Rampant caries di kenal sebagai karies yang agresif dan berprogres cepat yang
menyerang beberapa gigi. Karies ini mempunyai karakteristik multiple lesion dengan tingkatan
progress yang berbeda. Karies ini berhubungan dengan konsumsi tinggi karbohidrat dan
seringnya terkena paparan bahan erosive. Konsumsi kandungan tinggi gula dan minuman asam
dalam jangka waktu yang lama menghasilkan erosi pada gigi dan kerusakan gigi yang parah.
Konkurensi erosi dan kerusakan gigi yang parah pada rampant caries dapat merusak jaringan
keras gigi lebih agresif dan destruktif. Kesulitan untuk mengontrol progresnya disebabkan karena
berbagai macam etiologi. Sangat penting untuk mengerti fenomena rampant caries agar dapat
menghasilkan perawatan yang sukses dan mengontrol penyakit ini.
Kehilangan jaringan keras gigi karena penyebab meknis dan kimia dapat menyebabkan
keausan gigi. Keausan yang disebabkan karena interaksi antara gigi dengan material lain disebut
abrasi, sedangkan keausan karena larutnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh substansi
asam disebut erosi. Perbedaan etiologi ini merupakan factor utama untuk menentukan diagnose.
Mekanisme ausnya gigi tidak bisa hanya di sebabkan oleh erosi dan abrasi, interaksi keduana
juga berpengaruh. Erosi gigi terdiri dari reaksi mekanis keausan gigi yang disebabkan karena
menipisnya jaringan atau hilangnya lapisan gigi secara langsung karena proses demineralisasi
yang berkepanjangan.
Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk mempresentasikan faktor etiologi, manajemen
perawatan dan prognosis dari rampant caries yang disebabkan karena kebiasaan kariogenik
pasien.
Case report
Pasien laki- laki 22 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri pada giginya dengan
estetik yang buruk. Pasien yang mudah stress dan cemas juga ingin meningkatkan masalah
estetiknya untuk menunjang penampilannya. Meskipun pasien tidak mempunyai masalah
sistemik, oral hygiene-nya sangat buruk. Dari hasil anamnesa didapatkan pasien mengkonsumsi
cola 4-5 L dan 30- 40 butir permen peppermint setiap hari selama 4 tahun terakhir. Pasien juga
sering mual sehingga secara konstan mengunyah permen karet mentol untuk mengurangi rasa
mualnya.
Pasien didiagnosa dengan kerusakan gigi yang parah, multiple lesi erosi dan concomitant
gingivitis. Pasien juga didiagnosa dengan lesi yang meluas hingga ke alveolar crest dan adanya
lesi periapical.
Pasien di KIE untuk menjaga oral hygiene nya dan mengontrol diet makanannya. Pasien
diberi chlorhexidine mouth rinse dan remineralization agent ( tooth mouse plus) untuk digunakan
setiap hari. Pasien juga diberitahu untuk membatasi kebiasaan kariogeniknnya dan
menghentikan konsumsi cola dan gula. Pasien dapat mengkonsumsi sugar free- cola dan pemanis
buatan sebelum pasien dapat menghentikan secara keseluruhan kebiasaan kariogeniknya. Pasien
juga diinstruksikan untuk mengurangi lama waktu cola/ gula berada di dalam mulut. Sebagai
tambahan, pasien juga di sarankan untuk mengunyah permen karet xylitol.
Sebelum memulai perawatan, pasien diberi antiemetic ( emedur 200mg) untuk
mengurangi rasa mualnya. Perawatan periondontal non- bedah kemudian dilakukan. Pada gigi
13, 12, 11, 21, 22, 23, 33, 32, 31, 41, 42, 43, 44, 45 dilakukan perawatan saluran akar dengan
menggunakan instrument rotary ( protaper universal). Kemudian dilakukan flap anterior di
maksila dan mandibular untuk mengkoreksi garis gingia dan crown lengthening. Untuk gigi
13,12,11,21,22,23,33,32,31,41,42,43,44,45 di beri pasak fiber dengan inti komposit ( filtek
Z250). Kemudian diberi mahkota PFM untuk semua gigi kecuali gigi 45. Gigi 33, 35, dan 45
dilakukan restorasi komposit ( filtek z250).
Peningkatan tampilan estetik memberikan dampak positif dari segi psikologi pasien. Dia
memberitahu bahwa kualitas hidupnya menjadi lebih baik, sebagai contoh, mendapat pekerjaan
dan menikah. Di samping itu, pasien menunda sementara perawatannya. Kemudian gigi geraham
pertama rahang atas sebelah kiri di ekstraksi tapi itu menjadi pengalaman yang traumatic untuk
pasien secara psikologi. Pasien tidak dapat melakukan pencabutan gigi lagi. Pasien juga menolak
alternative perawatan ekstraksi gigi dengan general anestesi. Pasien kemudian tidak melanjutkan
perawatan gigi posteriornya. Hasil akhir perawatan pada bulan ke 36 ada di gambar 4.