Anda di halaman 1dari 9

Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS AIR DENGAN PREVALENSI


ENDOPARASIT PADA SALURAN PENCERNAAN IKAN NILA
(Oreochromis niloticus) DI KERAMBA JARING APUNG PROGRAM
URBAN FARMING DI KOTA SURABAYA

Relation Between Water Quality and Endoparasite Prevalency on Nile Tilapia


(Oreochromis Niloticus) Intestine in Urban Farming Program Float Cage, Surabaya
City

Alfan Prianggara1, Gunanti Mahasri2 dan Abdul Manan2.


1
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya
2
Departemen Manajemen Kesehatan Ikan dan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas
Airlangga, Surabaya
*alfan-p-11@fpk.unair.ac.id

Abstrak

Kendala kualitas air dalam budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) pada Program Urban Farming
diakibatkan karena waduk maupun bozem yang digunakan merupakan perairan tergenang dan kualitas airnya
tergantung darimana air itu berasal, apabila kualitas air buruk maka ikan akan stres, menjadi lemah dan mudah
terserang parasit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air pada pemeliharaan ikan nila (O. niloticus),
prevalensi endoparasit pada saluran pencernaan serta korelasi antara kualitas air dengan prevalensi endoparasit
pada saluran pencernaan ikan nila (O. niloticus) di Keramba Jaring Apung Program Urban Farming kota
Surabaya. Lokasi waduk atau bozem yang digunakan adalah Urban Farming kecamatan Wiyung, Jambangan
dan Lakarsantri, kota Surabaya. Metode yang digunakan adalah metode survey. Parameter utama dalam
penelitian ini adalah prevalensi endoparasit dan kualitas air.
Hasil pengukuran kualitas air berkisar antara : suhu 29-300C; pH 7-8,5; kecerahan 18-30 cm; DO 4,8-
5,3 mg/l; nitrit <0,043-2,213 mg/l; nitrat <0,008-7,781 mg/l dan amoniak 0,063-0,35 mg/l. Prevalensi rata-rata
endoparasit Eimeria spp. 5,71 % dan Acanthogyrus spp. 8 %. Terdapat korelasi positif antara kecerahan,
amoniak dan DO dengan prevalensi Eimeria spp. serta suhu, pH, nitrat dan nitrit dengan prevalensi
Acanthogyrus spp. Terdapat korelasi negatif antara suhu, pH, nitrat dan nitrit dengan prevalensi Eimeria spp.
serta kecerahan, amoniak dan DO dengan prevalensi Acanthogyrus spp.

Kata kunci: Korelasi, Kualitas Air, Endoparasit, Ikan Nila, Saluran Pencernaan dan Keramba Jaring Apung

Abstract

The obstacles of nile tilapia (Oreochromis niloticus) cultivation in Urban Farming Program caused due
to reservoirs and bozem used the stagnant water and the water quality depends on where the water came from, if
the water quality is poor then the fish will be stressed, weak and easy to be infected by parasites.
This study aims to determine the water quality in the cultivation of nile tilapia (O. niloticus), the
prevalence of endoparasites in the gastrointestinal tract and the correlation between water quality with
endoparasit prevalency in the digestive tract of nile tilapia (O. niloticus) in floating net cages Urban Farming
Program Surabaya city. The reservoirs or bozem that used for this study are located in Wiyung, Jambangan dan
Lakarsantri sub-district in Surabaya city. The method used in this study is a survey method. The main
parameters is the prevalence of endoparasites and water quality.
Results of water quality measurement ranges at: temperature 29-300C; pH 7-8.5; water clarity of 18-30
cm; dissolved oxygen is 4.8-5.3 mg/l; nitrite <0.043-2.213 mg/l; nitrate <0.008-7.781 mg/l and ammonia 0.063-
0.35 mg/l. The average prevalence of Eimeria spp. 5,71 % and Acanthogyrus spp. 8 %. There is a positive
correlation between water clarity, ammonia and dissolved oxygen with Eimeria spp. prevalence also
temperature, pH, nitrate and nitrite with Acanthogyrus spp. prevalence. There is a negative correlation between
temperature, pH, nitrate and nitrite with Eimeria spp. prevalence also water clarity, ammonia and dissolved
oxygen with Acanthogyrus spp. prevalence.

Keywords: Corelation, Water Quality, Endoparasite, Nile Tilapia, Intestine and Float Cage

83
Diterima/submitted:4 November 2015
Disetujui/accepted:3 Juli 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.3

PENDAHULUAN antara kualitas air dengan prevalensi endo-


Budidaya ikan nila (O. niloticus) di parasit pada saluran pencernaan ikan nila
Indonesia telah mengalami banyak per- (O. niloticus) di Keramba Jaring Apung
kembangan, salah satunya adalah dengan Program Urban Farming di kota Surabaya.
Program Urban Farming di Surabaya.
Urban Farming merupakan upaya peme- METODOLOGI
rintah kota Surabaya untuk mengatasi Waktu dan Tempat
masalah ketersediaan pangan di daerah Penelitian ini telah dilaksanakan di
perkotaan dan pinggiran kota dengan me- Laboratorium Pendidikan Fakultas Perika-
manfaatkan potensi waduk, sungai maupun nan dan Kelautan, Universitas Airlangga.
bozem untuk budidaya dengan meng- Pengambilan sampel dilakukan di Keram-
gunakan keramba jaring apung. Program ba Jaring Apung Program Urban Farming
ini telah terlaksana sejak tahun 2013 Kecamatan Jambangan, Wiyung dan
dengan beberapa kendala seperti kematian Lakarsantri, Kota Surabaya pada 6 Mei
ikan dan kualitas air yang tidak stabil hingga 15 Juli 2015.
(Dinas Pertanian Kota Surabaya Bidang
Perikanan dan Kelautan, 2013). Materi Penelitian
Kendala kualitas air dalam Pro- Peralatan Penelitian
gram Urban Farming diakibatkan karena Peralatan yang digunakan dalam
kualitas air waduk maupun bozem ter- penelitian ini adalah plastik, karet, seser
gantung darimana sumber airnya berasal, dan ember plastik untuk pengambilan
sebab waduk dan bozem adalah kolam sampel ikan serta botol plastik 600 ml dan
besar tempat menampung dan menyimpan 1.500 ml untuk pengambilan sampel air.
air, baik yang berasal dari air hujan mau- Peralatan yang digunakan untuk penghi-
pun aliran sungai yang digunakan untuk tungan prevalensi endoparasit adalah scal-
berbagai kegiatan manusia (Badan Ling- pel, gunting bedah, pinset, object glass,
kungan Hidup Kota Surabaya, 2012b). cover glass, tisu, pipet, petri disk, peng-
Kualitas air di sungai Surabaya telah garis, timbangan digital dan mikroskop.
mengalami penurunan sebagai dampak Pengukuran kualitas air menggunakan sec-
pencemaran lingkungan. Sumber pencema- chi disk, DO meter dan termometer
ran sungai kota Surabaya secara garis masing-masing untuk mengukur kecera-
besar terbagi menjadi dua yakni limbah han, oksigen terlarut dan suhu air.
domestik dan indutri. Khusus air limbah
domestik dari rumah tangga merupakan Bahan Penelitian
sumber yang dominan terhadap menurun- Bahan utama yang digunakan da-
nya kualitas air buangan. (Badan Lingku- lam penelitian ini adalah sampel air dan
ngan Hidup Kota Surabaya, 2012a). ikan nila (Oreochromis niloticus) seba-
Parasit yang dapat menyerang nyak 175 ekor dengan ukuran 10-15 cm.
saluran pencernaan ikan nila (O. niloticus) Pengukuran pH pada sampel air meng-
diantaranya adalah protozoa Eimeria gunakan pH paper. Bahan yang digunakan
vanasi (Aplicomplexa : Eimeriidae) untuk pewarnaan endoparasit protozoa yai-
(Duszynski et al., 2000); dan cacing tu giemsa, canada balsam, akuades, al-
(helminth) Allocrea-dium mahaseri kohol 70 % atau etanol, sedangkan untuk
(Platyhelminthes : Allocreadiidae) (Alam pewarnaan endoparasit cacing (helminth)
and Alam, 2014); Eustrongylides tubifex yaitu larutan PZ, alkohol gliserin 5 %,
(Nematoda : Dioc-tophymidae) (Paperna, alkohol 70 %, HCl, NaHCO3, alkohol 85
1974) dan Acanthogyrus tilapiae (Acan- %, alkohol 95 % dan canada balsam.
thocephala : Quadrigyridae) (Bayoumy et
al., 2006). Berdasarkan latar belakang Metode Penelitian
tersebut, maka perlu diketahui hubungan Penelitian ini menggunakan metode
84
Diterima/submitted:4 November 2015
Disetujui/accepted:3 Juli 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.3

survey. Menurut Nazir (2011), metode secara visual apakah terdapat parasit atau
survey merupakan metode penyelidikan terjadi kerusakan saluran pencernaan.
yang diadakan untuk memperoleh fakta- Feses ikan ditampung dalam petri dish,
fakta dari gejala-gejala yang ada dan men- diencerkan dengan aquades dan diperiksa
cari keterangan-keterangan secara faktual. dengan metode natif dengan mikroskop
perbesaran 100x dan 400x.
Prosedur Kerja
Pengambilan Sampel Perhitungan Prevalensi Endoparasit
Lokasi pengambilan sampel ikan Prevalensi endoparasit dihitung
ditentukan setelah melakukan survey lo- dengan menggunakan acuan perhitungan
kasi. Total sampel 175 ekor didapat dari Williams and Williams (1996) dengan
tiga lokasi urban farming di kecamatan rumus sebagai berikut:
Jambangan, Wiyung dan Lakarsantri, Kota
Surabaya. Pengambilan sampel ikan dila- Prevalensi (%) = Jumlah ikan terinfeksi x 100%
kukan menggunakan metode purposive Jumlah sampel ikan
sampling dengan penentuan spesifikasi
lokasi urban farming di Surabaya yang
memiliki keramba jaring apung yang ma- Pewarnaan Cacing dan Protozoa
sih aktif dan terdapat komoditas ikan nila Pewarnaan endoparasit protozoa
berukuran 10-15 cm. Perhitungan jumlah menggunakan giemsa mengacu pada Lom
sampel ikan masing-masing diambil sebe- and Dykova (1992). Sedangkan pewarnaan
sar 5-10 % dari jumlah total populasi ikan endoparasit cacing mengacu pada metode
(Rokhmani dkk., 2011). Semichen-Acetic Carmine (Kuhlmann,
2006).
Pengambilan dan Pengukuran Sampel
Kualitas Air Parameter Penelitian
Sampel air diambil secara langsung Parameter utama dalam penelitian
dengan menggunakan botol plastik 600 ml ini adalah prevalensi endoparasit pada
dan 1.500 ml bersamaan dengan pengam- saluran pencernaan ikan nila (O. niloticus)
bilan sampel ikan nila (O. niloticus) di dan kualitas air yang meliputi suhu,
keramba jaring apung program urban far- kecerahan, oksigen terlarut, pH, amoniak,
ming Kota Surabaya. Pemeriksaan oksigen nitrat dan nitrit di waduk, sungai atau
terlarut, suhu, kecerahan dan pH akan bozem yang digunakan untuk program
dilaksanakan di lapangan, sedangkan amo- urban farming Kota Surabaya.
niak, nitrat dan nitrit akan diuji
menggunakan spektrofotometer UV-Vis di Analisa Data
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Hasil dari pengukuran kualitas air
dan Pengendalian Penyakit (BBTKLP) dan penghitungan prevalensi endoparasit
Surabaya. pada ikan nila (O. niloticus) akan ditam-
pilkan dalam bentuk tabel dan gambar.
Pemeriksaan Endoparasit Saluran Data dari kualitas air dan prevalensi
Pencernaan endoparasit akan dianalisis menggunakan
Endoparasit saluran pencernaan di- korelasi regresi.
periksa berdasarkan Mahasri dkk. (2012)
yaitu dengan pembedahan terhadap saluran HASIL DAN PEMBAHASAN
pencernaan. Saluran pencernaan diamati Pemeriksaan Kualitas Air

85
Diterima/submitted:4 November 2015
Disetujui/accepted:3 Juli 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.3

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemeriksaan Kualitas Air

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air


Kisaran optimal ikan nila
Kecamatan
(Dinas Kelautan dan
Parameter Perikanan Daerah
Wiyung Jambangan Lakarsantri Provinsi Sulawesi
Tengah, 2010)
Suhu (OC) 29 30 29 26,1-32
Kecerahan (cm) 30 24 18 20-30
pH 7 8,5 7 6,5-8,6
Nitrat (mg/l) < 0,008 7,781 7,482 <0,01
Nitrit (mg/l) < 0,043 < 0,043 2,213 <0,03
DO (mg/l) 5,3 5 4,8 >3
Amoniak (mg/l) 0,35 0,063 0,104 <0,02

Pemeriksaan Endoparasit
Tabel 2. Perhitungan Prevalensi Endoparasit Ikan Nila di Setiap Kecamatan
Kecamatan Endoparasit
Wiyung Eimeria spp.
Jambangan Eimeria spp., Acanthogyrus spp.
Lakarsantri Eimeria spp., Acanthogyrus spp.

Prevalensi Endoparasit
Tabel 3.Hasil Perhitungan Prevalensi Endoparasit pada Sampel Ikan Nila
Jumlah Jumlah Ikan Terinfeksi Prevalensi
Kecamatan Kategori
Sampel Terinfeksi Tidak (%)
Wiyung 50 4 46 8 Occasionally
Jambangan 50 5 45 10 Often
Lakarsantri 75 13 62 17,33 Often
Total 175 22 153 12,57 Often

Tabel 4. Perhitungan Prevalensi Endoparasit Ikan Nila di Setiap Kecamatan


Ikan yang Prevalensi
Endoparasit Kecamatan Kategori
Terinfeksi (%)
Wiyung 4 8 Occasionally
Jambangan 2 4 Occasionally
Eimeria spp.
Lakarsantri 4 5,33 Occasionally
Total 10 5,71 Occasionally
Wiyung - 0 -
Jambangan 4 8 Occasionally
Acanthogyrus spp.
Lakarsantri 10 13,33 Often
Total 14 8 Occasionally
86
Diterima/submitted:4 November 2015
Disetujui/accepted:3 Juli 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.3

Perhitungan Regresi Korelasi


Tabel 5. Korelasi antara Kualitas Air dengan Prevalensi Endoparasit
Eimeria spp. Acanthogyrus spp.
Suhu (-) kuat (+) sangat lemah
Oksigen Terlarut (+) kuat (-) sangat kuat
Kecerahan (+) kuat (-) sangat kuat
Nitrit (-) lemah (+) sangat kuat
Nitrat (-) sangat kuat (+) sangat kuat
Amoniak (+) sangat kuat (-) sangat kuat
pH (-) kuat (+) sangat lemah
Keterangan: (+) korelasi positif, (-) korelasi negatif

Pembahasan bentuk dikelompokkan bersama sebagai


Pemeriksaan Kualitas Air jumlah amoniak nitrogen. pH yang lebih
Hasil pemeriksaan kualitas air di tinggi dan suhu menghasilkan persentase
keramba jaring apung program urban yang lebih tinggi dari bentuk yang tidak
farming kota Surabaya menunjukkan bah- terionisasi. Di perairan alam, seperti da-
wa parameter kualitas air sampel pada nau, amoniak tidak pernah mencapai ke
kecamatan Wiyung, Jambangan dan La- dalam tingkatan beracun karena kepadatan
karsantri dalam kondisi kurang baik. ikan yang rendah. Namun, dalam budaya
Waduk dan bozem tersebut menunjukkan keramba jaring apung di mana sirkulasi air
parameter kualitas air dengan kandungan terbatas, pembentukan amoniak dapat
nitrit, nitrat dan amoniak (NH3) yang terjadi. Pembentukan amoniak dan kadar
melebihi batas toleransi untuk budidaya oksigen terlarut yang rendah dapat diku-
ikan nila (O. niloticus) pada kecamatan rangi melalui jarak yang tepat antar keram-
Jambangan dan Lakarsantri, sedangkan ba dan pembersihan secara teratur (Swann
kecamatan Wiyung hanya kandungan amo- et al., 1994). Selain itu, kandungan amo-
niak saja yang melebihi batas toleransi. niak, nitrat dan nitrit yang tinggi di waduk
Hal tersebut disebabkan karena pada lokasi maupun bozem juga dapat berasal dari
waduk atau bozem di kecamatan Wiyung sumber airnya yang tercemar, baik yang
kandungan amoniak yang ada masih belum berasal dari air hujan maupun aliran sungai
mengalami proses nitrifikasi oleh bakteri. yang digunakan untuk berbagai kegiatan
Nitrifikasi adalah proses perombakan amo- manusia (Badan Lingkungan Hidup Kota
niak menjadi nitrit dan nitrat. Dalam eko- Surabaya, 2012b).
sistem perairan, proses tersebut berperan Menurut Fadil (2011) toksisitas
penting dalam siklus nitrogen. Bakteri amoniak, nitrit dan nitrat berbeda-beda.
nitrifikasi dan fitoplankton sebagai pro- Nitrit dan nitrat merupakan produk dari
dusen utama bahan anorganik memiliki oksidasi amoniak. Amoniak adalah para-
hubungan yang unik untuk kebutuhan meter kualitas air paling penting yang
amoniak dan nitrat. Dalam satu aspek, mempengaruhi pertumbuhan ikan dan pro-
bakteri nitrifikasi menghasilkan nitrat yang duksi setelah oksigen terlarut. Amoniak
dikonsumsi oleh fitoplankton, pada aspek dapat menyebabkan stres, kerusakan in-
yang lain terdapat kompetisi untuk meng- sang dan jaringan lain, bahkan dalam jum-
konsumsi amoniak yang tersedia (Feliatra lah kecil (Francis-Floyd et al., 2009 dalam
and Bianchi, 1993 dalam Feliatra, 2001). Shoko et al., 2014). Nitrit dan nitrat tidak
Bentuk amoniak yang tidak terio- memiliki toksisitas setinggi amoniak, na-
nisasi (NH3+) sangat beracun untuk ikan, mun tetap berbahaya bagi organisme air
sedangkan amonium (NH4+) tidak. Kedua (Shoko et al., 2014). Nitrit merupakan
87
Diterima/submitted:4 November 2015
Disetujui/accepted:3 Juli 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.3

intermediet dari oksidasi amoniak menjadi optimal akibat saluran pencernaan yang
nitrat. Sifat toksik dari nitrit adalah dapat rusak. Sesuai dengan Eissa et al. (2011)
mengoksidasi ion ferrous (Fe2) menjadi gejala klinis pada ikan yang terinfeksi
ferric (Fe3+) dalam haemoglobin (Hb) Acanthogyrus dapat berupa pembengkakan
darah sehingga Hb berubah menjadi ginjal, ikan pucat, emasiasi dan haemor-
methaemoglobin (MetHb) (Jensen, 1995 rhage pada permukaan abdomen, sedang-
dalam Fadil, 2011), sedangkan toksisitas kan pada saluran pencernaan terdapat ulcer
Nitrat terjadi secara tidak langsung dan dan sekresi catarrhal mucoid pada anus.
mempengaruhi lingkungan perairan karena Stadia Acanthogyrus yang menginfeksi
membantu pertumbuhan tumbuhan air dan ikan sampel adalah stadia dewasa dengan
alga secara berkelebihan sehingga menim- duri-duri pada probosisnya sehingga
bulkan istilah blooming algae dan eutro- terlihat seperti memiliki kepala berduri
fikasi (Environment Protection Agency, (thorny head worm) yang merupakan ciri
2001). khas dari Acanthocephala. Hal tersebut
didasarkan pada Schmidt and Nickol
Pemeriksaan Endoparasit (1985) bahwa siklus hidup Acanthogyrus
Protozoa : Eimeria spp. adalah indirect dengan inang perantara
Endoparasit yang ditemukan salah lebih dari satu (heteroxenous). Inang defi-
satunya merupakan parasit protozoa yaitu nitifnya adalah vertebrata seperti ikan air
Eimeria. Eimeria termasuk ke dalam sub- tawar atau burung pemakan ikan.
kelas Coccidia yang sering menginfeksi
ikan air tawar baik liar maupun yang Prevalensi Endoparasit
dibudidayakan. Fase Eimeria yang ditemu- Hasil perhitungan total prevalensi
kan adalah ookista pada saluran pencer- endoparasit pada saluran pencernaan ikan
naan ikan nila di tiga kecamatan. Hal ini nila (O. niloticus) menunjukkan bahwa
sesuai dengan pernyataan Post (1987) dari total 175 sampel diperoleh 13 ikan
bahwa Eimeria sering ditemukan mengin- yang terinfeksi endoparasit dengan preva-
feksi saluran pencernaan ikan air tawar lensi 12,57 % dan kategori often. Pre-
dengan fase infektif adalah fase sporozoit valensi endoparasit pada setiap kecamatan
yang ada dalam ookista dan akan berspo- dari tertinggi hingga terendah berturut-
rulasi setelah masuk ke dalam tubuh inang. turut adalah kecamatan Lakarsantri dengan
Ookista tersebut memiliki empat sporo- nilai sebesar 17,33 % kategori often,
kista dan masing-masing berisi dua sporo- kecamatan Jambangan dengan nilai sebe-
zoit. Gejala klinis pada beberapa ikan sar 10 % kategori often dan kecamatan
sampel yang diperiksa berupa ikan kurus. Wiyung dengan nilai sebesar 8 % kategori
Menurut Klinger and Floyd (2013), hal Occasionally. Rata-rata prevalensi Eimeria
tersrbut diakibatkan karena ikan yang ter- spp. dan Acanthogyrus spp. masing-
infeksi Eimeria akan mengalami inflamasi masing adalah 5,71 % dan 8 % yang
dan kerusakan jaringan usus sehingga da- masing-masing termasuk dalam kategori
pat mengganggu kinerja organ pencernaan. Occasionally. Acanthogyrus spp. memiliki
prevalensi terbesar di urban farming
Acanthocephala : Acanthogyrus spp. kecamatan Lakarsantri dengan prevalensi
Acanthogyrus ditemukan pada sa- 13,33 %, sedangkan Eimeria spp. memiliki
luran pencernaan ikan nila sampel yang prevalensi terbesar di urban farming keca-
berasal dari kecamatan Jambangan dan matan Wiyung dengan prevalensi 8 %.
Lakrsantri. Ikan-ikan yang terinfeksi me- Perbedaan jumlah ikan yang terin-
ngalami pembengkakan abdomen namun feksi endoparasit dapat disebabkan oleh
tubuhnya kurus dan berwarna agak pudar. beberapa faktor salah satunya adalah kua-
Kondisi ikan tersebut dapat diakibatkan litas air yang kurang baik disebabkan
karena penyerapan nutrisi yang kurang kandungan nitrit, nitrat dan amoniak yang
88
Diterima/submitted:4 November 2015
Disetujui/accepted:3 Juli 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.3

melebihi batas toleransi untuk budidaya Kualitas air pada pemeliharaan ikan
ikan nila (O. niloticus). Sesuai dengan nila (O. niloticus) di Keramba Jaring
Komarudin dan Slembrouck (2005) perma- Apung Program Urban Farming kota
salahan kualitas air pada budidaya seperti Surabaya kurang optimal, prevalensi endo-
pencemaran air karena zat kimia, kan- parasit pada saluran pencernaan ikan nila
dungan bahan organik yang tinggi dan (O. niloticus) Keramba Jaring Apung
konsentrasi oksigen terlarut yang rendah Program Urban Farming di kota Surabaya
dapat memaksa ikan untuk beradaptasi, masuk ke dalam kategori often dan terdapat
memperlemah ikan dan akhirnya mudah korelasi positif antara : kecerahan, amoniak
terserang penyakit terutama pada air ter- dan oksigen terlarut dengan prevalensi
buka atau dengan perairan yang berhu- Eimeria spp. serta suhu, pH, nitrat dan
bungan langsung dengan sungai atau nitrit dengan prevalensi Acanthogyrus spp.
waduk penampungan. Hal tersebut juga Terdapat korelasi negatif antara : suhu, pH,
didukung oleh Eissa et al. (2011) bahwa nitrat dan nitrit dengan prevalensi Eimeria
kadar amoniak dari perairan yang kua- spp. serta kecerahan, amoniak dan oksigen
litasnya buruk juga dapat meningkatkan terlarut dengan prevalensi Acanthogyrus
prevalensi dari infeksi Protozoa, serta spp.
parameter oksigen terlarut menunjukkan
korelasi negatif terhadap prevalensi Acan- Saran
thocephala, sebab tingkat oksigen terlarut Kualitas air di Keramba Jaring
yang rendah dapat menyebabkan ikan Apung pada bozem dan waduk urban far-
mengalami asphyxia dan menjadi lemas ming kota Surabaya bergantung dari sum-
sehingga mudah terinfeksi parasit. ber air, sehingga pengontrolan parameter
kualitas air perlu dilakukan sebagai upaya
Perhitungan Regresi Korelasi pencegahan infeksi endoparasit yang dapat
Kualitas Air dengan Prevalensi merugikan kegiatan budidaya ikan nila (O.
Eimeria spp. niloticus).
Hubungan yang terjadi antara kua-
litas air dengan prevalensi endoparasit DAFTAR PUSTAKA
Eimeria spp. berdasarkan data-data di atas Alam, M.N. and M.J. Alam. 2014. A
adalah : korelasi positif sangat kuat dengan comparative study of endoparasite
amoniak, korelasi positif kuat dengan infestation of Oreochromis niloti-
kecerahan dan oksigen terlarut, korelasi cus (Linnaeus, 1758) in polluted
negatif sangat kuat dengan nitrat, korelasi and non-polluted water bodies of
negatif kuat dengan suhu dan pH serta Bangladesh. International Journal
korelasi negatif sangat lemah dengan nitrit. of Fauna and Biological Studies 1
(4): 04-09.
Kualitas Air dengan Prevalensi Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya.
Acanthogyrus spp. 2012a. Laporan Status Lingkungan
Hubungan yang terjadi antara Hidup Kota Surabaya Tahun 2012.
kualitas air dengan prevalensi endoparasit Badan Lingkungan Hidup. Sura-
Acanthogyrus spp. berdasarkan data-data di baya. 21 hal.
atas adalah : korelasi positif sangat lemah Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya.
dengan suhu dan pH, korelasi positif sangat 2012b. Profil Keanekaragaman Ha-
kuat dengan kandungan nitrat dan nitrit, yati Kota Surabaya Tahun 2012.
korelasi negatif sangat kuat dengan kece- Badan Lingkungan Hidup. Sura-
rahan, amoniak dan oksigen terlarut dalam baya. 263 hal.
air. Bayoumy, M.E., O.K.A. El-Hady and
KESIMPULAN DAN SARAN H.A.M. Osman. 2006. Site Adap-
Kesimpulan tations of Acanthogyrus
89
Diterima/submitted:4 November 2015
Disetujui/accepted:3 Juli 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.3

Bayoumy, M.E., O.K.A. El-Hady and Klinger, R.E. and R.F. Floyd. 2013.
H.A.M. Osman. 2006. Site Adap- Introduction to Freshwater Fish
tations of Acanthogyrus (Acan- Parasites. The Institute of Food and
thosentis) tilapiae : Observations Agricultural Science Extension.
through Light and Scanning Elec- Florida. 12 p.
tron Microscopy. Journal of Vete- Kuhlmann, W.D. 2006. Carmine Staining
rinary Science 7(4) : 339-342. Methods. Accessed at :
Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah http://www.facstaff.unca.com.
Provinsi Sulawesi Tengah. 2010. 09/12/2014. 8 p.
Petunjuk Teknis Pembenihan dan Lom, J. and I. Dykova. 1992. Protozoan
Pembesaran Ikan Nila (Oreochro- Parasites of Fishes. Elsevier Scien-
mis niloticus). Dinas Kelautan dan ce Publisher B.V. Amsterdam, Ne-
Perikanan Daerah Provinsi Sula- therlands. 315 p.
wesi Tengah. Palu. 29 hal. Mahasri, G., Kismiyati dan A. Manan.
Dinas Pertanian Kota Surabaya Bidang 2012. Buku Petunjuk Praktikum
Perikanan dan Kelautan. 2013. La- Parasit dan Penyakit Ikan I. Fakul-
poran Kegiatan Pengembangan tas Perikanan dan Kelautan, Uni-
Perikanan (Urban Farming) di versitas Airlangga. Surabaya. 62
Kota Surabaya TA. 2013. Dinas hal.
Pertanian. Surabaya. 19 hal. Nazir, M. 2011. Metode Penelitian Ce-
Duszynski, D.W., L. Couch and S.J. takan Ketujuh. Penerbit Ghalia
Upton. 2000. Coccidia (Eimeriidae) Indonesia. Bogor. hal 57.
of Perciformes. Department of Paperna, I. 1974. Host Distribution and
Biology, University of New Pathology of Infections with Lar-
Mexico. Accessed at vae of Eustrongylides (Dioctophy-
http://www.biology.unm.edu. midae, Nematoda) in Fishes from
03/06/2015. 1 p. East African Lakes. Journal of Fish
Eissa, I.A.M., M.S. Gado, A.M. Iaila, M.S. Biology (6) : 67–76.
Zaki and A.E.N. El-Deen. 2011. Post, G. 1987. Revised and Expanded
Field Studies on Prevailing Internal Textbook of Fish Health. TFH Pub-
Parasitic Diseases in Male and Hy- lications, Inc. United States of
brid Tilapia Relation to Monosex America. 288p.
Tilapia at Kafr El-Sheikh Gover- Rokhmani, E.A. Setyowati dan P. Utami.
norate Fish Farms. Journal of Ame- 2011. Studi Kasus Anisakiasis Pada
rican Science 7(3): 722-728. Ikan Laut Yang Dijual Di Pasar
Fadil, M.S. 2011. Kajian Beberapa Aspek Tradisional Purwokerto. Prosiding
Parameter Fisika kimia Air dan Seminar Nasional Hari Lingkungan
Aspek Fisiologis Ikan yang Dite- Hidup : 207-211. Purwokerto. Uni-
mukan pada Aliran Buangan versitas Jendral Soedirman.
Pabrik Karet di Sungai Batang, Schmidt, G.D. and B.B. Nickol. 1985.
Riau. Program Pascasarjana, Pro- Development and Life Cycles:
gram Studi Biologi. Universitas [Chapter 8 in Biology of the Acan-
Andalas. Padang. 26 hal. thocephala]. Faculty Publications
Feliatra. 2001. Activity of Nitrifying from the Harold W. Manter Labo-
Bacteria (Ammonia Oxidizer and ratory of Parasitology, University
Nitrite Oxidizer) in Brackishwater of Nebraska. 305p.
Ponds (Tambak) in Bengkalis Shoko, A.P., S.M. Limbu, H.D.J. Mrosso
Island, Riau Province. Journal of and Y.D. Mgaya. 2014. A Com-
Coastal Development, February parison of Diurnal Dynamics of
2001 4(2) : 51-62 Water Quality Parameters in Nile
90
Diterima/submitted:4 November 2015
Disetujui/accepted:3 Juli 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 5 No.3

Shoko, A.P., S.M. Limbu, H.D.J. Mrosso


and Y.D. Mgaya. 2014. A Com-
parison of Diurnal Dynamics of
Water Quality Parameters in Nile
tilapia (Oreochromis niloticus, Lin-
naeus, 1758) Monoculture and
Polyculture with African Sharp
Tooth Catfish (Clarias gariepinus,
Burchell, 1822) in Earthen Ponds.
International Aquatic Research
6(56) : 1-3.
Swann, L., J.E. Morris, D. Selock and J.
Riepe. 1994. Cage Culture of Fish
in the North Central Region.
United States Department of Agri-
culture. United States America.
13p.
Williams, E. H., Jr. and L.B. Williams.
1996. Parasites of Offshore Big
Game Fishes of Puerto Rico and
The Western Atlantic. Puerto Rico
Departement of Natural and Envi-
romental Resources. San Juan,
PR.University of Puerto Rico.
382p.

91
Diterima/submitted:4 November 2015
Disetujui/accepted:3 Juli 2016

Anda mungkin juga menyukai