Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Bersumber Daya Masyarakat


(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk
mempercepat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. 1,2
Upaya pengembangan kualitas sumberdaya manusia dengan
mengoptimalisasikan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara
merata, apabila sistem pelayanan kesehatan dapat dilakukan secara efektif dan
efisien dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan kesehatan
anak, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas. 1
Peran posyandu antara lain : menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka
ke matian ibu (Ibu hamil, melahirkan dan nifas), membudayakan NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) serta meningkatkan peran serta dan kemampuan
m asyarakat u ntuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan
lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera, sebagai
wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahan Keluarga dan
Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.3
Faktor yang memengaruhi tindakan masyarakat dalam memanfaatkan
posyandu, diantaranya faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, sosial
ekonomi, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya), f aktor pendukung (lingkungan
fisik, tersedia atau tidak fasilitas atau sarana kesehatan), dan faktor penguat (sikap
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain). mengatakan faktor penguat dapat
bersifat positif atau negatif, tergantung dari sikap dan perilaku orang di lingkungan
tersebut. 4
Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program pembinaan posyandu,
petugas puskesmas dan stakeholder lainnya berkewajiban untuk meningkatkan
pemahaman tentang posyandu.1
Berdasarkan hal ini maka perlu dilakukan penelitian tentang Gambaran
Pengetuhuan Ibu Balita Tentang Posyandu Di Kelurahan Sasa, Kecamatan Ternate
Selatan.

I.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat perumusan masalah sebagai
berikut, “Bagaimana Gambaran Pengetuhuan Ibu Balita Tentang Posyandu Di
Kelurahan Sasa, Kecamatan Ternate Selatan?”

I.2 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetuhuan Ibu Balita
Tentang Posyandu Di Kelurahan Sasa, Kecamatan Ternate Selatan

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya,
1. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi di bidang kesehatan dan dapat memberikan data yang dapat
menghasilkan suatu permasalahan sehingga memberikan kesempatan untuk
penelitian selanjutnya.

2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak


terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik.

3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan


pengalaman peneliti selama dilakukannya penelitian.

4. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi


kepada pemerintah untuk dijadikan masukan dan bahan evaluasi tentang
sistem kesehatan di Indonesia.

5. Bagi puskesmas, penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai


Gambaran Pengetuhuan Ibu Balita Mengenai Kunjungan Posyandu Di Kelurahan
Sasa, Kecamatan Ternate Selatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan


2.1.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah pemahaman yang diketahui dari manusia yang

sekedar menjawab pertanyaan “ what”, misalnya apa matahari, angin, manusia,

alam, dan sebagainya. Ilmu bukan sekedar menjawab “what”, melainkan

menjawab pertanyaan “why” dan “ how”, misalnya mengapa manusia

bereproduksi dan sebagainya. Pengetahuan hanya menjawab pertanyaan apa

sesuatu itu, tetapi ilmu dapat menjawab dan bagaimana sesuatu itu terjadi.5

Pengetahuan adalah pemikiran, ide, gagasan, konsep dan pemahaman

yang dimiliki oleh manusia. Pengetahuan mencakup sebuah penalaran,

penjelasan dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu dan juga dapat

mencakup p raktek at au kemampuan teknis dalam memecah berbagai persoalan

hidup yang belum dilakukan secara sistematis dan metodis.6

2.1.2 Tingkat pengetahuan


Pengetahuan mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6
5
tingkat
1. Tahu
Mengingat sesuatu h al yang t elah dipelajari s ebelumnya i ni t ermasuk

tingkatan pe ngetahuan yang pa ling r endah. K ata kerja unt uk mengukur


bahwa orang itu tahu apa yang dipelajari antara lain: menyebut,

menguraikan, mendefenisikan dan sebagainya.

2. Pemahaman
Menurut Bloom, 1996 menjelaskan sesuatu secara benar tentang objek

yang diketahui da n dapat menginterprestasikan materi tersebut secara

benar. Defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa: pemahaman adalah

tahap dimana seorang menaruh perhatian yang besar, atau suatu objek

pemahaman yang dapat berarti dalam kemampuan untuk menjelaskan dari

berbagai aspek, tingkat dan sudut pandang yang sangat berbeda.5

3. Aplikasi
Kemampuan yang menggunakan materi yang telah dipelajari pada s

ituasi yang baru dan kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis
Kemampuan untuk menjalankan materi atau menjalankan suatu objek

dalam komponen-komponen, tetapi masih tetap di dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih berkaitan dengan satu sama lain. Kemampuan

analisa juga dapat dari penggunaan kata kerja seperti dapat m

enggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan

sebagainya.

5. Sintesis
Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru

dari informasi yang ada misalnya: dapat menyusun, merencanakan,

meringkas, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu materi atau

rumusan masalah yang telah ada.

6. Evaluasi

Hal yang berkaitan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang ba ru

dari informasi yang ada, misalnya: dapat menyusun, merencanakan,

meringkas, menyesuaikan, dan terhadap suatu materi atau rumusan yang

telah ada.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :
1). Pendidikan
Status pendidikan akan berpengaruh terhadap perilaku kesehatan

seseorang. Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu sangat mempengaruhi

terlaksananya sebuah kegiatan yang diperoleh baik pendidikan formal

maupun nonformal.7

Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi kemampuan

berpikir.8 Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir

rasional serta menangkap informasi baru termasuk menguraikan masalah.


Menurut UU RI No.20 tahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari :

a. Pendidikan dasar (SD,SMP)


Pendidikan da sar a dalah j enjang pe ndidikan selama 9 tahun

pertama pada masa sekolah anak yang melandasi jenjang

pendidikan.

b. Pendidikan menengah
Pendidikan menengah adalah jenjang pendidikan dasar. Pendidikan

menengah dibagi menjadi:

1. Pendidikan menengah umum


Pendidikan menengah diselenggarakan oleh SMA atau MA,

pendidikan menengah umum dikelompokkan dalam program

sesuai dengan kebutuhan untuk melanjutkan ke Perguruan

Tinggi.

2. Pendidikan menengah kejuruan

Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan oleh SMK dan

MAK pendidikan menengah kejuruan didasarkan pada

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dunia industri,

tenaga kerja baik secara nasional maupun global regional.


c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang setelah pendidikan menengah.

Pendidikan tinggi diselenggarakan oleh akademi, institusi,

sekolah tinggi dan universitas.

2) Sumber informasi
Sumber informasi adalah sesuatu yang menjadi perantara dalam

menyampaikan informasi, merangsang pikiran dan kemampuan,

informasi yang di peroleh da lam menyampaikan informasinya yang

diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang, misalnya informasi yang dapat diperoleh

melalui TV, Koran, majalah, radio, dan tabloid.

3) Usia
Usia merupakan tingkatan kedewasaan seseorang, semakin bertambah

usia seseorang maka pengetahuan mereka bertambah. Hal ini

dikarenakan pengetahuan yang didapatkan bukan hanya berasal dari

lingkungan tingkat pendidikan tetapi pengalaman mereka menghadapi

realita kehidupan yang menuju pematangan pemikiran.


4) Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari. Dimana seluruh

bidang pekerjaan umumnya diperlukan adanya hubungan dengan

orang lain. Setiap orang harus bergaul dengan teman sejawat maupun

berhubungan dengan atasan. Pekerjaan dapat menggambarkan tingkat

kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi sebagian aspek

kehidupan seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan. Sehingga jelas

bahwa jenis pekerjaan mempunyai peran dalam pengetahuan.

2.2 Balita
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima

tahun. Istiah ini cukup popular dalam program kesehatan. Balita merupkan

kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA ( Kesehatan

Ibu dan Anak) di lingkup Dinas K esehatan. Pada balita masa pe rtumbuhan t

ubuh da n otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya.

Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini

pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukn perkembangan

kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran social, emosional dan

intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan

berikutnya.9

2.3 Konsep Posyandu


2.3.1 Definisi Posyandu
Pos Pelayanan terpadu atau Posyandu adalah unit kegiatan yang

dilakukan oleh masyarakat dengan pembimbing dari tenaga kesehatan dari

Puskesmas yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.10


Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang

dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis

dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia

Sejahtera (NKKBS). Posyandu atau pos pelayanan terpadu, merupakan salah satu

bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk

masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan.11 Dengan melihat

beberapa pengertian diatas, maka posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih

teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga berencana yang

dilaksanakan oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat dengan

dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan, yang

mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini

dalam rangka pembinaan kelangsungan hidup anak ( Child Survival) yang di

tujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu

sampai usia balita3

2.3.2 Tujuan Posyandu


1. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu ( Ibu

hamil, melahirkan dan nifas)

2. Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagis Sejahtera).

Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya

yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.


3. Sebagai w ahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahan.3

2.3.3 Strata Posyandu


Strata pos yandu da pat di kelompokan menjadi empat3:

1). Posyandu Pratama :

a. Belum mantap.

b. Kegiatan belum rutin.

c. Kader terbatas.

2). Posyandu Madya :

a. Kegiatan lebih teratur


b. Jumlah kader 5 orang

3). Posyandu Purnama :

a. Kegiatan sudah teratur.

b. Cakupan program/kegiatannya baik.

c. Jumlah kader 5 orang

d. Mempunyai program tambahan

4). Posyandu Mandiri :

a. Kegiatan secara terahir dan mantap

b. Cakupan program/kegiatan baik.

c. Memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.


2.3.4 Sasaran Posyandu
Yang menjadi sasaran dalam pelayanan kesehatan di posyandu adalah untuk:
1. Bayi yang berusia kurang dari satu tahun
2. Anak balita usia 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun
3. Ibu hamil/ibu menyusui
4. Ibu nifas
5. WUS dan PUS3

2.3.5 Kegiatan Posyandu


Lima kegiatan posyandu (Panca Krida Posyandu) :
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
2. Keluarga Berencana (KB)
3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi
5. Penatalaksanaan Diare
Tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu) :
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
2. Keluarga Berencana (KB)
3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi
5. Penatalaksanaan Diare
6. Sanitasi Dasar
7. Penyediaan Obat Esensial4
2.3.6 Pembentukan Posyandu
Posyandu dibentuk dari pos–pos yang telah ada seperti :
1. Pos penimbangan balita
2. Pos immunisasi
3. Pos keluarga berencana desa
4. Pos kesehatan
5. Pos lainnya yang di bentuk baru3

2.3.7 Syarat Posyandu


1. Penduduk Lingkungan tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita
2. Terdiri dari 120 kepala keluarga
3. Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa)
4. Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam satu tempat atau kelompok

tidak terlalu jauh3.

2.3.8 Alasan Pendirian Posyandu


1. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya

pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.

2. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga

menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan

dan keluarga berencana3

2.3.9 Penyelenggaraan Posyandu


1. Pelaksana kegiatan
Adalah anggota masyarakat yang telah di latih menjadi kader kesehatan

setempat dibawah bimbingan puskesmas.


2. Pengelola posyandu
Adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader

PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang

ada di wilayah tersebut10

2.3.10 Lokasi Posyandu


1. Berada di tempat yang mudah didatangi
2. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
3. Dapat merupakan lokal itu sendiri
4. Bila tidak memungkinkan dapat di laksanakan dirumah penduduk, balai

desa, pos R T/RW a tau pos yang l ainnya 3

2.3.11 Pelayanan Kesehatan Yang di Jalankan Posyandu


1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
a. Penimbangan bulanan
b. Pemberian makanan tambahan bagi yang berat badannya kurang
c. Imunisasi bayi 3 – 14 bulan.
d. Pemberian oralit untuk menanggulangi diare.
e. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama.
2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur.
a. Pemeriksaan kesehatan umum
b. Pemeriksaan kehamilan dan nifas
c. Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil
penambah darah.
d. Imunisasi TT untuk ibu hamil
e. Penyuluhan kesehatan dan KB
f. Pemberian alat kontrasepsi KB
g. Pemberian oralit pada ibu yang menderita diare
h. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama.
i. Pertolongan pertama pada kecelakaan3

A. Sistem Lima Meja


1. Meja I
- Pendaftaran
- Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, i bu m enyusui da n pa sangan us
ia subur.
2. Meja II
- Penimbangan balita
-Ibu hamil
3. Meja III
-Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)
4. Meja IV
-Diketahui be rat ba dan anak yang na ik/tidak na ik, i bu ha mil
dengan resiko tinggi, PUS yang belum mengikuti KB
-Penyuluhan kesehatan
-Pelayanan TMT, oralit, vitamin A , tablet zat besi, pil ulangan,
kondom
5. Meja V
-Pemberian imunisasi
-Pemeriksaan kehamilan
-Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
-Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan.
Untuk meja I sampai IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk
meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya : dokter, bidan,
perawat, juru immunisasi dan sebagainya3
B. Langkah–langkah Pembentukan Posyandu
1. Persiapan Sosial
- Persiapan masyarakat sebagai pengelola dan pelaksanaan posyandu
- Persiapan masyarakat umum sebagai pemakai jasa posyandu
2. Perumusan Masalah
- Survei Mawas Diri
- Penyajian hasil survey (loka karya mini)
3. Perencanaan Pemecahan Masalah
- Kaderisasi sebagai pelaksana posyandu
- Pembentukan pengurus sebagai pengelola posyandu
- Menyusun rencana kegiatan posyandu
4. Pelaksanaan Kegiatan
- Kegiatan di posyandu 1 kali sebulan atau lebih
- Pengumpulan dana sehat.
- Pencatatan dan laporan kegiatan posyandu 3
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Metode Penelitian


Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan menggunakan
metode penelitian cross-sectional.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Gambesi, Kelurahan
Sasa, Kecamatan Ternate Selatan. Waktu penelitian pada tanggal 8-11 Februari
2020.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi penelitian ini adalah ibu yang sedang membawa balita ke
Posyandu.
Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling, yaitu
memasukkan beberapa pasien yang memenuhi kriteria inklusi.

Kriteria Inklusi :
1. Ibu yang sedang membawa anak balita ke posyandu kelurahan Sasa
2. Bersedia menjadi responden, mengisi informed consent dan kuesioner.
Kriteria Eksklusi :
1. Tidak bersedia menjadi responden.
2. Tidak kooperatif
Besar sampel
Sejumlah Ibu yang membawa balita ke posyandu kelurahan Sasa yang
memenuhi kriteria inklusi selama periode penelitian dilaksanakan.

Metode pemilihan sampel


Metode pemilihan sampel pada penelitian ini dengan Convenience
Sampling.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner yang terdiri dari
beberapa pertanyaan terkait Gambaran Pengetahuan Ibu Balita Mengenai
Kunjungan Posyandu Di Kelurahan Sasa.

3.5 Definisi Operasional


Variable Definisi Alat Cara Hasil Skala
Ukur Pengukuran Ukur Pengukuran

Pengetahuan Respon atau Kuesioner Metode Baik 76- Ordinal


ibu balita kemampuan untuk wawancara 100 %
menjawab berbagai ditanyakan dan Cukup
berhubungan jawa ban 56-75%
dengan pengetahuan langsung Kurang ≤56%
ibu terhadap diisikan pada
pentingnya posyandu lembar
pada balita kuesioner
dituangkan dalam
bentuk kuesioner
berisi
15 sitem pertanyaan,
yaitu nilai 1 untuk
jawaban benar dan 0
untuk jawaban
pertanyaan yang
salah
Pendidikan Pendidikan Kuesioner Metode Pendidi Ordinal
ibu balita terakhir responden wawancara kan Dasar
ditanyakan (SD,SMP) (1)
dan jawaban Pendidi kan
langsung Meneng ah
diisikan pada (SMA) (2)
lembar Penddik an
kuesioner Tinggi (PT) (3)

3.6 Analisis Data

Analisis pemberian skor dengan menggunakan skala ordinal, di mana jika

responden memilih jawaban benar di berinilai 1, sedangkan jika jawaban

responden salah diberi nilai 0 . Setelah jawaban terkumpul kemudian dinilai,

dianalisa dan diprosentase dengan rumus :


f
P= ×100 %
n

Keterangan :

P = Proporsi

f = Jumlah jawaban yang benar

n = Jumlah skor maksimal


100% = Angka Konsisten Kemudian data dike lompokkan dan dii nterprestasikan sesuai
kategori.13,14

Hasil disajikan dalam bentuk tabel, serta diolah dengan Microsoft Excel dan
Microsoft Word. 15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dari 8-11 Februari 2020. Setelah melalui kriteria inklusi,
didapatkan sampel sebanyak 35 Sampel diperoleh melalui wawancara dengan responden. Data
diolah menggunakan penilaian terhadap jawaban responden terhadap kuesioner yang dibagikan.
Hasilnya didapatkan kemudian dinilai pengetahuan ibu tentang posyandu berdasarkan baik, cukup
dan kurang.

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Profil Puskesmas
a. Letak Geografis
Puskesmas Gambesi merupakan salah satu puskesmas yang berada di kota Ternate
dimana sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Kalumata, sebelah selatan berbatasan
dengan kelurahan Jambula, sebelah timur berbatasan dengan selatan Selat Maitara dan
sebelah barat berbatasan dengan Gunung Gamalama. Wilayah kerja Puskesmas Gambesi
tahun 2016 terdiri dari satu kecamatan yaitu kecamatan kota Ternate Selatan dengan
empat kelurahan, yaitu Kelurahan Ngade, Kelurahan Fitu, Kelurahan Gambesi dan
Kelurahan Sasa.

4.1.2 Karakteristik Responden


Pola distribusi responden berdasarkan tiap variabel tambahan serta distribusi jawaban
kuesioner pengetahuan ibu tentang posyandu, dideskripsikan dalam hasil berikut.

a. Usia

Responden dalam penelitian ini berjumlah 24 orang. Usia 25-34 tahun adalah yang

terbanyak 41,67% (10 responden) dan usia >35 tahun adalah yang paling sedikit 20,83% (5

responden).
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan usia
Frekuensi Persentase
Usia
(n) (%)
≤24 9 25,71
25-34 14 40
≥35 12 34,29
Total 35 100

b. Pekerjaan Ibu
Responden yang tidak bekerja lebih banyak dari yang bekerja dengan jumlah 23 responden

(95,83%).

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu


Frekuensi Persentase
Pekerjaan
(n) (%)
Wiraswasta 0 0
Swasta 2 5,71
PNS/TNI/Polri 1 2,86
Tidak Bekerja 32 91,43
Total 35 100

c. Pendidikan Ibu
Responden dengan pendidikan terakhir menengah adalah yang terbanyak dengan jumlah
14 responden (58,33%).

Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan ibu


Frekuensi Persentase
Pendidikan
(n) (%)
Dasar 8 22,86
Menengah 18 51,43
Tinggi 9 25,71
Total 35 100

d. Pengetahuan ibu
Berdasarkan pengolahan jawaban kuesioner tentang pengetahuan ibu tentang
posyandu diperoleh pengetahuan ibu sudah baik yaitu 83,33%

Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan


Frekuensi Persentase
Pengetahuan
(n) (%)
Baik 28 80,00
Cukup 4 11,43
Kurang 3 8,57
Total 35 100
4.1.3 Gambaran pengetahuan ibu tentang posyandu
a. Gambaran pengetahuan ibu tentang posyandu berdasarkan tingkat pendidikan
Ibu dengan pendidikan menengah memiliki pengetahuan baik tentang posyandu lebih
banyak yaitu 16 orang (57,14%).

Tabel 4.4 Gambaran pengetahuan ibu tentang posyandu berdasarkan tingkat pendidikan
Pengetahuan Tentang Posyandu
Pendidikan Baik Cukup Kurang
(%
(n) (%) (n) ) (n) (%)
Dasar 5 17,86 2 50 1 33,33
Menengah 16 57,14 1 25 1 33,33
Tinggi 7 25 1 25 1 33,33
Total 28 100 4 100 3 100

b. Gambaran pengetahuan ibu tentang posyandu berdasarkan pekerjaan


Ibu yang tidak bekerja memiliki pengetahuan baik tentang posyandu lebih banyak yaitu
25 orang (89.29%)

Tabel 4.5 Gambaran pengetahuan ibu tentang posyandu berdasarkan pekerjaan


Pengetahuan Tentang Posyandu
Pekerjaan Baik Cukup Kurang
(n) (%) (n) (%) (n) (%)
Wiraswasta 0 0 0 0 0 0
Swasta 2 7,14 0 0 0 0
PNS/TNI/Polri 1 3,57 0 0 0 0
Tidak Bekerja 25 89,29 4 100 3 100
Total 28 100 4 100 3 100

c. Gambaran pengetahuan ibu tentang posyandu berdasarkan usia


Usia ibu 25-34 tahun memiliki pengetahuan baik tentang posyandu yaitu 14 orang (51,85%)

Tabel 4.5 Gambaran pengetahuan ibu tentang posyandu berdasarkan usia


Pengetahuan Tentang Posyandu
Usia Baik Cukup Kurang
(n) (%) (n) (%) (n) (%)
≤24 7 25,93 1 25 1 25
25-34 14 51,85 1 25 1 25
≥35 6 22,22 2 50 2 50
Total 27 100 4 100 4 100
4.2 Pembahasan

Pada penelitian terhadap 35 responden diperoleh hasil ibu balita dengan


pengetahuan baik 28 orang (80%), pengetahuan cukup 4 orang (11,43%), dan pengetahuan
kurang 3 orang (8,57%).

Pengetahuan adalah pemikiran, ide, gagasan, konsep dan pemahaman yang


dimiliki oleh manusia. Pengetahuan mencakup sebuah penalaran, penjelasan dan
pemahaman manusia tentang segala sesuatu dan juga dapat mencakup praktek atau
kemampuan teknis dalam memecah berbagai persoalan hidup yang belum dilakukan secara
sistematis dan metodis.6 Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu akan mendasari perilakunya
untuk berkunjung ke posyandu.16

Pada tingkat pendidikan ibu balita didapatkan ibu dengan pendidikan menengah
memiliki pengetahuan baik tentang posyandu 18 orang (51,43%).

Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan


orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat
sesuatu dan mengisi kehidupan dalam mencapai kebahagiaan dan keselamatan, pendidikan
diperlukan dalam mendapat informasi, misalnya informasi tentang manfaat Posyandu17,
pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang. seseorang
yang telah menerima pendidikan yang lebih baik atau lanjutan lebih mampu berpikir secara
obyektif dan rasional. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi
maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain
maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula 4

Dilihat dari jenis pekerjaan sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 25
orang (89,29%). Berdasarkan penelitian Lina M, Jenis pekerjaan ibu akan sangat
mempengaruhi aktifitas sehari-hari, baik dalam pola mengasuh anak ataupun dalam
keikutsertaan berpartisipasi terhadap kegiatan masyarakat setempat, salah satunya adalah
kegiatan Posyandu.18

Pengetahuan ibu baik tentang posyandu juga didominasi oleh ibu yang berusia 25-34
tahun yaitu 50% menurut Erikson termasuk dalam kategori dewasa awal. Usia menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi partisipasi sosial seperti partisipasi dalam mengikuti
posyandu. Menurut Hurlock, wanita usia dewasa akan lebih aktif dalam bidang sosial. Untuk
ibu muda merupakan suatu kelompok pendukung sukarela yang besar, pada umumnya
perhatian mereka sangat besar dan mudah diberi instruksi untuk ikut dalam kegiatan
posyandu.19,20

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Hasil pengukuran gambaran pengetahuan ibu tentang posyandu
kelurahan sasa adalah 28 % berpengetahuan baik, 11,43%
berpengetahuan cukup dan 8,57% berpengetahuan kurang.

2. Hasil pengukuran gambaran pengetahuan yang baik paling banyak


ditemukan pada usia 25-34 tahun sebesar 50%

3. Hasil pengukuran gambaran pengetahuan yang baik paling banyak


ditemukan pada ibu dengan pendidikan menengah sebesar 57,14%

4. Hasil pengukuran gambaran pengetahuan yang baik paling banyak


ditemukan pada ibu yang tidak bekerja sebesar 89,29%

Berdasarkan hasil yang ditemukan pengetahuan ibu balita pada


kelurahan sasa adalah baik, sehingga perlu mempertahankan serta
meningkatkan pelayanan posyandu kepada masyarakat kelurahan sasa.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis ingin memberikan
saran sebagai berikut, walaupun secara keseluruhan pengetahuan ibu baik
pada kelurahan sasa namun program posyandu harus tetap dilaksanakan
dan ditingkatkan. Koordinasi antar penyelenggara dan pelaksana psoyandu
harus tetap berjalan dengan baik agar informasi tentang posyandu tetap
berfungsi dengan baik Karena masih ada ibu-ibu balita yang belum sadar
akan pentingnya posyandu bagi balita mereka.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta:

Kemenkes RI, 2011

2. BKKBN. Posyandu mewujudkan kesejahteraan keluarga. Jakarta: BKKBN,

2012

3. Fitriyani, Indrawati. The Correlation between Mothers’ Knowledge and

Attitude following Posyandu and Weight Gain in Children Aged 2-3 Years dsin

Sawah Besar Village, Gayamsari District of Semarang. Sains Medika;2013

4. Notoadmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,

2014

5. Notoatmodjo, S.Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jakarta: Rineka

Cipta, 2007

6. Jalaludin. Pengetahuan, Konsep dan Teori Pendidikan. Yogyakarta: Aksara

Baru, 2011

7. Depkes RI. Pedoman pelatihan kader kelompok ibu balita bagi petugas

kesehatan. Jakarta: 2009

8. Sari N. Bimbingan kader posyandu dengan kepatuhan kunjungan ibu balita di

posyandu. Jakarta: Jurnal, 2015

9. Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta, 2010

10. Wawan, Dewi, M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika, , 2011


11. Evita R.A, Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan

Poliklinik KIA/KB di Puskesmas Gambesi Kota Ternate 2018 (Metode

Penelitian dan hasil dan pembahasan). 2018:12-14,15-20

12. Matanah L. Hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang

posyandu dengan tingkat partisipasi di posyandu anggrek vii kelurahan

sidorejo lor kecamatan sidorejo kota salatiga. Universitas Muhammadiayah

Surakarta: 2017

Anda mungkin juga menyukai