Anda di halaman 1dari 2

7.

Tatalaksana dari Skenario


a) Non-Farmakoterapi
-Menjaga higiene badan
- Menjaga agar kulit tetap kering
- Menggunakan pakaian yang menyerap keringat, longgar dan terbuat dari katun
- Menghindari panas atau kelembaban yang berlebihan.

Farmakoterapi (terapi kausal)


-Asam benzoat 6%, asam salisilat 3% (Salap Whitfield) untuk mengatasi infeksi dan
radang diaplikasikan pada daerah yang terinfeksi.
-antibiotik
Salap tetrasiklin 3% juga bermanfaat. Demikian pula obat anti jamur yang baru
yang berspektrum luas. Hanya pengobatan topikal memerlukan lebih ketekunan dan
kepatuhan penderita.
Eritromisin merupakan obat pilihan utama. Satu gram sehari (4x250mg)
untuk 2-3 minggu. Eritromisin merupakan obat pilihan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri, kemungkinan dengan menghambat disosiasi peptidil t-RNA
dari ribosom, menyebabkan sintesa protein menjadi terganggu. Pada anak-anak,
berat badan umur, dan tingkat keparahan infeksi menentukan dosis yang tepat.Untuk
infeksi yang lebih berat, dosis ganda.

-antijamur
Mikonazol krim 2%, sesuai untuk digunakan di daerah intertriginosa, dioles tipis
untuk mencegah efek maserasi, digunakan dalam 2 minggu.

Referensi: Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Edisi 6 Volume . Jakarta: EGC. Hal 1450-1452

Anda mungkin juga menyukai