Anda di halaman 1dari 18

TUGAS METODE NUMERIK

FERNAN DODI TAMBA


DBD 118 038

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERTAMBANGAN
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmatnya makalah tentang metode numerik ini dapat diselesaikan
dengan baik.

Dalam pembuatan laporan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada


dosen pengampuh mata kuliah manajemen tambang yang sudah membimbing
penulis dalam membuat makalah ini.

Demikian makalah ini, semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi kita
semua. Sekian dan terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Akar-Akar Persamaan.......................................................................................................2

2.2 Sistem Persamaan Linier..................................................................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................14

3.2 Saran..............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen merupakan teknik-teknik yang digunakan untuk memformulasikan
masalah matematis agar dapat di pecahkan dengan operasi perhitungan. Metode
numerik secara umum merupakan salah satu mata kuliah yang dianggap penting
karena mengajarkan mahasiswa memecahkan satu kasus dengan memakai berbagai
cara dan permodelan.
Yang termasuk program paket numerik, misalnya matlab,aple dan sebagainya
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika dengan metode numerik
tersebut dibuat oleh orang yang mempunyai dasar teori metode numerik.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1) Apa yang dimaksud dengan metode numerik?
2) Apa saja persamaan dari metode numerik?
3) Apa saja metode-metode numerik?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah
Untuk mengetahui lebih dalam tentang metode numerik
II. PEMBAHASAN

2.1 AKAR-AKAR PERSAMAAN


1. METODE SETENGAH INTERVAL
Metode ini merupakan bentuk yang paling sederhana diantara metode-
metode numerik lainnya dalam menyelesaikan akar-akar persamaan.
Langkah-langkah yang dilakukan pada penyelesaian persamaan dengan
metode ini adalah sebagai berikut:
•)      Hitung fungsi pada interval yang sama dari x hingga ada perubahan
tanda dari fungsi f (xi) dan f (xi  + 1), yaitu bila f (xi) ´ f (xi  + 1) < 0.
•)      Perkiraan pertama dari akar xt dihitung dari rerata nilai xi  dan xi  + 1:

•)      Buat evaluasi berikut untuk menentukan di dalam sub-interval mana


akar persamaan berada:

-)      jika f (xi) ´ f (xt) < 0, akar persamaan berada pada sub interval pertama,
lalu tetapkan xi + 1 = xt dan teruskan pada langkah ke 4.

-)      jika f (xi) ´ f (xt)  > 0, akar persamaan berada pada sub interval kedua,
lalu tetapkan nilai xi = xt dan teruskan pada langkah ke 4.

-)      jika f (xi) ´ f (xt) = 0, akar persamaan adalah xt dan hitungan selesai.

•)      Hitung perkiraan baru dari akar dengan menggunakan persamaan (1).

•)      Apabila perkiraan baru sudah cukup kecil (sesuai dengan batasan yang
ditentukan), maka hitungan selesai dan xt adalah akar persamaan  yang
dicari, jika belum maka hitungan kembali ke langkah 3.
2. METODE INTERPOLASI LINIER
Metode ini dikenal juga dengan metode false position, metode ini ada untuk
menutupi kekurangan pada metode setengah interval yang mudah tetapi tidak
efisien (untuk mendapatkan hasil yang mendekati nilai eksak diperlukan langkah
iterasi cukup panjang). Dengan  metode ini nilai akar dari suatu fungsi dapat lebih
cepat diperoleh daripada dengan metode setengah interval, metode ini didasarkan
pada interpolasi antara dua nilai dari fungsi yang mempunyai tanda berlawanan.

Mula-mula dicari nilai fungsi untuk setiap interval Δx, yang sama hingga
didapat dua nilai fungsi f (xi) dan f (xi  + 1) berurutan dengan tanda berlawanan
(Gambar 3). Kedua nilai fungsi tersebut ditarik garis lurus hingga terbentuk suatu
segitiga, dengan menggunakan sifat segitiga sebangun didapat persamaan berikut:
Nilai fungsi untuk setiap interval Δx, digunakan untuk menghitung nilai fungsi f (x*)
yang kemudian digunakan lagi untuk interpolasi linier dengan nilai f (xi) atau f (xi  + 1)
sedemikian sehingga kedua fungsi mempunyai tanda berbeda, prosedur ini diulang
sampai nilai f (x*) yang didapat mendekati nol.

3. METODE NEWTON-RAPHSON

Metode ini paling banyak digunakan dalam mencari akar-akar persamaan, jika
perkiraan awal dari akar adalah xi, maka suatu garis singgung dapat dibuat dari titik
(xi, f (xi)). Titik dari garis singgung tersebut memotong sumbu-x, biasanya
memberikan perkiraan yang lebih dekat dari nilai akar.
4. METODE SECANT

Kekurangan metode Newton-Raphson adalah diperlukannya turunan


pertama (diferensial) dari f (x) dalam hitungan, mungkin sulit untuk mencari
turunan dari persamaan yang diselesaikan, maka bentuk diferensial didekati
dengan nilai perkiraan berdasarkan diferensial beda hingga.

Nampak pada Gambar 5, garis singgung di titik xi didekati oleh bentuk berikut:


Apabila disubstitusikan ke dalam persamaan (3), maka didapat:

Pada metode ini pendekatan memerlukan dua nilai awal dari x, yang digunakan
untuk memperkirakan kemiringan dari fungsi.

5. METODE ITERASI

Dalam metode iterasi ini digunakan suatupersamaan untuk memperkirakan nilai 
akar persamaan. Persamaan tersebut dikembangkandari fungsi f(x) = 0 sehingga
parameter x beradadisisi kiri dari persamaan, yaitu :x=
g(x)Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai xmerupakan fungsi dari x, sehingga den
ganmemberi nilai perkiraan awal dari akar dapatdihitung perkiraan baru dengan rum
us iteratif berikut :

Xi+1 = g (Xi)

Besar kesalahan dihitung dengan rumus berikut :

Εa = Xi+1 – X1 x 100 %

Xi+1

2.2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR

1. Notasi Matriks
Sebuah sistem persamaan linear dapat kita selesaikan dengan
mengubahnya terlebih dahulu ke dalam bentuk matriks. Matriks adalah
suatu larikan bilanganbilangan yang berbentuk empat persegi panjang.
Matriks tersebut mempunyai bentuk:

𝐴= 𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛

𝑎21 𝑎22 𝑎23 … 𝑎2𝑛


⋮ ⋮ ⋮ … ⋮
𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 𝑎𝑚3 … 𝑎𝑚𝑛
Di dalam bentuk di atas, A adalah notasi matriks sedang 𝑎𝑖𝑗 adalah
elemen matriks. Deretan horizontal elemen-elemen disebut baris dan
deretan vertikal disebut kolom. Subskrip pertama i menunjukan nomor
baris dimana elemen berada. Subskrip kedua j menunjukan kolom.
Misalkan elemen 𝑎23 adalah elemen yang terletak pada baris ke 2 dan
kolom ke 3.
Matriks di atas mempunyai m baris dan n kolom, dan disebut
mempunyai dimensi m x n. Matriks dengan dimensi baris m = 1, seperti:
𝐵 = [𝑏1, 𝑏2, … 𝑏𝑛]
disebut vektor baris. Untuk menyederhanakan penulisan, subskrip
pertama dari tiap elemen dihilangkan. Matriks dengan dimensi kolom n =
1, seperti :
𝐶= 𝑐1
𝑐2

𝑐𝑚
a. Beberapa tipe matriks bujur sangkar Matriks bujur sangkar banyak
digunakan dalam penyelesaian sistem persamaan linier. Di dalam sistem
tersebut, jumlah persamaan (baris) dan jumlah bilangan tak diketahui
(kolom) harus sama untuk mendapatkan penyelesaian tunggal. Ada
beberapa contoh matriks bujur sangkar, antara lain;
1. Matriks simetri
2. Matriks diagonal
3. Matriks identitas
4. Matriks segitiga atas
5. Matriks segitiga bawah
6. Matriks pita

b. Operasi matriks
Matriks dengan bentuk tertentu dapat dioperasikan dengan 3 cara yaitu
penjumlahan, pengurangan dan perkalian.

1. Kesamaan dua matriks


Dua matriks A dan B dikatakan sama apabila elemen-elemen matriks
A sama dengan elemen-elemen matriks B dan ukuran keduanya adalah
sama, 𝑎ij = 𝑏ij untuk semua i dan j.
2. Penjumlahan dan pengurangan matriks
Apabila 𝐴 = [𝑎ij] dan 𝐵 = [𝑏ij] adalah dua matriks m x n, penjumlahan
atau pengurangan dari kedua matriks tersebut A ± B, adalah sama
dengan matriks 𝐶 = [𝑐ij] dengan dimensi m x n, dimana tiap elemen
matriks C adalah jumlah atau selisih dari elemen-elemen yang berkaitan
dari A dan B.
𝐶 = 𝐴 ± 𝐵 = [𝑎ij ± 𝑏ij ] = [𝑐ij]
3. Perkalian matriks
Perkalian matriks A dengan skalar g diperoleh dengan mengalikan
semua elemen dari A dengan skalar g. Jika gA = C, maka 𝑐ij = 𝑔𝑎ij
4. Matriks transpose (𝐴T )
Matriks transpose adalah matriks yang terbentuk dengan mengganti
baris menjadi kolom dan kolom menjadi baris.
5. Matriks inversi
Di dalam matriks operasi pembagian matriks tidak didefinisikan. Akan
tetapi operasi matriks yang mrip dengan pembagian adalah matriks
inversi. Apabila A adalah matriks, maka matriks inversinya adalah 𝐴-1 ,
sedemikian sehingga :
𝐴𝐴-1 = A-1A = I
6. Peningkatan matriks
Matriks dapat ditingkatkan dengan menambahkan kolom atau kolom-
kolom pada matriks asli.

c. Sistem persamaan dalam bentuk matriks

Sistem persamaan linier dapat ditulis dalam bentuk matriks. Misalnya sistem
persamaan berbentuk :

𝑎11 𝑥1+ 𝑎12 𝑥2 + … . +𝑎1𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏1


𝑎21 𝑥1+ 𝑎22 𝑥2 + … . +𝑎2𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏2

𝑎11 𝑥1+ 𝑎𝑛2 𝑥2 + …. +𝑎𝑛𝑛 𝑥𝑛 = 𝑏I

Dapat ditulis dalam bentuk

𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑛 𝑥1 𝑏1

𝑎21 𝑎22 … 𝑎2𝑛 = 𝑥2 = 𝑏2

⋮ ⋮ … ⋮ ⋮ ⋮

𝑎𝑛1 𝑎𝑛2 … 𝑎𝑛𝑛 𝑥𝑛 𝑏n

Dengan :

A : matriks koefisien n x n

X : kolom vektor n x 1 dari bilangan tak diketahui

B : kolom vektor n x 1dari konstanta

2. Metode Eliminasi Gauss

Metode eliminasi Gauss digunakan untuk menyelesaikan sebuah system persamaan


linier dengan mengubah SPL tesebut ke dalam bentuk system persamaan linier
berbentuk segitiga atas, yakni yang semua koefisien di bawah diagonal utamanya
bernilai nol. Bentuk segitiga atas ini dapat diselesaikan dengan menggunakan
substitusi (penyulihan) balik. Untuk mendapatkan bentuk SPL segitiga dari SPL yang
diketahui, metode eliminasi Gauss menggunakan sejumlah roperasi Baris Elementer
(OBE) :

1. Menukar posisi dua buah persamaan (dua baris matriks augmented).

2. Menambah sebuah persamaan (baris matriks augmented) dengan suatu kelipatan


persamaan lain (baris lain).

3. Mengalikan sebuah persamaan (baris matriks augmented) dengan sebarang


konstanta taknol.

Pemakaian operasi-operasi baris elementer di atas pada sebuah SPL tidak akan
mengubah penyelesaikan SPL yang bersangkutan. Jelas bahwa penyelesaian sebuah
SPL tidak tergantung pada susunan penulisan persamaan, sehingga operasi baris
nomor 1 dapat dipakai. Dalam setiap persamaan, kedua ruas menyatakan nilai yang
sama, sehingga operasi baris nomor 2 dapat digunakan. Demikian pula, operasi baris
nomor 3 menghasilkan persamaan yang ekivalen.

𝑎11 𝑎12 𝑎13 ⋮ 𝑏1 𝑎11 𝑎12 𝑎13 ⋮ 𝑏1

𝑎21 𝑎22 𝑎23 ⋮ 𝑏2 ⟹ 0 𝑎22 𝑎23 ⋮ 𝑏′2

𝑎31 𝑎32 𝑎33 ⋮ 𝑏3 0 0 𝑎33 ⋮ 𝑏′′3

𝑥3 = 𝑏 ′′ 3 / 𝑎 ′′ 33

𝑥2 = 𝑏 ′ 2−𝑎 ′ 23𝑥3 / 𝑎′22

𝑥1 = 𝑏1−𝑎12 𝑥2−𝑎13 𝑥3 / 𝑎11

3. Metode Gauss-Jordan

Metode gauss jordan mirip dengan metode eliminasi Gauss. Dalam


metode Gauss-Jordan Bilangan tak diketahui di eliminasi dari semua
persamaan, yang dalam metode Gauss bilangan tersebut di eliminasi dari
persamaan berikutnya.
𝑎11 𝑎12 𝑎13 ⋮ 𝑏1 1 0 0 ⋮ 𝑏1* 𝑥1 = 𝑏1*

𝑎21 𝑎22 𝑎23 ⋮ 𝑏2 ⟹ 0 1 0 ⋮ 𝑏2* ⟹ 𝑥2 = 𝑏2*

𝑎31 𝑎32 𝑎33 ⋮ 𝑏3 0 0 1 ⋮ 𝑏3* 1 = 𝑏3*

4. Matriks Tridiagonal (Metode Sapuan Ganda)

Dalam penyelesaian sistem persamaan yang berbentuk matriks


tridiagonal, metode penyelesaian langsung sering disebut metode sapuan
ganda atau metode Choleski. Metode ini pemakaiannya mudah dan
matriks tridiagonal banyak dijumpai dalam banyak permasalahan,
terutama dalam penyelesaian persamaan diferensial orde dua.

Jika A matriks nyata, simetris dan definit positif, maka kita dapat
menemukan suatu matriks segitiga bawah L sedemikian hingga 𝐴 = 𝐿 𝐿 𝑇 .
Cara ini dikenal sebagai faktorisasi Choleski.matriks L dihitung dengan
menyelesaikan persamaan-persamaan

5. Matriks Inversi

Apabila matriks A adalah bujur sangkar, maka terdapat matriks lain yaitu
𝐴 −1 , yang disebut matriks inversi dari A, sedemikian hingga :

𝐴𝐴-1 = 𝐴-1𝐴 = 𝐼
Dengan I adalah matriks identitas. Matriks inversi dapat digunakan untuk
menyelesaikan sistem yang berbentuk :

AX = C atau X = 𝐴-1 C

Persamaan di atas menunjukan bahwa x dapat di hitung dengan


mengalikan matriks inversi dari koefisien matriks A dengan ruas kanan
dari sistem persamaan , yaitu C.

Metode Gauss-Jordan dapat di gunakan untuk mencari matriks inversi.


Untuk itu koefisien matriks ditingkatkan dengan matriks identitas.
Metode gauss-jordan digunakan untuk mereduksi koefisien matriks
menjadi matriks identitas. Setelah selesai, sisi kanan dari matriks yang
ditingkatkan merupakan matriks inversi.

𝑎11 𝑎12 𝑎13 ⋮ 1 0 0 1 0 0 ⋮ 𝑎-111 𝑎-121 𝑎-131

𝑎21 𝑎22 𝑎23 ⋮ 0 1 0 ⟹ 0 1 0 ⋮ 𝑎-112 𝑎-1 22 𝑎-132

𝑎31 𝑎33 𝑎33 ⋮ 0 0 1 0 0 1 ⋮ 𝑎-113 𝑎-123 𝑎-133

A I I A-1

6. Metode Iterasi

Metode iterasi lebih baik di banding dengan metode langsung, misalnya untuk
matriks yang tersebar yaitu matriks dengan banyak elemen nol. Metode ini juga
dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan tidak linier. Metode iterasi
terbagi menjadi dua, yaitu metode Jacobi dan Gauss-Seidel.

1. Metode Jacobi

Misalkan terdapat sistem 3 persamaan dengan 3 bilangan tak diketahui :


Persamaan pertama dari sistem di atas dapat digunakan untuk menghitung 𝑥1 dan
𝑥3 . Demikian juga persamaan kedua dan ketiga untuk menghitung 𝑥2 dan 𝑥3 ,
sehingga didapat :

Hitungan dimulai dengan nilai perkiraan awal sebarang untuk variabel yang dicari
nilai perkiraan awal tersebut di subtitusikan kedalam ruas kanan dari sistem
persamaan . Selanjutnya nilai variabel yang didapat tersebut disubtitusikan ke ruas
kanan dari sistem lagi untuk mendapatkan nilai perkiraan kedua. Prosedur tersebut
diulangi lagi sampai nilai setiap variabel pada iterasi ke n mendekati nilai pada iterasi
ke n-1. Apabila superskrip n menunjukan jumlah iterasi, maka persamaan dapat
ditulis menjadi :

Iterasi hitungan berakhir setelah :

atau telah dipenuhi kriteria berikut :

dengan 𝜀𝑠 adalah batasan ketelitian yang dikehendaki.


2. Metode Gauss-Seidel

Di dalam metode Jacobi nilai 𝑥1 yang dihitung dari persamaan pertama tidak
digunakan untuk menghitung nilai 𝑥2 dengan persamaan kedua. Demikian
juga nilai 𝑥2 tidak digunakan untuk mencari 𝑥3 , sehingga nilai-nilai tersebut
tidak dimanfaatkan. Sebenarnya nilai-nilai baru tersebut labih baik dari nilai-
nilai yang lama. Di dalam metode Gauss Seidel nilai-nilai tersebut
dimanfaatkan untuk menghitung variabel berikutnya.

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini yaitu bahwa metode numerik merupakan teknik yang
digunakan untuk memformulasikan masalah matematis agar dapat dipecahkan
dengan operasi perhitungan. Dalam memperlajari materi metode numerik kita
dapat memahami metode-metode yang digunakan dalam menyelesaikan operasi
hitung.
Persamaan non linier umumnya ditujukan untuk mencari akar persamaan dalam
penyelesaian masalah persamaan tak linier bersifat iteratif, dilakukan berulang-
ulang sehingga konvergensi tercapai.

3.2 Saran

Saran dari pembuatan makalah ini adalah makalah ini perlu di pahami lebih dalam
lagi dan kita harus bisa menganalisis metode mana yang baik dalam perhitungan dan
perlu ditingkatkan dalam pembuatan makalah selanjunya supaya memperoleh hasil
yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

http://blog.ub.ac.id/andrenainggolan/2013/09/21/menyelesaikan-akar-persamaan-
dengan-metode-numerik/

sfile:///C:/Users/USER/Downloads/makalahmetodenumerik-161202054606%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai