Anda di halaman 1dari 98

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN INSOMNIA

PADA MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI DI

UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON

Oleh :

MILITIA KRISTI ELLA


16061047

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
2020
Lembar pengesahan
ii
LEMBAR IDENTITAS PENGUJI

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang

pengetahuan saya, didalam naskah skripsi dengan judul :

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA


MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS
SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON

Tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh

gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila tenyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-

unsur jiplakan, saya bersedia skripsi ini dibatalkan, serta proses sesuai dengan

peraturan undang-undang yang berlaku (UU No. 20 tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan

pasal 70).

Tomohon, juli 2020

Nama : Militia Christy Ella

Nim : 16061047

Ps : ilmu keperawatan

Fakultas keperawata

Universitas sariputra Indonesia


tomohon

iv
RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : MILITIA KRISTY ELLA

Tempat, Tanggal Lahir : Karatung, 7 Desember 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Proterstan

Kewarganegaraan : Indonesia

Nama Ayah : DALTON LUKAS ELLA

Nama Ibu : MARCE TAMATOMPO

Alamat Sekarang : Kel. Kakaskasen 2, Ling.III, Kec. Tomohon Utara,


Kota Tomohon, Prop. Sulawesi Utara

Email : Militiaella@Gmail.Com

Riwayat Pendidikan

1) TK MAWAR IMANUEL KARATUNG : LULUS tahun 2004

2) SDK IMANUEL KARATUNG : LULUS tahun 2010

3) SMP NEGRI 1 NANUSA : LULUS tahun 2013

4) SMA NEGRI 1 NANUSA : LULUS tahun 2016

5) UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON

v
MOTTO

vi
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Bapa disurga, kerena

berkat rahmat dan kasihnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Hungan Tingkat Stres Dengan Gangguan Pola Tidur Pada Mahasiswa Dalam

Menyelesaikan Skripsi Di Universitas Sariputra Indonesia Tomohon.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar sarjana Keperawatan (S.Kep) di universitas sariputra Indonesia tomohon.

Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bimbingan

dari pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan

terima kasih kepada yang terhormat:

1) Kie Nio Runtuene sebagai ketua yayasan dharma bhakti Indonesia

tomohon.

2) Dr. Joost Rumampuk, M.SI.,MS selaku rector universitas sariputra

Indonesia tomohon

3) Ns. Selvie Rumangit, S.Kep.,M.Kes. sebagai dekan fakultas keperawatan

yang telah memberikan penulisan ilmu pengetahuan, dan bimbingan

selama proses perkuliahan dan dalam penyusunan skripsi

4) Ns. Kartini tungka, s.kep sebagai ketua program studi ilmu keperawatan

yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama penyusunan

skripsi ini

5) Ns. Margaretha Bangkut S.Kep., MM sebagai pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi

ini

vii
6) Ns. Sofietje Angkerego S.Kep.,M.Kes sebagai pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi

ini

7) Dr. Rooije R.H Rumende, Ssi., M.Kes sebagai penguji I yang sudah

memberikan motivasi dan bimbingan pada peneliti

8) Ns. Ellen Timerman S.Kep., M.Kes sebagai penguji II yang sudah

memberikan motivasi dan bimbingan pada peneliti

9) Seluruh dosen fakultas keperawata UNSRIT yang telah banyak

memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan dan motivasi sehingga

penulis dapat menyelesaikan pendidikan

10) Papa tercinta Dalton Lukas Ella, mama tercinta Marce Tamatompo, dan

adik tercinta Yeri Manase Ella yang dengan penuh kasih, sabar dan

setia dalam memberikan doa, motivasi, dorongan, serta materi selama

penulisan menempu pendidikan di universitas sariputra Indonesia

tomohon

11) Valdino Mawuntu yang setia memberikan doa, semangat dan motivasi

selama menjalani proses perkuliahan

12) Sahabat-sahabat terkasih oliviany senaen, Alicia mentang dan semua

mahasiswa regular angkatan 2016 yang selalu bersama dan berjuang

selama masa perkuliahan

13) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang

banyak membantu penulis dalam meVnyelesaikan skripsi ini.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-

baiknya, namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh

viii
karna itu, demi penyempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan adanya

kritikan dan saran dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan.

Tuhan yesus memberkati.

Tomohon, Mei 2019

Penulis

ix
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA
MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS
SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON

Militia Kristy Ella1, Margaretha Bangkut2, Sofietje Pangkarego3


1
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
2,3
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
Email: militiaella@gmail.com

ABSTRAK
Insomnia adalah gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan kesulitan
untuk tidur atau selalu terbangun ditengah malam dan tidak dapat kembali
tidur. Tuntutan akademik dalam menyelesaikan perguruan tinggi mengakibatkan
mahasiswa mengalami gangguan insomnia sehingga tidur yang seharusnya 8
jam sehari malah menjadi hanya 3-4 jam/hari sehingga menimbulkan efek yaitu
kesulitan tidur, sakit kepala, sering mengantuk, perasaan gelisa, tidur kurang
dari delapan jam dan pelupa. Tujuan penelitian ini untuk mencari tau apakah ada
hubungan tingkat stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa dalam
menyelesaikan skripsi di Universitas Sariputra Indonesia Tomohon. Jenis penelitian
ini menggunakan deskriptif analitik dengan metode. Cross Sectional pengambilan
sample menggunakan tehnik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan
perhitungan uji Sperman Rho. Hasil uji Sperman Rho didapatkan nilai signifikan
p=0,001 < 0,05 atau hasil 0,732 (R titung) > 0,257 (R tabel), maka H1 diterima
dan H0 ditolak artinya ada hubungan kuat antara tingkat stres dengan kejadian
insomnia pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi di Universitas Sariputra
Indonesia Tomohon.

Kata kunci : tingkat stres, kejadian insomnia

x
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA
MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS
SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON

Militia Kristy Ella1, Margaretha Bangkut2, Sofietje Pangkarego3


1
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
2,3
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
Email: militiaella@gmail.com

ABSTRAK
Insomnia is a sleep disorder experienced by people who have difficulty sleeping or
always wake up in the middle of the night and are unable to go back to sleep.
Academic demands in completing college result in students experiencing insomnia
disorders so that sleep that should be 8 hours a day instead becomes only 3-4 hours
/ day so that the effects are difficulty sleeping, headaches, frequent drowsiness,
feelings of anxiety, sleep less than eight hours and forgetfulness . The purpose of
this study was to find out whether there is a relationship between stress levels and
the incidence of insomnia in students completing a thesis at the University of
Sariputra Indonesia in Tomohon. This type of research uses descriptive analytic
method. Cross sectional sampling using a purposive sampling technique. This study
uses the Sperman Rho test calculation. The Sperman Rho test results obtained a
significant value of p = 0.001 <0.05 or the results of 0.732 (R arithmetic)> 0.257 (R
table), then H1 is accepted and H0 is rejected, meaning there is a strong relationship
between the level of stress with the incidence of insomnia in students in completing
the thesis at Sariputra Indonesia University Tomohon.

Keywords: stress level, insomnia incidence

xi
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada tuhan yang maha esa atas

kemurahan dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Hubungan Tingkat Stres Dengan kejadian insomnia Pada Mahasiswa

Dalam Menyelesaikan Skripsi Di Universitas Sariputra Indonesia Tomohon.

Skripsi ini membahas pokok-pokok bahasan yang meliputi tingkat stres pada

mahasiswa dan akan menyebabkan kejadian insomnia.

Sangat disadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki penulis sehingga

masih terdapat kekurangan dalam penulusan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sehingga

skripsi ini dapat diperbaiki dan dapat berguna bagi pembaca.

Tomohon, mei 2019

penulis

xii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.2.1 Pernyataan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian....................................................................................................5
1.4.1 Teoritis.................................................................................................................5
1.4.2 Praktis..................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................8
2.1 Konsep Dasar Stres..................................................................................................8
2.1.1 Pengertian Stres................................................................................................8
2.1.2 Penyebab Stres (Stressor)..............................................................................8
2.1.3 Jenis-Jenis Stres.............................................................................................10
2.1.4 Tingkat Stres....................................................................................................10
2.1.5 Dampak Stres..................................................................................................12
2.1.6 Respon Stres...................................................................................................12
2.1.7 Faktor Penyebab Stress Mahasiswa Menyusun Tugas Akhir..............14
2.2 Konsep Tidur...........................................................................................................15
2.2.1 Pengertian Tidur..............................................................................................15
2.2.2 Fungsi Tidur.....................................................................................................15
2.2.3 Tahapan-Tahapan Siklus Tidur....................................................................16
2.2.4 Gangguan Tidur...............................................................................................17

xiii
2.3 Konsep Dasar Insomnia..........................................................................................18
2.3.1 Pengertian Insomnia.........................................................................................18
2.3.2 Tanda Dan Gejala.............................................................................................19
2.3.3 Faktor Penyebab Insomnia..............................................................................20
2.3.4 Dampak Insomnia..............................................................................................21
2.3.5 Jenis-Jenis Insomnia.........................................................................................22
2.4 Konsep Dasar Mahasiswa....................................................................................23
2.4.1 Pengertian Mahasiswa.....................................................................................23
2.4.2 Karakteristik Perkembangan Mahasiswa....................................................23
2.5 Kerangka Koseptual Penelitian Dan Hipotesis Penelitian...........................25
2.5.1 Kerangka Konseptual Penelitian..................................................................25
2.6 Hipotesis Penelitian................................................................................................26
2.7 Jurnal Penelitian Terdahulu.................................................................................27
BAB III...................................................................................................................................30
METODE PENELITIAN......................................................................................................30
3.1 Jenis Dan Desain Penelitian...............................................................................30
3.2 Kerangka Kerja.........................................................................................................31
3.3 Populasi, Sampel Dan Tehnik Sampling..........................................................32
3.3.1 Populasi.............................................................................................................32
3.3.2 Sampel....................................................................................................................32
3.3.3 Tehnik sampling..............................................................................................33
3.4 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional..................................................34
3.4.1 Identifikasi Variabel.........................................................................................34
3.4.2 Definisi Operasional Variabel.......................................................................35
3.5 Intrumen Penelitian.................................................................................................36
3.6 Pengolahan Data....................................................................................................37
3.7 Analisa Data............................................................................................................38
3.8 Etika Penelitian.......................................................................................................39
BAB IV..................................................................................................................................42
HASIL PEMBAHASAN.......................................................................................................42

xiv
4.1 Hasil Penelitian........................................................................................................42
4.1.1 Lokasi Penelitian...............................................................................................42
4.1.2 Sejarah Lokasi Penelitian..........................................................................42
4.1.3 Visi Dan Misi...............................................................................................43
4.2 Data Demografi Responden...................................................................................44
4.2.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur..............................44
4.2.2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin..............44
4.2.3 Distribusi karakteristik responden berdasarkan pendidikan...................45
4.3 Analisa Univariat..................................................................................................45
4.3.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat stres................45
4.3.2 Disrtibusi karakteristik responden berdasarkan kejadian insomnia......46
4.4 Analisis Bivariat.......................................................................................................46
4.5.1 Data Demografi Responden.......................................................................47
4.5.2 Tingkat Stres...............................................................................................50
4.5.3 Kejadian Insomnia..............................................................................................51
4.5.4 Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Insomnia Pada
Mahasiswa Yang Sedang Menyelesaikan Skripsi Di Universitas Sariputra
Indonesia Tomohon....................................................................................................52
BAB V...................................................................................................................................57
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................57
5.1 KESIMPULAN......................................................................................................57
5.2 SARAN..................................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................59

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. kerangka konseptual…………………………………………………………20

Gambar 2. Kerangka kerja………………………………………………………………..26

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel. Penelitian terdahulu………………………………………………………………22

Tabel. Definisi operasional penelitian…………………………………………………..30

Tabel interprestasi nilai Rs……………………………………………………………….34

Tabel. Karakteristik responden berdasarkan umur……………………………………39

Tabel. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin…………………………..39

Tabel. Karakteristi responden berdasarkan pendidikan………………………………40

Tabel. Karakteristik responden berdasarkan tingkat stres…………………………...40

Tabel. Karakteristik tersponden berdasarkan kajadian insomnia…………………….41

Tabel. Tabulasi silang…………………………………………………………………….41

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa akhir studi merupakan masa kritis pada mahasiswa, karna pada

masa ini penuh dengan proses yang menuntut mahasiswa menyelesaikan

pendidikan tepat waktu. Mahasiswa merupakan seseorang yang besekolah di

perguruan tinggi selama kurun waktu tertentu dan memiliki tugas untuk

berusaha keras dalam studinya (Bertnes, 2005). Salah satu hal yang menjadi

tuntutan besar ketika menjadi mahasiswa adalah tuhas akhir berupa skripsi

yang merupakan beban tanggung jawab bagi seorang mahasiswa untuk bisa

lulus dan mendapat gelar sarjananya (Lubis dan Nurlaila, 2010). Hal ini

membuat mahasiswa menjadi stres bahkan depresi yang pada akhirnya dapat

menyebabkan gangguan tidur pada dirinya seperti insomnia. Insomnia adalah

gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala selaluh merasa

letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus-menerus (lebih dari sepuluh

hari), mengalami kesulitan untuk memulai tidur atau selalu terbangun ditengah

malam dan tidak dapat kembali tidur (Yates, 2006)

Tuntutan akademik dalam menyelesaikan perguruan tinggi

mengakibatkan mahasiswa mengalami gangguan insomnia sehingga tidur yang

seharusnya 8 jam sehari malah menjadi hanya 3-4 jam/hari. Insomnia dapat

terjadi pada hamir semua usia mudah dan produktif (Kemenkes, 2013).

Insomnia dapat menimbulkan efek yaitu kesulitan tidur, sakit kepala, sering

1
2

mengantuk, perasaan gelisa, tidur kurang dari delapan jam dan pelupa (Munir,

2015)

Menurut penelitian World Health Organitation (WHO) diberbagai

negara setiap tahunya sekitar 30-60% orang dewasa mengalami gangguan

insomnia yang serius dikarnakan stres pekerjaan. Hasil survei Warwick Medical

School dari Ingris terhadap Negara-negara di afrika dan asia pada tahun

2016 diperoleh 150 juta atau 30% orang dewasa mengalami gangguan tidur.

Survei yang melibatkan 4.005 orang ditemukan 31,8% penduduk Taiwan

memiliki masalah insomnia akut. Sedangkan pada tahun 2018 di Indonesia

sekitar 95 juta dari total 267,7 juta menderita insomnia dan meningkat dari

tahun ketahun. Penelitian yang dilakukan oleh Gaultney 2016, terhadap 1.845

mahasiswa didapatkan 55% gangguan tidur dan yang paling sering adalah

jenis narkolepsia, hypersomnia, obstruktif henti nafas dan paling banyak

insomnia. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Kushida dan Simon 2018

terhadap 1.254 mahasiswa terdapat tiga jenis gangguan tidur yang paling

sering terjadi yaitu insomnia sebanyak 60%, narkolepsia 20% dan

hypersomnia 20%.Berdasarkan data awal yang telah diambil di Universitas

Sariputra Indonesia Tomohon terdapat 64 mahasiswa yang akan dilakukan

penelitian dengan kriteria tingkat stres dan kejadian insomnia dalam

menyelesaikan skripsi.

Cara mengatasi masalah itu yaitu tentunya dengan melakukan usaha-

usaha yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya seperti

berolaraga, dengan berolaraga kesehatan menjadi optimal sehingga tubuh

dapat melawan stres yang muncul, relaksasi atau menenangkan pikiran yaitu
3

bercerita dengan teman tentang masalah yang dialami, tidak mengonsumsi

minuman yang mengandung kafein karna akan membuat detak jantung

berdetak lebih cepat sehingga tidak bisah tidur, mengonsumsi makanan yang

bergizi yang mengandung vitamin B, B6, B12, E, magnesium, kalium dan

potassium dan membuat jadwal tidur (Achmad, 2012).

Tutntutan akademik dalam menyelesaikan perguruan tinggi

mengakibatkan mahasiswa menjadi stres, takut bahkan frustasi. Hal ini

menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam memulai tidur atau

kualitas tidur menurun sehingga dapat mengakibatkan fungsi tubuh menjadi

tidak normal.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang

Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa Dalam

Menyelesaikan Skripsi Di Universitas Sariputra Indonesia Tomohon.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Pernyataan Masalah

Mencari tahu hubungan antara tingkat stres dengan kejadian insomnia

pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi Di Universitas Sariputra

Indonesia Tomohon .

1.2.2 Pertanyaan Masalah

1. Bagaimana tingkat stres pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi di

Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ?


4

2. Bagaimana kejadian insomnia pada mahasiswa dalam menyelesaikan

skripsi di Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ?

3. Apakah ada hubungan tingkat stres dengan kejadian insomnia pada

mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi di Universitas Sariputra Indonesia

Tomohon ?

1.3 Batasan Masalah

Agar masalah dalam penitian ini tidak menyimpang dari permasalahan

sebenarya, maka penulis membatasi masalah tingkat stres dan kejadian

insomnia pada mahasiswa dalam mengerjakan skripsi di Universitas Sariputra

Indonesia Tomohon

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahui hubungan tingkat stres dengan kejadian insomnia pada

mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi di Universitas Sariputra Indonesia

Tomohon.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Teridentifikasi tingkat stres pada mahasiswa dalam menyelesaikan

skripsi Di Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ?

2. Teridentifikasi kejadian insomnia pada mahasiswa dalam menyelesaikan

skripsi Di Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ?


5

3. Teranalisis ada hubungan tingkat stres dengan kejadian insomnia pada

mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi Di Universitas Sariputra

Indonesia Tomohon ?

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan

referensi untuk meningkatkan pengetahuan terkait tingkat stres dan kejadian

insomnia pada mahasiswa sehingga mampu melakukan upaya pencegahan

stres dan kejadian insomnia pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi.

1.4.2 Praktis

1. Bagi Institusi

Dapat dijadiakan bahan bacaan di perpustakaan untuk menunjang

proses belajar mengajar dan sekaligus masukan untuk meluluskan

tenaga kerja keperawatan yang profesional

2. Bagi Mahasiswa Usrit

dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi mahasiswa dalam

meningkatkan pengetahuan terkait tentang tingkat stres dengan kejadian

insomnia

3. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat dijadikan bahan referensi kepada peneliti selanjutnya terkait

tingkat stres dan kejadian insomnia pada mahasiswa dalam

menyelesaikan skrips.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Stres

2.1.1 Pengertian Stres

Stres adalah suatu perasaan yang dialami apabila seseorang menerima

tekanan. Tekanan atau tuntutan yang diterima mungkin datang dalam bentuk

mengekalkan jalinan perhubungan, memenuhi harapan keluarga dan untuk

pencapaian akademik (Evanjeli, 2012). Stres merupakan suatu proses yang

menilai peristiwa sebagai yang mengacam dan membahayakan dan individu

merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku

(Richart, 2010). Kondisi stres terjadi karna ketidakseimbangan tekanan yang

dihadapi individu dan kemampuan untuk menghadapi tekanan tersebut (Potter

and Perry, 2005). Individu membutuhkan energy yang cukup untuk menghadapi

situasi stres agar tidak mengganggu kesejateraan mereka Berdasarkan

pengertian beberapa ahli disimpulkan stres merupakan sebuah respon yang

dialami setiap individu dan menimbulkan dampak, baik dampak positif dan

maupun negatif (Lubis dan Nurlaila, 2010).

2.1.2 Penyebab Stres (Stressor)

Penyebab stres (stresorr) adalah situasi atau pemicu yang

menyebabkan individu merasa tertekan atau terancam. Stressor yang sama

6
7

akan mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan tindakan

pencegahan terhadap stres (Safaria dan Saputra, 2009).

Faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang melibatkan terjadinya

respon sters, dapat berasal dari berbagai sumber, baik kondisi fisik, psikologi,

maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah, sekolah, dan

lingkungan luar lainya. Sressor dapat berwujud atau berbentuk fisik (seperti

polusi udara) dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial (seperti

interaksi sosial). Pikiran dan perasaan individual sendiri yang dianggap sebagai

suatu ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi

stressor. Notoadmojo (2010) membagi tiga tipe kejadian yang dapat

menyebabkan stress yaitu:

1. Daily hassles yaitu kecil yang dapat terjadi berulang-ulang seperti

masalah kerja di kantor, sekolah dan sebagainya.

2. Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang terjadi pada level

individual seperti kehilangan orang yang dicintai ,kecelakaan, peyakit

yang harus segera dioprasi dan kegagalan usaha .

3. Appraisal yaitu penilaian terhadap suatu keadaan yang dapat

menyebabkan terjadinya stres berupa tuntutan akademik khususnya

mahasiswa. Dimana hal tersebut dinilai dari beban mereka, karna hal

tersebut dapat mengancam dan menantang.

Menilai suatu keadaan yang dapat menyebabkan stress tergantung dari

2 faktor, yaitu faktor yang berhubungan dengan orangnya (personal factor)

dan faktor yang berhubungan dengan situasinya. Personal faktor didalamnya


8

termasuk intelektual, motivasi, dan personality karakteristik. Selanjutnya masih

ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingkat stres yaitu kondisi fisik,

ada tidaknya dukungan sosial, harga diri, gaya hidup dan juga kepribadian

tertentu (Gregson dkk., 2005).

2.1.3 Jenis-Jenis Stres

Safaria dan Saputra, (2015) membedakan stres menjadi dua, yaitu

sters yang merugikan atau merusak disebut distress dan stress yang

menguntungkan disebut eustres yaitu :

1. Eustres adalah stres yang menghasilkan respon individual bersifat

sehat, positif dan membangun. Respon positif tersebut tidak hanya

dirasakan oleh individu tetapi juga oleh lingkungan sekitar individu,

seperti dengan adanya pertumbuhan, fleksibilitas ,kemampuan

adaptasi dan tingkat performance yang tinggi.

2. Distres adalah stress yang bersifat kebalikan dengan eustress yaitu

tidak sehat, negative dan merusak. Hal tersebut termasuk

konsekwensi individu dan juga organisasi seperti tingkat ketidak

hadiran (absentasi) yang tinggi, sulit berkonsentrasi, sulit menerima

hasil yang didapat.

2.1.4 Tingkat Stres

Suzanne dan Brenda (2008) membagi stress menjadi beberapa derajat


stres yaitu :

1. Stres Ringan
9

Stress ringan adalah stress yang dihadapi secara teratur, biasanya

dirasakan setiap individu, misalnya lupa, banyak tidur, kemacetan

dan kritikan. Pada fase ini seseorang mengalami peningkatan

kesadaran dan lapangan persepsinya. Stress ini bersifat berjalan

beberapa menit atau jam dan tidak menimbulkan penyakit. Kecuali

dihadapi secara terus menerus.

2. Stres Sedang

Sters sedang adalah stress yang terjadi lebih lama, dari beberapa

jam sampai beberapa hari. Fase ini ditandai dengan kewaspadaan,

fokus pada indra penglihatan dan pendengaran, peningkatan

ketegangan dalam batas toleransi dan mampu mengatasi situasi

yang dapat mempengaruhi dirinya. Contoh stres sedang menghadapi

mahasiswa perselisihan antara teman, tugas yang berlebihan,

mengharapkan liburan, masalah keluarga.

3. Stres Berat

Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai

tahun. Semakian sering lama situasi stres, semakin tinggi resiko

kesehatan yang ditimbulkan (Wiebe and Wiliams, 1992 dalam Potter

and Perry, 2005). Hal tersebut terjadi karna pada tahap ini individu

tidak mampu menggunakan koping yang adaptif, tidak mampu

melakukan control aktivitas fisik dalam jangka waktu yang lama dan

tidak fokus dan pada satu hal terutama dalam memecahkan masalah

(Suzane dan Brenda, 2008).


10

2.1.5 Dampak Stres

Stres yang dialami oleh individu akan menimbulkan dampak positif dan

negative. (Rafidah dkk., 2009) menyatakan bahwa stress dapat meningkatkan

kemampuan individu dalam proses balajar dan berfikir. Dampak negatif stres

dapat berupa gejala fisik maupun psikis dan akan menimbulkan gejala-gejala

tertentu. (Rice, 1992 dalam Sofaria dan Saputra 2005) mengelompokan

dampak negatif stres yang dirasakan individu seperti sakit kepala, perasaan

gelisa, putus asa, kehilangan semangat, rasa takut, perubahan selera makan

dan mengalami gangguan tidur. Dan dampak positif dari stres adalah

meningkatkan kreativitas, kemampuan mengontrol diri, meningkatkan motiasi

dan meningkatkan proses belajar.

2.1.6 Respon Stres

Individu mampu beradaptasi ketika menghadapi stres sehingga individu

kembali berada pada titik keseimbangan diri dan memiliki energy untuk

menghadapi stres selanjutnya. Respon adaptasi yang terjadi dapat berupa

respon fisiologi dan psikologi (Brunner, 2001). Dua respon stres (Potter and

Perry, 2005) yaitu :

1. Local adaptation syndrome (LAS)

LAS adalah respon dari jaringan, organ, atau bagian tubuh terhadap

stres karena trauma, penyakit dan perubahan fisiologis lainya. Contoh

respon refleks nyeri, respon inflamasi. Karakteristik dari LAS yaitu

respon adaptif dan tidak melibatkan seluruh sistem tubuh, memerlukan

stressor untuk menstimulasi dalam jarak pendek. Selain itu respon tidak
11

tejadi terus menerus dan membantu memulikan homeostasis region

atau bagian tubuh.

2. General Adaptation Syndrome (GAS)

Dampak negatif yang terjadi akibat stres dapat dijelaskan menurut teori

sindrom adaptasi umum (General Adaptation System, GAS) dari selye.

Gas adalah respon berpola tertentu terhadap tuntutan ekstra yang

diterimanya (Losyk, 2005). Ada dua tahap spesifik yaitu reaksi

peringatan, pertahan dan penghabisan.

Tahap peringantan tubuh dihadapkan pada penyebab stres

individu menjadi bingung dan kehilangan arah. Tubuh mempersiapkan

didrinya melawan stres dengan mengirimkan hormon-hormon berguna

kedalam aliran darah. Akibatnya detak jantung dan pernafasan

meningkat, ditambah dengan semakin menegangnya otot-otot pada saat

tubuh bersiap-siap melakukan aksi. Gerakan pertahanan ini membuat

kita agar dapat bertahan terhadap faktor penyebab stres yang kita

hadapi (Losyk, 2005).

Tahap kedua merupakan tahap pertahanan. Hormon-hormon

didalam darah tetap berada pada tingkat tinggi, tubuh menyesuaikan

diri untuk melawan stres. Penyesuaian ini bisa saja hanya terjadi

didalam sebuah organ tubuh itu sendiri, maupun sistem organ secara

menyeluruh. Jika stres tinggi terus berlangsung akan berakibatkan

menibulkan penyakit dalam sebuah organ tubuh atau sistem tubuh.

Tingginya tingkat stres bisa menyebabkan orang manjadi gugup, lalah,


12

sering marah-marah, jika stres tetap berlangsung jaringan dan sistem

organ tubuh bisa rusak, dalam jangka panjang bisah menimbulkan

kematian (Losyk, 2005).

2.1.7 Faktor Penyebab Stress Mahasiswa Menyusun Tugas Akhir

Stress dapat terjadi dimana dan kapan pun serta pada siapa saja,

termasuk juga pada mahasiswa yang menyusun tugas akhir, hal itu dapat

menjadi stressor tersendiri yang akan menghambat proses belajar.

Keberhasilan proses belajar mengajar sebagai tujuan utama pendidikan

tidaklah semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat akademik.

faktor stress dapat dipengaruhi oleh dua faktor (Notoatmojo, 2010) yaitu :

1. Faktor internal

Dapat berupa kondisi kesehatan psikis atau emosional,

kurangnya ketertarikan mahasiswa pada penelitian, tidak mempunyai

kemampuan dalam tulis-menulis, system sosial ekonomi atau dana

yang terbatas, kesulitan dalam mencari judul dan sebagainya.

2. Faktor eksternal

Dapat berupa adanya perubahan lingkungan, kondisi alam,

manajemen waktu dalam penyusunan tugas akhir, kurangnya fasilitas

dalam mencari literature dan referensi yang sesuai dengan judul,

proses revisi yang berulang-ulang, dosen pembimbing yang sibuk dan

sulit ditemui, kurangnya konsultasi dengan dosen pembimbing.


13

2.2 Konsep Tidur

2.2.1 Pengertian Tidur

Tidur merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin somnus yang

berarti periode pemulihan, keadaan fisiologis dari istirahat untuk tubuh dan

pkiran. Tidur merupakan kondisi dimana persepsi dan reaksi individu terhadap

lingkungan mengalami penurunan (Mubarak, et all. 2015).

Asmadi, (2008) mengatakan tidur merupakan keadaan tidak sadar

dimana persepsi dan reaksi terhadap lingkungan menurun atau menghilang,

namun individu dapat dibangunkan kembali dengan rangsangan yang cukup.

Belakangan disebutkan bahwa tidur adalah proses aktif dan bukanya soal

pengurangan implus aspefik saja. Proses aktif tersebut merupakan aktivitas

sinkronisasi bagian ventral dari substansi retikularis medulla oblongata

(Mardjono, 2008 dalam Deshinta 2010).

2.2.2 Fungsi Tidur

Fungsi tidur tetap belum jelas, namun tidur dapat berfungsi dalam

memelihara fungsi jantung terlihat pada denyut jantung turun 10 hingga 20

kali setiap menit. Selain itu selama tidur, tubuh melepaskan hormon

pertumbuhan untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan khusus

seperti sel otak. Otak akan menyaring informasi yang telah terekam selama

sehari dan otak mendapat asupan oksigen serta aliran darah screbal dengan

optimal sehingga selama tidur terjadi penyimpangan memori dan pemulihan

kognitif. Fungsi lain yang disarankan ketika individu tidur adalah relaksasi otot

sehingga laju metabolik basal akan menurun. Hal tersebut dapat menyimpan

lebih banyak energi saat tidur. Bila individu kehilangan tidur selama waktu
14

tertentu dapat menyebabkan perubahan fungsi tubuh, baik kemampuan

motoric, memoridan keseimbangan, jadi tidur dapat membantu perkembangan

perilaku individu karna individu yang mengalami masalah pada tahap REM

akan merasa bingung dan curiga (Potter and Perry, 2005)

2.2.3 Tahapan-Tahapan Siklus Tidur

Tahapan tidur dapat didefinisikan melalui pola electro encephalo gram

(EEG) pergerakan mata, dan aktivitas otot. Tahapan tidur dikalsifikasikan

dalam dua ketegori, yaitu Non Rapid Eye Movement (NREM) dan Eye

Movement (REM) (Delauner and Ladner, 2012) yaitu :

1. Tidur NREM

Aktifitas merupakan lambatnya pernafasan dan denyut jantung, tetapi

tetap teratur (Delauner and Lander, 2012). Fase pertama dari tidur

disebut sebagai NREM, Kosier (2010) membagi tidur NREM terdiri dari

empat tahapan yang berbeda, dalam tidur NREM dibagi menjadi empat

bagian yaitu:

1) Tahap 1 terjadi pelambatan dari frekuensi EEG, tetapi terlihat

adanya lonjakan gelombang, terlihat gerakan perlahan pada mata

dari sisi ke sisi dan tidak ada ketegangan otot kecuali pada otot

wajah dan leher. Orang dewasa dengan tidur normal, NREM

tahap 1 biasanya berlangsung sekitar sepuluh menit atau lebih.

NREM tahap 1 adalah tidur dengan sangat ringan sehingga

mudah terbangun.

2) Tahap 2 masih cukup ringan dengan adanya perlambatan lebih

lanjut dari pola EEG dan hilangnya gerakan lambat dari mata.
15

Setelah 20 menit atau lebih dari NREM tahap 1 dan tahap tidur

dalam mulai.

3) Tahap 3 dan 4 NREM tahap 3 merupakan tidur dengan tingkat

kedalaman sedang hingga dalam.

4) Tahap 4 merupalkan tanda tidur paling dalam. Selama tahap ini

terlihat bahwa gelombang EEG menjadi rendah.

NREM gelombang 3 dan 4 membuat individu sulit terbangun dan tahap

ini memiliki nilai brestoratif penting bagi pemulihan fisik (Kozier, 2010).

2. Tidur REM

Setelah 90 menit atau lebih dari tahap NREM akan memasuk i Rapid

Eye Movement (REM). Pola EEG menyerupai keadaan tejaga, terdapat

gerakan mata yang cepat, pernafasan dan denyut jantung tidak teratur

dan lebih tinggi dari pada terjaga, penurunan kontraksi otot wajah dan

leher yang lembek, dan tumbuh bergerak. Mimpi terjadi 80% pada tidur

REM menjadi lebih lama. Saat malam hari dan individu lebih

beristirahat. Orang dewasa biasanya memiliki 4 hingga 6 REM

sepanjang malam terhitung 20% hingga 25% dari tidur (kozier, 2010).

2.2.4 Gangguan Tidur

Gangguan tidur merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya

gangguan dalam jumlah, kualitas waktu tidur pada seseorang individu.

Hansono, (2010) membagi gangguan tidur menjadi empat bagian yaitu:

1. Insomnia
16

Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik

kualitas maupun kuantitas.

2. Hypersomnia

Hypersomnia adalah kebalikan insomnia, hypersomnia merupakan

kelebihan tidur lebih dari 8 jam dimalam hari dan biasanya berkaitan

dengan gangguan psikilogis seperti depresi atau kegelisahan.

3. Parasomnia

Parasomnia merupakan suatu rangkaian gangguan yang mempengaruhi

tidur yang dapat menghilangkan sendiri dalam penghidupan masa

dewasa tengah dan selanjutnya.

4. Narkolepsia

Merupakan serangan mengantuk yang mendadak pada beberapa kali

sehari. Sering disebut sebagai serangan tidur, penyebabnya genetic

system saraf pusat.

2.3 Konsep Dasar Insomnia

2.3.1 Pengertian Insomnia

Insomnia adalah ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur

baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada tiga macam yaitu insomnia

inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa

mempertahankan tidur atau terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara

dini dan tidak dapat tidur kembali (Potter, 2010).

Insomnia adalah gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan

gejala selaluh merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus-
17

menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu

terbangun ditengah malam dan tidak dapat kembali tidur (yates, 2006).

2.3.2 Tanda Dan Gejala

Beberapa gejala bagi penderita insomnia (yates, 2006) adalah sebagai

berikut:

1. Anda sering tidak dapat tidur, tidur tidak nyenyak ataupun bangun

terlalu dini.

2. Anda takut menghadapi malam hari karna anda susah tidur

3. Anda mudah tersinggung atas hal yang tidak penting

4. Anda mengonsumsi obat tidur dalam beberapa bulan terakhir

5. Anda sering menggunakan rokok, alcohol atau obat-obatan untuk

menenagkan diri dan membantu anda untuk tidur

6. Anda kecanduan obat, terutama yang mengandung zat penenang

Beberapa orang yang hidup dengan insomnia kronis terkadang melihat

sesuatu seolah-olah dalam gerakan lambat, dan objek yang terlihat campur

aduk, bahkan meyebabkan penglihatan ganda. Biasanya, insomnia kronis juga

disertai keluhan nyeri kepala (Purwanto, 2008) adapun tanda umumya adalah:

1. Adanya gangguan tidur yang bervariasi dari ringan sampai parah

2. Sulit jatuh kedalam fase tidur

3. Sering terbangun dimalam hari

4. Saat terbangun sulit untuk tidur kembali

5. Terbangun terlalu pagi

6. Tidur yang tidak memulihkan


insomnia

18

7. Pikiran seolah dipenuhi berbagai hal

8. Selalu kelelahan disiang hari

9. Penat

10. Mengantuk

11. Sulit berkonsentrasi

12. Lekas marah/emosi

13. Merasa tidak mendapat tidur yang cukup

14. Sering sakit/nyeri kepala

2.3.3 Faktor Penyebab Insomnia

Ada beberapa faktor penyebab insomnia (Mubarak, 2007) yaitu

1. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan tidur lebih banyak dari

normal, namun demikian keadaan sakit juga bisa menjadikan seseorang

kurang tidur atau tidak dapat tidur, seperti asma, bronchitis, asam

lambung, penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan.

2. Lingkungan

Seseorang yang bisa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,

kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan

menghambat tidurnya.

3. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan

untuk terbangun dan waspada menahan kantuk

4. Kecemasan
19

Pada keadaan cemas, seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis

sehingga mengganggu tidur

5. Alkohol

Alcohol menekankan REM secara normal, seseorang yang tahan

minum alcohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah

6. Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang menyebabkan gangguan tidur antara lain

adalah

1) Diurectic : menyebabkan insomnia

2) Anti Depresan : superfisi REM

3) Kafein : meningkatkan saraf simpatis

4) Beta Blokee : menimbulkan insomnia

5) Narkotika : mensurpesi REM

2.3.4 Dampak Insomnia

Dampak dari insomnia berupa kesulitan tidur, sakit kepala, sering

mengantuk, perasaan gelisa, tidur kurang dari delapan jam dan pelupa. Orang

yang kurang tidur akan cenderung melakukan kesalahan saat bekerja dan

mudah tersingguang. Hal tersebut dikarnakan mereka merasa lelah karna

kurang waktu tidur (Munin, 2015)

Insomnia dapat menimbulkan gangguan untuk melakukan aktivitas

sepanjang hari, melemahkan energy dan mood, kesehatan, serta kualitas

hidup, dan menyebabkan rasa frustasi bagi yang mengalaminya. Jika insomnia

terjadi dalam waktu lama akan mengakibatkan gangguan kesehatan baik

mental maupun fisik (Sulistyowati, 2014)


20

Insomnia menyebabkan seseorang kesulitan untuk bereaksi terhadap

sebuah situasi dan gagal membuat berbagai pertimbangan yang rasional. Hal

tersebut tidak baik bagi seseorang yang mengalami insomnia untuk melakukan

hal yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti pengemudi, melakukan oprasi

dan menerbangkan pesawat. Sudah ada beberapa kejadian serius yang

disebabkan karna insomnia seperti bencana internasional berupa tumpahan

minyak terparah didunia dari kapal tanker Exxon Valdez dan radiasi nuklir

yang mengerikan di Chernobyl (Comfort, 2010)

2.3.5 Jenis-Jenis Insomnia

Ada tiga jenis insomnia (Purwanto, 2008) yaitu

1. Insomnia sementara

Yakni insomnia yang berlangsung beberapa malam dan biasanya

berhubungan dengan kejadian tertentu yang berlangsung sementara dan

biasanya menimbulkan stres dan dapat dikenali dengan mudah oleh

pasien sendiri. Gejala pada insomnia sementara adalah sulit tidur

dimalam hari, bangun pada malam hari, bangun lebih awal dari yang

diinginkan.

2. Insomnia jarak pendek

Yakni gangguan tidur yang terjadi dalam jangka waktu dua sampai tiga

minggu. Kedua jenis insomnia ini biasanya menyerang orang yang

sedang mengalami stres, berada dilingkungan yang ramai. Gejala

insomnia jarak pendek adalah masih merasa lelah selama tidur selamam,

mengantuk seharian, cepat marah, cemas, tidur yang tidak nyenyak

dan sering terganggu, pikiran seolah dipenuhi berbagai hal.


21

3. Insomnia kronik

Kesulitan tidur yang dialami hamper setiap malam selama sebulan atau

lebih. Salah satu penyebab insomnia krooni yang paling umum adalah

depresi. Gejala pada insomnia ini ditandai dengan sulit untuk jatuh

dalam tidur, sering marah dan emosi, sering terbangun dan tidak bisa

tidur lagi, terasa letih dan mengantuk pada siang hari

2.4 Konsep Dasar Mahasiswa

2.4.1 Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah seorang yang sedang dalam proses menimba ilmu

ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu

bentuk perguruan tinggi. Mahasiswa juga dapat didefinisikan sebagai individu

yang sedang menuntut ilmu dan memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi,

kecerdasan dalam berfikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat

merupakan sifat yang cenderung melekat pada setiap diri mahasiswa, yang

merupakan prinsip saling melengkapi (Notoadmojo, 2010).

2.4.2 Karakteristik Perkembangan Mahasiswa

Seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah

pertama yang melibatkan perubahan dan mungkin stres, begitu pula masa

transisi dari sekolah menegah atas menuju universitas. Dalam banyak hal

transisi ini melibatkan gerakan menuju satu struktur sekolah yang lebih tinggi

(Suryani, 2008).

Perguruan tinggi menjadi masa penemuan intelektual dan pertumbuhan

kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon terhadap kurikulum yang


22

menawarkan wawasan dan cara berfikir baru, seperti mahasiswa yang

berbeda dalam soal pandangan dan terhadap nilai kultur serta budaya (Finda,

2012).

Notoatmojo (2013) ada tiga peran penting yang bisa dikatakan penting

bagi mahasiswa yang sejati, tiga peran itu adalah

1. Peran moral

2. Peran sosial

3. Peran intelektual

Tiga peran ini wajib dimiliki mahasiswa karna berbagai acuan

mahasiswa dalam menjalani pendidikan di peguruan tinggi sehingga dapat

mempertanggung jawabkan setiap kegiatan yang dilakukan (Notoatmoja, 2007


23

2.5 Kerangka Koseptual Penelitian Dan Hipotesis Penelitian

2.5.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Daily hassles Personal stresor appraisal

Tingkat stres

Stres ringan Stres sedang Stres berat

Sakit kepala

 Kesulitan tidur Perasaan


 Sakit kepala gelisa
 Sering mengantuk
 Perasaan gelisa Putus asa
 Tidur kurang dari 8
jam Kehilangan
 pelupa semangat

takut

Perubahan
Insomnia Insomnia jarak Insomnia selera makan
sementara pendek kronik
Gangguan
pola tidur

narkolepsi insomnia hipersomnia Parasomnia


a

Keterangan : : variable tidak diteliti

: variable yang diteliti

Gambar 2.4 kerangka konsep hubungan tingkat stres dengan kejadian


insomnia pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi
24

2.6 Hipotesis Penelitian

H1: Ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada

mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi Di Universitas Sariputra

Indonesia Tomohon.

H0: Tidak hubungan antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada

mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi Di Universitas Sariputra

Indonesia Tomohon.
25

2.7 Jurnal Penelitian Terdahulu

N JUDUL NAMA TAH TUJUAN DESAIN HASIL


O PENELITIAN PENELITIA UN PENELITIAN PENELITIAN
1. Hubungan untuk Penelitian ini Dari 33 mahasiswa
stres dengan Nofrida 2020 mengetahui menggunakan didapatkan kejadiaan
kejadian Saswati tigkat stres pendekatan insomnia sebanyak
insomnia pada dengan scross- 14 manasiswa
mahasiswa kejadian pada sectional (42,4%) dan tingkat
keperawatan mahasiswa dengan uji stres 24 mahasiswa
STIKES di keperawata statistisk (72,3%) dengan
Jambi sperman sgnifikan
p=0,00<0,05,
menandakan ada
hubungan tingkat
stres dengan
kejadian insomnia
2 Hubungan 2017 untuk mencari penelitian ini
Terdapat 342
tingkat stres Fitri Eka tau tingkat menggunakan
mahasiswa dengan
dengan tingkat Wulandari stres dengan pendekatakan
kategori tingkat stres
insomnia kejadian scross-
sedang 67
mahasiswa insomnia pada sectional,
mahasiswa (19,6%))
program studi mahasiswa dengan tehnik
dan kejadian
pendidikan total sampling
insomnia 129
kedokteran di dan jenis uji
mahasiswa (37,7%)
ponegoro korelasi
dengan nilai
sperman
signifikan=0,01>0,05,
menunjukan bahwa
tidak ada hubungan
antara tingkat stres
dengan kejadian
insomnia
26

3. Hubungan Widya 2016 untuk penelitian ini terdapat 48


tingkat stres oryza mengetahui mengguanakan responden. hasil
dengan tingkat stres metode penelitian
kejadian dan upaya penelitian menunjukan bahwa
insomnia pada pencegahan analitik dengan dari 54 responden
mahasiswa insomnia pendekatan paling banyak
tingkat akhir desain scross- mengalami stres 28
DIV bidan sectiona dan mahasiswa (51,9%),
pendidik menggunakan yang mengalami
regular dalam jenis uji chi- stres sedang
menyusun square terdapat 19
skripsi di mahasiswa (35,2%)
Unuversitas dan kejadian
Aisyah insomnia terdapat 37
Yogjakarta mahasiswa (68,5%)
dan memiliki nilai
signifikan 0,001
sehingga ada
hubungan antara
tingkat stres dengan
kejadian insomnia.
4. Hubungan Muhamad 2017 untuk mencari penelitian ini Terdapat 49
tingkat stres iqbal tau tingkat menggunakan mahasiswa dengan
dengan stres dan simple random kategori tingkat stres
kualitas tidur kwalitas tidur sampling 20 mahasiswa
pada pada dengan jenis uji (45,5%) dan
mahasiswa mahasiswa sperman rank kualitas tidur tidak
yang sedang baik sebanyak 28
menyusun mahasiswa (63,6%)
skripsi di dengan nilai
program studi signifikan=0,828>0,0
27

matematika di 5, menunjukan
STKIP PGRI bahwa tidak ada
kabupaten hubungan antara
Pacitan tingkat stres dengan
gangguan pola tidur
pada mahasiswa
5. Hubungan Resti Putri 2012 mengetahui Penelitian ini terdapat 47
tingkat stres Wulandari dampak stres menggunakan responden. hasil
insomnia pada dan gangguan pendekatan penelitian
mahasiswa tidur scross- menunjukan bahwa
skripsi di salah mahasiswa sectional sebanyak 15
satu fakultas yang dengan uji mahasiswa (39,50%)
rumpun menyelesaikan statistisk mengalami tingkat
science- skripsi sperman rho stres dan 28
technologi UI memiliki gangguan
tidur dengan nilai
signifikan 0,245>0,05
menunjukan bahwa
tidak ada hubungan
antara stres dengan
kejadian insomnia
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini untuk menjawab suatu permasalahan dengan

menggunakan metode penetilian ilmia. Pada bab ini akan membahas mengenai

desain penelitian, kerangka kerja, populasi, sampel dan sampling, identivikasi

variabel, definisi operasional serta metode pengumpulan dan pengelompokan

data.

3.1 Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah: deskriptif analitik dengan rancangan Cross

Sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau

observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat.

Pada jenis ini variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada satu

saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya tidak semua subjek penelitian harus

diobservasi pada hari atau pada waktu yang sama, akan tetapi baik variabel

independen maupun variabel dependen dinilai hanya satu kali saja. Dengan studi ini

akan diperbolehkan prevelensi atau efek suatu fenomena (variabel dependen) di

hubungkan dengan penyebab (variabel independen) (Nursalam, 2013).

Penelitian ini merupakan penelitian Cross Sectional mengenai hubungan

tingkat stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa dalam menyelesaikan

skripsi di Universitas Sariputra Indonesia Tomohon

28
29

3.2 Kerangka Kerja


Mulai

Studi Lapangan

(Pengambilan Data sekunder pada mahasiswa di Universitas Sariputra


Indonesia Tomohon berjumlah: 76 mahasiswa

Indentifikasi dan perumusan Tujuan Penelitian


masalah

1. Variabel Independen: tingkat stres


2. Variabel Dependen: kejadian insomnia

Penyusunan Kuesioner

Pengambilan sampel: Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas


purposive Sampling : 64
Responden

Hasil Uji Kuesioner

Validitas: Croncach alpha= 0,764

Pengambilan Data Primer: sesuai sampel yang dibutukan

Pengelolaan Data: Editing, Coding, Tabulasi

Analisis Data SPSS: Spearman Rho

Intrerprestasi Hasil Pengujian

Penyajian Hasil Penelitian, Pembahan. dan Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2 : Kerangka Kerja Hubungan Tingkat Stres kejadian insomnia Pada
Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Skripsi Di Universitas Sariputra
Indonesia Tomohon tahun 2020
30

3.3 Populasi, Sampel Dan Tehnik Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti

(Notoadmojo, 2012 ). Populasi penelitian yaitu mahasiswa semester 8

Universitas Sariputra Indonesia Tomohon berjumlah 76 mahasiswa

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2013). Besar sampel ditentukan

dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah salah

satu teknik sampling random dimana peneliti menentukan pengambilan sampel

dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian

sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian sampel yang

diambil nantinya dapat memenuhi kriteria-kriteria yang mendukung atau sesuai

dengan penelitian.

Besar sampel yang diambil menggunakan rumus slovin 10% dalam


Nursalam (2011) :

N 76 76 76
n = 2 = 2 =
1+ 76× 0,0025
= 1.19 = 64
1+(d ) 1+ 76× 0.05

ket : n = besar sampel

N = jumlah sampel

D = derajad penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan : 10%


(0,10), 5% (0,05), atau 1% (0.01).
31

1. Kriteria inklusif

Kriteria insklusif adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi atau target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,

2013). Kriteria inklusi dari penelitian terdiri dari:

1. Mahasiswa yang berada pada saat penelitian dilakukan

2. Mahasiswa yang bersedia menjadi responden

2. Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi adalah menghilang atau mengeluarkan objek yang

memenuhi kriteria inklusif karna beberapa sebab sehingga tidak dapat

menjadi responden penelitian (Nursalam, 2013). Kriteria ekslusi dalam

penelitian ini yaitu:

1. Mahasiswa yang tidak berada pada saat penelitian dilakukan

2. Mahasiswa yang tidak bersediah menjadi responden

3.3.3 Tehnik sampling.

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada. Tehnik pengambilan sample dengan cara memilah

sample diantara populasi sampel sesuai dengan kehendak peneliti.

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive

sampling adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa

pertimbangan tertentu yang bertujuan agar dapat diperoleh nantinya bisa lebih

representative (Sugiyono, 2016).


32

3.4 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

3.4.1 Identifikasi Variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu (Notoadmojo, 2012). Dalam penelitian ini terdapat 2

variabel yaitu :

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainnya

menentukan variabel yang lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi,

diamati, dan diukur untuk hubungan atau pengaruh terhadap variabel lain.

Dalam ilmu keperawatan, variabel bebas merupakan stimulus atau

intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien untuk mempengaruhi

tingkah laku klien (Nursalam, 2013). Variabel independen dalam penelitian

ini adalah tingkat stres

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel ya ng dipengaruhi, nilainya ditentukan oleh variabel lainnya.

Variabel responden akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-

variabel lain. Dengan kata lain, variabel terikat adalah faktor-faktor yang

diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau

pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2013). Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah kejadian insomnia


33

3.4.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi oprasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat

diamati atau diukur itulah yang merupakan kunci definisi oprasional

(Nursalam, 2013)

Table 3.4.2 Definisi Operasional Hubungan Tingkat Stres Dengan kejadian


insomnia Pada Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Skripsi Di
Universita Sariputra Indonesia Tomohon

Variabel Definisi Parameter Instrumen Skala Skor


operasional t
Variabel Suatu kondisi 1. sakit kepala Kuesioner Ordinal Berat
independen: stres yang (1) =<55 %
Tingkat menggambark 2. perasaan Sedang
stres pada an stres pada gelisa (2,4,8) =56-75%
mahasiswa tahap ringan, 3. putus asa Ringan
dalam sedang, berat (3,13) =76-100%
menyelesaik pada 4. Kehilangan
an skripsi mahasiawa semangat Arikunto,
(5,9,10) 2010
5. takut
(7,11,12)
6. berubah
selera makan
(14)
7. gangguan
pola tidur
(6,15)
Variabel Keadaan 1. Kesulitan Kuesioner Ordinal Berat
dependen: dimana tidur tidur (1,2,3) =<55%
kejadian yang dijalani 2. Sakit Sedang
insomnia seorang kepala (4) =56-75%
pada individu 3. Sering Ringan =
mahasiswa mengalami mengantuk 76-100%
dalam kesulitan (5,6,9) Arikunto,
menyelesaik untuk memulai 4. Perasaan 2010
an skripsi tidur dan gelisa (7,8)
terbangun 5. Tidur
pada malam kurang dari
hari dan tidak 8 jam
bisah (10,11)
melanjutkan
tidurnya
34

3.5 Intrumen Penelitian

Instrument atau alat pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih

oleh peneliti dalam kegiatanya tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya. Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah kuesioner

dimana subjek menjawab secara bebas tentang sejumlah pertanyaan dan

pertanyaan yang diajukan oleh peneliti (Arikunto, 2010).

Kuesioner adalah mengumpulkan data secara formal kepada subjek

untuk menjawab pertanyan secara tertulis (Nursalam, 2013). Kuesioner atau

angket dikatakan reliable jika memiliki nilai cronbach’s alpha minimal 0,7

(Djemari, 2003 dalam Riwidikdo, 2008).

1. Kuesioner tingkat stres

Kuesioner ini diukur berdasarkan gejala-gejala tingkat stres yaitu: stres

ringan, sedang, dan berat. Kuesioner yang digunakan sudah diuji

reliabilitas, memiliki nilai cronbach’s alpha=0.753 (Terlampir hasil uji

reliability statistik). Menggunakan skala likert, yang berisi 15 pertanyaan,

dengan pilihan jawaban SL: Selalu, SR: Sering. JR: Jarang. Dan TP: Tidak

pernah. Dimana jawaban dikonversi selalu dikonversi= 4, sering= 3, jarang=

2, tidak pernah= 1. Sesudah hasil dikonversi dijumlahkan mengacu pada

presentasi dan ditotalkan dengan skor 75-100= berat, 59-75= sedang, ≤ 55=

ringan (Arikunto, 2010). Untuk perhitungan diukur dengan menggunakan

rumus presentase:

F
P = x 100%
n

P : Presentase
35

F : Jumlah Jawaban

N : jumlah skor maksimal, jika pertanyaan dijawab dengan benar

2. Kuesioner kejadian insomnia

Kuesioner ini Mencari tahu penyebab kejadian insomnia berdasarkan

gejala-gejala insomnia yaitu: kejadian insomnia ringan, sedang, dan berat.

Kuesioner yang digunakan sudah diuji reliabilitas, memiliki nilai

cronbach’s alpha=0.764 (Terlampir hasil uji reability statistik). yang berisi

11 pertanyaan, dengan pilihan jawaban SL: Selalu, SR: Sering. JR: Jarang.

Dan TP: Tidak pernah. Dimana jawaban dikonversi selalu dikonversi= 4,

sering= 3, jarang= 2, tidak pernah= 1. Sesudah hasil dikonversi dijumlahkan

mengacu pada presentasi dan ditotalkan dengan skor 75-100= berat, 59-75=

sedang, ≤ 55= ringan (Arikunto, 2010). dengan pilihan Untuk perhitungan

diukur dengan menggunakan rumus presentase:

F
P = x 100%
n

P : Presentase

F : Jumlah Jawaban

N : jumlah skor maksimal, jika pertanyaan dijawab dengan benar

3.6 Pengolahan Data

Tahap-tahap pengolahan data antara lain:

1. Editing

Editing dalam penelitian ini adalah melakukan pemeriksaan kembali

setelah data terkumpul mulai dari karakteristik responden, apabila data


36

belum terisi maka peneliti mempersiapkan responden untuk mengisi

terlebih dahulu.

2. Coding

Mengkonversi masing-masing jawaban disetiap pertanyaan pada setiap

variabel. Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka atau bilangan.

3. Cleaning

Pembersihan data (cleaning) merupakan kegiatan pengecekan kembali

apakah data yang dimasukan ada kesalahan atau tidak

4. Tabulating

Tabulating yaitu pengelompokan data kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat

yang dimiliki, dengan menggunakan skala ordinal, kemudian dianalisa

dengan uji Spearman Rho

3.7 Analisa Data

Metode analisa data merupakan suatu metode yang digunakan untuk diuji

kebenarannya, kemudian akan diperoleh suatu kesimpulan dari penelitian

tersebut (Nursalam, 2016).

1. Analisa Univariat

Analisa univariat betujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Analisa

univariat dilakukan tiap-tiap variabel yaitu: umur, jenis kelamin, pendidikan.


37

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat digunakan sebagai kelanjutan dari analisa Univariat, untuk

melihat hubungan atau korelasi antara variabel. Dalam penelitian ini, variabel

yang diduga berhubungan adalah tingkat stres dengan kejadian insomnia pada

mahasiwa. Data dikumpulkan diolah menggunakan uji Spearman Rho

menggunakan SPSS, dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05 jika nilai signifikan (p)

lebih kecil dari (α) maka dikatakan hasil penelitian diterima, dan jika nilai

signifikan (p) lebih besar dari (α) maka dikatakan hasil penelitian ditolak.

Dalam uji sperman rho dengan menggunakan pedoman yang menace

pada Sugiono 2010, sebagai berikut:

Tabel 3.7 Interprestasi nilai RS

RS Interprestasi
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,339 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,00 Sangat kuat

3.8 Etika Penelitian

Nursalam (2013) berpendapat bahwa secara umum prinsip etik dalam

penelitian atau pengumpulan data dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :

1. Prinsip Manfaat

a. Bebas Dari Penderitaan


38

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan

kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas Dari Eksplorasi

Parsitipasi jumlah subjek dalam penelitian, harus dihindari dari

keadaan yang tidak menguntukan. Subjek harus diyakinkan

bahwa parsitipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah

diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat

merugikan subjek dalam bentuk apapun

c. Resiko (Benefist Ratio)

Penelitian harus hati-hati mempertimbangkan resiko dan

keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap

tindakan.

2. Prisip Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect Human Dignity)

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right selfdetermination)

Subjek harus diperlakuakan secara manusiawi. Subjek

mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi

subjek ataupun tidak, tanpa ada sangsi apapun atau akan

berakibat tehadap kesembuhanya, jika mereka seorang klien.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan

(right to full disclosure)


39

c. Informed consen

Pada Informed consen juga dicantumkan bahwa data yang

diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.

3. Prinsip Keadilan (Right To Justice)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair

treadment)

Subjek harus diperlukan secara adil baik sebelum, selama dan

sesuda keikutsertaan dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi

apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari

penelitian.

b. Hak Dijaga Kerahasiaanya (Right To Privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang

diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa

nama (anonymity) dan rahasia (confi dentiality)


BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pemahaman

pada hasil penelitian meliputi gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik

responden, dan data variabel yang diukur berkaitan dengan tingkat stres dan

kejadian insomnia pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan kripsi. Hasil

penelitian diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada mahasiswa yang

sedang meyusun skripsi dengan jumlah responden 64 mahasiswa. Bab ini

akan dibahas pula tentang hubungan antara tingkat stres dengan kejadian

insomnia pada mahasiswa akhir dengan menggunakan perhitungan uji

Sperman Rho dengan tingkat kemaknaan p=0,05.

4.1.1 Lokasi Penelitian

Hasil penelitian terhadap 64 mahasiswa dilakukan di Universitas

Sariputra Indonesia Tomohon pada February-Maret 2020. Universitas Sariputra

Indonesia Tomohon terletak di Jalan Perlombaan Kakaskasen II Kota Tomohon

Provinsi Sulawesi Utara dengan jumlah fakultas ada 6 yaitu: keperawatan,

teknik, ekonomi, pertanian, perikanan dan ilmu sosial.

40
41

4.1.2 Sejarah Lokasi Penelitian

Berdirinya unsrit merupakan ide cemerlang serta keinginan tulus Ketua

Yayasan Darma Bhakti Indonesia Tomohon yang pertama yakni Alm. Bhikku

Dr. Dharma Surya Mahastavira, MA., M.Si (Banthe) bersama-sama dengan

Alm. Bpk. Tomie Sutanu (Ko Hong) yang dahulu dipercaya sebagai ketua

dewan penyantun utama unsrit sejak berdirinya sampai beliau menutup usia,

yang memiliki kerinduan untuk mengabdi bagi masyarakat sulawesi utara.

Unsrit berdiri secara resmi pada tanggal 5 desember 1999 dan legalitas

formal berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

(Dirjen Dikti) Nomor : 171/KEP/1999, yang diperkuat dengan surat keputusan

mentri pendidikan nasyonal (MENDIKNAS) Nomor : 171/D/O/1999.

4.1.3 Visi Dan Misi

Visi Universitas Sariputra Indonesia Tomohon adalah “Unsrit menjadi

perguruan tinggi dan unggul, berdaya saing, menghasilkan lulusan yang

cerdas, terampil, dan berjiwa pancasila”.

Untuk mewujudkan visi sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 maka misi

Universitas Sariputra Indonesia Tomohon adalah :

a. Menyelenggarakan sistem pendidikan yang sehat dan bermutu,

berstandar nasional, mengacu pada keunggulan kompetensi, dalam

suasana akademik yang kondusif, beretika, bermoral, berlandaskan

pancasila.

b. Menyelenggarakan kegiatan penelitian dasar dan terapan untuk

menemukan, mengembangkan, menyebarluaskan, menerapkan ilmu


42

pengetahuan, teknologi, dan seni budaya untuk meningkatkan kualitas

pendidikan serta untuk kepentingan masyarakat.

c. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat melalaui

pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya, untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejateraan masyarakat.

d. Menyelenggarakan kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi yang

berkarakteristik entrpreneursip.

4.2 Data Demografi Responden

4.2.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 4.2.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur di


Universitas Sariputra Indonesia Tomohon tahun 2020.

Umur Frekuensi Presentase

20-27 55 85,9
28-38 9 14,1
Jumlah 64 100.0

Berdasarkan tabel 4.2.1 dapat dilihat bahwa dari 64 responden

berdasarkan umur menunjukan yang paling banyak adalah umur 20-27

tahun dimana terdapat 55 mahasiswa (85,9%) dan umur 28-38 tahun

terdapat 9 mahasisswa (14,1%).

4.2.2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2.2 Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


di Universitas Sariputra Indonesia Tomohon tahun 2020.

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki-Laki 21 32,8
Perempuan 43 67,2
43

Jumlah 64 100.0
Berdasarkan tabel 4.2.2 dapat dilihat bahwa dari 64 responden

berdasarkan jenis kelamin menunjukan bahwa yang paling banyak

adalah perempuan dimana terdapat 43 mahasiswa (67,2%), sedangkan

laki-laki terdapat 21 mahasiswa (32,8%)

4.2.3 Distribusi karakteristik responden berdasarkan pendidikan.

Tabel 4.2.3 Distribusi karakteristik responden berdasarkan pendidikan di


Universitas Sariputra Indonesia Tomohon tahun 2020.

Pendidikan Frekuensi Presentase

S1 55 85,9

Berdasarkan tabel 4.2.3 dapat dilihat bahwa dari 64 responden

semuanya berpendidikan S1 (100,0%).

4.3 Analisa Univariat

4.3.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat stres.

Tabel 4.3.1 Disrtibusi karakteristik responden berdasarkan tingkat stres


mahasiswa di Universitas Sariputra Indonesia Tomohon tahun
2020.

Tingkat stres frekuensi presentase

Berat 33 51,6
Sedang 20 31,3
Berat 11 17,2

Total 64 100.0
Berdasarkan tabel 4.3.1 dapat dilihat bahwa tingkat stres pada

mahasiswa dikategorikan stres berat terdapat 33 mahasiswa (51,6%),

20 mahasiswa dengan stres sedang (31,3%) dan stres ringan 11

mahasiswa (17,2%).
44

4.3.2 Disrtibusi karakteristik responden berdasarkan kejadian insomnia.

Tabel 4.3.2: Disrtibusi karakteristik responden berdasarkan kejadian


insomnia pada mahasiswa di Universitas Sariputra Indonesia
Tomohon tahun 2020.

Kejadian insomnia frekuansi presentase


Berat 34 53,1
Sedang 19 27,7
Ringan 11 17,2
Total 64 100,0
Tabel 4.3.2 menunjukan bahwa kejadian insomnia pada
mahasiswa dikategorikan insomnia ringan terdapat 11 mahasiswa
(17,2%), insomnia sedang 19 mahasiswa (27,7%) insomnia berat 34
mahasiswa (53,1%).

4.4 Analisis Bivariat

Tabel 4.4.Tabulasi silang tingkat stres dengan kejadian insomnia pada


mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi di Universitas
Sariputra Indonesia Tomohon tahun 2020

Kejadian Insomnia
Berat % Sedang % Ringan % Total %
Tingkat Berat 29 45,3 2 3,1 2 3,1 33 51,6
Stres Sedang 4 6,3 16 25,0 0 0,0 20 31,3
Ringan 1 1,6 1 1,6 9 14,1 11 17,2
Total 34 53,1 19 29,7 11 17,2 64 100,0

koefisien korelasi Sperman Rho (r)=0,732 > 0,257

signifikan (p) = 0,00<0,05

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa tingkat stres berat

dengan kejadian insomnia berat terdapat 29 mahasiswa (45,3%),

tingkat stres berat dengan kejadian insomnian sedang terdapat 2

mahasiswa (3,1%) dan tingkat stres berat dengan kejadian


45

insomnia ringan terdapat 2 mahasiswa (3,1%). mahasiswa yang

mengalami tingkat stres sedang dengan kejadian insomnia berat

terdapat 4 mahasiswa (6,3%) dan tingkat stres sedang dengan

kejadian insomnia sedang terdapat 16 mahasiswa (25,0%).

Mahasiswa yang mengalami tingkat stres ringan dengan kejadian

insomnia berat terdapat 1 mahasiswa (1,6%), tingkat stres ringan

dengan kejadian insomnia sedang terdapat 1 mahasiswa (1,6%),

dan tingkat stres ringan kejadian insomnia ringan terdapat 9

mahasiswa (14,1%). Hasil analisis hubungan kedua variabel dengan

menggunakan uji statistic Sperman Rho didapatkan nilai Sig (2-

tailet) =0,000<0,05 atau hasil adalah 0,732 (rtitung) > 0,257 (rtabel),

dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak atau ada hubungan

kuat antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada

mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi di Universitas Sariputra

Indonesia Tomohon (pedoman inter prestasi koefisien korelasi kuat

0,60-0,799) (Sugiono, 2010).

4.5 Pembahasan

4.5.1 Data Demografi Responden

Berdasarkan tabel 4.2.1, data demografi dari 64 responden yang terdiri

dari umur, jenis kelamin dan pendidikan, dapat disimpulkan sebagai berikut,

peneliti mendapat hasil berdasarkan umur mahasiswa paling banyak yaitu 20-

27 tahun terdapat 55 mahasiswa (85,9%)


46

Asumsi peneliti bahwa mahasiswa yang mengerjakan skripsi

mendominasi adalah usia dewasa awal, pada usia ini terjadi perkembangan

metal yang pesat. Perkembangan metal yang pesat pada usia dewasa awal

mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis apapun yang berhubungan

dengan hidupnya dan lingkungannya yang meningkat.

Asumsi peneliti didukung oleh teori Potter and Perry 2005, yang

mengatakan bahwa Dewasa awal mungkin mengalami kebingungan antara

ideal dan praktik sama halnya seperti mahasiswa yang merupakan bagian dari

dewasa awal, sehingga membutuhkan penyesuaian dan adaptasi untuk

mengkoping perubahan stimulus tersebut, terlebih lagi pada dewasa awal yang

berstatus sebagai mahasiswa. Dan teori dari Nurdin, 2018, yang mengatakan

Tingkat stres paling banyak dialami oleh individu pada masa produktif (20-27

tahun) karna pada kelompok usia ini kemampuan individu untuk memecakan

masalah semakin kompleks dan beresiko terhadap peningkatan gangguan tidur

seperti insomnia.

Berdasarkan tabel 4.2.2, peneliti mendapat hasil berdasarkan jenis

kelamin yang paling banyak perempuan yaitu 43 mahsiswa (67,2%)

Asumsi peneliti bahwa perempuan mempunyai respon yang berbeda

dengan laki-laki. Perempuan lebih mudah merasa cemas, menangis dan sering

menggunakan perasaanya dalam menghadapi sebuah masalah ataupun konflik

respon antara laki-laki dan perempuan sangat berbeda. Jenis kelamin

perempuan memiliki tingkat kewaspadaan yang negatif terhadap adanya


47

sebuah konflik dan stres, perempuan juga sering menggunakan perasaan yang

mengakibatkan rasa yang tidak nyaman.

Asumsi peneliti didukung oleh teori Suwartika 2014, yang mengatakan

bahwa Mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan rentan berat memiliki

stres dan terjadinya insomnia sedangkan laki-laki lebih santai dalam

menanggapi stres. Dan teori dari Sukadiyanto, 2010 yang mengatakan Konflik

yang dirasakan pada perempuan memicu hormon negatif sehingga

memunculkan stres, gelisa, rasa takut dan terjadinya insomnia sedangkan laki-

laki pada umumnya menikmati adanya konflik dan persaingan, bahkan

menganggap bahwa konflik dapat memberikan dorongan yang positif untuk

dapat menyelesaikan sebuah masalah.

Berdasarkan Pendidikan, peneliti mendapat hasil bahwa 64 responden

semua berpendidikan S1 (100,0%).

Asumsi peneliti bahwa bukan hanya pendidikan S 1 yang mengalami

stres dan kejadian insomnia tetapi semua jenjang Pendidikan dari sekolah

dasar hingga perguruan tinggi mengalami tigkat stres dan insomnia. Akan

tetapi semakin tinggi pendidikan seseorang maka tingkat stres dengan

kejadian insomnia juga semakin meningkat.

Asumsi peneliti didukung oleh teori Goodyer 2009, yaitu Satu faktor

yang mempengaruhi tingkat stres dan kejadian insomnia seseorang adalah

Pendidikan. Dilihat jenjang Pendidikan seseorang yang semakin tinggi

menyebabkan stres yang diterima dari beban belajar yang turut meningkat

sehingga menyebabkan terjadinya insomnia.


48

4.5.2 Tingkat Stres.

Berdasarkan hasil yang dilakukan terhadap 64 responden yaitu

mahasiswa di Universitas Sariputra Indonesia Tomohon sesuai dengan tabel

4.3.1 didapatkan tingkat stres berat berjumlah 33 mahasiswa (51,6%), tingkat

stres sedang terdapat 20 mahasiswa (31,3%) dan tingkat stres ringan terdapat

11 mahasiswa (17,2%).

Asumsi peneliti bahwa mahasiswa yang mengalami stres dapat

disebabkan karena tuntutan akademik di universitas. stres disebabkan oleh

beban kerja atau tuntutan akademik yang membuat mahasiswa merasa

dituntut untuk meraih pencapaian yang telah ditentukan oleh pihak kampus

maupun dari diri mahasiswa itu sendiri. Tuntutan tersebut dapat berupa banyak

tugas terutama penyusunan tugas akhir (skripsi) yang harus diselesaiakan

dengan waktu yang telah diberikan oleh pihak kampus dan harus dikerjakan

setiap hari sehingga mengakibatkan kelelahan, beban kerja yang akan memicu

terjadinya stres.

Asumsi peneliti didukung oleh teori Astiko 2013, yang mengatakan

Stres merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap

tuntutan atau beban kerja. Seseorang yang mengalami stres akan timbul

gejala seperti sakit kepala, mudah marah, penurunan berat badan gelisah

atau cemas yang belebihan dan sulit berkonsentrasi. Stres yang dirasakan

melebihi kapasitas dan kemampuan seseorang bisa menjadi ancaman,

misalnya perubahan suasana hati, merasa gelisa, cemas dan kesulitan

menyelesaikan skripsi sehingga merasa tidak sanggup untuk menuntaskan,


49

yang membuat skripsi tidak kunjung selesai dan membuat masa studi menjadi

lama.

4.5.3 Kejadian Insomnia.

Berdasarkan tabel 4.3.2 hasil yang dilakukan terhadap 64 responden

yaitu mahasiswa di universitas sariputra Indonesia tomohon didapatkan paling

banyak insomnia berat terdapat 34 mahasiswa (53,1%).

Asumsi peneliti bahwa mahasiswa yang mengalami kejadian insomnia

disebabkan karna mahasiswa sering memikirkan masalah sebelum tidur,

sehingga kesulitan untuk mengawali tidurnya dimana mahasiswa menghabiskan

15 menit ditempat tidur dan juga sering terbangun malam hari. Selain itu juga

disebabkan karna menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen dengan

waktu yang telah ditentukan, dan sering mengonsumsi minuman berkafein

maka mengakibatkan mahasiswa yang bersangkutan sering tidur larut malam

yang membuat mahasiswa mengubah pola tidur yang kurang dari 8 jam.

Asumsi peneliti diatas didukung oleh teori Astiko 2013, yang

mengatakan Tuntutan akademik dalam menyelesaikan perguruan tinggi

mengakibatkan mahasiswa rentan mengalami kurang tidur dan memiliki gejala

seperti tidak bisa tidur atau terbangun tengah malam dan tidak bisa

melanjutkan tidurnya. Dan teori dari Munir 2015, yang mengatakan Keadaan

ini dapat berlangsung sepanjang malam dan dalam berhari-hari, berminggu-

minggu sehingga menyebabkan efek yaitu berupa kelelahan, sulit untuk

berkonsentrasi, mengantuk saat beraktivitas di siang hari, penurunan motivasi,


50

pelupa, menyebabkan penuaan kulit, sakit kepala, dan performa sosial yang

buruk.

4.5.4 Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa

Yang Sedang Menyelesaikan Skripsi Di Universitas Sariputra Indonesia

Tomohon.

Berdasarkan tabel 4.3 hasil yang dilakukan terhadap 64 responden

yaitu mahasiswa di Universitas Sariputra Indonesia Tomohon dengan

menghitung analisis statistik yaitu uji sperman rho dengan hasil yang

didapatkan nilai Sig (2-tailet) diperoleh 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,00<0,05)

dan hasil 0,732 (rtitung) > 0,257 (rtabel), maka H1 diterima dan H0 ditolak artinya

ada hubungan kuat antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada

mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi di Universitas Sariputra Indonesia

Tomohon.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nofrida Saswati 2020, pada mahasiswa fakultas keperawatan STIKES di jambi

dengan sampel 33 mahasiswa desain yang digunakan dalam penelitian ini

adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dan

menggunakan uji statistik sperman rho dengan nilai signifikan p=0,000<0.05.

penelitian yang dilakukan oleh Fitri Eka Wulandari 2017, pada mahasiswa

program studi pendidikan kedokteran di ponegoro dengan jumlah sampel 342

mahasiswa, desain yang digunakan cross-sectional dan uji statistic chi-squere

dengan nilai signifikan=0,001<0,05. Penelitian lain yang dilakukan oleh Widya

Oryza 2016, pada mahasiswa tingkat akhir DIV Bidan Pendidikan Regular Di
51

Universitas Aisyiyah Yogyakarta dengan jumlah sampel 116 mahasiswa, desain

yang digunakan adalah cross-sectional dan uji statistic chi-squere dengan nilai

signifikan=0,002<0,05.

Asumsi peneliti bahwa penelitian yang dilakukan oleh Nofrida Saswati

2020, Fitri Eka Wulandari 2017, dan Widya Oryza, 2016 menunjukan bahwa

ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa

dalam menyelesaikan skripsi. Skripsi menjadi ancaman bagi mahasiswa dalam

menyelesaikan akademik di universitas. Karna tuntutan akademik yang membuat

mahasiswa terlalu keras dalam berfikir yang akan menimbulkan stres sehingga

mahasiswa akan sulit untuk mengontrol emosinya yang berdampak pada

peningkatan ketegangan dan kesulitan dalam memulai tidur atau mengalami

insomnia. Stres dan insomnia sama saling terkait, stres yang berkepanjangan

dapat menyebabkan gangguan tidur seperti insomnia. Hal ini sangat jelas

dikarnakan kategori stres banyak mengalami insomnia berat.

Asumsi peneliti diatas didukung oleh teori Shewood 2011, yang

mengatakan Pada saat stres meningkatnya hormon epinefrin, dan kortisol

yang mempengaruhi susunan saraf pusat dan menimbulkan keadaan terjaga

dan meningkatkan kewaspadaan sistem saraf pusat. Keadaan stres yang

dialami seseorang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk tidur. Teori dari

Prakasa 2012, mengatakan Tingkat stres sedang dan berat sangat lekat

dengan terjadinya insomnia yaitu Keadaan dimana tidur yang dijalani seorang

individu mengalami kesulitan untuk memulai tidur dan terbangun pada malam hari

dan tidak bisah melanjutkan tidurnya. Teori dari Turana 2007, yaitu Insomnia

dapat memberikan efek pada kehidupan anatara lain, efek fisiologis yaitu
52

berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi, kehilangan motivasi dan

depresi. Dan teori dari Shewood 2011, mengatakan bahwa hal ini juga juga

dapat mempengaruhi kualitas tidur individu, selain itu perubahan hormone

tersebut juga mempengaruhi tidur individu, selain itu perubahan hormone

tersebut juga mempengaruhi siklus tidur Non Rapit Eye Movement (NREM)

dan Rapit Eye Movement (REM) sehingga membuat orang sering terbangun

pada malam hari sehingga membuat terjadinya insomnia.

Penelitian tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh Muhammad Iqbal,

2018 pada mahasiswa program studi matematika di STKIP PGRI Kabupaten

Pacitan, dengan jumlah sample 49 responden desain yang digunakan cross-

sectional dan menggunakan uji Sperman Rank dengan nilai signifikan p=

0,828>0,05 dan penelitian yang dilakukan oleh Resti Putri Wulandari 2012,

pada mahasiswa fakultas rumpun science-technologi UI dengan jumlah sample

91 responden desain yang digunakan cross-sectional, dan menggunakan uji

statisti Sperman Rho dengan nilai signifikan p= 0,245>0,05.

Asumsi peneliti bahwa penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Iqbal,

2018 menggunakan uji sperman rank menunjukan bahwa tidak ada hubungan

anatara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa dalam

menyelesaikan skripsi sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

menggunakan uji Sperman Rho dan menunjukan adanya hubungan. Sperman

rho dan sperman renk sama yaitu mencari tau hubungan anatara dua variabel

yang berasal dari data bebas akan tetapi sperman rho menggunakan skala

ordinan-ordinal sedangkan sperman rho menggunakan skala ordinal-nominal

atau bisa juga skala rasio. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
53

Muhammad dan menggunakan skala ordinal-ordinal. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Resti Putri Wulandari 2012 sama menggunakan uji sperman

rho. Asumsi peneliti kemungkinan pada penelitian yang dilakukan oleh Resty

tersebut mungkin mahasiswanya melakukan usaha-usaha yang yang bertujuan

untuk mengatasi stres dan terjadinya insomnia dalam mengerjakan skripsi

seperti mencari jalan keluar untuk masalah yang dihadapi dengan melakukan

kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan hobi mahasiswa, mengatur jadwal

mengarjakan tugas skripsi dan waktu untuk istirahat selain itu mahasiswa

terbuka kepada orang lain dengan menceritakan masalah yang dihadapi untuk

menghilangkan kejenuan dalam melakukan tindakan mengatasi stres, selalu

berdoa supaya mendapatkan kemudahan dalam mengerjakan skripsi dan tidak

mengonsumsi minuman berkafein.

Fenomena yang peneliti amati, stres dan insomnia pada mahasiswa

karna menyusun skripsi terjadi pada mahasiswa di Universitas Sariputra

Indonesia Tomohon yaitu keluh kesah, sering merasa lelah, pusing, terlihat

cemas dan tidak bersemangat dan ada beberapa yang merasa ingin

mengakhiri studinya begitu saja atau membuat status media sosial berisi

keluhan tentang perasaan ketika mengalami kendala dalam menyelesaikan

skripsi. Hal ini membuat banyak mahasiswa yang menjadi subjek penelitian

tidak dapat menyelesaikan studinya tepat waktu. stres yang mahasiswa alami

dikarnakan Tuntutan akademik yang dihadapi mahasiswa tingkat akhir dalam

menyusun srkripsi seperti kesulitan mendapatkan referensi, keterbatasan waktu

penelitian, proses re visi yang berulang-ulang, ataupun dari luar diri mahasiswa

yaitu dosen pembimbing ditemui. terlebih saat ini sedang terjadi pandemi
54

wabah virus korona (covid 19) sehingga membuat mahasiswa mendapat

kesulitan untuk bertemu langsung dengan dosen pembimbiang atau penguji

dan hanya menggunakan wa (whatsapp). Stres yang dirasakan melebihi

kapasitas dan kemampuan seseorang bisa menjadi ancaman, misalnya

perubahan suasana hati, merasa gelisa, cemas dan kesulitan menyelesaikan

skripsi sehingga merasa tidak sanggup untuk menuntaskan, yang membuat

skripsi tidak kunjung selesai dan membuat masa studi menjadi lama. Karna

tuntutan akademik yang membuat mahasiswa terlalu keras dalam berfikir yang

akan menimbulkan stres sehingga mahasiswa akan sulit untuk mengontrol

emosinya yang berdampak pada peningkatan ketegangan dan kesulitan dalam

memulai tidur sehingga mengalami insomnia. Stres dan insomnia sama saling

terkait, stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan tidur seperti

insomnia. mahasiswa rentan mengalami kurang tidur dan memiliki gejala

seperti tidak bisa tidur atau terbangun tengah malam, tidak bisa melanjutkan

tidurnya dan bangun terlalu dini dipagi hari. Keadaan ini dapat berlangsung

sepanjang malam dan dalam berhari-hari, berminggu-minggu sehingga

menyebabkan efek yaitu berupa kelelahan, sulit untuk berkonsentrasi,

mengantuk saat beraktivitas di siang hari, penurunan motivasi, pelupa,

menyebabkan penuaan kulit, sakit kepala, dan performa sosial yang buruk.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Tingkat stres mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi di Universitas

Sariputra Indonesia Tomohon berada pada kategori stres berat

2. Kejadian insomnia pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi di

Universitas Sariputra Indonesia Tomohon berada pada kategori

insomnia berat

3. Hubungan anatara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada

mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi di Universitas Sariputra

Indonesia Tomohon berada pada kategori hubungan yang kuat

5.2 SARAN

1) Bagi Mahasiswa Usrit

Diharapkan agar menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa dalam

meningkatkan pengetahuan terkait tentang tingkat stres dan kejadian

insomnia juga mampu melakukan upaya pencegahan stres dan

insomnia

2) Bagi Istitusi

Agar dapat melakukan upaya pencegahan stres dan insomnia dengan

memberikan kebijakan kepada mahasiswa yang akan melakukan tugas

akhir diberikan waktu persiapan selama satu semester dan

mengajurkan orang tua mahasiswa lebih memberikan dukungan dan

55
56

motivasi serta memfasilitasi sarana dan prasarana pada mahasiswa

yang sedang menyusun skripsi

3) Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan dapat dikembangkan

dalam ilmu keperawata serta memperdalam penelitian ini dengan

menggunakan gangguan tidur, seperti narkolepsia, hypersomnia dan

parasomnia. dan dapat melakukan pengambilan sample dengan

responden yang lebih banyak agar hasil penelitian lebih akurat


57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto dan Suharmini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti. Rinke
Cipta. Jakarta

Astiko. 2013. Manajemen Emosi. Pt Bumi Aksara. Jakarta

Achmad Dan Husaini. 2012. Pengaruh Variabel Return On Assets. Return On


Equity. Net Profit Margin Dan Earning Per Share Terhadap Stres Harga Di
Perusahaan. Jurnal Profit. Universitas Brawijaya

Asmadi, 2008, Konsep dasar keperewatan : Jakarta EGC.

Bertens. 2005, sikologi pendidikan. PT Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta

Brunner dan Suddart. 2001. buku ajaran keperawatan medical bedah alih bahasa
agung waluyo. edisi 8. EGC. Jakarta

Comfort, R. 2010 mengatasi insomnia. Kiat praktik dan alkitabiah untuk membantu
orang yang sulit tidur. Inspirasi. Jakarta

Deshinta 2010. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat. Jakarta

Dellauner and Lander, 2012, fundamental of noursing standers & practice, cinah!
Informations system, di unduh pada januari 2018, www.vivanews.com.

Evanjeli.a.l. 2012. Hubungan Antara Stres, Somatisasi Dan Kebahagiaan. Laporan


Penelitian.Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yogyakata

Findah Khamelia, 2012 ,,hubungan tingkat stres dengan gangguan poa tidur pada
mahasiswa D IV kebidanan” jurnal publikasi.

Greson, Looker, Terry and Olga. 2005. new study examines teenager and Exams
stres: CV. Sagung seto

Goodyer IM, Bacon A, Ban M, Croudace T, Herbert J Serotonin TG, Morning Cortisol
And Subsequent Depression In Adolescents

Hanso, 2010, Statistic Kesehatan Jakarta, Rajawali Pres

Kemenkes. 2013. Gambaran usia lanjut di Indonesia. Kementrian kesehatan RI.


Jakarta

Kozier, 2010,Fundamental Nursing: Copnet, Prosess, And Practice 7*Ed . New


Jersey: Pearson Education, Inc.

Losyk.B. 2005 kendalikan tres anda : cara mengatasi stres dan sukses di tempat
kerja. gramedia pustaka. Jakarta
58

Lubis dan Nurlaila. 2010, mengapa tingkat stres pelajar makin tinggi, Style sheet, Di
unduh pada November 2017, www.vivanews.com/news/read/120642

Munir,B. 2015. Neurologi dasar. Sagung seto. Jakarta

Mubarak. WI, Lilis.I, Joko.S 2015. Buku Ajaran Ilmu Keperawatan Dasar. Salemba
Medika. Jakarta

Nurdin, Arsin Dan Thaha 2018. Kualitas hidup penderita insomnia pada mahasiswa.
Jurnal MKMI, 14 (2) doi: 10.30597/mkmi.v14i1.3464

Nursalam. 2013. Metode penelitian ilmu keperawatan. Salemba Medika. Jakarta

2016. Metode penelitian keperawatan: praktik. Ed. 4. selemba medika.


Jakarta

Notoadmojo. 2007, Kesehatan Masyarakat : Ilmu Dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta

2010. Kesehatan Masyarakat : Ilmu Dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta

2012. Kesehatan Masyarakat : Ilmu Dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta

2013. Kesehatan Masyarakat : Ilmu Dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta

Prakasa dan Aditia, 2012. Hubungan tingkat stres dengan kwalitas tidur pada
mahasiswa. Fakultas kedokteran universitas lampung. Hlm 1 diakses dari
jornal. Universitas lampung,ac.id

Potter and Perry. 2005, Buku ajar fundamental keperawatan. Graha pustaka , 2015,
Buku ajar fundamental keperawatan. Graha pustaka. Jakarta

2010. Buku ajar fundamental keperawatan. Konsep proses danpraktik. EGC.


Jakarta

Purwanto. 2008. Mengatasi Insomnia Dengan Terapi Relaksasi. Universitas


Muhamadyah Surakarta, Vol 1 No 2

Richard.L. 2010. Era baru menajemen. Edisi 9. Buku 2. Salemba 4.jakarta

Rafidah.K, Azizah.A, Norzaidi.M.D, Chong.S.C, Salwani.M.I And Noraini.I. 2009,


stres and academic performance empirical evidence from university students,
dilihat 30 Desember 2017, <http://proquest.umi.com/

Riwidikdo H. 2008. Statistic kesehatan. Mitra cendikia press. Yogyakarta

Sofaria dan Saputra, 2005, manajemen emosi. Bumi Aska. Jakarta

Sulistyowati dan Khairin 2014. Perbedaan insomnia sebelum dan sesudah mandi air
hangat pada wanita menopause didusun laren di desa laren-lamongan surya,
3. Diankes pada tanggal 25 novemer 2016. Stikesmuhla.ac.id

Suryani. 2008. The prevalence of sleep discorders in college Health. Vol.59.No.2


59

Safaria.T dan Saputra.N.E 2005, Manajemen emosi, Ed. Revisi. Bumi Aska. Jakarta

2009, Manajemen emosi, Ed. Revisi. Bumi Aska. Jakarta

2015, manajemen emosi. Bumi Aska. Jakarta

Suzanne and Brenada. 2008, Text Book Of Medical Surgical Nursing: Philadelpia
Lippincott Williams Dan Wilkins.

Sugiono, 2016. Metode penelitian kuantitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung

Suwartika, Ira, Agus.N, Edi.R 2014 Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan
Dengan Tingkat Stres Akademik Mahasiswa Regular (SAR) Di Klinik
Penyakit Mulut RSGM FKG Universitas Jember Pada Tahun 2014. Jurnal
Pustaka Kesehatan. Vol.5,No.11 Hal 169 -176. Jember FKG Universitas
Jember

Sukadiyanto. 2010. Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik. Cv Lubuk


Agguang. Bandung

Sherwood Dan Laura.L. 2011 Fisiologi Manusia. EGC. Jakarta

Turana dan Yudha. 2007. Gangguan tidur. Insomnia. Diakses melalui


http://www.medikaholistik.com pada tanggal 18 mei 2016

Yates. 2006. Ansietas disorder. http/www.emedicine.com (Mei, 2011)


FORMULIR PERMOHONAN RESPONDEN MENJADI RESPONDEN

Responden yang saya hormati.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : MILITIA CHRISTY ELLA

Nim : 16061047

Adalah mahasiswa fakultas keperawatan, yang akan melakukan penelitian di


kampus universitas sariputra indonesia tomohon, adapun tujuan penlitian ini adalah
mengindentifikasi kesehatan mahasiswa.

Bersama ini saya mohon kesediaan saudara untuk mendatangani lembar


persetujuan dan menjawab pertanyaan dalam lembar kuesioner, jawaban saudara
adalah benar selama itu paling mewakili pendapat saudara, jawaban saudara akan
saya jaga kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Atas bantuanya dan parsitipasinya saya ucapkan terima kasih.

Tomohon, September 2019

Responden

……………………………..

60
61

PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawa ini menyetujui untuk menjadi responden
dalam penelitian yang dilakukan oleh :

Nama : MILITIA CHRISTI ELLA

Nim : 16061047

Judul penelitian : HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN


INSOMNIA PADA MAHASISWA DALAM
MENYELESAIKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS
SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON

Saya telah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini.
Saya mengerti bahwa peneliti ini tidak akan merugikan bagi saya dan identitas serta
jawaban yang saya berikan terjaga kerahasiaannya.

Demikian pernyataan ini saya tanda tangan tanpa adanya suatu paksaan.

Tomohon, September 2019

Peneliti responden

Militia Christy ella (……………………..)


62

KUISIONER TINGKAT STRES

Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mngkin sesuai

dengan pengalaman saudara/(i) dalam mengahadapi sitasi hidup sehari-hari.

Terdapat empat pilihan jawaban yang tersediah untuk setiap pertanyaan yaitu:

1. SL: Selalu

2 SR: Sering

3 KK: Kadang-kadang

4 TP: Tidak pernah

Selanjutnya saudara/(i) diminta untuk menjawab dengan cara

memberikan tanda (√) pada satu kolom yang sesuai pengalaman saudara/(i)

selama satu minggu belakangan ini

Nama mahasiswa :

Jenis kelamin :

Umur :

Pendidikan :

NO PERNYATAAN TP KK SR SL
1. Saya mudah sakit kepala karna skripsi
2 Saya mudah merasa gelisa
3 Saya merasa depresi dan putus asa jika

memikiran skripsi saya


4 Saya mudah marah dan mencari
63

kesalahan orang lain


5 Saya merasa gugup ketika akan maju

ujian nanti
6 Saya merasa sakit perut ketika sedang

mengerjakan skripsi
7 Saya merasa diri saya mudah tersinggung
8 Saya merasa emosi saya tidak stabil karna

terlalu memikirkan masalah mengenai

skripsi
9 Saya cepat merasa lelah
10 Saya merasa kehilangan semangat ketika

tidak mendapatkan solusi karna tidak ada

pencerahan dari dosen


11 Saya mudah takut tidak akan lulus
12 Saya takut dengan sikap pembimbing

yang tidak peduli dengan saya tentang

skripsi yang saya kerjakan


13 Saya merasa dosen pembimbing saya

memaksa pendapatnya untuk bahan

skripsi saya
14 Saya merasa berat badan saya menurun

karna pola makan saya tidak teratur


15 Saya sering sulit tidur
64
P P P P P P P P P1 P1 P1 P1 P1 P1 KONVERS
1 1 3 4 5 6 P7 8 9 0 1 2 3 4 5 T0TAL PERSEN I SKOR
2 3 3 1 2 2 2 2 3 4 3 2 1 2 1 33 55% 1 berat
3 4 2 4 2 4 3 4 3 3 3 2 3 2 2 44 73% 2 sedang
1 3 3 2 3 3 2 1 2 3 1 3 1 2 2 32 53% 1 berat
3 4 4 3 2 3 4 4 2 4 4 3 4 3 1 48 80% 3 ringan
3 4 3 2 4 3 4 4 1 3 3 3 3 4 3 47 78% 3 ringan
4 2 4 2 2 3 2 4 2 3 4 2 3 3 4 44 73% 2 sedang
2 1 3 3 1 3 3 3 3 1 1 3 2 2 1 32 53% 1 berat
3 4 3 4 4 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 49 82% 3 ringan
2 3 2 3 1 3 3 2 1 3 1 3 1 2 1 31 52% 1 berat
2 2 3 2 1 1 3 2 1 3 4 3 2 3 3 35 58% 2 sedang
2 3 1 1 2 1 2 1 2 1 3 4 3 2 1 29 48% 1 berat
3 1 2 2 3 2 1 1 2 2 3 3 2 1 2 30 50% 1 berat
3 4 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 44 73% 2 sedang
1 3 1 2 3 2 3 1 3 1 3 1 3 2 3 32 53% 1 berat
4 3 2 3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 2 4 49 82% 3 ringan
3 4 2 4 3 3 4 2 3 4 3 2 3 2 2 44 73% 2 sedang
1 3 1 3 3 1 3 3 1 3 2 3 3 1 1 32 53% 1 berat
1 3 2 3 2 3 3 1 2 1 1 2 3 1 2 30 50% 1 berat
2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 3 3 36 60% 2 sedang
2 2 1 1 3 2 1 2 2 1 3 1 2 3 2 28 47% 1 berat
3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 2 48 80% 3 ringan
2 4 3 1 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 40 67% 2 sedang
2 1 3 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 3 1 30 50% 1 berat
1 3 3 3 2 3 2 2 1 1 2 2 1 2 3 31 52% 1 berat
4 4 3 2 2 4 4 2 2 2 4 3 3 4 3 46 77% 2 sedang

65
66

3 3 3 4 4 2 4 4 2 4 4 3 2 4 4 50 83% 3 ringan
3 2 2 1 2 3 2 3 4 3 2 2 4 3 3 39 65% 2 sedang
3 3 2 3 2 2 1 1 3 1 2 3 2 1 1 30 50% 1 berat
2 2 1 2 3 1 3 2 1 3 1 2 2 3 2 30 50% 1 berat
2 2 1 2 1 3 1 2 1 3 3 3 2 1 2 29 48% 1 berat
1 3 3 2 2 1 2 2 3 4 2 3 3 4 4 39 65% 2 sedang
2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 50 83% 3 ringan
3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 3 1 29 48% 1 berat
1 2 3 3 2 1 3 1 3 1 3 1 3 2 1 30 50% 1 berat
2 1 1 3 3 3 2 1 3 2 1 2 1 1 2 28 47% 1 berat
3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 3 2 2 2 47 78% 2 sedang
3 1 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 4 3 3 36 60% 2 sedang
1 3 2 1 2 1 2 1 3 3 3 3 3 2 2 32 53% 1 berat
2 2 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 47 78% 3 ringan
3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 2 44 73% 2 sedang
2 3 4 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 42 70% 2 sedang
2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 4 3 3 43 72% 2 sedang
1 1 3 1 3 3 1 3 1 3 1 2 2 2 4 31 52% 1 berat
2 1 3 3 1 3 3 1 1 3 3 3 1 3 1 32 53% 1 berat
3 4 2 3 2 3 1 2 2 2 3 2 3 4 2 38 63% 2 sedang
2 1 2 2 1 3 3 1 1 3 1 1 3 2 4 30 50% 1 berat
1 3 1 3 1 1 3 3 3 2 2 3 2 2 1 31 52% 1 berat
1 1 2 2 1 3 2 3 3 1 2 1 1 2 3 28 47% 1 berat
3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 48 80% 3 ringan
3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 52 87% 3 ringan
1 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 1 2 43 72% 2 sedang
3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 45 75% 2 sedang
67

4 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 4 3 2 4 35 58% 2 sedang
1 1 2 1 1 3 1 1 3 1 3 2 4 3 4 31 52% 1 berat
2 3 1 3 4 1 1 1 3 1 2 3 1 3 1 30 50% 1 berat
1 2 3 2 1 4 2 4 2 2 1 2 3 1 2 32 53% 1 berat
2 1 1 2 3 1 1 1 3 1 4 3 1 1 2 27 45% 1 berat
2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 1 2 2 3 1 33 55% 1 berat
2 3 1 1 3 2 2 2 3 1 1 1 3 2 2 29 48% 1 berat
2 3 2 3 2 1 1 1 1 2 3 1 4 1 3 30 50% 1 berat
3 3 3 2 2 4 3 3 2 1 4 2 4 2 2 40 67% 2 sedang
2 2 4 3 3 3 2 4 2 4 4 3 4 3 4 47 78% 3 ringan
3 1 3 1 1 2 3 1 2 3 3 1 2 3 2 31 52% 1 berat
1 3 1 2 2 2 1 4 3 1 2 2 3 1 2 30 50% 1 berat
Statistics
tingkatstres
N Valid 64
Missing 0
Mean 1.66
Mode 1
Std. Deviation .761
Variance .578
Minimum 1
Maximum 3
Sum 106

Tingkatstres
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid berat 33 51.6 51.6 51.6
sedang 20 31.3 31.3 82.8
ringan 11 17.2 17.2 100.0
Total 64 100.0 100.0

68
69

KUESIONER KEJADIAN INSOMNIA

Petunjuk: untuk mengisi data dibawa ini saudara/(i) diminta untuk menjawab

dengan cara memberikan tanda (√) pada satu kolom yang sesuai

pengalaman saudara/(i) selama satu minggu belakangan ini

Nama mahasiswa :

Jenis kelamin :

Umur :

Pendidikan :

No PERTANTAAN TP KK SR SL

1 Apakah anda sulit untuk


memulai tidur?
2 Apakah tiba-tiba anda
terbangu pada malam hari?
3 Apakah anda terangun lebih
awal?
4 Apakah anda merasa sakit
kepala pada siang hari?
5 Apakah anda merasa ngantuk
pada siang hari?
6 Apakah anda merasa kurang
puas dengan tidur anda?
7 Apakah anda merasa kurang
nyaman, gelisa saat tidur
8 Apakah anda mendapat mimpi
buruk?
9 Apakah badan anda merasa
lema, letih, kurang
70

tenagasetelah tidur?
10 Apakah anda mengonsumsi
minuman berkafein seperti
kopi dan teh?
11 Apakah anda kurang tidur 6
jam dari semalam?

p p p p p1 p1 pense konvers
NO p1 2 3 p4 p5 p6 p7 8 9 0 1 total n i skor
1 2 2 2 2 3 4 3 2 1 2 1 24 55% 1 berat
2 2 4 3 4 3 3 3 4 3 2 2 33 75% 2 sedang
3 3 3 2 1 2 3 1 3 1 2 4 25 57% 2 sedang
4 4 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 34 77% 3 ringan
71

5 4 3 4 4 1 3 3 3 3 4 4 36 82% 3 ringan
6 2 3 2 1 2 3 2 2 3 3 2 25 57% 2 sedang
7 2 3 3 3 3 1 1 2 2 2 1 23 52% 1 berat
8 1 2 1 3 2 1 3 3 3 1 2 22 50% 1 berat
9 1 3 3 2 1 3 4 3 1 2 4 27 61% 2 sedang
10 1 1 3 2 1 3 4 3 2 3 3 26 59% 2 sedang
11 3 4 2 4 2 4 3 4 3 2 4 35 80% 3 ringan
12 1 2 2 1 2 2 3 1 2 3 2 21 48% 1 berat
13 1 3 1 2 2 3 2 3 2 4 2 25 57% 2 sedang
14 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 23 52% 1 berat
15 4 2 3 4 3 4 2 3 4 2 4 35 80% 3 ringan
16 2 3 2 2 3 1 3 2 3 4 2 27 61% 2 sedang
17 1 2 1 3 1 3 1 3 3 2 3 23 52% 1 berat
18 2 1 3 4 2 1 3 2 2 1 3 24 55% 1 berat
19 2 3 1 2 1 2 2 3 1 3 2 22 50% 1 berat
20 3 2 2 2 2 1 3 1 2 3 2 23 52% 1 berat
21 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 2 35 80% 3 ringan
22 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 30 68% 2 sedang
23 2 3 1 2 2 3 1 2 2 3 1 22 50% 1 berat
24 1 3 2 2 4 1 2 2 1 3 3 24 55% 1 berat
25 2 4 4 2 2 2 4 3 3 4 3 33 75% 2 sedang
26 4 2 3 3 2 4 3 4 2 4 4 35 80% 3 ringan
27 2 3 2 3 4 3 2 2 4 3 3 31 70% 2 sedang
28 2 2 1 1 3 1 2 3 2 1 1 19 43% 1 berat
29 3 1 3 2 1 3 2 2 2 2 2 23 52% 1 berat
30 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 2 35 80% 3 ringan
31 1 3 2 2 3 1 2 2 1 3 2 22 50% 1 berat
32 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 37 84% 3 ringan
33 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 1 22 50% 1 berat
34 2 1 3 1 3 1 3 1 3 2 3 23 52% 1 berat
35 3 3 2 1 3 2 1 2 1 1 2 21 48% 1 berat
36 4 2 4 3 4 2 4 3 2 2 2 32 73% 2 sedang
37 2 3 2 2 1 2 2 3 4 3 3 27 61% 2 sedang
38 2 1 2 1 3 3 3 3 1 2 2 23 52% 1 berat
39 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 38 86% 3 ringan
40 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 2 32 73% 2 sedang
41 2 1 3 2 2 2 1 3 1 2 3 22 50% 1 berat
42 1 3 2 1 3 1 3 1 4 3 1 23 52% 1 berat
43 1 3 1 3 1 3 1 2 2 1 2 20 45% 1 berat
44 1 3 3 1 1 3 3 3 1 3 1 23 52% 1 berat
45 2 3 1 2 2 2 4 2 3 4 2 27 61% 2 sedang
72

46 1 3 3 1 1 3 4 1 3 2 1 23 52% 1 berat
47 4 1 1 3 1 2 2 1 2 2 1 20 45% 1 berat
48 1 3 2 3 3 1 2 1 3 2 3 24 55% 1 berat
49 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 36 82% 3 ringan
50 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 39 89% 3 ringan
51 3 3 3 4 4 3 4 4 2 1 2 33 75% 2 sedang
52 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 32 73% 2 sedang
53 2 1 1 2 2 2 3 4 3 2 4 26 59% 2 sedang
54 1 3 1 1 3 1 3 2 1 3 1 20 45% 1 berat
55 4 1 1 1 3 1 2 3 1 3 1 21 48% 1 berat
56 1 4 2 4 2 2 1 2 3 1 2 24 55% 1 berat
57 3 1 1 1 3 1 4 3 1 1 2 21 48% 1 berat
58 3 3 2 2 1 3 1 2 2 3 1 23 52% 1 berat
59 3 2 2 2 3 1 1 1 3 2 2 22 50% 1 berat
60 2 1 1 1 1 2 3 1 4 1 3 20 45% 1 berat
61 2 4 3 3 2 1 4 2 4 2 2 29 66% 2 sedang
62 3 3 2 1 2 4 4 3 4 3 1 30 68% 2 sedang
63 1 2 3 1 2 3 3 1 2 3 2 23 52% 1 berat
64 2 2 1 4 3 1 2 2 3 1 2 23 52% 1 berat

Statistics
Kejadianinsomnia
N Valid 64
Missing 0
73

Mean 1.64
Mode 1
Std. Deviation .764
Variance .583
Minimum 1
Maximum 3
Sum 105

Kejadianinsomnia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid berat 34 53.1 53.1 53.1
sedang 19 29.7 29.7 82.8
ringan 11 17.2 17.2 100.0
Total 64 100.0 100.0

TINGKAT KEJADIAN
NO UMUR JENIS KELAMIN PENDIDIKAN STRES INSOMNIA
1 1 2 1 1 1
2 1 2 1 2 2
3 1 1 1 1 2
4 1 2 1 3 3
5 1 2 1 3 3
6 2 2 1 2 2
74

7 1 2 1 1 1
8 1 2 1 3 1
9 1 1 1 1 2
10 1 2 1 2 2
11 1 2 1 1 3
12 1 1 1 1 1
13 1 2 1 2 2
14 1 2 1 1 1
15 1 2 1 3 3
16 2 2 1 2 2
17 1 2 1 1 1
18 1 2 1 1 1
19 1 2 1 2 1
20 2 2 1 1 1
21 1 2 1 3 3
22 1 2 1 2 2
23 1 2 1 1 1
24 1 1 1 1 1
25 1 1 1 2 2
26 1 2 1 3 3
27 1 2 1 2 2
28 1 2 1 1 1
29 1 2 1 1 1
30 1 2 1 1 3
31 2 1 1 2 1
32 2 1 1 3 3
33 1 2 1 1 1
34 1 2 1 1 1
35 1 1 1 1 1
36 1 2 1 2 2
37 1 2 1 2 2
38 1 2 1 1 1
39 1 2 1 3 3
40 1 2 1 2 2
41 2 2 1 2 1
42 1 2 1 2 1
43 2 1 1 1 1
44 2 1 1 1 1
45 1 2 1 2 2
46 1 1 1 1 1
47 1 1 1 1 1
75

48 1 1 1 1 1
49 1 1 1 3 3
50 1 1 1 3 3
51 1 1 1 2 2
52 1 1 1 2 2
53 1 1 1 2 2
54 1 1 1 1 1
55 1 2 1 1 1
56 1 2 1 1 1
57 1 2 1 1 1
58 1 2 1 1 1
59 1 1 1 1 1
60 1 1 1 1 1
61 1 2 1 2 2
62 1 2 1 3 2
63 2 2 1 1 1
64 1 2 1 1 1

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-27 55 85.9 85.9 85.9
28-38 9 14.1 14.1 100.0
Total 64 100.0 100.0
76

Jeniskelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 21 32.8 32.8 32.8
perempuan 43 67.2 67.2 100.0
Total 64 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid s1 64 100.0 100.0 100.0

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkatstres * 64 100.0% 0 0.0% 64 100.0%
kejadianinsomnia
77

tingkatstres * gangguanpolatidur Crosstabulation


Kajadian insomnia
berat Sedang Ringan Total
tingkatstres berat Count 29 2 2 33
% within tingkatstres 87.9% 6.1% 6.1% 100.0%
% within kejadianinsomnia 85.3% 10.5% 18.2% 51.6%
% of Total 45.3% 3.1% 3.1% 51.6%
sedang Count 4 16 0 20
% within tingkatstres 20.0% 80.0% 0.0% 100.0%
% within kejadianinsomnia 11.8% 84.2% 0.0% 31.3%
% of Total 6.3% 25.0% 0.0% 31.3%
ringan Count 1 1 9 11
% within tingkatstres 9.1% 9.1% 81.8% 100.0%
% within kejadianinsomnia 2.9% 5.3% 81.8% 17.2%
% of Total 1.6% 1.6% 14.1% 17.2%
Total Count 34 19 11 64
% within tingkatstres 53.1% 29.7% 17.2% 100.0%
% within kejadianinsomnia 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 53.1% 29.7% 17.2% 100.0%

Spearman's rho Tingkatstres Correlation Coefficient 1.000 .732**


Sig. (2-tailed) . .000
N 64 64
**
Kejadianinsomnia Correlation Coefficient .732 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 64 64
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
78
79
80

Anda mungkin juga menyukai