Manajemen Risiko Oprasional (Vita)
Manajemen Risiko Oprasional (Vita)
Disusun Oleh :
PRAMADAVITA ANDINI, S.Gz, M.M
WIDYAISWARA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah
dan rahmat-Nya, modul Manajemen Risiko Operasional ini dapat diselesaikan. Modul
ini adalah sebagai bahan ajar yang akan diberikan kepada peserta pelatihan
Manajemen Risiko Koperasi dengan peserta yang berasal dari pengurus,
pengawas,maupun manajer koperasi di wilayah Kabupaten/ Kota di Jawa Timur.
Dengan adanya modul ini diharapkan dapat membantu peserta pelatihan dalam
memahami dan melakukan pengendalian dan penyelesaian risiko yang dihadapi
koperasi, khususnya risiko operasional.
Modul ini merupakan hasil dari rangkaian kegiatan focuss group discussion,
seminar penyusunan dan pembahasan kurikulum dan silabi serta modul yang
diselenggarakan oleh UPT Pelatihan Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur dengan
melibatkan seluruh widyaiswara di lingkungan UPT Pelatihan Koperasi dan UKM
Provinsi Jawa Timur serta stakeholder dan pihak-pihak terkait.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian modul ini. Tak dapat dipungkiri masih banyak terdapat kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan isi modul di masa yang akan datang. Akhirnya, kami
berharap semoga modul ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terhadap
kegiatan belajar mengajar di UPT Pelatihan Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur.
Ir. SUMBANGTO, MM
NIP. 19630824 198903 1 011
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................5
A. Latar Belakang.........................................................................................................5
B. Deskripsi Singkat.....................................................................................................6
C. Manfaat Modul.........................................................................................................6
D. Tujuan Pembelajaran..............................................................................................6
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok.......................................................................6
F. Petunjuk Belajar.......................................................................................................7
BAB II DEFINISI RISIKO OPERASIONAL........................................................................8
A. Pengantar Risiko Operasional.................................................................................8
B. Pengertian Risiko Operasional................................................................................8
C. Latihan...................................................................................................................10
D. Rangkuman...........................................................................................................10
E. Evaluasi.................................................................................................................10
BAB III RUANG LINGKUP RISIKO OPERASIONAL......................................................11
A. Ruang Lingkup Risiko Operasional.......................................................................11
B. Jenis Kejadian Risiko Operasional berdasarkan Frekuensi dan Dampak............11
C. Bentuk – Bentuk Risiko Operasional.....................................................................13
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Operasional........................................15
E. Latihan...................................................................................................................16
F. Rangkuman...........................................................................................................17
G. Evaluasi.................................................................................................................17
BAB IV PENGENDALIAN RISIKO OPERASIONAL.......................................................18
A. Pengendalian Risiko Operasional.........................................................................18
B. Standar Organisasi dan Manajemen.....................................................................19
C. Standar Pengelolaan Organisasi...........................................................................20
D. Standar Operasional Prosedur Pengelolaan Usaha Koperasi..............................21
E. Latihan...................................................................................................................22
F. Rangkuman...........................................................................................................22
G. Evaluasi.................................................................................................................22
3
BAB V PENYELESAIAN RISIKO OPERASIONAL.........................................................23
A. Proses Pengelolaan Risiko Operasional...............................................................23
B. Strategi Penyelesaian............................................................................................24
C. Penyelesaian Risiko Operasional..........................................................................24
D. Latihan...................................................................................................................25
E. Rangkuman...........................................................................................................25
F. Evaluasi.................................................................................................................26
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT...................................27
A. Kesimpulan............................................................................................................27
B. Rekomendasi Tindak Lanjut..................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................29
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
B. Deskripsi Singkat
C. Manfaat Modul
Manfaat modul ini adalah sebagai bahan pembelajaran agar koperasi dapat
memahami mengenai manajemen risiko operasional pada koperasi.
D. Tujuan Pembelajaran
Modul ini secara umum ditujukan untuk menambah referensi bagi koperasi
untuk mengidentifikasi dan mengatasi risiko yang akan terjadi.
Modul ini terbagi menjadi 4 (empat) materi pokok. Setiap materi pokok
sebagai didiskusikan dalam satu bab khusus sehingga akan didapatkan empat
bab utama dalam sistematika modul ini. Berikut ini rincian materi pokok dan sub
materi pokok untuk masing-masing bab:
I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
6
II Definisi Risiko Operasional
A. Pengantar Risiko Operasional
B. Pengertian Risiko Operasional
F. Petunjuk Belajar
7
BAB II
Indikator Keberhasilan:
Setelah proses pembelajaran, peserta pelatihan dapat memahami
definisi risiko operasional.
8
Menurut Fahmi, risiko operasional merupakan risiko yang
umumnya bersumber dari masalah internal perusahaan, dimana risiko ini
terjadi disebabkan oleh lemahnya sistem kontrol manajemen
(management control system) yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan.
Menurut Djohanputro, risiko operasional adalah potensi
penyimpangan dari hasil yang diharapkan karena tidak berfungsinya suatu
sistem, SDM, teknologi atau faktor lain. Risiko operasional bisa terjadi pada
2 tingkatan : teknis dan organisasi. Pada tataran teknis, risiko operasional
bisa terjadi apabila sistem informasi, kesalahan mencatat, informasi yang
tidak memadai, dan pengukuran risiko tidak akurat dan tidak memadai.
Pada tataran organisasi, resiko operasional bisa muncul karena sistem
pemantauan dan pelaporan, sistem dan prosedur, serta kebijakan tidak
berjalan sebagaimana mestinya.
Kountur mendefinisikan risiko operasional sebagai risiko-risiko yang
disebabkan oleh faktor-faktor non keuangan yaitu manusia, teknologi, dan alam.
Menurut Hennie Van Greening dan Zamir Iqbal, Risiko operasional adalah risiko
kerugian sebagai akibat dari ketidakcukupan atau kegagalan proses internal,
yang terkait dengan manusia dan sistem, atau risiko eksternal. Risiko
operasional juga terkait dengan risiko kegagalan teknologi, sistem dan modal
analitis.
Pendapat yang lain disampaikan oleh Organisai Institut Bankir Indonesia
(IBI) dalam bukunya Manajemen Risiko, bahwa risiko operasional adalah risiko
yang terjadi akibat kesalahan faktor manusia, kegagalan atau tidak berfungsinya
sistem, kesalahan dalam prosedur kerja, dan akibat faktor eksternal, yang
semuanya merupakan penyebab terjadinya risiko operasional.
Sedangkan menurut Adiwarman A. Karim, Risiko operasional adalah risiko
yang antara lain disebabkan oleh ketidakcukupan aau tidak berfungsinya proses
internal, human error, kegagalan sistem atau adanya problem eksternal yang
mempengaruhi operasional koperasi.
Risiko operasional sebagai risiko kerugian yang timbul dari kegagalan atau
tidak memadainya proses internal, manusia dan sistem, atau kejadian-
kejadian eksternal. Secara umum, risiko operasional terkait dengan sejumlah
masalah yang berasal dari kegagalan suatu proses atau prosedur. Oleh
karena itu, risiko operasional sebenarnya bukan merupakan suatu risiko
9
yang baru. Risiko ini dapat terjadi semua kegiatan usaha baik pada koperasi
maupun UKM.
C. Latihan
D. Rangkuman
E. Evaluasi
10
BAB III
Indikator Keberhasilan:
Setelah proses pembelajaran, peserta pelatihan dapat memahami
definisi risiko operasional
11
rendah dan dampak yang ditimbulkan juga rendah (LF/LI), karena biaya
pengelolaan dan pemantauannya mungkin lebih tinggi dari kerugian yang
ditimbulkan. Sebaliknya, kejadian yang sifatnya HF/HI (atau sering terjadi dan
dampaknya besar) adalah tidak relevan, mengingat kejadian ini akan
mengakibatkan koperasi mengalami kerugian yang besar.
Kejadian yang sifatnya high frequency / low impact (HF/LI) dikelola oleh
koperasi untuk menciptakan efisiensi. Kejadian ini cenderung sudah diantisipasi /
dapat diperkirakan (expected loss) dan dianggap sebagai biaya pelaksanaan
usaha. Misal : untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan karyawan dalam
penyaluran kredit, umumnya dapat diatasi oleh koperasi dengan penerapan
kebijakan dan prosedur rutin yang dilakukan sehari-hari untuk meminimumkan
frekuensi maupun dampaknya.
Untuk kejadian risiko yang bersifat Low Frequency / High Impact perlu
diperhatikan secara seksama mengingat kejadian ini dapat mengakibatkan
kerugian yang sangat besar bahkan dapat menyebabkan kebangkrutan. Dalam
manajemen risiko operasional, koperasi dipersyaratkan untuk memperhitungkan
kerugian yang diperkirakan (expected loss) dan kerugian yang tidak diperkirakan
(un-expected loss) dalam kebutuhan modal bagi risiko operasional.
Expected loss atau kerugian yang diperkirakan didefinisikan sebagai kerugian
yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan usaha secara normal. Jenis kerugian ini
diasumsikan selalu ada sepanjang koperasi melaksanakan kegiatan usahanya.
Oleh karena itu, koperasi telah mengantisipasinya dengan menawarkan harga
produk yang mana didalamnya telah mengcover potensi kerugian.
Un-Expected Loss atau kerugian yang tidak diperkirakan didefinisikan
sebagai kerugian yang timbul dari kejadian luar biasa yang menurut koperasi
potensi kejadiannya sangat kecil dan besarnya kerugian yang ditimbulkan sangat
signifikan jauh berada di atas nilai wajar yang dapat dikategorikan sebagai
kerugian yang diperkirakan.
12
C. Bentuk – Bentuk Risiko Operasional
3. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja terjadi pada Koperasi apabila tidak menerapkan dan
memberlakukan suatu konsep keselamatan dan jaminan bekerja sesuai
dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. Terkadang beberapa koperasi
tidak menerapkan konsep keselamatan dan jaminan kerja sesuai dengan
ketentuan, dengan tujuan menghindari pengeluaran biaya (cost).
13
Penghindaran biaya tersebut mencakup beberapa hal seperti :
a. Biaya asuransi kepada setiap karyawan harus dibayar setiap bulan.
b. Biaya tanggungan pada saat karyawan mengalami kecelakaan dan
pihak asuransi belum menyerahkan ajuan klaim asuransi yang
diajukan. Sehingga menunggu proses keluarnya klaim asuransi
menyebabkan pihak perusahaan harus menanggung sementara
waktu.
c. Jika aturan tentang jaminan dan konsep keselamatan kerja
dicantumkan pada setiap kontrak kerja dengan para karyawan.
14
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Operasional
1. Risiko Proses Internal
Risiko proses internal (internal process risk) adalah risiko yang terkait
dengan kegagalan yang menyebabkan tidak efektifnya penerapan proses
atau prosedur yang berlaku dalam manajemen koperasi. Risiko Proses
Internal ini meliputi:
a. Kesalahan dokumentasi
b. Kurang efektifnya pengawasan (lack of controls)
c. Kesalahan informasi dalam menjual produk
d. Pencucian uang (Money laundering)
e. Kesalahan pencatatan (Incorrect atau insuffient reporting), karena
tidak memenuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku
f. Kesalahan transaksi (Transaction error)
2. People Risk
People Risk adalah risiko yang terkait dengan dan bersumber dari
permasalahan karyawan. Karyawan merupakan aset yang sangat
berharga bagi perusahaan. Namun terkadang terjadi pula peristiwa
dimana karyawan merupakan sumber permasalahan timbulnya risiko
operasional. Risiko itu terjadi, baik sebagai akibat dari tindakan yang
sengaja maupun yang secara kebetulan dilakukan oleh karyawan. Bahkan
juga dalam kenyataannya, risiko operasional dapat terjadi pula pada
bagian organisasi yang berperanan melaksanakan fungsi manajemen
risiko. Dengan demikian menjadi penting sekali untuk memastikan bahwa
seluruh karyawan telah dibekali dengan kemampuan dan keterampilan
yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. People
risk biasanya terkait dengan permasalahan – permasalahan antara lain :
1. Isu kesehatan dan keamanan
2. Tingginya karyawan yang mengundurkan diri
3. Internal fraud
4. Rendahnya peran serta pengurus koperasi
5. Pendidikan dan pelatihan yang sedikit
6. Menaruh kepercayaan berlebihan pada salah satu stafff
15
3. Risiko Sistem
Risiko Sistem adalah risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi
dan sistem. Ketergantungan terhadap kemajuan teknologi dan sistem
menyebabkan datangnya ancaman risiko operasional.
Adapun risiko sistem tersebut pada umumnya disebabkan oleh hal-hal
diantaranya :
a. Kehilangan data
b. Kesalahan penginputan data
c. Tidak memadai pengawasan terhadap perubahan
d. Kesalahan program
e. Ancaman terhadap sistem pelayanan, baik yang menimbulkan
kegagalan atas sebagian atau keseluruhan sistem
f. Masalah keamanan sistem, seperti terjadinya serangan virus dan
hacking terhadap sistem komputer.
g. Kesesuaian sistem
h. Penggunaan teknologi baru yang belum teruji ketangguhannya
4. Risiko Eksternal
Risiko Eksternal adalah risiko yang terkait dan bersumber dari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar pengendalian langsung suatu
koperasi. Risiko eksternal ini dapat mengakibatkan terjadinya kerugian
besar. Contoh risiko eksternal ini yaitu terjadinya perampokan.
Beberapa Koperasi sebenarnya telah aktif memusatkan perhatiannya
pada upaya pencegahan agar terlindung dari akibat risiko eksternal ini.
Misalnya dengan penempatan tenaga pengaman untuk mencegah tindak
kejahatan.
E. Latihan
16
F. Rangkuman
G. Evaluasi
17
BAB IV
Indikator Keberhasilan:
Setelah proses pembelajaran, peserta pelatihan dapat
memahami dan merumuskan cara pengendalian risiko
operasional
18
c. Menyusun kebijakan dan prosedur yang lebih ketat dan rinci
d. Membangun kepekaan sumber daya manusia (SDM) terhadap budaya risiko
dan pemahaman tentang manajemen risiko operasional
e. Mengalihkan risiko melalui asuransi dan lindung nilai (hedging).
f. Meningkatkan pengawasan melekat oleh manajemen
19
b. Misi
Misi lebih ditekankan kepada apa yang harus dipegang sebagai patokan
strategis dan operasional yang perlu dilakukan oleh pihak manajemen
koperasi atau UKM untuk mencapai visinya.
Contoh misi koperasi : menyelenggarakan pelayanan prima kepada anggota
koperasi.
2. Tujuan Pendirian
Tujuan pendirian atau pembentukan koperasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan anggotanya, yang pada akhir periode kerja pencapaian tujuan
tersebut harus dapat ditampilkan dalam laporan promosi ekonomi anggota,
Oleh karena itu tujuan yang sudah dirumuskan harus dapat diterjemahkan ke
dalam ukuran kuantitatif dan dapat diukur dengan satuan uang.
Contoh : tujuan pendirian koperasi adalah untuk meningkatkan pendapatan
anggota koperasi yang memiliki kegiatan usaha produktif.
3. Standar Keanggotaan
Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, Anggota koperasi
adalah pemilik sekaligus pengguna jasa. Hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Anggota sebagai pemilik, yaitu anggota berperan aktif dalam
memberikan masukan kepada pengurus dalam menetapkan kebijakan
koperasi baik dalam forum rapat anggota maupun pada kesempatan
lainnya
Peran anggota dipilih menjadi pengurus dan pengawas, yaitu berperan
aktif dalam melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha koperasi.
Berperan aktif dalam mengikuti rapat anggota.
20
1. Memiliki struktur organisasi yang jelas menggambarkan fungsi, tugas,
wewenang dan tanggung jawab setiap elemen organisasi secara tertulis dan
sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi
2. Memiliki kantor koperasi yang jelas status dan kedudukannya
3. Memiliki identitas organisasi yang jelas diketahui dan disetujui oleh Rapat
Anggota
4. Memiliki kepengurusan yang dipilih dan disetujui oleh Rapat Anggota
5. Memiliki rencana kerja tertulis yang mencakup :
a. Rencana kerja jangka pendek
b. Rencana kerja jangka panjang
c. Rencana operasional pencapaian target kerja
6. Memiliki sistem dan prosedur kerja tertulis
7. Memiliki kelengkapan dan prosedur administrasi tertentu
21
E. Latihan
F. Rangkuman
G. Evaluasi
22
BAB V
Indikator Keberhasilan:
Setelah proses pembelajaran, peserta pelatihan dapat
memahami dan menyelesaikan dampak yang terjadi akibat
risiko operasional
23
B. Strategi Penyelesaian
24
disarankan untuk mencadangkan data penting yang terdapat pada komputer ke
penyimpanan data.
3. Kecelakaan Kerja
Yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengikutsertakan karyawan ke
program asuransi kesehatan dan keselamatan, serta memperbaiki sistem
manajemen kerja dengan cara menerapkan kebijakan dan prosedur yang lebih
detail.
D. Latihan
E. Rangkuman
25
F. Evaluasi
26
BAB VI
A. Kesimpulan
27
3. Koperasi perlu mencadangkan dana untuk mengantisipasi apabila
diperlukan biaya-biaya tidak terduga (maintenance kantor, pembelian
software)
4. Koperasi dapat lebih teliti apabila akan melakukan pembelian barang atau aset
kantor, diharapkan membeli dengan kesepakatan bahwa barang yang dibeli
dapat ditukar kembali
28
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Subagyo. 2014. Manajemen Koperasi Simpan Pinjam. Depok : Mitra Wacana
Media
29