Anda di halaman 1dari 7

3.a.

DEFINISI PERAWATAN ENDODONTIK


Endodontik merupakan bagian dari ilmu konservasi gigi yang mempelajari tentang diagnosis,
perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan periapikal. Tujuan perawatan
endodontik adalah mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologi oleh
jaringan disekitarnya.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/17810/Bab%20II.pdf?sequence=3&isAllowed=y
Perawatan endodontik merupakan perawatan pada bagian pulpa gigi dengan tujuan
mempertahankan gigi vital atau gigi non vital dalam lengkung gigi (Bakar, 2012).

3. b. MACAM-MACAM PERAWATAN ENDODONTIK


1. ENDO KONVENSIONAL
- PULP CAPPING
Pulp Capping didefinisikan sebagai aplikasi dari satu atau beberapa lapis bahan pelindung di ataspulpa
vital yang terbuka. Bahan yang biasa digunakan untuk pulp capping ini adalah kalsiumhidroksida karena
dapat merangsang pembentukan dentin sekunder secara efektif dibandingkanbahan lain. Tujuan pulp
capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan pulpa danmelindungi pulpa sehingga jaringan pulpa
dapat mempertahankan vitalitasnya. Dengan demikianterbukanya jaringan pulpa dapat terhindarkan. Teknik
pulp capping ini ada dua yaitu indirect pulpcapping dan direct pulp capping.
Indirect Pulp Capping
Istilah ini digunakan untuk menunjukan penempatan bahan adhesif di atas sisa dentin karies.
Direct Pulp Capping
Direct Pulp Capping menunjukkan bahwa bahan diaplikasikan langsung ke jaringan pulpa. 
Indikasi Indirect pulp capping
1. Riwayat: Ketidaknyamanan yang ringan karena rangsangan kimia dan termal, Tidak
ada nyeri spontan.
2. Pemeriksaan Klinis· Lesi karies besar, Tidak ada lymphadenopathy, Gingiva yang berdek
atan normal,Warna gigi normal.
3. Pemeriksaan Radiografik· Lesi karies besar didekat pulpa, Lamina dura normal, Ruang li
gamen periodontal normal,Tidak ada interradicular atau radiolusensi periapikal
Kontraindikasi Indirect pulp capping
1. Riwayat: Nyeri yang tajam, penetrasi sakit bertahan setelah penarikan stimulus.· Nyeri sp
ontan yang berkepanjangan, terutama malam hari.
2. Pemeriksaan Klinis: Mobilitas gigi yang berlebihan,
Paruks pada gingiva mendekati akar gigi, Perubahan warna gigi,
Pada pengujian pulpa tidak ada respon.
3. Pemeriksaan Radiografik:Lesi karies besar dengan paparan jelas pada pulpa,
Terganggunya atau rusaknya lamina dura, Ruang ligamen periodontal melebar,
Radiolusensi di daerah apeks akar atau didaerah furkasi.
Indikasi pulp capping direct :
1. Pulpa vital
2. Pulpa terbuka karena faktor mekanis dan dalam keadaan steril.
3. Hanya berhasil pada pasien dibawah usia 30 tahun. Misalnya pulpa terpotong oleh bur
ketika preparasi kavitas dan tidak terdapat invasi bakteri dan kontaminasi saliva.
Kontraindikasi pulp capping direct:
1. Nyeri gigi spontan dan malam hari.
2. Mobilitas berlebihan.
3. Penebalan ligamen periodontal.
4. Bukti radiograf adanya degenerasi furcal atau peridicular.
5. Perdarahan yang tidak terkendali.
6. Eksudat purulen atau serosa.
https://www.academia.edu/8585239/Kelompok_pedo
- PULPOTOMI
Pulpotomi adalah pengambilan jaringan pulpa pada bagian koronal gigi yang telah
mengalamiinfeksi, sedangkan jaringan pulpa yang terdapat dalam saluran akar ditinggalkan.
(Tarigan, 1994:117)atau dapat diartikan pembuangan pulpa vital dari ruang pulpa, dengan
meninggalkan jaringan pulpapada saluran akar dalam keadaan sehat dan vital. Kemudian
diikuti penempatan medikamen di atasorifice yang akan menstimulasikan perbaikan atau
memfiksasi sisa jaringan pulpa pada saluran akar.
Indikasi pulpotomi
1. Gi g i t a n p a   r i w a y a t n y e r i   s p o n t a n
2. Gigi memiliki sedikit nyeri akut yang dapat dihilangkan menggunakan
analgesik
3. Perkusi (-), tidak ada pembengkakan dan kegoyangan (mobilitas) pada gigi
yang dirawat
4. Pemeriksaan radiografis memperlihatkan tampilan perlekatan periodontal yang
normal
5. Pulpa terbuka ketika melakukan pembersihan karies atau berhubungan dengan
trauma yang baru terjadi
6. Ja r i n g a n t e r l i h a t   v i t a l
7. Perdarahan dari eksisi daerah pulpa berhenti dengan menggunakan irigasi
saline isotonikselama 2 menit
Kontraindikasi pulpotomi
1. Gigi permanen yang perkembangan akarnya telah selesai
2. K a l s i f i k a s i p u l p a a t a u n e k r o s i s
3. A d a n y a r e s o r p s i i n t e r n a
4. K e m u n g k i n a n a d a n y a p e r a d a n g a n p e r i a p i k a l
5. P e n g h a m b a t a n p e r t u m b u h a n a k a r d a n p e n u t u p a n a p i k a l

- PERAWATAN S.A : a. PULPEKTOMI b. ENDOINTRAKANAL


Perawatan saluran akar (PSA) merupakan salah satu perawatan yang dilakukan dengan
cara mengambil seluruh jaringan pulpa nekrosis, membentuk saluran akar gigi untuk
mencegah infeksi berulang. Tujuan perawatan saluran akar (PSA) adalah untuk
mempertahankan gigi nonvital dalam lengkung gigi agar dapat bertahan selama mungkin
dalam rongga mulut dengan cara membersihkan dan mendisinfeksi sistem saluran akar
sehingga mengurangi munculnya bakteri (Nissa et.al., 2013).
Indikasi dilakukan perawatan saluran akar antara lain, (1) gigi dengan kelainan jaringan
pulpa berupa pulpitis ireversibel, nekrosis pulpa, atau kelainan jaringan periapikal yang
merupakan kasus endodontik (2) gigi tanpa kelainan jaringan pulpa atau jaringan periapikal,
tapi memerlukan perawatan endodontik untuk kebutuhan restorasi berupa pasak (3) gigi yang
dipertahankan untuk menyangga overlay denture perlu dilakukan dalam perawatan
endodontik karena gigi akan di preparasi sedemikian rupa sehingga melibatkan kamar pulpa
(Lost dkk., 2006).
Menurut Bence (2005) ada beberapa kontraindikasi perawatan saluran akar yaitu gigi
yang tidak dapat direstorasi secara direct atau indirect, jaringan penyangga periodentum tidak
cukup, gigi yang letaknya tidak strategis, saluran akar yang tidak dapat dipreparasi dan
perawatan bedah periapeks merupakan kontraindikasi.
http://eprints.ums.ac.id/44779/3/BAB%20I.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/17810/Bab%20II.pdf?
sequence=3&isAllowed=y
a. PULPEKTOMI
Pulpektomi merupakan prosedur dimana pulpa vital dieliminasi seluruhnya karena cedera
ireversibel akibat karies maupun trauma mekanik. Prosedur ini efektif mengeliminasi rasa
nyeri dan mencegah infeksi sekunder, sehingga gigi dapat dipertahankan dalam lengkung
rahang. Indikasi perawatan pulpektomi pada anak adalah gigi yang dapat direstorasi, anak
dengan keadaan trauma pada gigi insisif sulung dengan kondisi patologis pada anak usia 4-
4,5 tahun, tidak ada gambaran patologis dengan resorpsi akar tidak lebih dari dua pertiga atau
tiga perempat.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/b8d241fc4ddc22acfe076e62f46c523c
.pdf
b. ENDOINTRAKANAL
Endo intrakanal adalah pengangkatan seluruh jaringan pulpa yang sudah mati seluruhnya.
Endo intrakanal merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami kerusakan
yang bersifat irreversibel atau untuk gigi dengan kerusakan jaringan keras yang luas. Jika
seluruh jaringan pulpa dan kotoran diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan
diperoleh hasil perawatan yang baik pula. Tahapan perawatan endo intrakal sama dengan
perawatan pulpektomi, perbedaan perawatannya adalah pada pemakaian anastesi, pada
perawatan endo intrakanal tidak memerlukan anastesi karena gigi dalam kondisi non vital.
Indikasi endo intrakanal :
- Nekrosis pulpa totalis
- Perawatan ulang
- Kelainan periapikal
Kontraindikasi endo intrakanal :
- OH jelek
- Tidak mempunyai nilai estetik / fungsional
- Fraktur dengan arah vertikal
- Mengganggu pertumbuhan gigi tetangga
- Resorbsi interna / eksterna meliputi setengah akar

- APEKSIFIKASI

http://library.usu.ac.id/download/fkg/fkg-cut3.pdf

2. ENDO BEDAH
- RESEKSI APEKS
Perawatan endo bedah dengan melakukan pemotongan apikal akar dan kuretase jaringan
periapikal. Indikasi : PSA yang tidak berhasil, Pengisian yang tidak sempurna pada ujung
akar, Saluran akar yang buntu atau bengkok yang tajam, Kegagalan perawatan akibat
patahnya alat, terjadinya, perforasi maupun kelebihan bahan pengisi hingga masuk ke
periapikal sehingga diperlukan tindakan bedah, Adanya fraktur horizontal pada ujung akar.
Kontraindikasi : Faktor anatomi (sinus maksilaris, fosa nasalis, kanalis mandibula), Akar
sangat pendek, penyakit periodonsium yang berat, maupun gigi tidak dapat di restorasi.,
Kesehatan sistemik pada penderita dengan kelainan darah, diabetus yang tidak terkontrol,
jantung yg berat, Adanya kelainan periapikal yang meluas.
- INTENTIONAL REPLANT
Replantasi adalah mengembalikan gigi ke dalam alveolusnya. Replantasi intensional
adalah pencabutan gigi dengan sengaja untuk menyelesaikan perawatan saluran akar atau
penambalan secara retrograd, kemudian mengembalikan kembali ke dalam alveolus yang
sama. Indikasi : 1. Kasus perawatan saluran akar yang tidak dapat dirawat secara
konvensional akibat pembuntuan saluran akar, kesulitan membuka mulut, alat yang patah,
adanya pasak, perforasi maupun karies. 2. Kasus bedah yang tidak dapat dilakukan karena
kesukaran anatomis dekat dengan syaraf atau sinus. Kontraindikasi : 1. Pasien dengan
fraktur rahang atau alveolus, 2. Penyakit periodonsium yang parah dan gigi goyang., 3.
Penyakit sistemik seperti hipertensi yang parah, infark jantung, kelainan darah, diabetus yang
tak terkontrol, dll.

- HEMISEKSI
Pemisahan atau pembelahan gigi akar ganda mulai mahkota hingga furkasinya dan
pencabutan salah satu atau lebih belahan akar yang rusak atau yang mengalami kelainan
periodonsium.

- IMPLAN ENDODONTIK
Implant endodontic adalah erpanjangan akar gigi dengan pasak didalam tulang melalui
saluran akar. Tujuan : Memperpanjang akar gigi supaya retensi gigi dalam tulang lebih baik.
Indikasi : Gigi dengan akar di dalam tulang lebih pendek dibanding dengan mahkota klinis.
Dengan syarat : a. saluran akar tidak ada penyempitan, b.tidak ada kelainan periapikal

- Insisi
Tujuan insisi adalah untuk mengeluarkan eksudat purulen/pus dan darah untuk
mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa sakit akibat tekanan serta iritasi yang toksik
dari pembengkakan jaringan lunak.
Indikasi insisi jika drainase tidak dapat dilakukan melalui cavitas gigi, maka diperlukan
drainase melalui jaringan lunak.

- Bikuspidisasi
Pemisahan atau pembelahan gigi akar ganda mulai mahkota hingga bifurkasi arah
bukolingual secara bedah dan kedua belahannya tetap dipertahankan. Setelah dibelah
kemudian dikuret di daerah bifurkasinya, masing-masing bagian dapat direstorasi menyerupai
premolar. Indikasi : adanya perforasi bifurkasi, kelainan periodonsium pada furkasi gigi,
karies pada servikal ke arah furkasi. KontraIndikasi : Adanya furkasi yang dalam, Restorasi
tidak dapat dilakukan, Adanya kelainan periodonsium, Perawatan saluran akar tidak dapat
dilakukan, Adanya fusi pada akar gigi
- KURETASE APEKS

3.c. Indikasi umum perawatan endodonsia :


1. Gigi dengan kelainan yang telah mengenai jaringan pulpa dan periapikal
2. Sebagai pencegahan untuk menghindari infeksi jaringan periapikal
3. Untuk rencana pembuatan mahkota pasak
4. Sebagai penyangga / abunment gigi tiruan
5. Kesehatan umum pasien baik
6. Oral hygiene pasien baik
7. Masih didukung jaringan penyangga gigi yang baik
8. Pasien bersedia untuk dilakukan perawatan
9. Operator mampu.
3.d. Kontraindikasi perawatan endodonsia :
1. Gigi yang tidak dapat direstorasi lagi
2. Tidak didukung jaringan penyangga gigi yang cukup
3. Gigi yang tidak strategis, tidak mempunyai nilai estetik dan fungsional. Misalnya gigi yanglokasinya jauh di luar
lengkung.
4. Fraktur vertikal
5. Resorpsi yang luas baik internal maupun eksternal
6. Gigi dengan saluran akar yang tidak dapat dipreparasi; akar terlalu bengkok, saluran akar banyakdan berbelit-belit.
7. Jarak interoklusal terlalu pendek sehingga akan menyulitkan dalam instrumentasi.
8. Kesehatan umum pasien buruk
9. Pasien tidak bersedia untuk dilakukan perawatan
10. Operator tidak mampu.

4.a. PROSEDUR PSA TRIAD ENDODONTIC


Perawatan saluran akar terdiri dari tiga tahap yaitu preparasi akses ruang pulpa, desinfeksi
saluran akar, dan pengisian saluran akar atau obturasi.
1. Preparasi Akses Pulpa
Preparasi akses pulpa dilakukan untuk mendapatkan pandangan mengenai letak jalan
masuk ke saluran akar dan memungkinkan tercapainya daerah apeks saluran akar secara
langsung. Semua jarigan yang mengalami infeksi harus dibersihkan, gigi di restorasi, kemudian
kavitas orifisium dibuat. Kavitas oifisium yang dipreparasi dan mempunyai desain yang tepat
dapat mengurangi kemungkinan terjadinya masalah selama preparasi saluran akar dan
pengisian. Prinsip-prinsip desain untuk kavitas orifisium yaitu sebagai berikut : 1. Alat harus
dapat masuk tanpa hambatan ke apeks saluran akar 2. Kavitas orifisium harus cukup besar untuk
memungkinkan pemebersihan yang menyeluruh dari kamar pulpa. 3. Kavitas orifisium jangan
terlalu lebar, karena akan melemahkan struktur gigi yang masih tersisa 4. Pada gigi yang berakar
jamak, dasar kamar pulpa jangan dipreparasi.
2. Desinfeksi
Desinfeksi saluran akar adalah tindakan yang bertujuan untuk menghilangkan
mikroorganisme pada saluran akar pada saat prosedur preparasi atau pasca preparasi saluran
akar sebelum pengisian saluran akar. Proses desinfeksi terbagi atas dua yaitu secara biomekanis
yang dikenal dengan cleaning and shaping yang menggunakan isntrumen, dan secara kimiawi
dengan menggunakan larutan irigasi. Tujuan cleaning adalah untuk menghilangkan jaringan
pulpa dan mikroorganisme dari saluran akar, sedangkan shaping adalah membentuk saluran
akar sehingga jumlah mikroorganisme berkurang terutama pada gigi nonvital yang mengalami
lesi periapikal. Saluran akar yang dipreparasi harus berbentuk runcing, dengan mempertahankan
penyempitan di bagian apikal. Terdapat prinsip tertentu selama melakukan preparasi saluran
akar, yaitu sebagai berikut : 1. Selalu mempertahankan bentuk semula dari saluran akar dan
bekerja dalam batas saluran. 2. Membuat bentuk preparasi yang runcing dalam tiga dimensi,
dengan diameter potongan melintang tersempit pada penyempitan apikal. 3. Membuat lebar
yang cukup besar di bagian koronal saluran untuk memugkinkan penggunaan larutan irigasi yang
dapat mengeluarkan debris organik dan bakteri yang ada pada sistem saluran akar serta
memungkinkan diperoleh ruang yang cukup untuk bahan pengisi saat obturasi.
Keberhasilan persiapan secara mekanis dan kimiawi dapat dicapai dengan penggunaan
larutan irigasi dan instrumen yang tepat. Larutan irigasi digunakan untuk pembersihan smear
layer dan sisa-sisa jaringan yang dapat melarutkan kedua komponen organik dan anorganik.
Pembersihan semua mikroorganisme dan sisasisa organik dari saluran akar sangat sulit tanpa
penggunaan larutan irigasi selama persiapan saluran akar. Larutan irigasi yang digunakan saat
pembersihan dan preparasi saluran akar dapat dibagi menjadi agen antibakteri, agen
dekalsifikasi, dan kombinasi keduanya. Beberapa larutan irigasi yang biasa digunakan yaitu
sodium hypochlorite (NaOCl), klorheksidin, asam ethylenediaminetetraacetic (EDTA), campuran
dari tetrasiklin, asam dan deterjen (MTAD).
3. Pengisian Saluran Akar
Pengisian saluran akar atau obturasi dilakukan setelah cleaning and shaping selesai.
Obturasi memblokade tubulus dentinalis dan menutup akses keluar ke saluran tambahan dan
periapikal. Saluran-saluran diisi untuk mencegah adanya mikroorganisme dan cairan. Bahan
yang digunakan saat ini adalah gutta perca dengan sealer. Sealer yang mengandung formaldehid
dan bersifat toksik tidak boleh digunakan. Setelah perawatan obturasi saluran akar, harus
dilakukan foto radiografi.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/11584/RISCA%20ALFINA.pdf?
sequence=1

4.b. TANDA KEBERHASILAN PSA


Keberhasilan perawatan saluran akar dapat dievaluasi berdasarkan pemeriksaan klinis,
radiografis, dan histologis. Evaluasi klinis dan radiografis dapat dilakukan dengan mudah, namun
evaluasi histologis memerlukan pemeriksaan laboratorium. Evaluasi klinis dan radiografis dianjurkan
untuk dilakukan 6 bulan sampai 4 tahun setelah perawatan. Kriteria keberhasilan perawatan saluran
akar menurut Quality Assurance Guidelines yang dikeluarkan oleh American Associaton of Endodontics
adalah tidak peka terhadap perkusi dan palpasi, mobilitas normal, tidak ada sinus tract atau penyakit
periodontium, gigi dapat berfungsi dengan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi atau pembengkakan, dan
tidak ada keluhan pasien yang tidak menyenangkan. Berdasarkan gambaran radiografis, suatu
perawatan dianggap berhasil bila ligamen periodontium normal atau sedikit menebal (kurang dari
1mm), radiolusensi di apeks hilang, lamina dura normal, tidak ada resorbsi, dan pengisian terbatas pada
ruang saluran akar, padat mencapai kurang lebih 1 mm dari apeks. Keberhasilan perawatan saluran akar
dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain adanya lesi periradikular sebelum dan sesudah perawatan,
kualitas pengisian dan efektifitas penutupan bagian korona.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/endang.suprastiwi/publication/kppretreatment.pdf

4.c. TANDA KEGAGALAN PSA

https://www.scribd.com/document/231465925/Faktor2-Penyebab-Kegagalan-Perawatan-Saluran-Akar
5.a. KEUNTUNGAN TEKNIK CDP

Anda mungkin juga menyukai