DI RS WAHIDIN SUDIROHUSODO
RAHMI SYURYANI
R014191007
CI LAHAN CI INSTITUSI
[ ] [ ]
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ANALISA TINDAKAN
Hari Ke-1 (14 Oktober 2019)
A. Tindakan yang dikerjakan
Tindakan yang dikerjakan adalah pemasangan infus. Pemasangan infus dilakukan
pada tanggal 14 Oktober 2019 pada saat dinas malam pertama pada By.Ny. F di kelas IIa.
Pemasangan infus ini dilakukan karena IV kateter yang sebelumnya seperti ada tanda-
tanda phlebitis yaitu kemerahan diarea insersi. Pasien masuk pada tgl 07/10/2019 dengan
dignosa Stenosis Ani susp. Hischprung disease + sepsis neonatorium +
Hiperbilirubinemia + Syndrom down.
B. Justifikasi tindakan yang dilakukan
Tindakan ini dilakukan guna mempertahankan cairan dan elektrolit klien dan sebagai
jalur masuk pemberian obat-obatan dan nutrisi parenteral kedalam tubuh klien.
C. Teori singkat tindakan
Pemasangan infus intravena (intravenous fluids infusion) adalah tindakan yang
dilakukan pada pasien yang memerlukan masukan cairan atau obat langsung ke dalam
pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set [
CITATION Mub151 \l 1057 ].
Tujuan pemasangan infus:
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,
vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat
melalui oral.
2. Memperbaiki keseimbangan asam basa.
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah.
4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan ke dalam tubuh.
5. Memonitor tekan Vena Central (CVP).
6. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan
Persiapan alat:
1. APD/handscoond
2. IV kanulasi pack/abocath
3. Tourniquet kecil
4. Spoit dan T-piece ekstensi prima dengan NaCl 0,9%
5. Cairan sesuai kebutuhan
6. Spalak empuk sesuai ukuran
7. Plester untuk fiksasi
8. Kasa steril
Prosedur tindakan:
1. Secara formal mengidentifikasi pasien dan memperkenalkan diri kepada orang tua
jika ada, jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Mengidentifikasi vena yang cocok untuk kanulasi, pemilihan ukuran harus
memperhitungkan vena dista, dengan dengan kanulasi proksimalsetelah digunakan
sebelumnya.
3. Palpasi vena yang dipilih untuk memilih lurus atau tidak.
4. Dekatkan troly alat yang telah disiapkan
5. Mencuci tangan dengan tepat, lalu pakai APD/handscoond
6. Desinfeksi area insersi dengan kapas alkohol
7. Jangan meraba vena setelah di desinfeksi
8. Pastikan kanula berada pada posisi yang tepat, dukung anggotaa tubuh dengan
tangan petugas, tahan kulit dan vena sedikit kencang dan masukkan kanula pada
vena dalam satu gerakan halus disudut yang dipilih untuk kedalaman vena
9. Setelah kanula masuk cek ada darah atau tidak dengan menarik sedikit jarum
kanula, masukkan kanula perlahan-lahan hubungkan T-piece dan flush kanula
dengan NaCl 9,0% lalu periksa alirannya, ada pembengkakan, kebocoran dll.
10. Jika kanula sudah terpasang dengan tepat lakukan fiksasi untuk mengamankan
kanula, tetap pertahankan kesterilan, dan fiksasi dilakukan dengan catatan bahwa
setiap saat area insersi dapat divisualisasi.
11. Stabilkan ekstremitas dengan menggunakan papan tungkai lengan empuk/spalak
pastikan jari-jari terbuka.
12. Setelah selesai peralatan dirapikan dan dibereskan
13. Mencuci tangan dan dokumentasikan tindakan
D. Hasil tindakan
Tindakan pemasangan infus pada By. Ny. F telah selesai dilakukan sehingga
kebutuhan nutrisi dan terapi intravena pada anak dapat dilanjutkan.
E. Analisa tindakan
Secara keseluruhan pemasangan infus yang dilakukan sudah sesuai dengan teori,
hanya pada beberapa tindakan ada sedikit perbedaan seperti setelah kanula berhasil
mengenai vena sasaran dilapangan kanula tidak disambungkan langsung dengan T-piece
tetapi menggunakan spoit 1cc yang berisi cairan NaCl 0,9% untuk melihat apakah ada
bengkak, kebocoran dll, jika tidak ada masalah baru lah kanula disambungkan dengan T-
piece lalu disambungkan dengan cairan atau obat yang telah disiapkan. Selain itu diteori
masih menggunakan spalak empuk dengan catatan harus tetap bisa diobservasi secara
visual sedangkan yang ditemukan dilapangan sudah tidak menggunakan spalak.
F. Hambatan
Hambatan pemasangan infus pada bayi adalah kecilnya tangan bayi yang
menyebabkan sulit untuk menemukan vena yang akan ditusuk IV kateter. Selain itu juga
bayi sudah mendapat beberapa kali tusukan atau pemasangan sebelumnya sehingga harus
di carikan lokasi baru yang venanya masih baik untuk di pasangi infus.
G. Kesimpulan dan saran
Petugas kesehatan dalam melakukan tindakan sebaiknya menyiapkan alat dan
memastikan alat siap untuk digunakan serta menyiapkan beberapa abochat baru
kemudian ke pasien untuk melakukan pemasangan infus. Prosedur baik dilakukan saat
bayi dalam keadaan mengantuk dari pada dalam kondisi aktif untuk memudahkan
tindakan dan menghindari penusukan berkali-kali.
ANALISA TINDAKAN
Hari Ke-2 (15 Oktober 2019)
D. Hasil tindakan
Injeksi obat melalui intravena telah dilakukan pada bayi By. Ny. M. Obat yang
diinjeksikan adalah ceftazidine 75 mg/8 jam/IV.
E. Analisa tindakan
Dalam melakukan pemberian obat melalui intravena, mahasiswa terlebih dahulu
mengecek kembali 7 benar pemberian obat. Mahasiswa melakukan pengecekan 7 benar
dengan cara mengkonfirmasi kepada perawat yang bertugas, mencocokkan dengan gelang
identitas pasien, dan mengkonfirmasi kepada orang tua pasien jika saat pemberian obat
ada orang tua bayi mendamping namun sebelumnya juga telah dijelaskan oleh dokter dan
perawat diruangan. Prosedur yang dilakukan oleh mahasiswa juga telah sesuai dengan
teori. Sebelum memberikan obat, mahasiswa juga melakukan informed consent kepada
orang tua anak. Selama melakukan pemberian obat, mahasiswa memasukkan obat secara
perlahan dan selalu memperhatikan respon klien.
F. Hambatan
Dalam pelaksanaan tindakan, pemberian obat intravena harus di masukkan sepelan
mungkin karena pembuluh darah pada bayi masih sangat rentan. Oleh karena itu butuh
waktu yang lama untuk melakukan injeksi IV pada satu pasien. Terkadang bayipun
meronta dan menangis karena kesakitan terlebih lagi jika oabta yang diberikan itu
golongan antibiotic.
G. Kesimpulan dan saran
Dalam melakukan pemberian obat, mahasiswa sangat perlu memperhatikan 7
benar pemberian obat. Kemudian saat pemberian obat kita harus memasukkannya secara
perlahan untuk meminimalkan resiko cedera dan mengurangi rasa nyeri.
ANALISA TINDAKAN
Hari Ke-5 (18 Oktober 2019)
E. Analisa Tindakan
Secara umum prosedur yang dilakukan sudah sama dengan teori. Hal-hal yang
Royal Conwall Hospital. (2013). Clinical guideline for the care of a neonate, child, or
young person requiring a naso/orogastric tube. Retrieved Oktober 2017, from
Royal Conwall Hospital: https://doclibrary-
rcht.cornwall.nhs.uk/DocumentsLibrary/RoyalCornwallHospitalsTrust/Clinical/Ne
onatal/NasoOrogastricTubeGuidelineForTheCareOfNeonateChildOrYoungPersonR
equiring.pdf
The children’s hospital at wastmeand. (2017). Insertion and management of peripheral
cannulae in neonates-GCNC-CHW. K;/CHWP&P/ePolicy/Apr 17/oos/instrn mgmt
of Peripheral IV Cannulae in GNCN.docx
Wong, D. L. (2008). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.