Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penguasaan literasi dasar seperti membaca menjadi kunci kesiapan
anak menghadapi abad 21. Sementara literas dasar anak di tingkat sekolah
dasar saat ini masih rendah. Direktur Jenderal pendidikan dasar dan
menengah, kementrian pendidikan dan kebudayaan, Hamid Muhammad
mengatakan literasi dasar seperti membaca menjadi kunci utama anak
Indonesia menghadapi abad 21.
Sebuah gerakan yang disebut denga gerakan literasi sekolah
( GLS ). Gerakan ini bertujuan agar siswa memiliki minat baca sehingga
bisa meningkatkan keterampilan membaca, mengolah informasi yang
dibaca sehingga pengetahuan dapat di kuasi secara lebih baik dan
memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti.
Untuk mendukung gerakan literasi ini memiliki berbagai cara,
salah satunya dengan cara pemanfaatan fasilitas perpustakaan. Sedangkan
dalam hal ini, perpustakaan juga memiliki berbagai masalah tersendiri.
Mulai dari masalah pengelolaan , tergerus dengan teknologi, dan peran
masyarakat.
Masalah yang dimiliki oleh perpustkaan inilah juga dapat
memperngaruhi rendahnya minat baca siswa. Banyak nya buku-buku yang
kurang berefrensi, kurang menariknya pusat-pusat informasi yang berada
di dalam perpustkaan, suasana perpustkaan yang sering membikin siswa
merasa bosan dan jenuh, pegawai/penjaga perpustkaan yang kurang
ramah, dan lain-lain.
Oleh sebab itu kelompok kami menciptakan inovasi Perpustkaan
Rumah Pohon untuk menciptakan suasana yang berbeda dengan
perpustkaan pada umumnya. Dengan harapan kami menciptakan ini
supaya siswa/siswi bisa memiliki minat baca karena suasana perpustkaan
yang nyaman dan santai. Perpustakaan harus menjadi tempat yang
menyenangkan, bukan angker dan penuh tekanan. Sebab membaca
sewajarnya juga tidak jadi sesuatu yang membosankan karena yang
tersedia adalah buku-buku usang dengan tema-tema berat. Jika membaca
sudah dianggap sebagai kegiatan yang ringan dan mudah, maka
harapannya level literasi di masyarakat juga akan meningkat.
2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalah di atas dapat dirumuskan : Bagaimana
membuat rancangan konseptual RUMAH POHON ( perpustakaan alam )
sehingga menarik berbagai kalangan untuk mengembangkan minat baca.

1.3 Tujuan
Kami menciptakan Perpustakaan Rumah Pohon ini memiliki
beberapa tujuan, antara lain:
a. Merancang konsep RUMAH POHON ( perpustakaan alam ) sehingga
menarik berbagai kalangan untuk mengembangkan minat baca
b. Menigkatkan Gerakan Literasi ( GLS ) pada anak untuk menghadapi
abad 21

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan yang dimaksud yaitu mampu
menjadi alternatif rancangan perpustakaan kedepannya. Hal ini diharapkan
mampu menarik pengunjung baik dari kalangan anak-anak, remaja,
ataupun orang tua. Selain itu, untuk mengembalikan jiwa dalam
perpustakaan yang sedang tergerus dengan teknologi.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Lingkungan


Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga
tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku
maupun bukan berupa buku ( non book material ) yang diatur secara
sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai
sumber informasi oleh setiap pemakainya. Perpustakaan merupakan suatu
tempat atau wadah untuk mencari sumber-sumber disiplin ilmu
Saat ini, perpustakaan tidak hanya menjadi sarana edukatif saja,
tetapi juga menjadi sarana rekreatif. Walaupun menjadi sarana rekreatif,
tetap tidak mengurangi fungsi utama dari perpustakaan tersebut.
Perpustakaan tidak begitu saja menjadi sarana yang menyediakan berbagai
kebutuhan pengguna, pada awalnya perpustakaan merupakan sarana yang
hanya menyediakan buku-buku yang bisa diakses oleh pengguna.
Perpustakaan zaman dahulu masih berkutat pada bagaimana
memberi informasi kepada pengguna, hal ini membuat pengguna tidak
bisa mandiri dalam mengakses informasi. Dengan stigma bahwa
perpustakaan merupakan tempat yang sunyi, sepi, membosankan membuat
perpustakaan zaman dahulu menjadi tempat yang enggan untuk
dikunjungi. Tidak hanya itu, koleksi yang disediakan pun terbatas dan
tidak semuanya bisa diakses oleh pengguna. Akan tetapi, dengan semakin
berkembangnya zaman ke arah globalisasi, perpustakaan pun turut berubah
mengikuti zaman.
Di sisi lain, pengelolaan perpustakaan baik berupa tempat duduk
dengan meja, tempat duduk tanpa meja, penataan atau rak buku, koleksi
buku, peraturan yang tidak ideal, masih terlihat monoton dan kaku.
4

Gambar 1. Riset/hasil data masyarakat tentang perpustakaan

Sumber:

Dalam postingan Rosa Folia yang membuat jajak pendapat di


Instagram Stories. Dari 120 orang yang merespons, 77 persen mengaku
sudah jarang bahkan tidak pernah ke perpustakaan. Sedangkan 23 persen
menjawab masih sering.

Mayoritas tidak lagi datang ke perpustakaan karena semua ada di


internet (81 persen) dan sisanya bisa membeli buku sendiri ( 19 persen ).
Bagi yang sering ke perpustakaan, sebagian besar suka suasananya yang
tenang ( 58 persen ), kemudian juga membutuhkan buku ( 42 persen ).

Apa yang membuat perpustakaan tidak menarik. Sebanyak 87


persen menjawab desainnya monoton dan ketinggalan zaman. 13 persen
menilai koneksi internet yang tersedia tidak memenuhi standar yang
dibutuhkan.

Menariknya, meski mayoritas tak lagi ke perpustakaan, 95 persen


dari mereka mengaku masih menaruh harapan kepada institusi tersebut.
Hanya lima persen yang menjawab sudah merasa pesimis dengan
keberadaan perpustakaan.
5

2.2 Gambaran Karsa Cipta

Rancangan Rumah Pohon merupakan inovasi alternative untuk


rancangan pembuatan maupun pengelolaan perpustakaan kedepannya.
Perpustakaan ini menggunakan konsep dari alam yang di design berbeda
dengan perpustakaan yang ada pada umumnya.

Mulai dari pondasi awal yang berbentuk rumah panggung tetapi


menggunakan model batang pohon. Kemudian bahan rumah keseluruhan
menggunakan kayu disertai ventilasi yang terbuat dari bahang bamboo.
Serta atap rumah menggunakan daun kelapa yang sudah kering maupun
jerami.

Di dalam rumah pohon tersedia berbagai fasilitas. Koleksi buku


dari berbagai kalangan. Di antaranya buku komik, buku cerita bergambar
untuk anak-anak, buku disiplin imu, buku novel, buku masakan, buku
majalah atau koran untuk orang dewasa.

Adapun fasilitas lain yang berupa, tempat duduk bermeja sofa,


tempat duduk tidak bermeja yang berbahan rumput sintetis, lampu redup
untuk memberikan suasana nyaman dan tenang, peraturan yang ideal,
reward untuk pengunjung yang sering berkunjung, rak buku yang
bermodel dengan kata “ R E A D”. Selain itu, terdapat juga cafe
dengan wifi dan tv yang memutarkan film-film sejarah Indonesia.
6

Gambar 2 merupakan rancangan konsep rumah pohon

DESAIN TEMPAT DUDUK

RUMAH POHON DESAIN RAK BUKU

DESAIN LATAR RUMAH


POHON

Gambar 3. Desain Rumah Pohon

BAB III
7

TAHAP PELAKSANAAN

3.1 Tahap Pelaksanaan


Tahapan pelaksanaan diperlihatkan pada Gambar 4. Blok diagram
ini memuat tahapan pelaksanaan, metode yang digunakan.

TAHAPAN METODE OUTPUT

Wawancara Terhadap
Identifikasi Masalah Data Keluhan
Kalangan Masyarakat

Pengumpulan Data
Pengumpulan Data Sekunder dari Buku Data Kebutuhan
Refrensi

Penyusunan Konsep Penentuan Data Konsep Rumah Pohon

Pembuatan Desain Konsep Desain Rancangan Desain

Gambar 4. Konsep tahap pelaksanaan

3.1.1 Identifikasi Masalah


8

Tahapan identifikasi masalah ini bertujuan untuk mengetahui


keluhan-keluhan terkait keadaan perpustakaan saat ini dengan cara
melakukan pencarian melalui berbagai sumber yang tersedia. Keluhan
tersebut dikumpulkan menjadi satu permasalahan yang hendak
diselesaikan melalui kegiatan PKM KC ini.
3.1.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara baik melalui
pencarian dari sumber-sumber yang ada melalui buku, internet, media
social,a artikel terkait, dan wawancara beberapa orang.
3.1.3 Penyusunan Konsep
Penyusunan konsep ini adalah membuat sketsa rancangan awal
design Rumah Pohon berdasarkan data-data yang diperoleh, yang nantinya
akan digunakan untuk pembuatan design Rumah Pohon.
3.1.4 Design
Pembuatan design dari rancangan konsep yang telah dibuat dan di
diskusikan bersama sehingga didapatkan design Rumah Pohon.

Anda mungkin juga menyukai