasien
perlu diinstruksikan dengan hati-hati pada gejala "red flag" yang harus diwaspadai, yang
meliputi nyeri yang parah, perubahan warna jari atau kuku, edema, mati rasa / kesemutan
pada jari, atau penurunan rentang jari.

Mayoritas fraktur Colles dapat dikelola dengan casting dan manajemen konservatif.
Fraktur yang tidak stabil dengan perpindahan yang signifikan telah menunjukkan hasil yang
lebih baik dengan manajemen bedah. Fraktur yang tidak terhubung dengan tepat
menggunakan reduksi mungkin membutuhkan pin perkutan untuk mencapai posisi ideal.
Fiksasi eksternal mungkin diperlukan untuk fraktur kominutif yang tidak dapat dipertahankan
pada posisi yang sesuai dengan gips. Fraktur dengan perpindahan signifikan dan dislokasi
palmar pada karpal sangat tidak stabil dan kadang-kadang membutuhkan fiksasi internal
dengan pin dan / atau pelat. Setelah penyembuhan dan pelepasan gips, terapi fisik dapat
membantu meningkatkan rentang gerak dengan penguatan otot dan ligamen tangan dan
pergelangan tangan yang cidera.19

2.11. Komplikasi

Komplikasi fraktur Colles dapat diklasifikasikan sebagai awal dan terlambat dan
dapat berkisar dari efek ringan hingga kecacatan jangka panjang yang signifikan. Komplikasi
dini yang berbahaya termasuk sindrom kompartemen, cedera saraf median, dan cedera
pembuluh darah. Komplikasi yang kurang akut dan jangka panjang termasuk sindrom carpal
tunnel dan osteoarthritis. Malunion dapat terjadi ketika pengurangan sukses tidak berlaku. Ini
dapat menyebabkan cedera tendon dan menyebabkan nyeri pergelangan tangan kronis.20

2.12. Prognosis

Prognosis fraktur Colles tergantung pada tingkat keparahan cedera dan tingkat komplikasi
yang timbul sebagai akibat dari cedera. Komplikasi dapat dihindari melalui pengurangan
yang cepat dan memadai diikuti dengan splinting dan casting dan tindak lanjut dengan ahli
ortopedi. Cedera berat seperti fraktur terbuka atau cedera dengan gangguan neurovaskular
atau bukti sindrom kompartemen memerlukan konsultasi ortopedi yang mendesak. Cedera
parah sering membutuhkan perbaikan bedah. Prognosis juga tergantung pada usia pasien,
karena pasien yang lebih muda memiliki potensi yang sangat baik untuk remodeling tulang,
sementara pasien usia lanjut cenderung memiliki hasil yang positif.21
BAB III
KESIMPULAN

Fraktur Colles adalah fraktur metafisis distal radius yang sudah mengalami
osteoporosis, garis fraktur transversal, komplit, jaraknya 2-2,5 cm proximal garis sendi,
bagian distal beranjak ke dorsal dan angulasi ke radial serta fraktur avulsi dari processus
styloideus ulna.
Pemeriksaan penunjang terhadap kecurigaan terhadap fraktur dilakukan dengan foto
rongent dengan sinar X (x-ray). X-ray dapat memberikan gambaran patah tulang halus,
termasuk yang terjadi pada anak-anak, tetapi beberapa patah tulang yang disebabkan tekanan
mungkin tidak segera terlihat pada sinar-X
Dari klinis pasien dengan fraktur colles biasanya terlihat dengan deformitas berupa
dinner fork deformity, dengan gambaran seperti garpu makan, dimana distal dari radius
displaced (bergeser) kearah dorsal. Pergelangan tangan biasanya juga bengkak dengan
hematoma, nyeri tekan dan terdapat keterbatasan gerak. Pemeriksaan kulit menyeluruh
diperlukan untuk mengevaluasi kemungkinan fraktur terbuka. Pemeriksaan pada siku
ipsilateral dan bahu juga dilakukan untuk cedera terkait. Penilaian terhadap neurovaskular
juga harus dilakukan, dengan perhatian khusus pada fungsi saraf median.
DAFTAR PUSTAKA

1. Murray SR, Reeder MT, Udermann BE, Pettitt RW. High-risk stress fractures:
pathogenesis, evaluation, and treatment. Compr Ther. 2006;32(1):20–25
2. Fredericson M, Jennings F, Beaulieu C, Matheson GO. Stress fractures in athletes.
Top Magn Reson Imaging. 2006 Oct;17(5):309–325.
3. Ballinger, Philip W. dan Eugene D. Frank. Merrill’s Atlas of Radiographic Positions
and Radiologic Prosedures, Tenth Edition, Volume Three. Saint Louis : Mosby: 2003.
4. Price, Sylvia. 1990. Patofisiologi dan Konsep Dasar Penyakit. EGC : Jakarta
5. Apley Graham and Louis Solomon. Buku Ajar Ortopedi dan Fracture Sistem Apley.
Edisi Ketujuh. Jakarta: EGC;2012.
6. Faiz O, Moffat D. At a Glance Anatomi. Erlangga; 2004.
7. Caldwell RA, Shorten PL, Morrell NT. Common Upper Extremity Fracture Eponyms:
A Look Into What They Really Mean. J Hand Surg Am. 2019 Apr;44(4):331-334.
8. Summers K, Fowles M S, Colle’s Fracture. StatPearls Publishing LLC. 2020.
9. Porrino JA, Maloney E, Scherer K, Mulcahy H, Ha AS, Allan C. Fracture of the distal
radius: epidemiology and premanagement radiographic characterization. AJR Am J
Roentgenol. 2014 Sep;203(3):551-9.
10. MacIntyre NJ, Dewan N. Epidemiology of distal radius fractures and factors
predicting risk and prognosis. J Hand Ther. 2016 Apr-Jun;29(2):136-45
11. Long, B.C. . 2000. Perawatan Medikal Bedah. Edisi 7. Yayasan Alumni Pendidikan
Keperawatan Pajajaran : Bandung
12. Zenke Y, Furukawa K, Furukawa H, Maekawa K, Tajima T, Yamanaka Y, Hirasawa
H, Menuki K, Sakai A. Radiographic Measurements as a Predictor of Correction Loss
in Conservative Treatment of Colles' Fracture. J. UOEH. 2019;41(2):139-144.
13. Koval J Kenneth. Handbook of Fracture. Second edition. Lippincott Williams and
Wilkins: 2002
14. Stanley hoppenfeld. 2000. Treatment and rehabilitation of Fracture. USA: Lippincott
Williams & Wilkins
15. Miller MD. Review of orthopaedics. 4th ed. Philadelphia : Saunders : 2004
16. Meena S, Sharma P, Sambharia AK, Dawar A. Fractures of distal radius: an
overview. J Family Med Prim Care. 2014 Oct-Dec;3(4):325-32
17. Suhartono BP, Hidayat EPS. Teknik Radiografi Tulang Ektremitas Atas. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC; 2002.
18. Wu Shengnan et al. A Precise Analytical Model of Stator Core Vibration Due to
Magnetostriction for Radial Flux Motors. Transactions of Chine Electrotechnical
Society, 2019.
19. Altizer LL. Colles' fracture. Orthop Nurs. 2008 Mar-Apr;27(2):140-5; quiz 146-7.
20. Murase T, Hiroshima K. Rupture of the flexor tendon after malunited Colles' fracture.
Scand J Plast Reconstr Surg Hand Surg. 2003;37(3):188-91.
21. Barai A, Lambie B, Cosgrave C, Baxter J. Management of distal radius fractures in
the emergency department: A long-term functional outcome measure study with the
Disabilities of Arm, Shoulder and Hand (DASH) scores. Emerg Med Australas. 2018
Aug;30(4):530-537.

Anda mungkin juga menyukai