Disusun oleh:
Kelompok 4
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpah nikmat sehatnya baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas mata ajar Psychiatric Nursing.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak trdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini. Supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
yang terlibat mendukung dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr wb
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang................................................................................................................1
1.2Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.2.1Tujuan Umum..............................................................................................................2
1.2.2Tujuan Khusus.............................................................................................................2
1.3Tujuan.............................................................................................................................3
1.3.1TujuanUmum.….……………………………………………………………....2
1.4Manfaat...........................................................................................................................3
1.4.1Bagi Profesi..................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN I
2.1Pengertian.......................................................................................................................4
2.3Patofisiologis...................................................................................................................5
2.4Penyebab.........................................................................................................................7
2.5Gejala..............................................................................................................................4
2.6Komplikasi......................................................................................................................9
2.7Pencegahan.....................................................................................................................9
BAB IV PENUTUP
ii
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................13
3.2Saran.......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum pada analisis jurnal ini adalah untuk mengetahui keperawatan jiwa
dalam situasi bencana.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui peran penting mahasiswa dalam proses keperawatan jiwa
dalam situasi tanggap bencana
2. Untuk mengetahui bentuk peran dan kegiatan yang bisa dilakukan oleh mahasiswa
dalam proses keperawatan jiwa dalam situasi tanggap bencana
2
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Bencana menurut WHO (2002) adalah setiap kejadian yang menyebabkan
kerusakan gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat
kesehatan atau pelayanan kesehatan dalam skala tertentu yang memerlukan respon dari luar
masyarakat dan wilayah yang terkena. Dalam setiap bencana yang terjadi, selalu ada
implikasi kesehatan jiwa-baik dalam kasus bencana alam, misalnya gempa bumi, tsunami,
angin ribut, atau pada bencana yang diakibatkan oleh manusia, misalnya perang atau
kekerasan interpersonal. Kebutuhan langsung dari populasi yang terkena bencana alam
seringkali merupakan kebutuhan fisik ; perlindungan, air, makanan dan pelayanan kesehatan
dasar. Namun perlu diingat bahwa semua orang yang mengalami dan hidup dalam situasi
yang tidak menentu akan menderita trauma. Banyak permasalahan migran dan orang-orang
terlantar lainnya, berhubungan dengan konsekuensi dari bencana itu sendiri. Disini adalah
pentingnya pokok masalah kesehatan jiwa trans-kultural bersama-sama dengan masalah fisik
bagi korban bencana.
3
1) Bencana alam (natural disaster), yaitu kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan,
gempa bumi, gunung meletus dan lain sebagainya.
2) Bencana ulah manusia (man-made disaster), yaiut kejadian-kejadian karena perbuatan
manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, ledakan, sabotase dan
lainnya.
1) Bencan lokal, bencana ini memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang
berdekatan, misalnya kebakaran, ledakan, kebocoran kimia dan lainnya.
2) Bencana regional, jenis bencan ini memberikan dampak atau pengaruh pada area
geografis yang cukup luas dan biasanya disebabkan oleh faktor alam seperti alam,
banjir, letusan gunung dan lainnya.
Menurut Barbara santamaria (1995),ada tiga fase dapat terjadinya suatu bencana yaitu fase
pre impact, impact, dan post impact :
1) Fase pre impact merupakan warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi didapat
dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah segala persiapan
dilakukan dengan baik oleh pemerintah, lembaga dan masyarakat.
2) Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks bencana, inilah saat-saat dimana manusia
sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup. Fase impact ini terus berlanjut hingga
tejadi kerusakan dan bantuan-bantuan yang darurat dilakukan.
3) Fase post impact merupakan saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase
darurat. Juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi kualitas
normal.Secara umum pada fase post impact para korban akan mengalami tahap respons
fisiologi mulai dari penolakan (denial), marah (angry), tawar-menawar (bargaing),
depresi (depression), hingga penerimaan (acceptance).
4
1) Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya
2) Sikap atau prilaku yang mengakibatkan menurunnya kualitas SDA
3) Kurangnya informasi atau peringatan dini yang mengakibatkan ketidaksiapan
4) Ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bahaya
Kerentanan adalah keadaan atau sifat (perilaku) manusia atau masyarakat yang
menyebabkan ketidakmampuan menghadapi bahaya atau ancaman dari potensi bencana
untuk mencegah, menjinakkan, mencapai kesiapan dan menanggapi dampak bahaya tertentu.
Kerentanan terbagi atas:
5
2.6 Pengurangan Risiko Bencana
Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan sangat berbeda, kita lebih banyak melihat
tenaga relawan dan LSM lain yang memberikan pertolongan lebih dahulu dibandingkan
dengan mahasiswa keperawatan, walaupun ada itu sudah terkesan lambat.
6
2.8 Jenis Kegiatan Siaga Bencana
7
anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Sehinnga apabila hal ini terus
berkelanjutan maka akan mengakibatkan stress berat dan gannguan mental bagi para
korban bencana. Hal yang dibutukan dalam penanaganan situasi seperti ini adalah
pemulihan kesehatan mental yang dapat dilakukan oleh mahasiswa keperawatan. Pada
orang dewasa, pemulihannya bisa dilakukan dengan sharing dan mendengarkan segala
keluhan keluhan yang dihadapinya, selanjutnya diberikan sebuah solusi dan diberi
penyemangat untuk tetap bangkit. Sedangkan pada anak-anak, cara yang efektif adalah
dengan mengembalikan keceriaan mereka kembali, hal ini mengingat sifat lahiriah anak
anak yang berada pada masa bermain. Mahasiswa keperawatan dapat memdirikan
sebuah taman bermain, dimana anak anak tersebut akan mendapatkan permainan, cerita
lucu, dan lain sebagainnya. Sehinnga kepercayaan diri mereka akan kembali seperti
sedia kala.
4) Pemberdayaan masyarakat
Kondisi masyarakat di sekitar daerah yang terkena musibah pasca bencana
biasanya akan menjadi terkatung katung tidak jelas akibat memburuknya keaadaan
pasca bencana., akibat kehilangan harta benda yang mereka miliki. sehinnga banyak
diantara mereka yang patah arah dalam menentukan hidup selanjutnya. Hal yang bisa
menolong membangkitkan keadaan tersebut adalah melakukan pemberdayaan
masyarakat. Masyarakat perlu mendapatkan fasilitas dan skill yang dapat menjadi bekal
bagi mereka kelak. Mahasiswa keperawatan dapat melakukan pelatihan pelatihan
keterampilan yang difasilitasi dan berkolaborasi dengan instansi ataupun LSM yang
bergerak dalam bidang itu. Sehinnga diharapkan masyarakat di sekitar daerah bencana
akan mampu membangun kehidupannya kedepan lewat kemampuan yang ia miliki.
Untuk mewujudkan tindakan di atas perlu adanya beberapa hal yang harus dimiliki
oleh seorang mahasiswa keperawatan, diantaranya:
8
2) Mahasiswa keperawatan harus memiliki jiwa dan sikap kepedulian.
Pemulihan daerah bencana membutuhkan kepedulian dari setiap elemen
masyarakat termasuk mahasiswa keperawatan, kepedulian tersebut tercermin dari rasa
empati dan mau berkontribusi secara maksimal dalam segala situasi bencana. Sehingga
dengan jiwa dan semangat kepedulian tersebut akan mampu meringankan beban
penderitaan korban bencana.
3) Mahasiswa keperawatan harus memahami manajemen siaga bencana
Kondisi siaga bencana membutuhkan penanganan yang berbeda, segala hal yang
terkait harus didasarkan pada managemen yang baik, mengingat bencana datang secara
tak terduga banyak hal yang harus dipersiapkan dengan matang, jangan sampai tindakan
yang dilakukan salah dan sia sia. Dalam melakukan tindakan di daerah bencana,
mahasiswa keperawatan dituntut untuk mampu memilki kesiapan dalam situasi apapun
jika terjadi bencana alam. Segala hal yang berhubungan dengan peralatan bantuan dan
pertolongan medis harus bisa dikoordinir dengan baik dalam waktu yang mendesak.
Oleh karena itu, mahasiswa keperawatan harus mengerti konsep siaga bencana.
9
BAB III
ANALISIS JURNAL
Kejadian bencana dapat menimbulkan kerugian baik dari aspek fisik, psikologis, properti
dan lingkungan. Bencana mempengaruhi kesejahteraan psikologis dan kesehatan mental
individu, baik orang dewasa maupun anak-anak dan remaja. Diperlukan proses adaptasi pasca
bencana untuk mencapai respon yang adaptif bagi remaja sehingga stress pasca trauma tidak
menjadi patologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman adaptasi
remaja pasca bencana gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat tahun 2018. Remaja dalam
kondisi bencana berisiko mengalami kekerasan seksual, kekerasan fisik-psikologis, eksploitasi
dan kemiskinan, serta berisiko menjadi korban perdagangan orang. Remaja kadang merasa takut,
stress, bosan atau tidak mempunyai kegiatan apapun. Remaja menemukan dirinya dalam situasi
berisiko dan tiba-tiba harus mengambil alih peran orang dewasa tanpa persiapan dan dukungan
dari orang dewasa (Kemenkes RI, 2017).
10
tersebut dijelaskan bahwa setiap orang akan dimintai rekomendasi calon partisipan selanjutnya
yang sesuai dengan kriteria partisipan dalam penelitian ini. Analisis data yang digunakan
mengacu pada sembilan langkah teknik analisis data collaizi. hasil dari penelitian ini diperoleh
11 tema:
Upaya menghadapi dampak gempa atau Strategi koping yang digunakan remaja berupa
perubahan spiritual dan distraksi. Mendekatkan diri kepada tuhan dengan melakukan berbagai
bentuk ibadah sesuai dengan agama yang dianut memiliki peranan penting untuk dapat
beradaptasi dengan dampak yang ditimbulkan oleh bencana gempa pada remaja.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bencana alam dapat menyebabkan dampak serius dan berkepanjangan terhadap
kesehatan fisik maupun psikologis pada korban bencana yang selamat. Menurut Barbara
santamaria ada tiga fase dapat terjadinya suatu bencana yaitu fase pre impact, impact, dan
post impact. Pelayanan keperawatan tidak hanya terbatas diberikan pada instansi pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit saja. Tetapi, pelayanan keperawatan tersebut juga sangat
dibutuhkan dalam situasi tanggap bencana. Untuk mewujudkan tindakan di atas perlu
adanya beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa keperawatan, diantaranya:
Mahasiswa keperawatan harus memilki skill keperawatan yang baik, Mahasiswa
keperawatan harus memiliki jiwa dan sikap kepedulian, mahasiswa keperawatan harus
memahami manajemen siaga bencana.
4.2 Saran
Sebagai seorang calon tenaga kesehatan, mahasiswa keperawatan diharapkan bisa
turut andil dalam melakukan kegiatan tanggap bencana. Sekarang tidak hanya dituntut
mampu memiliki kemampsuan intelektual namun harus memilki jiwa kemanuasiaan melalui
aksi siaga bencana.
12
DAFTAR PUSTAKA
Keliat Budi, dkk. (2014). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Yogyakarta : EGC
Anika, N., Ah Yusuf, dan Rr Rian Tristiana. (2019). Pengalaman Adaptasi Remaja Pasca
Bencana Gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat. Psychiatric Nursing Journal Vol. 1 No.
1
13
Lampiran
TANGGAL : _____________________________________________________
JUDUL :______________________________________________________
Nilai KET
No ASPEK YANG DINILAI
0 1 2 3 4
Keterangan :
10
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
14