Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MENINGITIS

Dosen Pengampuh : Ns. Ardin, M.Kep

Di susun

Oleh

Sri Devi Djamal ( 201901159 )

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA

NUSANTARA PALU

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena atas berkat dan rahmat-Nya maka Makalahmeningitis ini dapat
diselesaikan dengan baik, rapih, dan simetris sebagaimana yang sudah
ditentukan.

Penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu


baik itu secara langsung maupun tidak langsung sejak awal pembuatan
Makalah ini mulai dari pengumpulan data hingga selesainya pembuatan
makalah ini. Semua kebaikan dan kesetiaan Bapak/Ibu/Saudara(i)
tersebut tidak dapat penulis balas hanya dengan seuntai ungkapan rasa
syukur sekalipun. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua budi
baik Bapak/Ibu/Saudara(i).

Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari


Bapak/Ibu/Saudara(i) yang telah membaca makalah ini, karena hal itu
akan menjadikan pertimbangan dan motivasi penulis dalam pembuatan
makalah berikutnya.

Palu, 5 juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan masalah……………………………………………………
C. Tujuan ................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI PENYAKIT

A. Pengertian.............................................................................................
B. Etiologi.................................................................................................
C. klasifikasi..............................................................................................
D. manifestasi klinis..................................................................................
E. patofisiologi..........................................................................................
F. Pemeriksaan penunjang………………………………………………
G. penatalaksanaan…………………………………………………........
H. komplikasi............................................................................................

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian………………………………………………………….....
B. Diagnosa keperawatan………………………………………………..
C. Intervensi………………………………………………………….......
D. Implementasi…………………………………………………………..
E. Evaluasi…………………………………………………………..........

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dewasa ini penyakit meningitis merupakan penyakit yang serius
karena letaknyadekat dengan otak dan tulang belakang sehingga dapat
menyebabkan kerusakankendali gerak, pikiran, bahkan
kematian.Kebanyakan kasus meningitis disebabkanoleh mikroorganisme
seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalamdarah dan
cairan otak.
Di barat Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300
juta jiwa manusia.Pada 1996 terjadi wabah meningitis dimana 250.000
orang menderita penyakit inidengan 25.000 korban jiwa. Meningitis
bacterial terjadi pada kira-kira 3 per 100.000orang setiap tahunnya di
Negara-negara barat. Studi populasi secara luasmemperlihatkan bahwa
meningitis virus lebih sering terjadi sekitar 10,9 per 100.000orang, dan
lebih sering terjadi pada musim panas. Di Brasil, angka meningitis
bacterial lebih tinggi, yaitu 45,8 per 100.000 orang setiap tahun.Oleh
karena itu mengingat jumlah penyebaran penyakit infeksi
meningitissemakin hari semakin meningkat, kami bermaksud untuk
mengulas lebih lanjutmengenai penyakit Meningitis melalui makalah
yang berisi laporan pendahuluanserta asuhan keperawatan teori.

B. Rumusan masalah
Untuk mengetahui konsep laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan meningitis

C. Tujuan
Untuk menerapkan konsep laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan meningitis
BAB II
TINJAUAN TEORI PENYAKIT
A. Pengertian
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan
serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada
sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
meningitis adalah suatu reksi keradangan yang mengenai satu atau
semua apisan selaput yang membungkus jaringan otak dan sumsum
tulang belakang, yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa.
Disebabkan oleh bakteri spesifik atau nonspesifik atau virus.
B. Etiologi
1. Bakteri
Bakteri Merupakan penyebab tersering dari meningitis, adapun
beberapa bakteri yang secara umum diketahui dapat menyebabkan
meningitis adalah : Haemophillus influenza, Nesseria meningitides
(meningococcal), Diplococcus pneumoniae (pneumococcal),
Streptococcus, grup A, Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, Meningitis bakteri juga bisa
disebabkan oleh adanya penurunan system kekebalan tubuh seperti
AIDS.
2. Virus
Disebut juga dengan meningitis aseptic, terjadi sebagai akibat
akhir/sequeledari berbagai penyakit yang disebabakan oleh virus
spereti campak, mumps, herpes simplex dan herpes zoster.Pada
meningitis virus ini tidak terbentuk exudat dan pada pemeriksaan CSF
tidak ditemukan adanya organisme.Inflamasi terjadi pada korteks
serebri, white matter dan lapisan meninges.Terjadinya kerusakan
jaringan otak tergantung dari jenis sel yang terkena. Pada herpes
simplex, virus ini akan mengganggu metabolisme sel, sedangkan jenis
virus lain bisa menyebabkan gangguan produksi enzyme
neurotransmitter, dimana hal ini akan berlanjut terganggunya fungsi
sel dan akhirnya terjadi kerusakan neurologist.
3. Jamur
Meningitis cryptococcal merupakan meningitis karena jamur yang
paling serimh, biasanya menyerang SSP pada pasien dengan AIDS.
Gejala klinisnya bervariasi tergantungdari system kekebalan tubuh
yang akan berefek pada respon inflamasi. Gejala klinisnya bia disertai
demam atau tidak, tetapi hamper semuaklien ditemukan sakit kepala,
nausea, muntah dan penurunan status mental
4. Protozoa
5. Faktor pencetus terjadinya meningitis bacterial diantaranya adalah :
a. Otitis media
b. Pneumonia
c. Sinusitis
d. Sickle cell anemia
e. Fraktur cranial, trauma otak
f. Operasi spinal
C. Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang
terjadi pada cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piameter
yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya
adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus,
Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta adalah radang bernanah arakhnoid dan
piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya
antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria
meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss,
Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
D. Manifestasi klinis
1. Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
2. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
3. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak
responsif, dan koma.
4. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
5. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami
kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
6. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam
keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan
sempurna.
7. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi
lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah
pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi
ektremita yang berlawanan.
3. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
4. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK
akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda
perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa
dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan
penurunan tingkat kesadaran.
5. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis
meningokokal.
6. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi
tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda
koagulopati intravaskuler diseminata
E. Pathofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti
dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula
spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis
media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur
bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis.Saluran vena
yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran
mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya
ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi
radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat
menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral.Jaringan
serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen,
vaskulitis dan hipoperfusi.Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar
otak dan medula spinalis.Radang juga menyebar ke dinding membran
ventrikel serebral.Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan
fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada
darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan
peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum
terjadi meningitis.Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan
adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi
(pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya
kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh
meningokokus.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Lumbal Pungsi
Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel
dan protein.cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan
adanya peningkatan TIK.
2. Meningitis bacterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut,
leukosit dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur posistif
terhadap beberapa jenis bakteri.
3. Meningitis Virus : tekanan bervariasi, CSF jernih, leukositosis,
glukosa dan protein normal, kultur biasanya negative
4. Glukosa & LDH : meningkat
5. LED/ESRD : meningkat
6. CT Scan/MRI : melihat lokasi lesi, ukuran ventrikel, hematom,
hemoragik
7. Rontgent kepala : mengindikasikan infeksi intracranial
8. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan
daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
9. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat
ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau
tumor
10.Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra
kranial
11.Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil
( infeksi bakteri )
G. Penatalaksanaan
1. Antibiotik sesuai jenis agen penyebab
2. Steroid untuk mengatasi inflamasi
3. Antipiretik untuk mengatasi demam
4. Antikonvulsant untuk mencegah kejang
5. Neuroprotector untuk menyelamatkan sel-sel otak yang masih bisa
dipertahankan
6. Pembedahan : seperti dilakukan VP Shunt ( Ventrikel Periton
H. Komplikasi
1. Gangguan pembekuan darah
2. Syok septic
3. Demam yang memanjang
4. Hidrosefalus obstruktif
5. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
6. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal
bilateral)
7. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
8. Efusi subdural
9. Kejang Edema dan herniasi serebral
10. Cerebral palsy
11. Gangguan mental Gangguan belajar
12. Attention deficit disorder
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian meliputi :
1. Biodata klien
2. Riwayat kesehatan yang lalu
a. Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
b. Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
c. Pernahkah operasi daerah kepala ?
3. Riwayat kesehatan sekarang
a. Aktivitas
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia,
kelumpuhan, gerakan involunter.
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK.
Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi
berat, taikardi, disritmia.
c. Eliminasi
Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
d. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia,
muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.
e. Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
f. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang
terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia,
fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda : letargi
sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi,
kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang
umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig
positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun
dan reflek kremastetik hilang pada laki-laki.
g. Nyeri/keamanan
Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah,
menangis.
h. Pernafasan
Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja
pernafasan.
B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan
diseminata hematogen dari pathogen
2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan
sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
3. Risiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang
umum/fokal, kelemahan umum, vertigo.
4. Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam
sirkulasi.
5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan
neuromuskular, penurunan kekuatan
6. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian
C. Intervensi
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan
diseminata hematogen dari patogen.
a. Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan
b. Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.
c. Pantau suhu secara teratu
d. Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus
menerus
e. Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan
nfas dalam
f. Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau )
g. Kolaborasi
h. Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol,
gentamisin.
2. Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan
sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
a. Tirah baring dengan posisi kepala datar
b. Pantau status neurologis
c. Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang
d. Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan
dan haluaran
e. Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan
f. Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat
g. Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit )
h. Pantau BGA
i. Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen
3. Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang
umum/vokal, kelemahan umum vertigo.
a. Pantau adanya kejang
b. Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang
jalan nafas buatan
c. Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin,
diaepam, venobarbital.
4. Nyeri (akut ) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam
sirkulasi
a. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata,
berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan
rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher
b. Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)
c. Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.
d. Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher
e. Berikan anal getik, asetaminofen,codein
5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan
neuromuskuler.
a. Kaji derajat imobilisasi pasien
b. Bantu latihan rentang gerak
c. Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab
d. Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra
atau air perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional
e. Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.
6. Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis
a. Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam
perasaaan, sensorik dan proses piker
b. Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin
c. Observasi respons perilaku
d. Hilangkan suara bising yang berlebihan
e. Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik
f. Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas
g. Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.
7. Ansietas sehubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
a. Kaji status mental dan tingkat ansietasnya
b. Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan
prosedur
c. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan
d. Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta
petunjuk sumber penyokong.
D. Implementasi
Merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana
yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
E. Evaluasi
Merupakan tindakan intetelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan,
rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan

serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada

sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).

Penyebab terjadinya meningitis yaitu :

1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Protozoa
5. Faktor pencetus terjadinya meningitis bacterial diantaranya adalah :
a. Otitis media
b. Pneumonia
c. Sinusitis
d. Sickle cell anemia
e. Fraktur cranial, trauma otak
f. Operasi spinal
Klasifikasi meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan
perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piameter
yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah
Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus,
Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter
yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain :
Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis
(meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus,
Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Peudomonas aeruginosa.
B. Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya

mahasiswa keperawatan dapat memperoleh ilmu yang lebih tentang

penyakit meningitis dan bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada

pasien dengan meningitis.Semoga makalah ini dapat dijadikan sumber

literature yang layak digunakan untuk mahasiswa.


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N

Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3.

Jakarta : EGC

Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada

University Press

Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses

Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.

L. Betz, Cecily, Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan

Pediatric.Jakarta : EGC.

http://gudangkeperawatan.blogspot.com/2009/02/laporan-pendahuluan-

meningitis.html. Diakses pada tanggal 1 April , 2010.

Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease

Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4.Jakarta : EGC; 1994.

Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa
Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai