3 (2019)
Marini Wijayanti1*, Husnul Khotimah1, Ade Dwi Sasanti1 , Sefti Heza Dwinanti1 dan Madyasta Anggana
Rarassari1
1
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya
*mariniwijayanti@fp.unsri.ac.id
Abstrak
Akuaponik adalah gabungan budidaya ikan dan tanaman hidroponik dengan sistem resirkulasi. Akuaponik
merupakan salah satu alternatif yang dapat memanfaatkan limbah budidaya ikan serta mampu menghemat
penggunaan lahan dan air. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan informasi kepada para pembudidaya
mengenai pemeliharaan ikan nila dan tanaman kangkung dengan sistem akuaponik. Kegiatan ini dilaksanakan
pada bulan September sampai November 2018. Pemeliharaan ikan nila dengan sistem akuaponik dilakukan selama
37 hari, dikolam beton ukuran 3x1,5x1 m3, dengan jumlah ikan yang ditebar 200 ekor. Hasil pemeliharaaan
didapatkan pertumbuhan ikan nila sebesar 3,31±0,68 cm dan 21,59±4,28 g. Laju pertumbuhan spesifik ikan nila
sebesar 2,07%.hari-1 dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 95%. Tanaman kangkung mengalami
pertumbuhan sebesar 47,86±2,81 cm dan 16,85±2,74 g.
Abstract
Aquaponic is an aquaculture system which combines fish and hydroponic plants in a recirculating order.
Aquaponic is one of the alternative aquaculture systems that can utilize fish farming waste and can save land and
water uses. The purpose of this study was to inform farmers about culturing Nile tilapia and water spinach with
the aquaponic system. This activity was conducted for 37 days from September to November 2018, using a
concrete pond, (3 m x1 m,5 x1 m), with the amount of fish stocked 200 fish. The results showed that the growth
of Nile tilapia was 3,31±0,86 cm in terms of length and 21,59 ± 4,28 g in terms of weight. The specific growth
rate of nile tilapia was 2,07% day-1 with a survival rate of 95%. The growth of water spinach is 47,86 ± 2,81 cm
and 16,85 ± 2,47 g.
budidaya maupun sumber air yang semakin akuaponik. Nutrisi tanaman kangkung
kritis, hal ini dikarenakan air merupakan diperoleh dari penyerapan oleh akar-akar
faktor penting dalam menunjang aktivitas tanaman kangkung terhadap nutrisi yang
manusia, dan sebagai media untuk kegiatan ada di media pemeliharaan ikan (Perdana et
bidang perikanan (Marlina dan al., 2015).
Rakhmawati, 2016). Tujuan penelitian ini adalah
Keterbatasan lahan dan ketersediaan memberikan informasi kepada para
sumber air perlu dicarikan solusi agar pembudidaya mengenai pemeliharaan ikan
kegiatan budidaya dapat terus berkembang. nila dan tanaman kangkung dengan sistem
Sistem akuaponik yaitu perpaduan antara akuaponik. Kegunaan dari kegiatan ini
tanaman hortikultura dan pemeliharaan adalah masyarakat setempat dan para
ikan. Akuaponik merupakan salah satu pembudidaya dapat menerapkan sistem
alternatif yang dapat memanfaatkan limbah akuaponik sehingga dapat mengoptimalkan
budidaya ikan dan mampu menghemat lahan yang terbatas untuk menghasilkan
penggunaan lahan dan air (Nuryadi et al., ikan dan sayuran.
2009).
Tanaman hortikultura berfungsi METODOLOGI
sebagai filter dengan metode resirkulasi Waktu dan Tempat
sehingga air media sebagai limbah Penelitian ini dilaksanakan pada
budidaya dapat digunakan kembali untuk bulan September sampai November 2018 di
proses pemeliharaan ikan. Keuntungan lain Desa Karang Endah, Kecamatan
yang diperoleh dari sistem akuaponik Gelumbang, Kabupaten Muara Enim,
adalah efisiensi penggunaan lahan dan air Sumatra Selatan. Demplot dilakukan pada
dan bisa menghasilkan keuntungan satu kolam petani ikan yang bersedia
tambahan dari hasil tanaman (Marlina dan menjadi percontohan bagi kelompok
Rakhmawati, 2016; Anjani et al., 2019; taninya.
Sukoco et al., 2019). Kegiatan ini
menerapkan sistem akuaponik dengan Materi Penelitian
menggunakan sayuran kangkung dan ikan Alat yang digunakan pada kegiatan
nila. Sayuran kangkung merupakan disajikan pada Tabel 1.
tanaman yang bisa digunakan untuk sistem
Keterangan:
1. Selang (Saluran air masuk) 5. Elbow
2. Pompa 6. Media dan Tanaman Kangkung
3. Dob 7. Selang (Saluran air keluar)
4. Pipa PVC
Sebelum ikan ditebar dalam wadah Larutan standar dibuat dengan cara
pemeliharaan, terlebih dahulu dilakukan sebagai berikut: 1,9 g NH4Cl diencerkan
pengukuran bobot ikan nila menggunakan dalam 500 ml akuades, 5 ml dimasukkan
timbangan analitik dan mistar untuk dalam pengenceran ke-2, selanjutnya
mengukur panjang ikan nila. Penebaran diambil 15 ml dan dimasukkan ke dalam
ikan nila dengan kepadatan 1 ekor per 2 liter pengenceran ke-3. Larutan standar diambil
dilakukan dengan cara diaklimatisasi 10 ml dan dimasukkan ke dalam
terlebih dahulu agar tidak mengalami stres Erlenmeyer yang ditambahkan 1 tetes
dan dapat menyesuaikan lingkungan di MnSO4, 0,5 ml chlorox dan 0,6 ml fenat
wadah pemeliharaan. Ikan dipelihara selam sambil diaduk, selanjutnya larutan
37 hari dalam sistem akuaponik dengan didiamkan sampai warna stabil.
tanaman kangkung sebagai biofilter. Larutan blangko dibuat dengan cara
Selama waktu pemeliharaan sebagai berikut: 10 ml akuades diambil dan
pemberian pakan ikan dilakukan dengan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang
metode at satiation dengan periode waktu telah ditambahkan 1 tetes MnSO4, 0,5 ml
pemberian pakan dilakukan pada pukul chlorox dan 0,6 ml fenat sambil diaduk,
08.00 WIB, 12:00 WIB, dan 16.00 WIB. selanjutnya larutan didiamkan sampai
warna stabil.
Parameter yang Diamati Larutan sampel air sampel diambil
Parameter yang diamati selama sebanyak 20 ml dan disaring menggunakan
pemeliharaan ikan nila dengan sistem kertas saring sebanyak 10 ml. Selanjutnya
akuaponik meliputi parameter fisika – dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang
kimia media pemeliharaan, dan biologis telah ditambahkan 1 tetes MnSO4, 0,5 ml
ikan. chlorox dan 0,6 ml fenat sambil diaduk,
Pengukuran suhu dilakukan pada selanjutnya larutan didiamkan sampai
awal pemeliharaan sampai akhir warna stabil. Atur spektrofotometer pada
pemeliharaan dan pengukurannya absorbance 0,000, penghitungan sampel
dilakukan setiap hari dengan tujuan untuk dan larutan standar dilakukan dengan
mengetahui perubahan suhu pada air setiap bantuan larutan blangko pada panjang
harinya. Pengukuran dilakukan dengan gelombang 630 nm. Perhitungan dihitung
menenggelamkan bagian badan sensoris dengan persamaan sebagai berikut:
dari termometer, posisi termometer
dipertahankan sampai nilai yang tertera di (TAN) mg/L sebagai N = mg/L NNH
layar digital stabil. = (Cst x As)/ As
Oksigen terlarut diukur dengan Keterangan:
menggunakan DO meter. DO meter Cst : Konsentrasi larutan standar (0,3 mg/L)
Ast : Nilai absorbance atau nilai transmittance
dikalibrasi menggunakan akuades yang larutan standar
bertujuan agar DO meter netral dari larutan- As : Nilai absorbance atau nilai transmittance air
larutan yang sebelumnya sudah pernah sampel
digunakan. Pengukuran dilakukan dengan
menenggelamkan bagian badan sensoris TDS (Total Dissolved Solid) diukur
dari DO meter, posisi DO meter menggunakan TDS meter yang telah
dipertahankan sampai nilai yang tertera di dikalibrasi. Pengukuran dilakukan dengan
layar digital stabil. menenggelamkan bagian badan sensoris
dari TDS meter, posisi TDS meter
Tabel 5. Kualitas air selama pemeliharaan ikan nila dengan sistem akuaponik.
No Parameter Satuan Nilai Standar
o
1 Suhu C 29,4 – 32 (nilai rata- 25-32a
rata ±SD)
2 pH - 6,54 – 8,2 6-8,5b
-1
3 DO mg.L 3,6 – 4,8 ≥3a
4 TDS mg.L-1 11 – 135 1000 c
-1
5 BOD mg.L 1,1 – 2,0 <3d
6 Amonia mg.L-1 0,0080 -0,0095 <0,02a
Keterangan : a. SNI:7550-2009; b. Kordi, (2010); c. PP no 82 tahun 2001 (kelas II); d. Saptarini (2010)
Aquaculture and Fish Health, 6(2), Nugroho, R.A., Pambudi, L.T., Chilmawati,
pp.67-73. D., dan Haditomo, A.H.C., 2012.
Badan Standarisasi Nasional. BSN, 2009. Aplikasi teknologi akuaponik pada
SNI Air dan Air Limbah Bagian 72: budidaya ikan air tawar untuk
Cara Uji Kebutuhan Oksigen optimalisasi kapasitas produksi.
Biokimia (Biochemical Oxygen Saintek Perikanan: Indonesian
Demand/BOD). SNI, 6989, Jakarta. Journal of Fisheries Science and
Badan Standarisasi Nasional. BSN, 2009. Technology, 8(1), pp.46-51.
SNI produksi benih ikan nila Nuryadi, N., Sutrisno, S. dan Puspaningsih,
(Oreochromis niloticus) kelas D., 2009. Fitoremediasi kolam
pembesaran di kolam air tenang SNI pemeliharaan ikan dengan
7550:2009, Jakarta. memanfaatkan sayuran. Media
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air, Akuakultur. 4(1), pp. 50-53.
Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Peraturan Pemerintah No. 82. Tahun 2001.
Lingkungan Perairan. Yogyakarta, Pengelolaan Kualitas Air dan
Kanisius. Pengendalian Pencemaran Air.
Effendi, I., 2009. Pengantar Akuakultur. Jakarta, Kementrian Lingkungan
188 hal. Jakarta, Penebar Swadaya. Hidup.
Hariati, A.M., 1989. Makanan Ikan. Diktat Perdana, T.R., Raza’i, T.S. dan Zulfikar, A.,
Kuliah Universitas Brawijaya. 2015. Tingkat Penyerapan Tanaman
Malang, 155. Kangkung (Ipomoea reptans) Dengan
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Luasan Wadah Tanam Sistem
KKP, 2018. Kelautan dan Perikanan Akuaponik Yang Berbeda Terhadap
Dalam Angka (KPDA) 2018. Kandungan Amonia (NH3) Pada
Khairuman, A. dan Amri, K., 2005. Budi Limbah Budidaya Lele. Riau,
Daya Ikan Nila Secara Intensif. Manajemen Sumberdaya Perairan,
Jakarta, AgroMedia. FIKP UMRAH.
Khairuman, H. dan Amri, K., 2013. Saptarini, P., 2010. Efektivitas Teknologi
Budidaya Ikan Nila. Jakarta, Akuaponik Dengan Kangkung Darat
AgroMedia. (Ipomea Reptans) Terhadap
Kordi, K.M.G.H., 2010. Budidaya Ikan Nila Penurunan Amonia Pada Pembesaran
di Kolam Terpal. Yogyakarta, Lily Ikan Mas. Skripsi. Departemen
Publisher. Manajemen Sumberdaya Perairan,
Marlina, E. dan Rakhmawati, R., 2016. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kajian Kandungan Ammonia pada Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Budidaya Ikan Nila (Oreochromis Bogor.
niloticus) menggunakan teknologi Setia, Y., Octorina, dan Yulfiperius, P.,
akuaponik tanaman tomat (Solanum 2010. Kebiasaan makanan ikan nila
lycopersicum). Prosiding Seminar (Oreochromis niloticus) di danau
Nasional Tahunan Ke-V Hasil-Hasil bekas galian pasir Gekbrong Cianjur
Penelitian Perikanan dan Kelautan. – Jawa Barat. Jurnal Agroqua 9(1).
Mulqan, M., Rahimi, E., Afdhal, S. dan Sukoco, F.A., Rahardja, B.S. dan Manan,
Dewiyanti, I., 2017. Pertumbuhan dan A., 2019. Pengaruh pemberian
Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila probiotik berbeda dalam sistem
Gesit (Oreochromis niloticus) Pada akuaponik terhadap FCR (feed
Sistem Akuaponik Dengan Jenis convertion ratio) dan biomassa ikan
Tanaman Yang Berbeda. Jurnal lele (Clarias sp.). Journal of
Ilmiah Mahasiswa Kelautan Aquaculture and Fish Health, 6(1),
Perikanan Unsyiah, 2(1). 183-193. pp.24-31.