Anda di halaman 1dari 7

Macam-macam teknik sampling

Teknik sampling dibagi atas 2 yaitu :


1. Teknik sampling probabilitas/cara acak (Random)
Teknik sampling probabilitas dapat kita sebut dengan random
sampling. Random sampling/sampling probabilitas adalah sesuatu cara
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan atau peluang yang sama
untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Maksudnya jika elemen
populasinya ada 50 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap
elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi
sampel. Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara
acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan
nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan  kerangka sampling adalah
daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai
sampel. Elemen populasi bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang
kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda.
Macam-macam sampling probabilitas :
1) Simple random sampling :
Simple random sampling merupakan suatu teknik sampling yang
dipilih  secara acak, cara ini dapat diambil bila analisa penelitian
cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum. Setiap unsur populasi
harus memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Contoh: misal ada “pembiayaan pembangunan pendidikan dasar di
jawa barat”, sampelnya adalah seluruh SD dan SMP yang ada di jawa
barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan secara
random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang
SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama.
2) Stratified random sampling :
Stratified random sampling  merupakan suatu teknik sampling
dimana populasi kita bagi kedalam sub populasi (strata), karena
mempunyai karakteristik yang heterogen dan heterogenitas tersebut
mempunyai arti yang signifikan terhadap pencapaian tujuan penelitian,
maka penelitian dapat mengambil dengan cara ini. Setiap stratum dipilih
sampel melalui proses simple random sampling.
Contoh: misalnya ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap
manajer terhadap suatu kebajikan. Dia menduga bahwa manajer tingkat
atas memiliki sikap yang positif terhadap kebajikan perusahaan. Agar
dapat menguji dugaan teresebut maka sampelnya harus terdiri dari
manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Kemudian dari masing-
masing. Strata dipilih manajer dengan teknik simple random sampling.
3) Cluster random sampling/sampel gugus :
Cluster random sampling/sampel gugus  merupakan cara
pengambilan sampel dengan cara gugus. Populasi dibagi keadalam
satuan-satuan sampling yang besar yang disebut cluster. Berbeda dengan
pembentukan strata, satuan sampling yang ada dalam tiap kluster
harus relatif heterogen. Pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1)
memilih kluster dengan cara simple random sampling. (2) memilih satuan
sampling dalam kluster. Jika Pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali
disebut multi-stage cluster sampling.
Contoh : misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas,
karena jawa barat sangat luas, dipilihlah kabupaten/kota tertentu sebagai
sampel klaster ke-1 secara random. Dari tiap kabupaten terpilih dilakukan
pemilihan lagi, yaitu kecamatan-kecamatan tertentu dengan cara random
sebagai sampel klaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing kecamatan
dilakukan pemilihan sekolah yang juga dilakukan secara random.
4) Systematic sampling atau sampel sistematis :
Systematic sampling atau sampel sistematis merupakan teknik
sampling jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan
tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan
sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti
untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang
bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.
Contoh : misalnya  setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa
dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan
sampel tergantung pada  ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya,
dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil
adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu,
kedua, dan seterusnya adalah 25.
5) Area sampling atau sampel wilayah :
Area sampling atau sampel wilayah merupakan teknik sampling
yang dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.
Contoh : misalnya seorang marketing manajer sebuah stasiun tv
ingin mengetahui tingkat penerimaan masyarakat jawa barat atas sebuah
mata tayangan, teknik pengambilan sampel dengan area sampling sangat
tepat.
2. Teknik sampling nonprobabilitas/nonrandom sampling atau sampel
tidak acak
Teknik sampling nonprobabilitas adalah suatu teknik pengambilan
sampel secara tidak acak nonrandom sampling/tidak semua populasi
mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Pada saat
melakukan pemilihan satuan sampling tidak dilibatkan unsure peluang,
sehingga tidak diketahui unsure peluang sesuatu unit sampling  terpilih
kedalam sampling. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa
disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah
direncanakan oleh peneliti. Sampling tipe ini tidak boleh dipakai untuk
menggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena dalam penarikan
sampel sama sekali tidak ada unsur probabilitas.
Macam-macam  sampling nonprobabilitas :
1) Convenience sampling / sampel yang dipilih dengan pertimbangan
kemudahan :
Convenience sampling / sampel yang dipilih dengan pertimbangan
kemudahan merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak
mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja.
Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ
atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa
penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau
juga captive sample (man-on-the-street) jenis sampel ini sangat baik jika
dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh
penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random).
Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini,  hasilnya
ternyata kurang obyektif.
Contoh : misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang
kebersihan wilayah jakarta selatan ia menanyakan kepada orang yang ada
dijalan atau orang dia jumpai  bukan orang yang mengerti tentang
kebersihan wilayah jakarta selatan seperti petugas kebersihan atau
mendatangi kantor gubernur atau walikota jakarta selatan.
2) Snowball sampling-sampel bola salju :
Snowball sampling-sampel bola salju merupakan teknik sampling 
yang banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi
penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan
penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih
banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan
orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Satuan sampling dipilih
atau ditentukan berdasarkan informasi dari responden sebelumnya
Contoh : misalnya seorang peneliti ingin mengetahui pandangan
kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu
orang wanita lesbian dan kemudian melakukan wawancara. Setelah
selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa
mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang
berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan
pencarian wanita lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada
pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang
eksklusif (tertutup).
3) Purposive sampling / judgment sampling :
Purposive sampling / judgment sampling merupakan  teknik
sampling yang satuan samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan
tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki
karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel.
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud dan tujuan yang
diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti
menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau
mengetahui informasi yang diperlukan bagi penelitian yang dia buat.
Pengambilan sampel ini dapat dibagi dua yaitu judgment sampling dan
quota sampling:
a. Judgment sampling  adalah teknik pengambilan sampling dimana
sampel yang dipilih berdasarkann penilaian peneliti bahwa dia atau
seseorang yang paling baik jika dijadikan sampel penelitiannya.
Contoh : misalnya dalam suatu perusahaan untuk memperoleh
data tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu
perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik
untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya
memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka
mempunyai “information rich”.
Dalam program pengembangan produk (product development),
biasanya yang dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri, dengan
pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri tidak puas terhadap
produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu berharap pasar
akan menerima produk itu dengan baik.
b. Quota sampling adalah teknik pengambilan sampling dalam bentu
distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih acak
melainkan secara kebetulan saja.
Contoh :  misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki
60%  dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari
30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus
mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan
pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga
puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara
kebetulan saja.
4) Haphazard sampling :
Haphazard sampling  merupakan teknik sampling dimna satuan
sampling dipilih sembarangan atau seadanya, tanpa perhitungan apapun
tentang derajat kerepresentatipannya.
Contoh: misalnya ketika kita akan melakukan penelitian mengenai
kompetensi dosen di sebuah universitas, pertanyaan dapat diajukan
kepada siapapun mahasiswa dari universitas tersebut (sebagai sampel)
yang kebetulan datang pada saat kita berada di sana untuk melakukan
penelitian.

Contoh-contoh data nominal, ordinal, interval dan rasio


1. Nominal
Data berjenis nominal membedakan data dalam kelompok yang bersifat
kualitatif. Dalam ilmu statistika, data nominal merupakan data dengan level
pengukuran yang paling rendah.
Contohnya :
a. Data jenis kelamin pada sampel penelitian departemen pendidikan, data
siswa dikategorikan menjadi ’laki-laki’ yang diwaliki angka 1 dan
’perempuan’ yang diwakili angka 2. Konsekuensi dari data nominal adalah
tidak mungkin seseorang memiliki dua kategori sekaligus dan angka yang
digunakan di sini hanya sebagai kode/simbol saja sehingga tidak dapat
dilakukan operasi matematika.
b. Mengelompokan eskul disuatu sma dari bidang olahraga, data eskul
dikategorikan menjadi “basket” yang diwakili dengan huruf a, kemudian
“footsal” diwakili dengan huruf b dan “bolavoli” diwakili oleh huruf c.
c. Pengelompokan rumah-rumah dalam suatu perumahan, misal dari sebelah
“utara” komplek a, “barat” adalah komplek b, “selatan” adalah c dan arah
“timur” adalah komplek d.
d. Sebuah gedung bioskop, para penonton diberikan no kursi duduk yang
berbeda agar tidak terjadi perebutan kursi.
e. Dalam salah pesantren antara santriwan dan santriwati asramanya
dipisahkan dengan diberisimbol untuk santriwan a2 sedangkan untuk
santriwati adalah b2.
2. Ordinal
Dalam ilmu statistika, data berjenis ordinal mempunyai level
pengukuran yang lebih tinggi daripada data nominal dan termasuk data
kualitatif. Pada data nominal semua data dianggap bersifat kualitatif dan
setara, sedangkan pada data ordinal terdapat klasifikasi data berdasarkan
tingkatannya.
Contohnya :
a. Mengenai tingkat pendidikan yang dikategorikan menjadi ’sd’ yang
diwakili angka 1, ’smp’ yang diwakili angka 2, ’sma’ yang diwakili angka
3, ’diploma’ yang diwakili angka 4, dan ’sarjana’ yang diwakili angka 5.
Sama halnya dengan data nominal, meskipun tingkatannya lebih tinggi,
data ordinal tetap tidak dapat dilakukan operasi matematika. Angka yang
digunakan hanya sebagai kode/simbol saja, dalam contoh tadi tingkat
pendidikan tertinggi adalah ’sarjana’ dan terendah adalah ’sd’ (sarjana >
diploma > sma > smp > sd).
b. Suatu peringkat ranking disuatu kelas misalkan ihsan ranking 1 dan udin
ranking 2 berarti ihsan lebih pintar dari pada udin.
c. Penghitungan suara dalam pemilu, misalkan total suara demokrat 60%, pdi
30%, golkar 20% berarti suara tertinggi di pegang oleh demokrat sebagai
peringkat 1, sehinnga menjadi pemenang dalam pemilu tersebut. 
d. Dalam suatu survei bahwa pelajar di jawa barat 67% mengaku mengalami
seks pranikahsedangkan pelajar di jawa timur hampir 84% mengalami
seks pranikah, dalam hal ini jawatimur memegang angka tertinggi dalam
survei ini.
e. Pada tingkatan taekwondo memiliki beberapa tahapan sabuk misalkan dari
awal sabuk putih,kuning, hijau, biru, merah dan yang terakhir hitam.
3. Interval
Data berjenis interval termasuk dalam kelompok data kuantitatif. Dalam
ilmu statistika, data interval mempunyai tingkat pengukuran yang lebih tinggi
daripada data nominal maupun ordinal. Angka yang digunakan dalam data
ini, selain menunjukkan urutan juga dapat dilakukan operasi matematika.
Angka nol yang digunakan pada data interval bukan merupakan nilai nol yang
nyata.
Contohnya:
a. Interval nilai pelajaran matematika siswa sma 4 surabaya adalah antara 0
sampai 100. Bila siswa a dan b masing-masing mempunyai nilai 45 dan
90, bukan berarti tingkat kecerdasan b dua kali a. Nilai 0 sampai 100
hanya merupakan rentang yang dibuat berdasarkan kategori pelajaran
matematika dan mungkin berbeda dengan mata pelajaran lain.
b. Dasar pemrograman memiliki 1 sks, waktunya adalah 50menit, begitupun
dengan teknik digital yang memiliki 2 sks berarti waktunya 100 menit, dan
yangterakhir yaitu kalkulus memiliki 3 sks waktunya adalah 150 menit
sehingga dapat disimpulkan bahwa selisih data diatas adalah 50 menit.
c. Kecepatan masing – masing orang dalam berkendara di jalan raya,
maharani jika berkendaraan dengan kecepatan 20 – 40 km/jam masuk
keukuran pelan, untuk ichsan dalam berkendaraan memiliki kecepatan 50
– 60 km/jam maka masuk ke dalam ukuran sedang dan yang terakhir
valentina rosi dalam berkendaraannya selalu berkecepatan 70 – 80 km/jam
maka masuk ke ukuran cepat.
d. Rata – rata tinggi badan berdasarkan usia, untuk anak – anak yang berusia
6 – 12 memiliki rata – rata tinggi badan 130 – 145 cm, untuk remaja yang
berusia 13 – 18 memilikirata – rata tinggi badan 146 – 160 cm, dan untuk
dewasa yang berusia 19 – 26 cm memiliki rata – rata tinggi badan 161 –
199 cm.
e. Pengiriman barang ke berbagai tempat, seperti contoh diatas
sintamengirimkan barang dari bandung ke jakarta dengan harga rp.
10.000,- /kg, dan santi mengirimkan dari bandung ke yogyakarta dengan
harga rp. 20.000,- /kg sedangkan santamengirimkan barang dari bandung
ke surabaya dengan harga rp. 30.000,- /kg.
4. Rasio
Dalam ilmu statistika, data rasio merupakan tipe data dengan level
pengukuran yang paling tinggi dibandingkan dengan tipe data lain. Data ini
termasuk dalam kelompok data kuantitatif. Angka yang digunakan pada data
ini menunjukkan angka yang sesungguhnya, bukan hanya sebagai symbol dan
memiliki nilai nol yang sesungguhnya. Pada data ini, dapat dilakukan
berbagai operasi matematika.
Contohnya :
a. Dalam sebuah bank, seseorang mempunyai tabungan dengan saldo
10.000.000 rupiah. Angka tersebut menunjukkan bahwa orang tersebut
benar-benar mempunyai saldo sebesar 10.000.000 rupiah. Jika seseorang
mempunyai saldo -1.000.000 rupiah berarti orang tersebut mempunyai
hutang sebesar 1.000.000 rupiah. Sedangkan jika seseorang mempunyai
saldo 0 rupiah berarti orang tersebut tidak mempunyai tabungan maupun
hutang.
b. Nilai raport siswa sma dimana masing – masing siswa memiliki nilaiyang
berbeda yaitu muiz mendapatkan nilai 100 (a), cinta 80 (b), dan putri 60
(c) jika dilihat dariskala rasio nilai muiz memiliki nilai lebih 20 dari pada
nilai cinta, cinta memiliki nilai lebih 20dari pada nilai putri, dan nilai putri
kurang 40 untuk sama dengan muiz.
c. Berat bayi dimana bayi a beratnya adalah 3, b adalah 2, dan c adalah
1, jika dilihat menggunakan skala rasio berat badan bayi a tiga kalilipat
dari berat badan bayi c, berat badan bayi b dua kalilipat dari c.
d. Tinggi badan dari masing – masing data yang dikumpulkan, jika dilihat
dari skala rasio ichsan lebih tinggi 10 cm dari pada muiz, dan muiz lebih
tinggi 10 cm dari pada chaby, dan chaby paling pendek diantara ichsan
dengan muiz.
e. Pekerjaan dan penghasilan bulanan, dimana gajihnya bermacam – macam,
jika dilihat berdasarkan skala rasio gajih ichsan lebih besar dari pada
gajihkosim sebagai karyawan, dan gajih udin lebih lebih kecil dari pada
gajih kosim. 

Anda mungkin juga menyukai