AKAR Akar Tugas Metnum
AKAR Akar Tugas Metnum
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmatnya makalah tentang metode numerik ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Demikian makalah ini, semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi kita
semua. Sekian dan terimakasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................14
3.2 Saran..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah
Untuk mengetahui lebih dalam tentang metode numerik
II. PEMBAHASAN
-) jika f (xi) ´ f (xt) < 0, akar persamaan berada pada sub interval pertama,
lalu tetapkan xi + 1 = xt dan teruskan pada langkah ke 4.
-) jika f (xi) ´ f (xt) > 0, akar persamaan berada pada sub interval kedua,
lalu tetapkan nilai xi = xt dan teruskan pada langkah ke 4.
•) Hitung perkiraan baru dari akar dengan menggunakan persamaan (1).
•) Apabila perkiraan baru sudah cukup kecil (sesuai dengan batasan yang
ditentukan), maka hitungan selesai dan xt adalah akar persamaan yang
dicari, jika belum maka hitungan kembali ke langkah 3.
2. METODE INTERPOLASI LINIER
Metode ini dikenal juga dengan metode false position, metode ini ada untuk
menutupi kekurangan pada metode setengah interval yang mudah tetapi tidak
efisien (untuk mendapatkan hasil yang mendekati nilai eksak diperlukan langkah
iterasi cukup panjang). Dengan metode ini nilai akar dari suatu fungsi dapat lebih
cepat diperoleh daripada dengan metode setengah interval, metode ini didasarkan
pada interpolasi antara dua nilai dari fungsi yang mempunyai tanda berlawanan.
Mula-mula dicari nilai fungsi untuk setiap interval Δx, yang sama hingga
didapat dua nilai fungsi f (xi) dan f (xi + 1) berurutan dengan tanda berlawanan
(Gambar 3). Kedua nilai fungsi tersebut ditarik garis lurus hingga terbentuk suatu
segitiga, dengan menggunakan sifat segitiga sebangun didapat persamaan berikut:
Nilai fungsi untuk setiap interval Δx, digunakan untuk menghitung nilai fungsi f (x*)
yang kemudian digunakan lagi untuk interpolasi linier dengan nilai f (xi) atau f (xi + 1)
sedemikian sehingga kedua fungsi mempunyai tanda berbeda, prosedur ini diulang
sampai nilai f (x*) yang didapat mendekati nol.
3. METODE NEWTON-RAPHSON
Metode ini paling banyak digunakan dalam mencari akar-akar persamaan, jika
perkiraan awal dari akar adalah xi, maka suatu garis singgung dapat dibuat dari titik
(xi, f (xi)). Titik dari garis singgung tersebut memotong sumbu-x, biasanya
memberikan perkiraan yang lebih dekat dari nilai akar.
4. METODE SECANT
Pada metode ini pendekatan memerlukan dua nilai awal dari x, yang digunakan
untuk memperkirakan kemiringan dari fungsi.
5. METODE ITERASI
Dalam metode iterasi ini digunakan suatupersamaan untuk memperkirakan nilai
akar persamaan. Persamaan tersebut dikembangkandari fungsi f(x) = 0 sehingga
parameter x beradadisisi kiri dari persamaan, yaitu :x=
g(x)Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai xmerupakan fungsi dari x, sehingga den
ganmemberi nilai perkiraan awal dari akar dapatdihitung perkiraan baru dengan rum
us iteratif berikut :
Xi+1 = g (Xi)
Εa = Xi+1 – X1 x 100 %
Xi+1
1. Notasi Matriks
Sebuah sistem persamaan linear dapat kita selesaikan dengan
mengubahnya terlebih dahulu ke dalam bentuk matriks. Matriks adalah
suatu larikan bilanganbilangan yang berbentuk empat persegi panjang.
Matriks tersebut mempunyai bentuk:
b. Operasi matriks
Matriks dengan bentuk tertentu dapat dioperasikan dengan 3 cara yaitu
penjumlahan, pengurangan dan perkalian.
Sistem persamaan linier dapat ditulis dalam bentuk matriks. Misalnya sistem
persamaan berbentuk :
⋮ ⋮ … ⋮ ⋮ ⋮
Dengan :
A : matriks koefisien n x n
Pemakaian operasi-operasi baris elementer di atas pada sebuah SPL tidak akan
mengubah penyelesaikan SPL yang bersangkutan. Jelas bahwa penyelesaian sebuah
SPL tidak tergantung pada susunan penulisan persamaan, sehingga operasi baris
nomor 1 dapat dipakai. Dalam setiap persamaan, kedua ruas menyatakan nilai yang
sama, sehingga operasi baris nomor 2 dapat digunakan. Demikian pula, operasi baris
nomor 3 menghasilkan persamaan yang ekivalen.
𝑥3 = 𝑏 ′′ 3 / 𝑎 ′′ 33
3. Metode Gauss-Jordan
Jika A matriks nyata, simetris dan definit positif, maka kita dapat
menemukan suatu matriks segitiga bawah L sedemikian hingga 𝐴 = 𝐿 𝐿 𝑇 .
Cara ini dikenal sebagai faktorisasi Choleski.matriks L dihitung dengan
menyelesaikan persamaan-persamaan
5. Matriks Inversi
Apabila matriks A adalah bujur sangkar, maka terdapat matriks lain yaitu
𝐴 −1 , yang disebut matriks inversi dari A, sedemikian hingga :
𝐴𝐴-1 = 𝐴-1𝐴 = 𝐼
Dengan I adalah matriks identitas. Matriks inversi dapat digunakan untuk
menyelesaikan sistem yang berbentuk :
AX = C atau X = 𝐴-1 C
A I I A-1
6. Metode Iterasi
Metode iterasi lebih baik di banding dengan metode langsung, misalnya untuk
matriks yang tersebar yaitu matriks dengan banyak elemen nol. Metode ini juga
dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan tidak linier. Metode iterasi
terbagi menjadi dua, yaitu metode Jacobi dan Gauss-Seidel.
1. Metode Jacobi
Hitungan dimulai dengan nilai perkiraan awal sebarang untuk variabel yang dicari
nilai perkiraan awal tersebut di subtitusikan kedalam ruas kanan dari sistem
persamaan . Selanjutnya nilai variabel yang didapat tersebut disubtitusikan ke ruas
kanan dari sistem lagi untuk mendapatkan nilai perkiraan kedua. Prosedur tersebut
diulangi lagi sampai nilai setiap variabel pada iterasi ke n mendekati nilai pada iterasi
ke n-1. Apabila superskrip n menunjukan jumlah iterasi, maka persamaan dapat
ditulis menjadi :
Di dalam metode Jacobi nilai 𝑥1 yang dihitung dari persamaan pertama tidak
digunakan untuk menghitung nilai 𝑥2 dengan persamaan kedua. Demikian
juga nilai 𝑥2 tidak digunakan untuk mencari 𝑥3 , sehingga nilai-nilai tersebut
tidak dimanfaatkan. Sebenarnya nilai-nilai baru tersebut labih baik dari nilai-
nilai yang lama. Di dalam metode Gauss Seidel nilai-nilai tersebut
dimanfaatkan untuk menghitung variabel berikutnya.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu bahwa metode numerik merupakan teknik yang
digunakan untuk memformulasikan masalah matematis agar dapat dipecahkan
dengan operasi perhitungan. Dalam memperlajari materi metode numerik kita
dapat memahami metode-metode yang digunakan dalam menyelesaikan operasi
hitung.
Persamaan non linier umumnya ditujukan untuk mencari akar persamaan dalam
penyelesaian masalah persamaan tak linier bersifat iteratif, dilakukan berulang-
ulang sehingga konvergensi tercapai.
3.2 Saran
Saran dari pembuatan makalah ini adalah makalah ini perlu di pahami lebih dalam
lagi dan kita harus bisa menganalisis metode mana yang baik dalam perhitungan dan
perlu ditingkatkan dalam pembuatan makalah selanjunya supaya memperoleh hasil
yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.ub.ac.id/andrenainggolan/2013/09/21/menyelesaikan-akar-persamaan-
dengan-metode-numerik/
sfile:///C:/Users/USER/Downloads/makalahmetodenumerik-161202054606%20(1).pdf