a) Non-Farmakoterapi -Menjaga higiene badan - Menjaga agar kulit tetap kering - Menggunakan pakaian yang menyerap keringat, longgar dan terbuat dari katun - Menghindari panas atau kelembaban yang berlebihan.
Farmakoterapi (terapi kausal)
-Asam benzoat 6%, asam salisilat 3% (Salap Whitfield) untuk mengatasi infeksi dan radang diaplikasikan pada daerah yang terinfeksi. -antibiotik Salap tetrasiklin 3% juga bermanfaat. Demikian pula obat anti jamur yang baru yang berspektrum luas. Hanya pengobatan topikal memerlukan lebih ketekunan dan kepatuhan penderita. Eritromisin merupakan obat pilihan utama. Satu gram sehari (4x250mg) untuk 2-3 minggu. Eritromisin merupakan obat pilihan untuk menghambat pertumbuhan bakteri, kemungkinan dengan menghambat disosiasi peptidil t-RNA dari ribosom, menyebabkan sintesa protein menjadi terganggu. Pada anak-anak, berat badan umur, dan tingkat keparahan infeksi menentukan dosis yang tepat.Untuk infeksi yang lebih berat, dosis ganda.
-antijamur Mikonazol krim 2%, sesuai untuk digunakan di daerah intertriginosa, dioles tipis untuk mencegah efek maserasi, digunakan dalam 2 minggu.
Referensi: Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6 Volume . Jakarta: EGC. Hal 1450-1452