Anda di halaman 1dari 7

SKENARIO ROLEPLAY

ASKEP PSIKOSOSIAL: HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Ajar Psychiatric Nursing

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Aisyah Nur Aini 4002180063 Nadia Salma Nastia 4002180054


Bella Anggita Indriani 4002180166 Rodela Ayunda Hidayat 4002180157
Farida Sartika Dewi 4002180069 Senja Widyaiswara Ahmad 4002180062

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
MEI, 2020

TOKOH DAN PEMERAN


Perawat 1 :
Perawat 2 :
Dokter :
Pasien/Ayah :
Ibu :
Anak :
Narator :

Suatu hari berkumpulah sebuah keluarga bahagia, mereka selalu menghabiskan


waktu bersama sama.
*dipagi hari*
Anak : ”Selamat pagi ayah,mamah. Tadi aku mimpi loh, mimpinya aku jalan
jalan ke luar negeri.”
Ayah : “Wah masa sih, terus gimana, kemana emangnya?”
Ibu : “Mimpinya pasti seru, ada mamah ga disana.”
Anak : “Ada dong, kita barengan jalan jalan ke singapur liat patung macan
itu loh”
Ayah : “Ayah harus kerja keras nih buat ngabulin mimpi ade”
Anak : “Ah semoga kita bisa kesana ya bareng bareng”
Setelah selesai berbincang mereka pun kembali beraktivitas seperti biasa. Adik
harus pergi sekolah, ayah bekerja dan ibun membersihkan rumah.
Ayah : “Ayah pergi dulu ya mah, ade hayu nanti telat ke sekolahnya”
Anak : “Iya papah, bentar ade di sepatu dulu”
Ibu : “Hati-hati ya dijalan liat spion kalau mau belok “
Anak : “Iya ibu negara, salam dulu” *salam*
Ayah mengantar adik terlebih dahulu ke sekolah
Ayah : “Nah udah sampai, ayo turun tuh 5 menit lagi masuk (sambil melihat
jam)”
Anak : “Iya papah (salam) ade sekolah dulu ya”
Ayah : “Yang pinter ya sayang”
Anak : “Dadah papah (sambil berlari meninggalkan papahnya)”
Ayah pun bergegas untuk pergi ketempat kerjanya, ayah hanya seorang kuli
bangunan di salah satu lahan yang sedang membangun perumahan
Teman ayah : “Eh sudah datang, ganti baju dulu sana itu ada yang harus di tambel
gentengnya bocor katanya”
Ayah : “Okay siapp laksanakan naik genteng”
Teman ayah : “Wah semangat sekali, ada apa nih”
Ayah : “Biasa lah mau bahagiain istri dan anak jadi harus semangat”
Setelah menganti pakaianya ayah pun bergegas naik ke atas genteng
Ayah : “Wah parah juga nih rusaknya, harus ganti yang baru kalau gini
ceritanya.”

Tanpa disengaja ayah menginjak genteng yang sudah rapuh, sehingga ia


terjatuh dari atap rumah
Ayah : *Gebruk*
Teman ayah : “Astagfirullah ada apa itu. Eh Jafar. Tolong tolong ada yang jatuh
disini”
Tanpa berpikir panjang lebar teman ayah pun langsung membawa Ayah (Jafar)
kerumah sakit. Nampak kondisi nya semakin memburuk karena pendarahan
hebat yang ayah alami.
*sesampai dirumah sakit*
Dokter : “Dengan penanggung jawab Bapak Jafar”
Teman ayah : “Iya dok, gimana kondisinya”
Dokter : “Sepertinya bapak jafar ini mengalami cidera yang serius, ia perlu
dirawat intensif dan  harus siap dengan kondisi terburuk”
Tiba tiba ibu dan adik datang
Ibu : “Ayahhhhh”
Anak : “Ayahhh *sambil menangis* kenapa ayah bisa ada dirumah sakit”
Teman ayah : “Tadi ayah kamu jatuh saat sedang memperbaiki genteng”
Ibu : “Gimana kondisinya sekarang”
Teman ayah : “Dokter bilang kita harus siap dengan kondisi terburuk yang mungkin
terjadi”
Ibu dan adik merasa dunianya hancur, mereka tidak tahu apa yang harus
dilakukan. Mereka hanya bisa menangis karena belum bisa menerima takdir
yang terjadi
Dokter : “Dengan keluarga bapak jafar?”
Ibu : “Iya dok saya”
Dokter : “sepertinya bapak jafar mengalami kelumpuhan, hal ini terjadi akibat
dari peritiwa jatuh yang bapak jafar alami”
Ibu&anak: menangis
Ibu : “Dokter tolong rawat suami saya dok tolong”
Dokter : “Kami akan mengusahakan yang terbaik demi pulihnya kondisi
bapak. Kalau begitu saya permisi dulu ya”

Waktu terus berjalan. Kondisi ayah semakin membaik walaupun ia harus


menerima bahwa ia mengalami kelumpuhan
Anak : “Ayah harus makan yang banyak ya biar cepet sembuh”
Ibu : “Nih ibu potongin buah nya, ayah suka manggakan?”
Ayah : *melamun*
Anak : “Ayah aaaaa dong buka mulutnya, dede suapin nih”
Ayah : “Maafin ya ayah ngerepotin kalian”
Ibu : “Apaan sih ayah ngomongnya kemana aja”
Ayah : “Ayah udah gabisa apa-apa sekarang, gimana ayah mau kerja kalau
kondisinya seperti ini, ayah malu bertemu orang-orang karena kondisi ini ayah gabisa
ngapa-ngapain”
Anak : “Ayah harus terus berdoa, ade juga berdoa biar ayah bisa sembuh
Ibu: Tuh ade aja ngerti, udah sekarang makan dulu mangganya”

Setelah kejadian itu ayah selalu termenung, ia memikirkan bagaimana caranya


ia bisa menghidupi keluarganya dengan kondisinya yang seperti ini dan
mengalami harga diri rendah. Setelah kejadian itu, pasien dibawa ke RSJ.

SP 1 klien : Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,


membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu
klien memilih atau menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih
Kemampuan/tindakan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan
kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.

Tak lama kemudian perawat datang ke ruangan pasien


1. Fase Orientasi
Perawat : “Assalamu’alaikum, Selamat pagi bapak, perkenalkan saya perawat
… yang berdinas pada hari ini dari jam 07.00-14.00 siang untuk merawat bapak. Kalo
boleh tau siapa nama bapak dan senang dipanggil apa?”
Pasien : “Waalaikumsalam, pagi sus. Nama saya Jafar, bisa panggil Jafar
saja.”
Perawat : “Suasana pagi ini segar, dan cuacanya sangat cerah sekali ya pak,
bagaimana perasaan bapak saat ini?”
Pasien : “Saya sangat sedih sus, setelah saya mengalami kelumpuhan, saya
tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya lagi, dan saya khawatir saya hanya
akan menjadi beban untuk keluarga saya.”
Perawat : “Bapak Jafar, bagaimana kalau kita mengobrol tentang kegiatan apa
yang suka bapak lakukan dirumah? Setelah itu kita akan menilai kegiatan mana yang
masih bapak bisa lakukan dirumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu
kegiatan yang akan kita latih, tujuannya adalah agar bapak dapat melatih kemampuan
kegiatan yang bapak miliki. Apakah bapak bersedia?”
Perawat : “Mmmmm.. baik kalau begitu saya bersedia sus”
Pasien : “Baik, dimana enaknya kita berbincang-bincang pak? “
Pasien : “Saya pengennya disini aja sus”
Perawat : “Berapa lama bapak mau berbicang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit
Pasien : “Ya sus.”
Perawat : “Baik bapak, setelah itu kita akan melatih bapak untuk berjalan dan
menggunakan tongkat bantu jalan”

2. Fase Kerja
Perawat : “Bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki dan biasa bapak
kerjakan di rumah?”
Pasien : “Saya biasa melukis”
Perawat : “Bagus, apalagi pak?”
Pasien : “Ngga ada”
Perawat : “Wah jadi bapak suka melukis? Mari nanti kita akan melukis ya pak”
Pasien : “Oke”
Perawat : “Sekarang kita akan coba mulai melukis ya pak. Saya siapkan dulu
kanvas, pallet dan cat lukisnya.”
Pasien : “Ya sus”
Perawat : “Baiklah kita mulai ya pak”
Pasien : (Mulai melukis sebuah pemandangan)
Perawat : “Wah luar biasa bagus sekali lukisan bapak ini”
Pasien : “Makasih sus”
Perawat : “Sama-sama pak”

3. Fase Terminasi
Perawat : “Bapak ini luar biasa ya, sekarang bagaimana perasaan bapak setelah
kita melakukan kegiatan yang perta yaitu melukis tadi?”
Pasien : “Saya senang sus, itu hobi saya”
Perawat : “Wah senang ya pak, bagaimana kalau kita masukkan kedalam
jadwal latihan ya pak. Bapak mau jam berapa latihannya?”
Pasien : “Terserah saja sus”
Perawat : “Besok pagi kita akan melatih bapak ya, besok saya akan kesini lagi
jam 09.00 WIB. Besok kami kesini untuk melatih bapak berjalan dengan
menggunakan tongkat bantu jalan. Sekarang bapak bisa beristirahat dulu ya, selamat
pagi.”
Pasien : “Ok sus”

Anda mungkin juga menyukai