Anda di halaman 1dari 4

BAB VIII

PEMBAHASAN

1.1 Pembahasan

Emulgel adalah sediaan baik dari emulsi tipe air dan minyak atau minyak dalam air
yang dicampurkan dengan gelling agent, dimana penggabungan dari emulsi dan gel akan
meningkatkan stabilitas dan membuat sistem kontrol rilis ganda (Purushottam, 2013).
Emulgel merupakan bagian dari gel. Bentuk sediaan emulgel pada praktikum farmasetika
sediaan semi solid yang dibuat kali ini adalah sediaan emulgel untuk bahan aktif
Diethylamine Diclofenac 1%
Pada praktikum ini kami membuat emulgel, dimana bahan aktifnya adalah
Diethylamine Diclofenac 1% yang sering digunakan sebagai bahan utama dari emulgel
dengan khasiat sebagai anti-inflamasi dan analgesik. yaitu membantu meredakan nyeri atau
sakit dan peradangan. Adapun alasan pemilihan Diethylamine Diclofenac sebagai bahan
aktif dikarenakan bahan aktifnya bersifat stabil, tidak berbau, bahan aktif tidak toksik dan
tidak mengiritasi sehingga akan meningkatkan asseptabilitas dari sediaan pada kulit;
kompatibel dengan bahan-bahan tambahan yang digunakan dan sesuai dengan tujuan efek
terapeutik dari bahan aktif tersebut.
Formula dasar dalam pembuatan emulgel Diethylamine Diclofenac ini terdiri dari
Bahan aktif (Diethylamine Diclofenac); gelling agent Carbomer yang dinetralkan dengan
TEA); pengawet (metil paraben dan propil paraben ); emulgator (Tween dan Span);
antioksidan (BHT dan Na-EDTA), fixed oil (Oleum Olive), Humektan (Propilenglikol).
Digunakan emulgator berupa campuran tween yang larut dalam air dan span yang larut
dalam minyak dikarenakan sediaan yang dibuat terdiri dari emulsi yang tidak stabil sehingga
emulgator berfungsi untuk menstabilkan sediaan yang dibentuk dalam sediaan emulgel;
penambahan propil paraben sebagai pengawet yang larut dalam minyak dan metil paraben
yang larut dalam air dikarenakan sediaan mengandung fase air yang merupakan media
pertumbuhan mikroba dan meningkatkan stabilitas sediaan dalam penyimpanan, gelling
agent yang berfungsi untuk mengembangkan sediaan, fixed oil berupa oleum olive sebagai
minyaknya; humektan berupa propilenglikol yang berfungsi untuk mencegah penguapan
dari sediaan; diperlukan pula BHT atau Butyl Hydroxy Toluena yang larut dalam minyak
dan Na-metabisulfit yang larut dalam air sebagai antioksidan untuk mencegah ketengikan
akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak dan propilenglikol.
Pembuatan formulasi sediaan emulgel dapat dimulai dengan membuat 2 bagian
yaitu bagian gelling agent dan emulsi. Untuk emulsi terbagi menjadi 2 fase yaitu fase
minyak yang terdiri dari oleum olive, propil paraben, BHT, span, Na diklofenak sedangkan
untuk fase air terdiri dari propilenglikol, Na metabisulfit, tween, metil paraben, kedua fase
tersebut dipanaskan di waterbath. Untuk bagian gelling agent digunakan gelling agent yang
dirancang Carbomer yang ditabur pada air yang telah diukur dan diaduk ad mengembang
(untuk gelling agent Carbomer perlu ditambah TEA sebagai penetral untuk mendapatkan pH
sediaan yang netral. Setelah itu bagian emulsi dimasukkan ke dalam bagian gelling agent
dan digerus pelan ad homogen. Setelah itu dimasukkan ke dalam wadah dan dilakukan
berbagai evaluasi.
Sebelum pembuatan skala besar (200 g), praktikan memformulasikan tiga formulasi
dengan penggunaan gelling agent yang berbeda dengan konsentrasi yang berbeda. Formulasi
tersebut dilakukan dalam skala kecil yaitu 20 gram untuk membandingkan hasil dari setiap
formula yang selanjutnya dipilih formula yang terbaik dan memenuhi persyaratan sediaan
emugel untuk dibuat skala besarnya.
Berdasarkan hasil skala kecil yang diperoleh, menunjukkan bahwa hasil skala kecil
yang menggunakan carbomer sebagai gelling agent menghasilkan sediaan yang bagus
dengan viskositas, warna yang dirasa sesuai dengan spesifikasi awal. Sehingga untuk skala
besar kami menggunakan formulasi dan %penggunaan yang sama yaitu formula 2.
Setelah proses pembuatan skala besar formula (200 gram) praktikan mengevaluasi
sediaan emulgel yang telah dibuat, yang meliputi uji organoleptis, uji pH, uji daya sebar, uji
viskositas, uji homogenitas dan uji aseptabilitas. Di industri biasanya melakukan uji
mikrobiologi dan uji kadar bahan aktif namun uji ini tidak dilakukan di lab.
Pada uji organoleptis, yang dilakukan uji secara visual yaitu warna, bau dan tekstur.
Untuk aroma, setelah penyimpanan >1 minggu, aromanya masih tetap aromatik khas cussion
baby. Dan untuk tekstur, sediaan emulgel yang kami buat tetap memiliki tekstur yang
lembut halus.
Dari uji homogenitas yang dilakukan replikasi sebanyak tiga kali, kelompok kami
memperoleh hasil yang homogen dalam sediaan yaitu dengan tidak adanya partikel kasar
pada sediaan. Sediaan yang homogen akan meningkatkan aseptabilitas pada konsumen.
Viskositas sediaan semisolid menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan
karena berkaitan dengan kenyamanan penggunaan. Emulgel harus mudah dioleskan dan
menempel pada kulit. Pada pengujian viskositas emulgel, didapatkan hasil 20.000 cps pada
speed 30rpm dengan faktor koreksi 200. Dapat kita ketahui sediaan emulgel kelompok kami
tidak memenuhi persyaratan viskositas yaitu 4000-40000 cps yang berarti bahwa emulgel
yang telah dibuat memiliki kekentalan yang tinggi. Berdasarkan hasil dapat kita ketahui
bahwa apabila kecepatan pengadukan ditingkatkan pada viskometer maka viskositas yang
diperoleh akan semakin menurun. Viskositas sediaan emulgel dipengaruhi oleh konsentrasi
bahan dan gelling agent yang digunakan. Viskositas mempengaruhi daya sebar suatu
sediaan, semakin besar viskositasnya maka daya sebarnya akan semakin kecil dan
sebaliknya. Dengan demikian untuk membuat suatu emulgel dapat diperkirakan
viskositasnya sesuai tujuan yang diinginkan.
Pada pemeriksaan pH menggunakan pH meter. Adapun syarat pH sediaan yang
dirancang yaitu 4.5-6.5. pH sangatlah berpengaruh pada mutu sediaan terutama pada
masalah tumbuhnya mikroba akibat ketidakstabilan pH dari bahan aktif, dan apabila pH
tidak memenuhi persyaratan maka akan cenderung berubah sifat fisiknya seperti bau tengik,
warna tidak sesuai dengan yang di formulasikan, bentuk dan tekstur menjadi berubah
apabila disimpan dalam jangka waktu lama. Jika pH terlalu basa akan membuat kulit
menjadi kering dan pecah, dan jika pH terlalu asam maka akan membuat kulit iritasi. Dari
hasil uji pH, didapatkan hasil pH rata-rata yaitu 5.39 yang menunjukkan bahwa pH sediaan
memenuhi rentang pH yang sudah ditentukan.
Uji yang selanjutnya adalah uji daya sebar yang bertujuan untuk mengetahui daya
sebar yang dapat ditempuh sediaan emulgel yang dibuat. Kemampuan penyebaran yang baik
akan memberikan kemudahan pengaplikasian pada permukaan kulit. Selain itu penyebaran
bahan aktif lebih merata sehinga dapat memberikan efek terapi yang lebih optimal. Daya
sebar yang baik menyebabkan kontak antara obat dengan kulit menjadi luas, sehingga
absorpsi obat ke kulit berlangsung cepat. Pada uji daya sebar, diameter penyebaran di ukur
pada setiap penambahan beban, dan saat sediaan berhenti menyebar maka perhitungan
diameter penyebaran dihentikan. Persyaratan daya sebar yang baik yaitu 5-7 cm. Pada
kelompok kami mendapatkan hasil daya sebar sebesar 6.2 cm. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil daya sebar sediaan emulgel yang dibuat memenuhi rentang persyaratan daya sebar
yang baik.
Kemudian selanjutnya adalah uji rendemen sediaan emulgel. Dimana uji tersebut
menghitung prosentasi kesalahan dari bobot akhir yang didapat. Bobot sediaan yang dibuat
untuk scale up adalah 200 gram, kemudian setelah itu sediaan scale up ditimbang dan
dihitung dengan cara (bobot yang diinginkan-bobot yang didapat) dibagi dengan bobot yang
diinginkan dan dikalikan 100%. Hasil yang didapat adalah 178,2 gram dengan prosentasi
kesalahan adalah 10,9%. Maksimal prosentasi rendemen yaitu 20% sehingga dapat
dikatakan kelompok kami memenuhi persyaratan.
Dan yang terakhir adalah uji acceptabilitas. Dimana uji tersebut menggunakan
questioner berisi indikator kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang ditimbulkan,
kelengketan, bekas yang ditinggalkan, kemudahan dicuci dengan air, aroma dan tekstur
dengan poin nilai 1-4. Questioner diberikan kepada mahasiswa/i dan diberikan sampel hasil
formula emulgel kelompok kami kemudian diberikan nilai setiap pernyataan. Hasil uji
aseptabilitas pada kelompok kami adalah pada kriteria kemudahan dioleskan adalah baik
dengan prosentasi 60% ; sensasi yang dihasilkan adalah baik dengan prosentasi 60%;
kelembutan adalah sangat baik dengan prosentasi 50%; bekas yang ditinggalkan adalah baik
dengan prosentasi 60%; kelengketan adalah baik dengan prosentase 70%; kemudahan dicuci
dengan air adalah baik dengan prosentase 70%; aroma adalah sangat baik dengan prosentase
50% . Dari hasil yang diperoleh kelompok kami menyimpulkan bahwa sediaan aseptibel
pada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai

  • Apa Yang Perlu Dilakukan Untuk Mencegah Dan Mengatasi Masalah Tersebut
    Apa Yang Perlu Dilakukan Untuk Mencegah Dan Mengatasi Masalah Tersebut
    Dokumen1 halaman
    Apa Yang Perlu Dilakukan Untuk Mencegah Dan Mengatasi Masalah Tersebut
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Efek Samping Ventolin
    Efek Samping Ventolin
    Dokumen1 halaman
    Efek Samping Ventolin
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Vaginitis Kel 2
    Vaginitis Kel 2
    Dokumen23 halaman
    Vaginitis Kel 2
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Obat DM & Hipertensi
    Obat DM & Hipertensi
    Dokumen57 halaman
    Obat DM & Hipertensi
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • KONTRASEPSI
    KONTRASEPSI
    Dokumen7 halaman
    KONTRASEPSI
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Lidocain 1
    Lidocain 1
    Dokumen2 halaman
    Lidocain 1
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • KONSTIPASI
    KONSTIPASI
    Dokumen4 halaman
    KONSTIPASI
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Apotek Fatih Farma1
    Apotek Fatih Farma1
    Dokumen6 halaman
    Apotek Fatih Farma1
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Tugas 3
    Tugas 3
    Dokumen10 halaman
    Tugas 3
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Annisa Semsol
    Annisa Semsol
    Dokumen3 halaman
    Annisa Semsol
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1 Revisi
    Tugas 1 Revisi
    Dokumen18 halaman
    Tugas 1 Revisi
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Bahaya Boraks D
    Bahaya Boraks D
    Dokumen3 halaman
    Bahaya Boraks D
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 2 Preskrip
    Kelompok 2 Preskrip
    Dokumen30 halaman
    Kelompok 2 Preskrip
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • PKM K Mila
    PKM K Mila
    Dokumen1 halaman
    PKM K Mila
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Form Resep Seri 2
    Form Resep Seri 2
    Dokumen1 halaman
    Form Resep Seri 2
    Adhea Fajarina Nugraheni
    Belum ada peringkat
  • BAB III Fitofar Tugas 6
    BAB III Fitofar Tugas 6
    Dokumen1 halaman
    BAB III Fitofar Tugas 6
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Bab 7 Emulgel
    Bab 7 Emulgel
    Dokumen6 halaman
    Bab 7 Emulgel
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Bab 7 Emulgel
    Bab 7 Emulgel
    Dokumen6 halaman
    Bab 7 Emulgel
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Halaman Awal Worksheet
    Halaman Awal Worksheet
    Dokumen12 halaman
    Halaman Awal Worksheet
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Emulgel
    Bab 3 Emulgel
    Dokumen11 halaman
    Bab 3 Emulgel
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Bab 5 Emulgel
    Bab 5 Emulgel
    Dokumen9 halaman
    Bab 5 Emulgel
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Indikasi
    Indikasi
    Dokumen1 halaman
    Indikasi
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • BAB III Fitofar Tugas 6
    BAB III Fitofar Tugas 6
    Dokumen1 halaman
    BAB III Fitofar Tugas 6
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Proposal Penyuluhan Kelompok 2 HSBFK
    Proposal Penyuluhan Kelompok 2 HSBFK
    Dokumen8 halaman
    Proposal Penyuluhan Kelompok 2 HSBFK
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Bab Ix Emulgel
    Bab Ix Emulgel
    Dokumen2 halaman
    Bab Ix Emulgel
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Tugas Toksikologi1
    Tugas Toksikologi1
    Dokumen10 halaman
    Tugas Toksikologi1
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen2 halaman
    4
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Tren Kecantikan Selalu Berkembang Dari Masa Ke Masa
    Tren Kecantikan Selalu Berkembang Dari Masa Ke Masa
    Dokumen2 halaman
    Tren Kecantikan Selalu Berkembang Dari Masa Ke Masa
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat
  • Aik 1
    Aik 1
    Dokumen1 halaman
    Aik 1
    Annisa Amelya Marganingrum
    Belum ada peringkat